Anda di halaman 1dari 13

DAYA ANTIBAKTERI JAMUR ENDOFIT YANG

DIISOLASI DARI DAUN DAN RIMPANG LENGKUAS


(Alpinia galanga Sw.)

OLEH:
EVRINIKA
1401070
Pendahuluan
Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup di dalam
jaringan tumbuhan pada periode tertentu dan mampu
membentuk koloni dalam jaringan tumbuhan tanpa
membahayakan inangnya, bahkan seringkali bersimbiosis
secara mutualistis. Mikroba endofit dapat berupa bakteri
atau jamur . Salah satu fakta yang menarik tentang mikroba
endofit adalah kemampuannya untuk memproduksi
senyawa-senyawa bioaktif, baik yang sama dengan
inangnya ataupun tidak sama tetapi seringkali memiliki
aktivitas biologis yang serupa dengan senyawa bioaktif yang
diproduksi inangnya
Strobel dan Daisy bahkan menyatakan bahwa senyawa
yang dihasilkan oleh mikroba endofit seringkali memiliki
aktivitas yang lebih besar dibandingkan aktivitas senyawa
tumbuhan inangnya.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan dalam penelitian ini digunakan beberapa alat, antara lain:
 Oven (WTB Binder)
 Autoklaf (Delixi),
 Laminar Air Flow,
 Rotary Shaker
 (Model VRN-210)
 Refrigerator
 Inkubator (Memmert)
 Vortex Mixer
 Sentrifus (Hittech)
 Timbangan Digital
 Kompor Listrik
 Alat-alat Gelas Seperti Gelas Piala
 Labu Erlenmeyer (Pyrex)
 Cawan Petri (Pyrex)
 Tabung Reaksi

Sebagai bahan penelitian digunakan daun dan rimpang lengkuas(Alpinia galangaSw.)


Cara Kerja Pembuatan media MEA modifikasi:
Media yang digunakan untuk pertumbuhan jamur endofit
dalam penelitian ini adalah MEA (Malt Extract Agar)yang
dimodifikasi dengan penambahan ekstrak bagian tumbuhan inang
yang digunakan. Media tersebut dibuat dengan cara menimbang
MEA sebanyak 35,5 gram ditambah dengan serbuk bagian
tumbuhan sebanya15 g,Bacto agar 5 g, dan kloramfenikol 0,2 g.
Seluruh bahan-bahan tersebut dilarutkan dengan akuades sampai
1 liter dan dipanaskan sampai mendidih. Selanjutnya media
disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121
0C,tekanan-2 atm.
Isolasi dan pemurnian kultur jamur endofit:
Isolasi jamur endofit diawali dengan melakukan sterilisasi
permukaan pada sampel, yaitu daun dan rimpang lengkuas.
Sampel dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air suling yang
mengalir untuk menghilangkan kotoran di bagian permukaan.
Setelah itu sampel ditiriskan dan dibagi menjadi 4 potongan
masing-masing berukuran lebih kurang3 x 3 cm. Potongan sampel
kemudian direndam dalam etanol 70% selama 2 menit, lalu
dilanjutkan dengan perendaman dalam larutan natriumhipoklorit
5,3% selama 5 menit, dan terakhir direndam kembali dalam etanol
70% selama 1 menit
Isolasi jamur endofit dilakukan dengan metode
tanam langsung. Setelah disterilisasi permukaan,
potongan sampel dikeringkan dengan kertas saring
steril selama beberapa menit. Kemudian masing-
masing potongan sampel diletakkan pada media
MEA (Malt Extract Agar) modifikasi, yaitu media
MEA yang telah ditambahkan serbuk tumbuhan
inang,sambil sedikit ditekan, dengan posisi
permukaan belahan sampel menempel pada
media agar. Inokulasi sampel dilakukan di dalam
laminar air flow, dan pada setiapcawan Petri
Diletakkan 4 potongan sampel. Selanjutnya sampel
diinkubasi selama 2-14 hari tergantung pada
tingkat pertumbuhannya, pada suhu 27-29 oC
(suhu ruangan). Jamur endofit yang telah tumbuh
pada media MEAmodifikasi, kemudian diamati
secara makroskopis, meliputi antara lain warna
permukaan, warna permukaan sebaliknya, bentuk
permukaan,dan tepian koloni
Koloni yang mernunjukkan perbedaan dianggap
sebagai isolat yang berbeda, yang kemudian dipisahkan
dan dikultur kembali dalam media MEAmodifikasi baru yang
terpisah satu sama lain. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai diperoleh kultur yang koloninya seragam. Pemurnian
ini bertujuan untuk memisahkan kolonimikroba endofit
dengan koloni lainnya yang berbeda untuk dijadikan isolat
murni. Isolat endofit yang menunjukkan sifat morfologi jamur,
kemudian dipindahkan ke media MEA dalam cawan Petri
yang baru dan media miring MEA dalam tabungreaksi.
Pengamatan morfologi dilakukan kembali setelah inkubasi
selama 7 hari pada suhu ruangan, dan apabila masih
ditemukan pertumbuhan koloni yang berbeda secara
makroskopik maka harus dipisahkan kembalisampai
diperoleh isolat murni.Masing-masing isolat murni, kemudian
dipindahkan ke dalam agar miring dan cawan Petri secara
duplo. Masing-masingsebagai kultur stok dan kultur untuk
penelitian lebih lanjut.
Rancangan dan Analisis Data
Isolat jamur endofit yang diperoleh dari daun dan
rimpang lengk(Alpinia galanga Sw.) dianalisissecara
deskriptif berdasarkan pengamatan secara morfologi
makroskopis dan mikroskopis. Untuk uji aktivitas antibakteri
digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga
ulangan. Sebagai perlakuan adalah jenis isolat jamur
endofit masing-masing terhadap dua jenis bakteri uji,
yaituEscherchia colidan Staphylococcus aureus. Hasil
pengukuran diameter daerah hambatan darisetiap jenis
bakteri di analisis secara statistik menggunakan program
SPSS (Statistical Product and Service Solution) 11.5 for
windows. Data dianalisis dengan sidik ragam (Analisis of
Variance = ANOVA). Apabila hasil uji
ANOVAmenunjukkan terdapat perbedaan yang nyata
pada taraf pengujian (P<0,05), maka dilakukan analisis
lanjutan dengan uji LSD (Least Significant Difference).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Isolat jamur endofit yang diperolehDari daun dan rimpang
lengkuas(Alpinia galanga Sw.),diperoleh total 10 isolat jamur
endofit, yaitu 7isolat berasal daridaun dan 3 isolat dari
rimpang.Ke sepuluh isolat ini telah diamati koloninya secara
makroskopis, meliputi warna koloni, tekstur koloni, tepi koloni,
dan ukuran diameter koloni. Hasil pengamatan tersebut
disajikan dalam tabel 1dan 2.Dalam penelitian ini penentuan
jenis jamur endofit belum dilakukan, karena memerlukan data
tambahan yang belum diperoleh dalam penelitian ini.
Direncanakan penentuan jenis akan dilakukan pada penelitian
selanjutnya.Di samping bentuk dan warna koloni yang berbeda
satu sama lain, ternyata kecepatan tumbuh masing-masing
isolat jamur endofit ini juga berbeda-beda. Kecepatan
tumbuhini diamati dari pertambahan ukuran diameter
koloninyapada rentang waktu tertentu. Dari jamur endofit yang
diperoleh, ada yang kecepatan pertumbuhannya tinggi,yaitu
dalam waktu 3 hari sudah memenuhi seluruh permukaan cawan
Petri berukuran 9 cm, namun, ada sebagian isolat jamur endofit
yang lambat pertumbuhannya, yaitu hingga 7 hari pengamatan
hanya mencapai diameter koloni sebesar 2,3 cm(Tabel 3).
Morfologi koloni isolat jamur endofit dari daun lengkuas
(Alpinia galanga Sw.)

Koloni hifa berwarna putih keruh (krem),


dengan pola menyerupai kelopak bunga. Pertumbuhan
hifa bergelombang tebal tipis, bagian tepi tidak rata
(bergelombang)

Bagian tengah koloni berwarna hitam dan bagian


tepinya berwarna hijau lumut. Bagian tepi koloni tidak
rata (bergelombang).

Warna koloni berwarna putih keabua-abuan.


Warna koloni putih berseling merah jingga, membentuk lingkaran
konsentris. Bagian tepi rata. Tekstur koloni wooly. Topografinya
verrugose, yaitu tampak kusut dan keriput.

Warna koloni merah jingga, membentuk


lingkaran konsentris, tipis, bagian tepi rata.

Warna koloni merah jingga berseling putih,


dengan tekstur velvety (seperti beludru).
Koloni membentuk pola konsentris dari
pusat: merah jingga-putih merah jingga-
putih.

Koloni berwarna putih dengan tekstur


cottony (seperti kapas). Bagian tepi rata,
membentuk lingkaran konsentris.
Topografinya tampak rata diseluruh
permukaan. Warna sebalik putih berseling
warna merah jingga.
Morfologi koloni isolat jamur endofit dari rimpang
lengkuas (Alpinia galanga Sw.)

Koloni berwarna krem dengan tekstur


velvety (seperti beludru). Bagian tepi tidak
rata. Topografinya umbonate (penonjolan
seperti kancing)

Koloni berwarna putih dengan tekstur


cottony (seperti kapas). Bagian tepi rata.
Membentuk lingkaran konsentris.
Topografinya tampak rata diseluruh
permukaan.

Warna koloni bagian tengah coklat tua,


dengan selang garis berwarna putih-coklat
dan bagian tepinya berwarna kuning.
Membentuk pola konsentris.
Perbedaan kecepatan pertumbuhan koloni jamur
endofit yang diisolasi dari daun dan rimpang
lengkuas (Alpinia galanga Sw.)

Isolat Diameter koloni hari ke- (mm)


1 2 3 4 5 6 7
1 13 23 44 58 69 85 90
2 <1 11 18 22 35 39 45
3 <1 10 18 21 33 43 50
4 <1 15 20 37 48 50 77
5 15 28 42 54 65 76 84
6 <1 10 30 44 56 71 79
7 12 26 43 56 67 75 82
8 <1 4 9 15 21 28 33
9 14 25 46 58 69 70 82
10 12 21 24 35 45 53 59

Keterangan: Isolat 1-7 berasal dari daun, isolat 8-10 berasal dari rimpang
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dari daun dan rimpang lengkuas
(Alpinia galanga Sw.) dapat diisolasi 10
isolat jamur endofit
2. Dari kesepuluh isolat tersebut, 7
diantaranya memiliki daya antibakteri
yang cukup tinggi, lebih tinggi
dibandingkan kontrol positif yang
digunakan, yaitu cakram kertas Ampisilin
10 μg.

Anda mungkin juga menyukai