Pasien Patuh
menyelesaikan pengobatan secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan
sampai dengan 9 bulan.
Pasien Lalai
check-up lebih dari 3 hari sd 2 bulan dari tanggal perjanjian.
Drop-Out
pasien lebih dari 2 bulan berturut-turut tidak dating berobat setelah dikunjungi
PENGOBATAN JANGKA PANJANG MEMBERI PENGARUH
PADA PENDERITA ATAU PASIEN SEPERTI :
Untuk pemakaian 2 x sehari berarti diminum setiap 12 jam. Jika minum obat pertama jam 6
pagi, maka untuk selanjutnya diminum pukul 18.00 / jam 6 sore.
Untuk aturan obat 1 x sehari, bila obat diminum pagi, misalnya jam 6, maka untuk selanjutnya
obat juga harus diminum teratur setiap jam 6 pagi.
Untuk beberapa obat, terdapat aturan pakai yang diharuskan untuk diminum sebelum atau sesudah
makan. Aturan ini menunjukkan bahwa obat diminum 1 jam atau 30 menit sebelum makan atau 1 -
2 jam setelah makan. Hal ini ditujukan agar obat dapat memberikan efek secara maksimal
Seperti contoh obat captopril disarankan untuk diminum 1 jam sebelum makan karena akan
meningkatkan penyerapan obat
Ada juga beberapa antibiotik yang harus diminum dengan susu atau tanpa susu. Seperti, antibiotik ciprofloksasin
disarankan diminum menggunakan air putih dan tidak menggunakan susu. Hal ini untuk menghidari terjadinya
penurunan penyerapan antibiotik ke dalam tubuh. Ada juga antibiotik yang disarankan untuk diminum menggunakan
susu, seperti griseofulvin untuk meningkatkan penyerapan obat di dalam tubuh. Obat jenis antibiotik harus dikonsumsi
sampai habis dan harus dengan resep dokter.
Contoh lain obat yang digunakan dengan cara menempalkan pada kulit adalah fenthanyl patch. Untuk obat seperti ini,
disarankan penempelan diletakkan pada bagian tubuh yang tidak terdapat bulu atau rambut. Bila ada, maka dapat
dilakukanan pencukuran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar obat dapat masuk kedalam tubuh tanpa terhalang oleh
rambut atau bulu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
KEPATUHAN SESEORANG
Variable demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status ekonomi, status
sosial, dan pendidikan.
Variable penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat terapi.
Variable program terapeutik seperti kompleksitas program dan efek samping tidak
menyenangkan.
Variable psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan, penerimaan,
atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau budaya dan biaya financial
lainnya yang termasuk dalam mengikuti regimen hal tersebut.
STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN MINUM OBAT