Anda di halaman 1dari 14

KEPATUHAN MINUM OBAT

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN 2019


DEFINISI

Kepatuhan pengobatan adalah


tingkat kesediaan serta sejauh mana Kepatuhan pengobatan merupakan
upaya dan perilaku seorang pasien perilaku pasien secara luas yaitu
dalam mematuhi instruksi, aturan termasuk di dalamnya melaksanakan
atau anjuran medis yang diberikan pengobatan, mengikuti diet dan
oleh seorang dokter atau profesional mengubah gaya hidup
kesehatan lainnya untuk menunjang
kesembuhan pasien tersebut.
KEPATUHAN & KETAATAN DALAM PENGOBATAN MEDIS

 kepatuhan pasien terhadap pengobatan yg telah ditentukan

 Pasien Patuh
menyelesaikan pengobatan secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan
sampai dengan 9 bulan.

 Pasien Lalai
check-up lebih dari 3 hari sd 2 bulan dari tanggal perjanjian.

 Drop-Out
pasien lebih dari 2 bulan berturut-turut tidak dating berobat setelah dikunjungi
PENGOBATAN JANGKA PANJANG MEMBERI PENGARUH
PADA PENDERITA ATAU PASIEN SEPERTI :

Tekanan psikis tanpa Keluhan yg berkurang


keluhan atau gejala setelah beberapa bulan Penurunan motivasi untuk
penyakit saat dinyatakan pengobatan shg malas datang kembali karna
sakit & harus menjalani untuk meneruskan waktu yang lama >>
pengobatan sekian lama. pengobatan karna bosan.
merasa telah sembuh.

Kurang kesadaran untuk


Beban biaya Rasa tidak enak karna teratur minum obat
efek samping obat selama jangka watu yg
ditentukan.
KEPATUHAN PENDERITA

Kepatuhan penuh • berobat dan minum obat secara teratur


(total compliance)
Kurang patuh • tidak berobat atau minum obat sec.teratur
(defaulting)
Tidak patuh (non • Tidak lagi berobat dan tidak minum obat
compliance) lagi
Penderita atau
Individu
• > Sikap/motivasi Dukungan
ingin sembuh keluarga
• > Keyakinan
untuk sembuh
FAKTOR YG
MEMPENGRUHI
TINGKAT
Dukungan KEPATUHAN
Dukungan petugas
sosial kesehatan
CONTOH KEPATUHAN PASIEN TB PARU

 Faktor-faktor yang menyebabkan ketidak patuhan penderita TB paru


terhadap kepatuhan minum obat yaitu sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman pasien tentang tujuan minum obat itu.
2. Tidak mengertinya pasien tentang pentingnya mengikuti aturan
minum obat yang di tetapkan sehubungan dengan prognosisnya.
3. Sukarnya memperoleh obat itu diluar rumah sakit atau puskesmas.
4. Mahalnya harga obat.
5. Kurangnya perhatian dan kepedulian keluarga yang mungkin
bertanggungjawab atas pemberian obat itu kepada pasien
Kepatuhan minum obat berhubungan dengan aturan minum obat yang tertulis pada etiket obat. Kepatuhan tersebut harus sesuai
dengan informasi mengenai cara penggunaan obat, yang meliputi waktu dan berapa kali obat tersebut digunakan dalam sehari.
Seperti contoh untuk obat dengan aturan pakai 3 x sehari 1 tablet, berarti obat diminum setiap 8 jam dari waktu minum pertama kali.
Jika pasien minum obat jam 6 pagi maka selanjutnya pasien minum pukul 14.00 / jam 2 siang serta selanjutnya diminum pada pukul
22.00 / jam 10 malam.

Untuk pemakaian 2 x sehari berarti diminum setiap 12 jam. Jika minum obat pertama jam 6
pagi, maka untuk selanjutnya diminum pukul 18.00 / jam 6 sore.

Untuk aturan obat 1 x sehari, bila obat diminum pagi, misalnya jam 6, maka untuk selanjutnya
obat juga harus diminum teratur setiap jam 6 pagi.

Untuk beberapa obat, terdapat aturan pakai yang diharuskan untuk diminum sebelum atau sesudah
makan. Aturan ini menunjukkan bahwa obat diminum 1 jam atau 30 menit sebelum makan atau 1 -
2 jam setelah makan. Hal ini ditujukan agar obat dapat memberikan efek secara maksimal
Seperti contoh obat captopril disarankan untuk diminum 1 jam sebelum makan karena akan
meningkatkan penyerapan obat

Ada juga beberapa antibiotik yang harus diminum dengan susu atau tanpa susu. Seperti, antibiotik ciprofloksasin
disarankan diminum menggunakan air putih dan tidak menggunakan susu. Hal ini untuk menghidari terjadinya
penurunan penyerapan antibiotik ke dalam tubuh. Ada juga antibiotik yang disarankan untuk diminum menggunakan
susu, seperti griseofulvin untuk meningkatkan penyerapan obat di dalam tubuh. Obat jenis antibiotik harus dikonsumsi
sampai habis dan harus dengan resep dokter.

Contoh lain obat yang digunakan dengan cara menempalkan pada kulit adalah fenthanyl patch. Untuk obat seperti ini,
disarankan penempelan diletakkan pada bagian tubuh yang tidak terdapat bulu atau rambut. Bila ada, maka dapat
dilakukanan pencukuran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar obat dapat masuk kedalam tubuh tanpa terhalang oleh
rambut atau bulu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEPATUHAN SESEORANG

Usia Pekerjaan dan Waktu Luang Pengawasan


Kepatuhan minum obat dapat dikaitkan terlalu sibuk bekerja (waktu luang Pada kepatuhan minum obat,
dengan usia untuk usia yang kurang dari sedikit)waktu minum obat terlupa pengawasan dapat dilakukan oleh
5 tahun kepatuhan minum obat suatu atau terlewat petugas kesehatan atau keluarga dari
penyakit akan lebih sulit dibandingkan pasien yang menderita sakit.
dengan orang yang lebih dewasa. Pengawasan dapat berupa peringatan
Begitupun pada seseorang yang atau anjuran untuk selalu mematuhi
mempunyai usia lanjut akan mempunyai waktu dan dosis yang telah dianjurkan
kesulitan dalam kepatuhan minum obat untuk minum obat tersebut.
LANJUTAN…

Banyaknya jenis obat untuk diminum dalam satu waktu akan


Jenis dan Dosis Obat mengakibatkan seseorang sulit untuk mematuhi minum obat tersebut
dengan berbagai alasan

Penyuluhan bertujuan untuk meyakinkan dan menambah wawasan


penderita untuk mematuhi aturan minum obat yang telah diberikan.
Penyuluhan Petugas Kesehatan Dengan adanya penyuluhan diharapkan dapat memberikan dukungan
dan motivasi yang positif bagi penderita untuk segera sembuh dari
penyakitnya, dengan patuh terhadap aturan minum obatnya.
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEPATUHAN

 Variable demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status ekonomi, status
sosial, dan pendidikan.
 Variable penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat terapi.

 Variable program terapeutik seperti kompleksitas program dan efek samping tidak
menyenangkan.
 Variable psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan, penerimaan,
atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau budaya dan biaya financial
lainnya yang termasuk dalam mengikuti regimen hal tersebut.
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT

 Dukungan Profesi Kesehatan


Dukungan profesi kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan, contoh yang paling
sederhana dalam dukungan tersebut adalah dengan adanya teknik komunikasi
 DukunganSosial
Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para professional yang dapat meyakinkan keluarga
pasien untuk menunjang peningkatan kesehatan pasien maka ketidak patuhan dapat dikurangi.
 Perilaku Sehat
Memodifikasi perilaku sehat sangat diperlukan
 Pemberian Informasi
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai penyakit-penyakit yang
dideritanya serta cara pengobatannya
BEBERAPA INFORMASI ATURAN MINUM OBAT YANG PERLU DIPERHATIKAN,
YAITU :
1. Obat diminum sampai habis sesuai jadwal dan aturan pakai, contoh :
antibiotik.
2. Obat diminum jika perlu, contoh : obat penurun panas.
3. Obat dikunyah terlebih dahulu, contoh : tablet kunyah antasida.
4. Obat ditaruh di bawah lidah, contoh : obat jantung (isosorbid dinitrat).
5. Obat dikocok dahulu, contoh : suspensi (antasida / obat maag) dan emulsi
(multivitamin + minyak ikan).
6. Obat dalam bentuk tablet / kapsul sebaiknya diminum dengan segelas
air putih.
7. Obat tertentu dapat dipengaruhi oleh makanan / minuman. Tidak semua
obat harus diminum sesudah makan, juga terkadang ada obat yang tidak
boleh diminum bersamaan dengan obat lain. Contoh : captopril (diminum
waktu perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah
makan), metoklopramid (untuk antimual-muntah, diminum 1 jam sebelum
makan), griseofulvin (diminum bersama makanan berlemak), tetrasiklin
(tidak boleh diminum bersama susu atau antasida / obat maag).

Anda mungkin juga menyukai