Anda di halaman 1dari 36

KEPATUHAN PASIEN

Tahoma Siregar, M.Si.,Apt


KEPATUHAN PASIEN

Dapat
terjadi pada
Pasien kondisi ringan
Ketidakpatuhan Atau
pada Pasien parah /
Penggunaan obat mengancam nyawa
KEPATUHAN PASIEN
Penyebab ketidakpatuhan adalah:
1. Sikap dan keterampilan komunikasi buruk dari
pelayan kesehatan
2. Pasien takut mengajukan pertanyaan
3. Waktu konsultasi tidak memadai
4. Kurang akses informasi dalam bahasa yang
sederhana, seperti selebaran atau etiket yang
memadai
5. Ketidakmampuan membeli obat
6. Aturan pakai dan durasi pengobatan rumit,
terutama pada penyakit kronis
Terapi efektif

pengertian dan
kerjasama
pasien terhadap
aturan pakai
obat

Keberhasilan terapi obat


dipengaruhi oleh
pengetahuan tentang
Pasien- informasi obat dan
Dokter, perawat,
Apoteker
penggunaannya
KEPATUHAN PASIEN

Kepatuhan
Pengetahuan Pasien Hasil terapi/
Pasien Terhadap Outcome
Tentang obat regimen obat meningkat
meningkat

Pemberian informasi Pemahaman


dan konseling terhadap
yang sesuai Regimen obat
pada pasien
meningkat
KEPATUHAN PASIEN
• Sasaran konseling obat adalah untuk meningkatkan
hasil terapi dengan mendorong penggunaan obat
yang tepat.
• Tujuan dilakukan edukasi / konseling : agar pasien
benar-benar mengetahui informasi obatnya dan
menunjukkan kepatuhan yang lebih baik,
penggunaan dan penyimpanan obat lebih teliti dan
respon obat yang lebih baik.
KEPATUHAN PASIEN

Ketidakpatuhan
Pasien

Kegagalan terapi
KEPATUHAN PASIEN
Masalah ketidakpatuhan seperti pada ;
• Instruksi
– Agar tidak terjadi kita lakukan adalah
• Tanyakan pada pasien/penerima obat, apakah
telah mengerti cara menggunakan obatnya?,
sebelum pasien menggunakan obat.
• Cari tahu apakah obatnya digunakan sesuai
dengan pentunjuk yang diberikan?
KEPATUHAN PASIEN
• Kepatuhan didefinisikan sebagai tingkat ketepatan
perilaku seseorang individu dengan nasehat medis
atau kesehatan
Jenis Ketidakpatuhan
Ketidakpatuhan pada terapi obat sering oleh karena
1. Merasa tidak perlu obat
2. Tidak mampu membeli
3. Merasa kondisi telah membaik
– Infeksi dg demam. Makan Pct, merasa baik, resep tidak ditebus.
4. Kesalahan pada waktu konsumsi obat, sering
berhubungan dengan
– Waktu konsumsi obat dengan waktu makan pasien tidak tepat
(tetrasiklin dan sefalosporin dikonsumsi 1-2jam setelah/sblm
makan).
– Pemberian obat dihentikan sebelum waktunya. Sering pada
pemberian AB, gejala reda lalu hentikan
– Tidak tepat jarak waktu penggunaan obat
KEPATUHAN PASIEN
• Masalah ketidakpatuhan
– Pada lansia yang sering adalah ;
• menerima lebih dari lima obat dan aturan pakai rumit,
• tidak mampu membaca resep dan etiket tambahan
serta
• kesulitan membuka tutup wadah.
– Pada pediatric yang sering adalah penghentian
pemberian obat sebelum waktunya oleh orang tua
• Faktor lain ketidakpatuhan adalah etiket tidak benar,
penggunaan sendok (volume) tidak sesuai, instruksi tidak
benar dan salah interprestasi instruksi, pengawasan terapi
kurang misalnya pada obat TB.
Akibat Ketidakpatuhan
• Penggunaan obat kurang
• Penggunaan obat berlebih
Penggunaan obat kurang
• Akibatnya kehilangan manfaat terapi dan kondisi pasien
secara bertahap dapat menjadi lebih buruk.
Contoh:
• Menghentikan penggunaan AB untuk pengobatan
infeksi
• Pada pengobatan hipertensi.
– Pasien tidak menggunakan obat sesuai petunjuk dan TD naik
tidak terkendali, bila dokter tidak menyadari penyebabnya
adalah ketidakpatuhan, obat yang sama akan diresepkan
kembali dengan dosis yang lebih atau obat lain yang
potensinya lebih kuat sehingga dapat menimbulkan resiko
yang lebih besar. (Sebelum regimen diubah sebaiknya dilihat
lebih dahulu kepatuhan penggunaan obat).
Akibat ketidak patuhan
Contoh:
• Penghentian tiba-tiba pemblok beta dapat menyebabkan
kambuhnya hipertensi dan aritmia ventrikuler serta
memburuknya angina. Penghentian tiba-tiba klonidin,
menyebabkan hal yang sama.
• Resiko ketidakpatuhan juga tinggi pada penggunaan
antikonvulsan pada pasien epilepsi sehingga perlu
diperhatikan.
• Digoksin dan hidroklortiazid sering digunakan bersama pada
pasien gagal jantung kongestif dan kalium klorida sering
dikonsumsi untuk menggantikan kehilangan kalium oleh
kerja diuretik. Jika kalium dihentikan akan berakibat jantung
lebih sensitif terhadap efek digoksin.
Penggunaan obat berlebih
• Seperti pada pasien yang lupa bahwa ia telah
menggunakan obat dan mengkonsumsi lagi, atau
adanya anggapan bahwa dengan melipatgandakan
obat akan memberi efek meningkat.
Ketidakpatuhan
• Ketidakpatuhan juga berhubungan dengan
menggunakan obat yang ditulis bagi keluarga atau
sahabat.
Berbagai Faktor Berkaitan Dengan Ketidakpatuhan
1. Penyakit
2. Regimen Terapi
– Terapi Multi Obat
– Frekuensi Pemberian
– Durasi dan Terapi
3. Efek merugikan
4. Pasien asimptomatik (gejala tdak ada/sudah reda)
5. Harga Obat
6. Pemberian / Konsumsi Obat
7. Rasa Obat
8. Pengertian Yang Buruk Pada Instruksi
9. Pasien Takut Bertanya
10.Ketidakcukupan Waktu Konsultasi
11.Ketersediaan informasi tercetak
Penyakit
• Sifat kesakitan pasien dalam beberapa keadaan dapat
berkontribusi pada ketidakpatuhan seperti pada :
• Pasien gangguan psikiatrik mengubah kemampuan
bekerjasama dan sikap
• Pasien sakit kronik ; seperti pasien hipertensi, pasien
tuberkulosis, cenderung putus asa dengan program
terapi yang lama
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi
keparahan penyakit dengan kepatuhan akan tetapi
tidak menjamin patuh pada regimen terapi.
Ketidakmampuan karena penyakit sering memotivasi
kepatuhan pada kebanyakan pasien.
Regimen Terapi
Terapi Multi Obat
• Makin banyak jenis dan jumlah obat semakin tinggi resiko
ketidakpatuhan. Misalnya banyak geriatrik menggunakan
lima atau enam jenis obat, beberapa kali dalam sehari pada
waktu yang berbeda. Menurunnya daya ingat geriatrik
meningkatkan ketidakpatuhan.
Frekuensi Pemberian
• Pemberian obat jangka waktu yang sering, membuat
ketidakpatuhan lebih mungkin. Pasien cenderung patuh
dengan regimen dosis yang sederhana dan menyenangkan.
Durasi dan Terapi
• Ketidakpatuhan menjadi lebih besar bila periode pengobatan
lama.
Efek merugikan
• Efek obat tidak menyenangkan dapat mengakibatan
ketidakpatuhan.
• Efek merugikan yaitu ; mual,muntah dan rambut
rontok yang disebabkan penggunaan banyak obat
antineoplastik adalah cukup menyesakkan pada
sejumlah pasien. Pasien dapat tidak menggunakan
obatnya dengan cara yang dimaksudkan (tidak
patuh)
Efek merugikan
• Beberapa obat antipsikotik dan antihipertensi
menyebabkan disfungsi seksual, hal ini
sebagai alasan ketidakpatuhan.
Pasien asimptomatik (gejala tidak ada atau sudah reda)

• Sulit meyakinkan seorang pasien akan manfaat


terapi apabila tidak mengalami gejala sebelum
memulai terapi. Sering menjadi kasus dalam
pengobatan hipertensi.
Harga Obat.
• Ketidakpatuhan sering terjadi dengan penggunaan
obat yang relatif tidak mahal dan lebih sering lagi
pada harga yang lebih mahal. Biaya/Harga obat
seringkali sebagai alasan tidak menebus resep,
mengurangi jumlah atau frekuensi penggunaan
bahkan penghentian obat sebelum waktunya.
Pemberian / Konsumsi Obat
• Menerima kuantitas obat yang salah disebabkan
pengukuran obat yang tidak benar atau penggunaan
alat ukur yang tidak tepat, misalnya sendok yang
berkisar 2-9 ml.
Rasa Obat
• Masalah rasa umum dihadapi dengan penggunaan
cairan oral oleh anak-anak. Juga terjadi pada orang
dewasa, seperti rasa tidak enak larutan obat kalium
klorida.
Interaksi Pasien dengan Profesional Kesehatan
• Pasien cenderung untuk lebih mematuhi instruksi
dokter yang mereka kenal betul dan dihormati,
serta dari seorang yang memberi informasi dan
kepastian tentang penyakit dan obat-obatannya.
Menunggu Dokter atau Apoteker
• Waktu menunggu dokter atau menuliskan resepnya
dapat mengakibatkan kejengkelan yang
mempengaruhi kepatuhan pasien menggunakan
obatnya.
Sikap dan Keterampilan Komunikasi Profesional Kesehatan

• Ketidakpuasan pasien terhadap sikap dan perilaku


pelayanan kesehatan adalah sikap dingin, tidak sopan,
tidak tertarik, agresif, kasar dan otoriter, akan menjadi
masalah bagi pasien. Keterampilan komunikasi penulis
resep dan dispensing akan memberi kontribusi pada
kepatuhan pasien. Menjelaskan dengan bahasa yang
dapat dimengerti pasien akan memudahkan kepatuhan
pasien
• Ketaatan pada pengobatan berhubungan dengan
kejelesan, penjelasan dokter penulis resep. Instruksi lebih
baik diingatkan kembali, semakin sedikit instruksi
diberikan semakin baik diingat. Pesan harus jelas
dinyatakan dan disampaikan.
Gagal Mengerti Pentingnya Terapi
• Gagal mengerti pentingnya terapi akan akibatnya
menyebabkan pasien tidak patuh terapi obat. Hal ini
membutuhkan edukasi,
Pengertian Yang Buruk Pada Instruksi
• Instruksi “ sesuai petunjuk “ dapat menyebabkan salah pengertian dari pasien,
pasien mungkin menggunakan tiga kali dua kapsul sehari atau tiga kali satu
kapsul sehari sesuai instruksi dokter. Instruksi obat perlu ditulis sespesifik
mungkin. Instruksi “setiap 6 jam”, hati-hati dapat diartikan pada malam hari
tidak digunakan sebab tidur, sehingga hanya 3 kali sehari. Instruksi “ Jika Perlu”
Pasien Takut Bertanya
• Pasien sering ragu bertanya. Keragu-raguan dapat dihubungkan pada ketakutan
dianggap bodoh, perbedaan status sosial dan bahasa. Peningkatan kepekaan
dan kepeduliaan pelyanan kesehatan dapat mengatasi ini.
Ketidakcukupan Waktu Konsultasi
• Kurang waktu interaksi professional kesehatan karena tekanan pekerjaan,dapat
meningkatkan ketidakpatuhan.
Ketersediaan informasi tercetak
• Ketaatan pada pengobatan mungkin meningkat dengan tersedianya informasi
tercetak dalam bahasa yang sederhana.
PENINGKATAN KEPATUHAN
• Keefektifan komunikasi penentu utama kepatuhan
pasien. Farmasi memiliki kesempatan dalam
kepatuhan, yaitu memberi nasehat pada
penyerahan dispensing obat.
• Peranan Farmasis / Apoteker dalam solusi masalah
ketidakpatuhan dapat dilakukan yaitu:
1. Identifikasi Faktor Resiko
2. Pengembangan rencana pengobatan
3. Alat Bantu kepatuhan
4. Pemantauan terapi dan
5. Komunikasi farmasis dengan pasien
PENINGKATAN KEPATUHAN
• Identifikasi faktor risiko
– Mengenal individu paling mungkin tidak patuh dengan
mempertimbangkan berbagai faktor yang telah
dijelaskan.
• Pengembangan rencana pengobatan
– Dalam pengembangan obat sudah harus diketahui
bahwa semakin rumit regimen pengobatan, semakin
pasien tidak patuh pada pengobatannya.
PENINGKATAN KEPATUHAN
Alat Bantu
• Pengetiketan / pemberian label
– Label tambahan juga akan berkontribusi pada
pencapaian kepatuhan. Pengenalan setiap keterbatasan
pasien harus kita lakukan. Misalnya pasien dengan
penglihatan buruk. Penggunaan huruf besar atau jenis
yang lebih besar dalam pembuatan etiket / informasi
tambahan akan menjadi penting.
• Kalender pengobatan dan kartu pengingat obat
– Dapat untuk alat periksa bagi dokter / apoteker jika akan
kembali untuk mengambil obatnya.
PENINGKATAN KEPATUHAN
Pemantauan terapi
• Pemantauan sendiri
– Pasien diberitahu cara mengukur / memantau regimen
sendiri dan respons obat. Contoh : Kepatuhan dengan
regimen antihipertensi dapat meningkat, apabila pasien
mengukur tekanan darah sendiri atau dilakukan oleh
keluarga.
• Pemantauan Apoteker
– Pemantauan apoteker seharusnya tidak berakhir setelah
obat disampaikan. Pemantauan pada pasien penyakit kronis
(hipertensi dan diabetes) pada pengulangan resepnya. Obat
yang diberikan untuk 30 hari pada hari ke 45 tidak kembali,
mungkin obatnya tidak mungkin sebagaimana mestinya.
PENINGKATAN KEPATUHAN
Komunikasi apoteker dengan pasien
• Informasi apa yang akan disampaikan perihal status penyakit dan terapi obat perlu
dipertimbangkan. Dalam diskusi dengan pasien harus dibedakan antara pemberian
informasi dan edukasi.
• Perlu diperhatikan dalam diskusi jangan mengkhawatirkan pasien tetapi
menenangkan.
• Diskusi efek samping yang berlebihan akan menyebabkan pesien takut menggunakan
obatnya. Informasi yang tidak tepat bahkan dapat mengakibatkan ketidakpatuhan.
• Komunikasi verbal / konseling
• Komunikasi tertulis
• Bahan Audiovisual
• Terapi terkendali
• Pasien diberi tanggung jawab pengobatan sendiri sebelum dibebaskan ( boleh pulang)
• Motivasi pasien
• Dihadapkan pasien yang banyak pengetahuan tentang penyakit dan regimen terapi
lebih mungkin patuh. Berbagai studi juga menunjukan bahwa meningkatnya
pengetahuan pasien tidak selalu mengubah perilaku dan kepatuhan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai