Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN ALZHEIMER

OLEH

Ns. Lisa Mustika Sari, M.Kep


Gangguan neurologis degeneratif
Tantangan besar bagi klien , keluargadan pemberi asuhan
keperawatan

Gangguan ini menyebabkan penurunan progresif fungsi


neurologis

Gangguan proses berfikir, gangguan memori, gangguan,


gangguan perpesi visual,mobilitas fisik

Tujuan utama Intervensi membantu klien defisit neurologis


neurologis kronis mencapai tingkat fungsi yang optimal

Kelurarga juga harus diajarkan tentang apa yang akan


terjadi, berbagai hal yg mengalami penurunan, dan
bagaimana memberikan asuhan dan dukungan kepada klien
Penyakit Alzheimer dan dimensia terkait
 Istilah demensia mengacu pada hilangnya
memori, penalran, penilainan dan bahasa
sedemikian rupa hingga mengganggu kehidupan
sehari hari.
 Aktivitas kognitif yang terganggu meliputi
pengambilan keputusa, penilaian,
memori,orientasi spasial, berfikir, penalaran,
perhitungan, kepribadian, komunikasi verbal
 Klien demensia yang mengalami
perubahan perilaku dan keperibadian,
bergantung pada daerah otak yang
terkena ada banyak penyebab demensia.
Karena 0tak mengalami cedera akibat
hipoksia, berkurangnya aliran darah.
 Penyakit alzheimer adalah penyakit degeneratif
neuron koligernik yang merusak dan
menimbulkan kelumpuhan, yang terutama
menyerang orang yang berusia 65 tahun ke
atas, dimana ditandai dengan hilangnya ingatan
dan ffungsi kognitif secraa progresif
Penyebab Alzhiemer
 Penyebab pasti beum diketahui
 Penyakit Parkison
 Penyakit genetik atau metabolik
 Cedera toksik atau traumatik
 Virus lambat
 Proses automimun
 Hidrosefalis tekanan normal
 Demensia multi infark
Patofisiologi
Alois Alzhiemer pertema kali
Penyakit ALZHEIMER menjelaskan tentang demensia,
Perubahan yang ditemukan
menganggu tiga proses syaraf, diman dia mengunakan teknik
disebut plak beta amiloid dan
yaitu komunikasi, metabolisme perwarnaan baru pada jaringan
kusut neurofibriler
dan perbaikan otak untuk menunjukan
perubahan patologis

Pada azheimer Protein tau


berubah secara kimia dan Terminal syaraf yang mengalami
Plak terbentuk di hipokampus
mengalami kekusutan, setelah degeneratif, baik dendritik
yaitu area otak yang membantu
kusut tubulus mengalami dege maupun aksonal, mengandung
menyediakan memori
nerasi, begitu juga sel sel yang protein amiloid
ditopangnya

Perubahan yang terjadi pada otak


penderita alzhemimer penebaln
Kerusakan tersebut mengalami
leptomeningens, penyusutan
menyebabkan kegagalan memori,
gyrus, pelebaran sulkus,
perubahn perilaku, maslah
pembesaran ventrikel,
pelaksanan aktivitas sehari hari
penyusutan hipokampus, atrofi
umum
Manifestasi Klinis
 Kehilangan memori
 Kesulitan melakukan aktivitas sehari
 Kesulitan berbahasa
 Kesulitan tidur
 Disoritasi waktu dan tempat
 Penurunan kemmapuan dalam
memutuskan sesuatu
Penatalaksanaan
 Manajemen medis
 Mempertahankan fungsi mental
 Mengunakan obat obatan
 Penanganan pasien alzheimer melibatkan
baik klien mupun keluarga, obat penenagn
dan anti depresi dapat digunakan dalam
mengendalikan tingkah laku klien
Pemeriksaan Diagnostik
 CT SCAN untuk mengidentifikasi dilatasi
ventrikel dan pembesaran sulkus serta artrofi
serebaral dai bagian otak yang paling berpengaruh
 MRI mgnetic resonance imaging ,
 tomografi komputer emisi positron tunggal (
SPECT), Tomografi emisi positron ( PET )
untuk mendeteksi perubahan fungsi otak
Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan hitung darah lengkap
 Pemeriksaan elektrolit serum,
 Laju endap darah
Proses Keperawatan

Pengkajian
•Pengumpulan data klien baik subjektif maupun objektif pada gangguan sistem persarafan
meliputi anamnesis riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan
pengkajian psikososial

• a.Identitas klien
•Meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, 50% populasi berusia lebih dari
85tahun), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk

Anamnesis rumah sakit,nomor register, diagnostik medis.

• b. Keluhan utama
• Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien dan keluarga untuk menerima pertolongan kesehatan
adalah penurunan daya ingat, perubahan kognitif, dan kelumpuhan gerak ekstermitas .

Riwayat •Pada anamnesis, klien mengeluhkan sering lupa dan hilangnya ingatan yang baru. Pada
beberapa kasus, keluarga sering mengeluhkan bahwa klien sering mengalami tingkah laku

Penyakit Saat
aneh dan kacau serta sering keluar sendiri tanpa meminta izin pada anggota keluarga yang
lain sehingga sangat meresahkan anggota keluarga yang menjaga klien.
•Pada tahap lanjut dari penyakit, keluarga sering mengeluhkan bahwa klien menjadi tidak

ini
dapat mengatur buang air, tidak dapat mengurus keperluan dasar sehari-hari, atau
mengenali anggota keluarga.
. Riwayat •Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi.

penyakit dahulu Diabetes melitus, penyakit jantung, penggunaan obat-obatan anti-ansietas


(benzodiazepin), penggunaan obat-obat antikolinergik dalam jangka waktu
yang lama, dan riwayat sindrom Down yang pada suatu saat kemudian
menderita penyakit alzheimer pada usia empat puluhan

Riwayat •Penyebab penyakit alzheimer ditemukan memilki hubungan genetik yang

penyakit jelas. Diperkirakan 10-30% klien alzheimer familiar (FAD). Pengkajian


adanya anggota generasi terdahulu yang menderita hipertensi dan
diabetes melitus diperlukan untuk melihat adanya komplikasi penyakit
keluarga lain yang dapat mempercepatt progresifnya penyakit.

Pengkajian • Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai respons emosi
klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran klien dalam
keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan

psiko-sosio- sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Adanya


perubahan hubungan dan peran karena klien mengalami kesulitan untuk
berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep diri didapatkan
spiritual klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak
kooperatif. Perubahan yang terpenting pada klien dengan penyakit alzheimer
adalah penurunan kognitif dan penurunan memori (ingatan)
Diagnosa Keperawatan

 1. Defisit perawatan diri


(makan,minum,personal hygiene)yang
berhubungan dengan perubahan proses berfikir.
 2. Perubahan nutrisi:kurang dari kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan intake tidak
adekuat,perubahan proses berfikir
 3. Kerusakan komunikasi verbal yang
berhubungan dengan perubahan proses berfikir
 4. Koping individu tidak efektif yang
berhubungan dengan perubahan proses piker dan
disfungsi karena perkembangan penyakit.
Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan perubahan proses pikir.
Tujuan : Dalam waktu 2x24 jam terjadi peniingkatan dalam perilaku berkomunikasi
yang efektif sesuai dengan kondisi dan keadaan klien.
Kriteria hasil : Membuat teknik/metode komuunikasi yang dapat dimengerti sesuai
kebutuhan dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
INTERVENSI
 Kaji kemampuan klien untuk berkomunikasi.
 Menentukan cara-cara komunikasi seperti mempertahankan kontak
mata, pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak, menggunakan kertas dan
pensil/bolpoin, gambar, ataupun papan tulis; bahan isyarat, perjelas arti
dari komunikasi yang disampaikan..
 Letakkan bel atau lampu panggilan ditempat yang mudah dijangkau dan
berikan penjelasan cara menggunakannya.
 Buatlah catatan dikantor perawat tentang keadaan klien yang tak dapat
berbicara.
 Mengingatkan staf perawat untuk berespon dengan klien selama
memberikan perawatan.
 Buat rekaman pembicaraan klien
 Anjurkan keluarga atau orang lain yang dekat denga klien untuk
berbicara dengan klien, memberikan informasi tentang keluraganya dan
keadaan yang sedang terjadi.
 Kolaborasi dengan ahli bicara bahasa.
Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan perubahan proses pikir dan disfungsi
karena perkembangan penyakit.
Tujuan : Dalam waktu 2x24 jam koping individu menjadi efektif.
Kriteria hasil : Mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terddekat tentang situasi dan
perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi, mengakui dan
mengabungkan perubahan kedalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negatif.

 INTERVENSI
 Kaji perubahan dari gangguan persepsi daan hubungan dengan derajat ketdakmampuan.
 Dukung kemampuan koping.
 Catat ketika klien menyatakan terpengaruh seperti sekarat atau mengingkari dan menyatakan inilah
kematian.
 Pernyataan pengakuan terhadap penolakan tubuh, mengingatkan kembali fakta kejadian tentang
realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.
 Membantu klien untuk melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh
tubuh. Mengizinkan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.
 Beri dukungan psikologis secara menyeluruh.
 Bentuk program aktivitas pada keseluruhan hari.
 Anjurkan orang yang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan hal-hal untuk dirinya semaksimal
mungkin.
 Dukung perilaku/usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.
 Monitor gangguan tidur peningkatan kesulitan kosentrasi, letargi, dan witdhrawal.
 Kolaborasi:
 Rujuk pada ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

Anda mungkin juga menyukai