Anda di halaman 1dari 235

KUSTA adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh kuman


Cara Penularan : Mycobacterium leprae yang
-manusia merupakan satu sa terutama menyerang saraf tepi,
tu nya sumber penularan. kulit dan organ tubuh lain kecuali
susunan saraf pusat.
-Penularan terjadi dari
penderita kusta yang tidak
diobati ke orang lain melalui MASA INKUBASI :
pernafasan atau kontak kulit
yang lama. 2 – 5 TAHUN BISA KURANG
ATAU LEBIH
KUSTA adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh kuman
Cara Penularan : Mycobacterium leprae yang
-manusia merupakan satu sa terutama menyerang saraf tepi,
tu nya sumber penularan. kulit dan organ tubuh lain kecuali
susunan saraf pusat.
-Penularan terjadi dari
penderita kusta yang tidak
diobati ke orang lain melalui MASA INKUBASI :
pernafasan atau kontak kulit
yang lama. 2 – 5 TAHUN BISA KURANG
ATAU LEBIH
100 ORANG YANG TERPAPAR :

- 95 ORANG KEBAL
- 5 ORANG SAKIT
* 3 ORANG SEMBUH
DNG SENDIRINYA
* 2 ORANG SAKIT..
INFEKSI KUSTA

KEKEBALAN
HUMORAL
Masy BCG
Tetangga (+)
Perilaku Kel
-Gizi
-Higiene
&
Sanitasi
-Sos-Ek
MDT
(+)

KEKEBALAN 2 minggu pengob.


SELULAR (-) menular
SISTEMATIKA PEMERIKSAAN
 Syarat Pemeriksaan :
Pencahayaan, privasi, sistematis
 Anamnesis
 Pemeriksaan :
 - Periksa bercak ( 3 D ) : dipandang menyelu
ruh dan lengkap (dari kepala sampai telapak
kaki) dan kalau bercak kurang jelas :
diterawang Tes mati rasa pada bercak
ditemukan(diraba )
- Palpasi saraf
- Pemeriksaan fungsi saraf .
DIAGNOSIS PENYAKIT KUSTA DITEGAKKAN
JIKA SESEORANG MEMPUNYAI SATU ATAU
LEBIH TANDA UTAMA ( CARDINAL SIGN )
KUSTA YANG DITEMUKAN PADA WAKTU
PEMERIKSAAN KLINIS.
CARDINAL SIGN

PENEBALAN
KELAINAN BTA POSITIF
SARAF DG
KULIT YG
GANGGUAN FS
MATI RASA

KUSTA
TYPE MB :
- BERCAK > 5
TYPE PB : - PENEBALAN SARAF
- BERCAK < 5 DG GGUAN FS > 1
- PENEBALAN SARAF DG - BTA POSITIF
GGUAN FS HANYA 1
- BTA NEGATIF
LETAK SYARAF TEPI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KUSTA

N. Facialis N. Auricularis magnus

N. Medianus N. Radialis

N. Ulnaris

N. Peroneus Communis
N. Tibialis Posterior
FUNGSI NORMAL SARAF
Fungsi
Saraf Motorik Sensorik Otonom
Facialis Mempersarafi Mempersarafi
kelopak mata agar kelenjar keringat,
bisa menutup kelenjar minyak dan
Ulnaris Mempersarafi jari Rasa raba telapak tangan pembuluh darah
tangan ke 4 dan ke : separuh jari ke 4 (jari
5 manis) & ke 5 (jari
kelingking)
Medianus Mempersarafi jari Rasa raba telapak tangan
ibu jari, telunjuk dan bagian ibu jari, jari ke 2,
jari tengah 3, dan separuh jari ke 4.
Radialis Kekuatan
pergelangan tangan
Peroneus Kekuatan
pergelangan Kaki
Tibialis Mempersarafi jari- Rasa raba telapak kaki
posterior jari kaki
Bercak pada tungkai
Bercak pada lengan
Bercak pada lengan dan punggung belakang
Bercak pada tungkai atas depan
Bercak pada pipi dan telinga
PEMERIKSAAN SARAF TEPI
ALUR TATALAKSANA PENDERITA KUSTA
TANDA UTAMA / CARDINAL SIGN

ADA RAGU TIDAK ADA

KUSTA TERSANGKA BUKAN KUSTA

JUMLAH BERCAK atau


a
observasi 3-6 bl
Periksa
JML GG FS SYARAF BTA t
BTA a
u
>5
1-5 TANDA UTAMA
>1
1
BTA(+)
BTA (-) TAK
RAGU
ADA ADA
PB MB RUJUK
Pemeriksaan Bakteriologis
 Mulai pengambilan sediaan yg
diperoleh dari irisan dan kerokan
kecil pada kulit (skin smear)
 diberi pewarnaan tahan asam
disebut Basil Tahan Asam (BTA)
 melihat mycobacterium Leprae
MENGAPA PEMERIKSAAN SKIN SMEAR
DI AKTIFKAN KEMBALI ???

Menurut hasil penelitian, skin smear


berguna utk :
 mempercepat penegakan diagnosis
dan klasifikasi.  7-10 % kasus
klasifikasi PB merupakan kasus MB
dini.
 kasus yang meragukan harus
dilakukan
pem.skin smear.
TUJUAN PEMERIKSAAN
BACTERIOLOGIS

1. Membantu menegakkan diagnosis


2. Membantu menentukan klasifikasi
3. Membantu mendiagnosis kasus relaps
4. Membantu menilai hasil pengobatan
KETENTUAN DLM PENGAMBILAN SKIN
SMEAR
1. Lokasi pengambilan ;
*Cuping telinga ka / ki
*2-3 bercak yg aktif, (kulit muka
dihindari )
*Pada pemeriksaan ulangan
dilakukan
pada lokasi yg sama di + lesi baru
2. Petugas yg mengambil & memeriksa
sebaiknya org yg berbeda
Siapa yg melakukan pemeriksaan
skin smear
Wasor Kab./ Prop. yg pernah dilatih ATAU
siapa saja yg sudah pernah dilatih
INGAT ………………………!!!
Bahwa prosedur pengambilan s.s merupakan
tindakan invasif,…… sebelumnya cuci tangan,
pakai sarung tangan, gunakan peralatan
yang sdh disterilkan dan menggunakan mata
pisau baru untuk setiap pasien.
Indeks Bakteriologi
(Jumlah kepadatan kuman dalam sediaan)

0 Tidak ada BTA dalam 100 LP


1+ 1 – 10 BTA dalam 100 LP
2+ 1 – 10 BTA dlm 10 LP hitung 100 LP
3+ 1 – 10 BTA dlm rata-rata 1 LP 25 LP
4+ 10 – 100 BTA dlm rata-rata 1 LP  25 LP
5+ 100 – 1000 BTA rata-rata 1 LP  25 LP
6 > 1000 BTA dlm rata-rata 1 LP  25 LP
Indeks Morfologi
(Prosentase BTA yg solid terhadap semua BTA)

Cara menghitung IB dan IM

Lokasi Kepadatan Solid Frag./Gran.

1. Cuping Ki 5+ 6 90
2. Cuping Ka 3+ 5 93
3. Paha Ki 4+ 4 91
4. Bokong Ka 2+ 5 94
Jumlah 14 + 20 368
14 +
I B = ------------- = 3,5 +
4

20
I M = -------------- x 100 % = 5,1 %
20 + 368

Bagi petugas yg belum mampu cukup


Menulis negatif atau positif.
Menurut rekomendasi WHO
Prinsip: multiple
MDT
Ripampisin : bacteriosid

DDS: bacteriocid lemah


Bacteriostatis

Lampren: bacteriostatis
Anak
Dewasa 10-14
th
Rifampisin 600 mg Rifampisin 450 mg
Lampren 300 mg Lampren 150 mg
DDS 100 mg
MB Setiap bulan
DDS 50 mg
Setiap bulan
Diminum didepan petugas Diminum didepan petugas

Lampren 50 mg
DDS 50 mg setiap hari
DDS 100 mg
Lampren 50 mg setiap 2 hari
Setiap hari
Diminum dirumah
Diminum dirumah

12 dosis dalam kurun waktu


12-18 bulan
Dewasa Anak
10-14 th

Rifampisin 600 mg Rifampisin 450 mg


PB DDS 100 mg DDS 50 mg
Setiap bulan Setiap bulan
Diminum didepan petugas Diminum didepan petugas

DDS 100 mg DDs 50 mg


Setiap hari Setiap hari
Diminum dirumah Diminum dirumah

6 dosis dalam kurun waktu


6-9 bulan
Pemberian MDT menurut umur
Tipe PB
<5 10-
tahun 5-9 14 > 15 Keter
Jenis Obat
tahun tahu tahun angan
n
Minum
300 450 600 di
Rifampisin mg/bl mg/bl mg/bl depan
n n n petuga
s
Minum
Berdas
25 50 100 di
ar
mg/bl mg/bl mg/ha depan
berat
n n ri petuga
Badan
s
DDS
Minum
25 50 100 di
mg/ha mg/h mg / depan
Tipe MB
<5 10-
Jenis 5-9
tahun 14 > 15 tahun Keterangan
Obat tahun
tahun
300 450
Rifampi Minum di depan
mg/bl mg/b 600 mg/bln
sin petugas
n ln
25 50
Minum di depan
mg/bl mg/b 100 mg/bln
petugas
Berdasa n ln
DDS
r BB 25 100 Minum dirumah
mg/h mg/h 100 mg/hari
ari ari
100 150
Minum di depan
mg mg/b 300 mg/bln
petugas
/bln ln
Clofazi 50 mg Minum dirumah
mine 50
setiap
mg/s
2 50 mg/hari
etiap
semin
2 hari
ggu
Bagi anak di bawah usia 10 tahun, dosis MDT diberikan berdasarkan berat badan.
- Rifampisin : 10-15 mg/kg BB
- DDS : 1-2 mg/kg BB
- Clofazimine : 1 mg/kg BB
Untuk anak berumur kurang dari < 5 th

Dosis sesuai BB

Rifampicine: 10 mg/kg BB
DDS : 2 mg/kg BB
Lampren : 6 mg/kg BB per bulan
Lamprene : 1 mg/kg BB per hari
EFEK SAMPING MDT
Rifampicin DDS
 - kencing merah  - Dermatitis ex

 - gejala flu  - Anemi hemolitik

 - memberatkan  - mual
fungsi hati dan  Neuropathy
ginjal
EFEK SAMPING
Lampren :
 - kulit warna ke hitam ungu

 - kulit kering

 - Gangguan saluran pencernakan

- mual
- diare
- nyeri perut
OBAT HARUS STOP

 Rifampicine:  Lamprene :
- Icterus/ - muntah 2
kuning - diare
- Sesak napas - kejang perut
dan biru
- Pingsan
OBAT HARUS DI STOP

 DDS
- Dermatitis exvoliative
disebut juga DDS syndrom

- Icterus / kuning
ALLERGI RIFAMPICIN
 LAMPRENE 50 mg Tiap hari
 Ofloksasin 400 mg selama 6
bln
 Minosiklin 100 mg

Diteruskan Atau
 L = 50 mg L = 50 mg Tiap
hari
 O = 400 mg M = 100 mg selama
18 bln
ALLERGI LAMPRENE/MENOLAK

 R = 600 mg Dosis
bulanan
 O = 400 mg selama 24
bln.
 M = 100 mg
ALLERGI DDS U/ PB

 Hentikan DDS ganti Lamprene


300 mg /bulan , 50 mg /hari
 selama 6 bulan
DDS SYNDROM
AKIBAT REAKSI KUSTA

MASALAH
SOSIAL,
REAKS NEURIT EKONOMI
KUSTA
I IS DAN STIGMA

GANGGUAN
MOTOTIS,
SENSORIS KECACATAN
DAN
OTONOM
Komponen POD

1. Penemuan dini penderita


2. Pengobatan dgn MDT sampai RFT
3. Deteksi dan penanganan reaksi secara
cepat dan tepat
4. Monitoring fungsi saraf tepi
5. Penyuluhan
6. Perawatan diri
7. Alat bantu
8.Rehabilitasi medik
Definisi

Adalah satu episode dari perjalanan


penyakit kusta yg ditandai
dg peradangan akut
REAKSI

Dapat timbul sebelum, selama dan


sesudah pengobatan.

TIPE I : TIPE II :
ME RESPON ME RESPON
KEKEBALAN KEKEBALAN
SELULER HUMORAL
Jenis reaksi kusta

Type 1 Type 2
Deman ringan spi berat disertai
K.u: demam ringan/tanpa demam
kelemahan umum
Kulit: makula meradang kadang Timbul nodul ENL, merah,
timbul bercak baru lunak, nyeri tekan kadang pecah
Saraf tepi:sering terjadi neuritis dan Jarang terjadi neuritis dan atau
atau gangguan fungsi gangguan fungsi

Terjadinya: segera setelah


setelah pengobatan agak lama
pengobatan

Dapat terjadi: pada PB maupun MB Hanya terjadi pada MB

Sering terkena (sendi,mata,testis,


Organ lain: jarang terkena
Ginjal,kelenjar getah bening)
TYPE I : RINGAN TYPE II : RINGAN

- LESI KULIT TAMBAH - NODUL NYERI TEKAN, DAN


AKTIF, MENEBAL HILANG DLM 2-3 HR.
-TIDAK ADA NYERI TEKAN - DEMAM RINGAN
SARAF DAN GG FUNGSI - TAK ADA NYERI TEKAN
SARAF DAN GG FUNGSI
-TAK ADA GG ORGAN TUBUH

TYPE II : REAKSI BERAT


- NODUL NYERI TEKAN,
JUMLAH >>, ADA ULCUS
TYPE I : REAKSI BERAT
- DEMAM SP BERAT
- LESI KULIT MERAH, - NYERI TEKAN DAN GG
TERABA PANAS, SENDI FUNGSI SARAF
SAKIT. - PERADANGAN ORGAN
- NYERI TEKAN DAN GG TUBUH
FUNGSI SARAF
Reaksi kusta Tipe 1 = Reaksi Reversal

saraf kulit
Sistem Kekebalan Tubuh kuman kusta
Body’s immune system
(Respons seluler)

“perang”
serang !! peradanga
n

Lymphocyt T

Kulit merah,
bengkak, panas
nyeri tekan dan
ggn fungsi saraf.
Situbondo 6-7-2005
Reaksi type I berat
Situbondo 5-7-2005
Reaksi kusta tipe 2 = ENL

SARAF KULIT
Aliran darah sistemik
Pecahan Kuman
mati Globus /
Protein kuman masuk / ikut Kuman
Aliran darah sistemik hancur

Memacu respon kekebalan tubuh


( Immuno kompleks ) Kuman patah-
 patah/hancur
 terurai
Deposit di jaringan dan sebabkan
peradangan di mana-mana
(di luar bercak kusta/saraf)
(respons humoral)
Mengeluarkan Protein kuman

ENL: Nodul2 merah,panas,bengkak,nyeri,


disertai gangguan ke organ2 lain
GANGGUAN FUNGSI SYARAF TEPI

SENSORIK MOTORIK OTONOM

ANESTHESI / KELEMAHAN
MATI RASA GG KEL MINYAK,
OTOT KERINGAT,CIRC
DARAH
TANGAN CORNEA JARI, TANGAN,
REFLEK
KAKI MATA KAKI LEMAH /
KEDIP (-)
MATIRASA MATIRASA LUMPUH
KULIT KERING /
PECAH-PECAH
LAGOPTH TANGAN/KAKI
LUKA INFEKSI ALMUS KITING,
BENGKOK
LUKA/ULCUS
INFEKSI
BUTA
MUTILASI /
ABSORBSI MUTILASI /
ABSORBSI INFEKSI
BUTA
Pemeriksaan fungsi saraf
Facialis
Pemeriksaan raba Saraf Ulnaris
Pemeriksaan fungsi motorik
Saraf Medianus
Pemeriksaan fungsi motorik

Saraf Ulnaris
Pemeriksaan fungsi motorik
Saraf Radialis
Pemeriksaan Rasa Raba
tangan (fungsi sensoris saraf ulnaris
dan medianus)
Pemeriksaan perabaan
saraf Peroneus Communis
Pemeriksaan perabaan
Saraf Tibialis Posterior
Pemeriksaan fungsi
saraf Peroneus Communis
Pemeriksaan fungsi
sensoris saraf Tibialis Posterior
 Adakah Nodul ulcerasi ?
 Adakah bercak aktif /
bengkak didaerah syaraf
Bila ada satu saja
tepi ?
 Adakah nyeri tekan pada
Jawaban “ Ya “
syaraf tepi ? MAKA
 Apakah kekuatan otot / Berarti reaksi berat
rasa raba berkurang dalam perlu
6 bulan terakhir ?
 Adakah Lagopthalmus yang
Diberi prednison.
baru terjadi dalam 6 bulan
terakhir ?
REAKSI RINGAN :
1. BEROBAT JALAN , ISTIRAHAT
DIRUMAH
2. BERI ANALGETIK ANTIPIRETIK
3. CARI FAKTOR PENCETUS
4. MDT DITERUSKAN

REAKSI BERAT :
1. ISTIRAHAT / IMMOBILISASI.
2. PEMBERIAN ANALGETIK ANTIPIRETIK
3. CARI FAKTOR PENCETUS
4. MDT DITERUSKAN DENGAN DOSIS SAMA
5. PEMBERIAN OBAT ANTI REAKSI
1. Pemberian prednisone pada Reaksi Tipe 1 dan 2
berat

     
Dosis
per hari  40
mg 30
mg 20
15
mg 10
mg
mg 5
mg

Minggu
ke :  1 - 2 3 - 4 5 - 6 7 - 8 9 - 10 11 - 12

     
Follow up Pemeriksaan POD
 Pengobatan Reaksi Tipe 2 (ENL) berat berulang
Prednison :

Dosis
per hari 
     
40
mg 30
mg 20
mg 15
mg 10
Minggu mg 5
ke : mg
 STOP

11-12
1-2 3-4 5-6 7-8 9-10

LAMPRENE 3 X 100 mg ( 2 bl ) 2 X 100 mg ( 2 bl ) 1 X 100 mg ( 2 bl )

Pemeriksaan POD tiap 2 minggu

Follow up
1. MEMBAIK : Turunkan Dosis Prenison satu
tingkat.
2. TETAP : Pertahankan / perpanjang 1
mg pada Dosis yang sama.
3. MEMBURUK : Naikkan Dosis 1 tingkat.

DILAKUKAN SETIAP 2 MINGGU


CARA : DNG PEMERIKSAAN P.O.D
EVALUASI PERTAMA : PENURUNAN
NYERI SYARAF.
KHUSUS BILA ADA NEURITIS
ATAU NYERI TEKAN SARAF TEPI

1mgg
Nyeri
Blm kurang 60mg
1mgg 50mg

40mg Nyeri
Blm kurang
2 mgg 2 mgg
Nyeri 2 mgg
40mg 30mg
berkurang 2 mgg
20mg 15
I mgg Nyeri 10

/hilang Nyeri hilang Nyeri hilang Nyeri hilang 5

Nyeri hilang

2 mgg

stop
Dosis prednison untuk anak

Maximal 1mg/kg BB
Lamanya u/ R type 1 min.12 mgg

Contoh: BB 22 kg
Dosis prednison:
20 mg/hr  2mgg ke1
20 mg/2hr 2mgg ke 2
Alternative dose
15 mg/2hr 3 mgg ke 3
10 mg/2hr3 mgg ke 4
5 mg/2hr 3 mgg ke 5
Manajemen Reaksi

SEBELUM PERJALANAN PENYAKIT KUSTA


PENGOBATAN

HARUS DICEGAH !!!

monitoring
fx saraf
PENGOBATAN
REAKSI
MDT
BERAT

RFT

PASKA
PENGOBATAN HARUS BISA DIDETEKSI &
DIOBATI CEPAT DAN TEPAT
DINI

HARUS TETAP WASPADA !!


Jangan biarkan ………… …………ini terjadi !!!

SIAPA YANG BISA MENCEGAHNYA ???

PETUGAS dan PENDERITA


KESEHATAN SENDIRI

Harus ada
komunikasi dua arah
Relaps Reaksi

1th sesudah Waktu Biasanya 6 bl


RFT Setelah RFT
Tidak disertai Gangguan umum Demam sp panas
demam tinggi
Timbul lesi baru Kelainan Kulit Aktifasi lesi lama
Cardinal sign + Tanda radang ( 4
OR)
Tidak nyeri Kelainan syaraf Neuritis ( nyeri
tekan syaraf ) dg gg
fungsi.
MDT Pengobatan POD ->
Prednison
TINGKAT CACAT KUSTA ( WHO )

 CACAT TK. 0 :
Mata, tangan , kaki normal tidak ada kelainan.
 CACAT TK. I :
Ada cacat pada tangan dan kaki akibat
kerusakan syaraf , yang tidak kelihatan dan
ditemukan pada saat pemeriksaan.
 CACAT TK. II :
Ada cacat pada mata, tangan dan kaki akibat
kerusakan syaraf yang langsung dapat dilihat.(
mis: Lagopthalmus, jari kiting, ulcus pada telapak
tangan/kaki dll. )
PERAWATAN DIRI
PRINSIP

3 M:
 1. Memeriksa
 2. Melindungi
 3. Merawat
MEMERIKSA
MELINDUNGI
MERAWAT
 DILAKSANAKAN PENDERITA
SENDIRI

 PAKAI BAHAN SEDERHANA +


SELALU SIAP

 DILAKUKAN SETIAP HARI


PERAWATAN MATA
MEMERIKSA : DG CERMIN
UTK LIHAT MATA MERAH

MERAWAT

MELINDUNGI :
- DARI ANGIN, DEBU, SINAR
MATAHARI,
-WAKTU TIDUR TUTUP MATA
DENGAN KAIN BERSIH
MELINDUNGI
LATIHAN MENUTUP

- Pejamkan mata
dengan kuat

Membantu menutup
Sisa celah dengan
Bantuan tangan

-Menarik tepi mata


kesamping
Aduh indahnya !
PERAWATAN TANGAN
MATI RASA :
 PRINSIP : JARI TANGAN BENGKOK
* RENDAM, GOSOK , OLES  PRINSIP :
 LINDUNGI DARI BENDA RENDAM, GOSOK,
TAJAM DAN TEKANAN OLES
DENGAN PAKAI ALAS / LATIHAN LURUSKAN
SARUNG TANGAN KALAU
BEKERJA.
JARI TANGAN LEMAH
 PRINSIP :
RENDAM , GOSOK ,
MATI RASA ADA LUKA OLES
 PRINSIP : LATIHAN
RENDAM ,GOSOK , OLES
BALUT LUKA.
TUJUAN MERAWAT TANGAN

MENCEGAH KONTRAKTUR /KAKU:


- KULIT : Jaga kelembaban,
kelembutan
dan elastisitas kulit
- OTOT : Supaya gerakan bisa dijaga
maksimal
- SENDI : Jaga gerakan sendi seluas
mungkin ( range of
movement)
RENDAM, GOSOK, OLES
2 CARA

PASIF
LATIHAN AKTIF

- MEMPERKUAT OTOT
Alat bantu tangan
Lindungi tangan saat bekerja
PERAWATAN KAKI
MATI RASA
JARI BENGKOK :
 PRINSIP :
 PRINSIP :
RENDAM, GOSOK DAN OLES
* RENDAM ,GOSOK ,
MINYAK
OLES
HINDARI TEKANAN ATAU
MINYAK
TRAUMA BENDA2 TAJAM :
PAKAI ALAS KAKI, HINDARI * LATIHAN LURUSKAN
BERJALAN JAUH / BERDIRI
LAMA KAKI LUNGLAI :
MATI RASA ADA LUKA  PRINSIP
 PRINSIP : * RENDAM ,GOSOK ,
RENDAM ,GOSOK , OLES OLES
BALUT LUKA. MINYAK
* LATIHAN.
RENDAM, GOSOK, OLES
RENDAM, BERSIHKAN GOSOK

TUTUP LUKA
MENGISTIRAHATKAN
Mengubah sikap harian
KAKI LUNGLAI
PASIF

AKTIF
Latihan aktif
MELINDUNGI
Mereka juga ingin bisa ikut !
HASIL

Dec 2004 April 2005


H
A
S
I
L
PERAN KITA?
INFORMASI & MOTIVASI

OLEH PETUGAS
DILAKUKAN
BERSAMA-
SAMA
ALAT BANTU
BAGAIMANA?

DI PUSKESMAS DI RUMAH SAKIT


SEHARI-HARI:
DIKERJAKAN PENDERITA SENDIRI

PENCEGAHAN
Harapan masa depan
TERIMA KASIH

SUDAH

MEMBANTU

KAMI !!!
Dunia masih
Dunia indah
masih indah
RR - PROGRAM
PENCATATAN

Form-2 Pencatatan di Puskesmas


 Kartu penderita, form Pencatatan
Pencegahan cacat, form evaluasi
pemberian prednison
 Register monitoring PB & MB
PELAPORAN
 Puskesmas mengirim Format register
kohort penderita ke kabupaten, setiap 3
bulan.
 Wasor kabupaten memasukkan kohort
masing2 Puskesmas ke kohort
electronics.
Hasil kohort electronics dikirim ke
Propinsi setiap 3 bulan sekali.
* Wasor Propinsi merekapitulasi Laporan
Kabupaten , dan hasilnya dikirim ke
pusat setiap 3 bulan sekali.
PROGRAM P2 KUSTA
Program P2 Kusta

 Tujuan
 Kebijakan
 Strategi
 Kegiatan
Indikator Penilaian Program
 Indikator utama untuk monitoring kemajuan
 Penemuan kasus baru/100.000 pddk ( CDR )
 RFT rate
 Prevalensi Rate (penderita terdaftar)

 Indikator tambahan penemuan kasus baru


 Cacat tingkat 2
 Proporsi Anak
 Proporsi MB

 Indikator tatalaksana & follow up penderita


 Dx kasus baru yang benar berdasarkan validasi
 Proporsi Putus Pengobatan ( Default )
 Jml penderita relaps
 Proporsi cacat selama MDT
RUMUS-RUMUS INDIKATOR & ARTINYA
 Case Detection Rate (CDR)
= Angka penemuan penderita
Menggambarkan tingkat endemisitas dan
aktivitas penemuan penderita
 Rumus :
Jumlah penderita baru yang ditemukan dalam
waktu tertentu (1 tahun)
--------------------------------------------------- x
100.000 penduduk
Jumlah penduduk pada periode waktu tertentu
Proporsi cacat tingkat 2 (di antara
kasus baru)

 Menunjukkan keterlambatan penemuan


yang merupakan bagian dari penampilan
kerja (kinerja) dari petugas/efektifitas
program serta pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit kusta.

 Rumus :
Jumlah kasus baru dengan cacat tingkat 2 dalam
suatu periode waktu
-------------------------------------------------------------
---- x 100 %
Jumlah penderita baru dalam periode waktu tersebut

Nilainya : ≤ 5 %
Proporsi anak (di antara kasus baru)

 Menggambarkan tingginya
penularan di daerah tersebut
mengingat masa inkubasi
kusta yang lama.
 Rumus :
Jumlah kasus baru < 15 tahun pada periode
tertentu
--------------------------------------------------------
-------------- x 100%
Jumlah penderita baru pada periode tersebut

Nilainya : ≤ 5%
Proporsi MB (di antara kasus baru)

 Menggambarkan prosentase
penderita kusta tipe MB di antara
kasus baru. Hal ini menun jukkan
tingginya penularan di masyarakat.

 Rumus :
Jumlah penderita baru tipe MB dalam periode
tertentu
----------------------------------------------------------
------------- x 100 %
Jumlah penderita baru dalam periode tersebut
RFT Rate = Angka Kesembuhan

 RFT Rate PB
Jumlah penderita PB yang selesai pengobatan 6 blister
dalam jangka waktu 6-9 bulan
----------------------------------------------------------------------
x 100 %
Jumlah penderita PB yang mulai pengobatan pada periode
kohort yang sama

 RFT Rate MB
Jumlah penderita MB yang selesai pengobatan 12 blister
dalam jangka waktu 12-18 bulan
------------------------------------------------------------------------
x 100 %
Jumlah penderita MB yang mulai pengobatan pada periode
kohort yang sama

Target Angka kesembuhan ≥ 90%


PREVALENSI RATE
• Menunjukkan besar masalah
• Menentukan beban kerja sebagai
dasar perencanaan
• Sebagai alat evaluasi
• Rumus:
Jumlah penderita tercatat (pada waktu
tertentu) X 10.000
Jumlah penduduk (pada waktu
tertentu)
Nilai : ≤ 1 per 10.000 penduduk
DEFAULT : MANAJEMEN :

Adalah penderita Kusta yg DEFAULT ke 1 :


tidak mengambil obat : Periksa kembali
adakah tanda aktif .
PB : lebih dari 3 bulan Bila ada obati mulai
MB : lebih dari 6 bulan. dari awal sesuai
dengan klasifikasi
KUMULATIF !!! pada saat itu.
Untuk penderita DEFAULT DEFAULT ke 2 :
dikeluarkan dari register, kalau Lanjutkan
masuk kembali dikategorikan pengobatan / sisa obat
sebagai penderita ulangan, sampai lengkap
dengan klasifikasi sesuai
cardinal sign yang ditemukan DEFAULT ke 3 :
wak tu itu. Rujuk
PENYULUHAN
PRINSIP PENYULUHAN

 Tujuan Penyuluhan Kusta


 Agar penderita, keluarga,
masyarakat dan tokoh-tokoh
masyarakat memahami mengenai
penyakit kusta dan turut berperan
aktif dalam program
penanggulangan penyakit kusta.
Sasaran Penyuluhan Kusta
Sasaran dapat dikelompokkan dalam 3
segmen :
 Sasaran Primer : adalah orang yang
diharapkan berperilaku seperti yang
diharapkan.Misalnya penderita
 Sasaran Sekunder : adalah orang
yang bisa mempengaruhi sasaran
primer. Misalnya tokoh masyarakat
 Sasaran Tersier : sasaran yang
mencakup orang-orang yang
berpengaruh atau pengambil
keputusan. Misalnya Pak Camat.
Metode, teknik atau media
Penyuluhan Kusta
Cara memilih suatu metode, teknik atau media
penyuluhan tentang penyakit kusta
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

 Tujuan Penyuluhan
 Kemampuan Penyuluh
 Kemampuan sasaran penyuluhan
 Besar-kecilnya kelompok sasaran
 Waktu yang tersedia
 Fasilitas yang tersedia
Penyuluhan Kepada Penderita
Baru
Tujuan :
 Penderita mengetahui fakta yang
benar tentang penyakit kusta,
pengobatannya dan pentingnya
berobat teratur

 Tindakan yang perlu dilakukan bila


keadaan penyakit bertambah berat
Isi Pesan Pada Penderita Baru
 Sebab penyakit
 Bisa disembuhkan dengan
pengobatan teratur
 Efek samping obat
 Hal-2 yang perlu diwaspadai
dan kemana mencari
pertolongan
 Kegunaan kartu pengobatan
dan jadwal pengambilan obat
berikutnya
Penyuluhan Kepada Keluarga
Penderita Baru

Tujuan Penyuluhan
 Keluarga dapat membantu
mengawasi keteraturan minum
obat
 Keluarga mengetahui perlunya
perawatan diri (jika penderita
yang anggota keluarga
mengalami cacat)
Penyuluhan Kepada Penderita reaksi
dan Keluarganya

Tujuan Penyuluhan
 Mengetahui dan memahami
reaksi
 Mengerti langkah-langkah yang
perlu dilakukan bila terjadi
reaksi.
Isi Pesan
 Sebab terjadinya reaksi
 Saat terjadinya reaksi
 Bahaya reaksi
 Peran penderita dan keluarganya
dalam pengobatan reaksi kusta dan
monitoring fungsi sarafnya
 Peran penderita dan keluarga dalam
mencari dan mengatasi faktor
pencetus
Penyuluhan kepada penderita yang
telah dinyatakan selesai
pengobatan (RFT) & keluarga

Tujuan Penyuluhan
 Penderita memahami arti
sembuh/RFT.
 Mewaspadai tanda-2
bahaya
 Penderita memahami cara
perawatan diri (bila ada
cacat)
Isi Penyuluhan
 Penderita tidak perlu makan obat
MDT lagi
 Obat bukan menyembuhkan
cacatnya, (bagi penderita yang
terlanjur mengalami cacat
permanen)
 cara merawat diri untuk mencegah
bertambahnya cacat (gunakan
leaflet yang sesuai)
Penyuluhan Kepada Masyarakat

Tujuan Penyuluhan
 Masyarakat mengetahui fakta
yang benar tentang penyakit
kusta.
 Masyarakat memahami
beberapa istilah yang keliru
tentang kusta dalam
masyarakat.
Pesan-pesan yang perlu
disampaikan

 Fakta yang benar tentang sebab


penyakit kusta dan
penularannya
 Peran dan dukungan terhadap
penderita (Tidak mengucilkan
penderita dan keluarganya)
 Peran masyarakat dalam
penanggulangan penyakit kusta
ASPEK PENTING DALAM PENYULUHAN :
……………

KOMUNIKASI
KOMUNIKASI

Adalah proses pertukaran


informasi, pikiran, pendapat,
perasaan lewat kata-kata,
isyarat, bahasa tubuh dari
pemberi pesan ke penerima
pesan
UNSUR KOMUNIKASI

PESAN

PEMBERI PESAN SALURAN PENERIMA PESAN


(MEDIA)

PESAN PESAN

UMPAN BALIK
KIP = Komunikasi Inter Personal

1. Komunikasi yang berlangsung


dari satu orang ke orang lain.
Misalnya pasien kusta dengan
petugas kesehatan Puskesmas.
2. Sifatnya dua arah:
3. Cara: Verbal, Non Verbal.
Manfaat
1. Mengenal diri sendiri dan orang
lain.
2. Menciptakan dan memelihara
hubungan menjadi bermakna.
3. Mengubah sikap, kepercayaan,
nilai-nilai dan perilaku orang lain.
4. Dapat membantu orang lain untuk
mengenali dan memecahkan
masalah yang dihadapi.
Keterampilan KIP

 Mengajukan pertanyaan
 Mendengar
 Memberikan pujian
 Memberikan nasehat
 Mengecek pemahaman
 Memilih dan menggunakan alat bantu
Keterampilan mengajukan
pertanyaan
 Pertanyaan tertutup
Dimulai dg kata: Apakah?, Sudahkah,
Perlukah?, Maukah?
 Pertanyaan terbuka
Apa?, Mengapa?, Bagaimana?
KETERAMPILAN MENDENGARKAN YANG
BAIK

 Ada keinginan untuk mendengarkan masalah


penderita
 Memandang mata penderita
 Menunjukkan minat terhadap masalah yang
disampaikan oleh penderita
 Empati (Merasakan apa yang sedang dirasakan
penderita )
 Menafsirkan emosi dan perasaan
 Mengajukan pertanyaan
 Mengungkapkan hal yg sama dengan kata2 lain
yang sederhana
 Memadukan berbagai hal yg didengar
 Tidak menggurui
CARA UNTUK BISA MENDENGAR
DENGAN BAIK

 Sabar
 Sediakan waktu
 Perhatikan dengan baik
 Ada kesiapan untuk mendengarkan
 Tidak bereaksi berlebihan terhadap informasi
 Tidak bereaksi berlebihan terhadap penderita
 Tidak pura-pura mendengarkan
 Tidak asyik dengan pikiran sendiri
Keterampilan memberikan pujian
 Pujian perlu diberikan kepada penderita
yang telah berbuat sesuatu yg
bermanfaat

 Manfaat pujian : Sangat berguna untuk


memotivasi dan meningkatkan
kepercayaan diri
Keterampilan memberikan nasehat

Nasehat diberikan untuk:


 Mencegah tindakan atau perilaku yg dapat
merugikan atau membahayakan
 Memperbaiki perilaku yang salah
 Cara : nasehat harus diberikan secara jelas dan
hati-hati
Keterampilan mengecek pemahaman

 Tujuan: untuk memastikan pesan


yang disampaikan dimengerti
 Cara: Bertanya
Bila diperoleh jawaban yg tidak jelas,
ajukan pertanyaan dengan bentuk lain.
 Puji penderita yang sudah
memahami dengan baik.
Keterampilan memakai bahasa
sederhana

 Sedapat mungkin menggunakan


bahasa sehari-hari
 Jangan menggunakan istilah-2
medis
 Gunakan kalimat yg singkat,
sederhana dan jelas.
Keterampilan memilih dan
menggunakan alat bantu
Gunakan media seperti
leaflet, Poster, lembar balik.
Leaflet, utk sasaran yg dpt
membaca, baik di rumah
maupun di Puskesmas
Poster, ditempel di
papan/dinding atau utk
penyuluhan
Lembar balik, digunakan utk
penyuluhan per-
orangan/kelompok kecil.

Anda mungkin juga menyukai