Anda di halaman 1dari 29

Oleh:

Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep


 Departemen Kesehatan (1998)
“ Unit Terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga serta beberapa orang yang
berkumpul dalam satu atap serta saling
bergantung.”

 Friedman (1998)
“ Dua atau lebih individu yang tergabung karena
ikatan tertentu untuk saling membagi
pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional , serta mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga.”
 FungsiAfektif
kasih sayang, kenyamanan emosional

 Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial


pengembangan dan tempat melatih anak
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain
di luar rumah
 Fungsi Reproduksi (reproductive function)
Mempertahankan kelanjutan generasi
keluarga
 Fungsi Ekonomi
Memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi
 Fungsi perawatan atau
mempertahankan kesehatan anggota
keluarga.
 Fungsi Pendidikan
 Video Motivasi Pendidikan Keluarga_low.mp4
 Keluargainti (Nuclear Family): ayah, ibu dan
anak yang diperoleh dari keturunan atau
adopsi atau keduanya.

 Keluarga besar (Extented Family) :keluarga


inti ditambahanggota keluarga lain yang
masih mempunyai hubungan darah (kakek,
nenek, paman, bibi).
 Keluargaberantai (Serial Family): wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.

 Keluarga duda/ janda (Single famili):


keluarga yang terjadi karena perceraian /
kematian.
 Keluarga berkomposisi (Composite Family):
keluarga yang berpoligami dan hidup secara
bersama.

 Keluarga kabitas (Cahabitation Family): dua


orang menjadi satu tanpa pernikahan
membentuk satu keluarga
 Film Motivasi Keluarga Mengharukan_low.mp4
1. Mengenal masalah kesehatan
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan
yang tepat
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
4. Modifikasi lingkungan, menciptakan dan
mempertahankan lingkungan rumah yang
sehat.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan dengan tepat.
 Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru )
 Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama
 Tahap III : Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah
 Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah
 Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
 Tahap VI : Keluarga dengan Anak Dewasa ( Pelepasan )
 Tahap VII : Keluarga Usia Pertengahan
 Tahap VIII : Keluarga Usia Lanjut
 Membina hubungan intim yang
memuaskan
 Membina hubungan dg
keluarga lain,teman,kelompok
sosial
 Mendiskusikan rencana
memiliki anak ( KB)
 Kelahiran anak pertama
sampai berusia 2,5 tahun
 Tugas perkembangan
keluarga :
 Persiapan menjadi orang
tua
 Adaptasi dengan
perubahan anggota
keluarga,peran,interaksi,
hubungan seksual
 Mempertahankan
hubungan yang
memuaskan dengan
 Usia anak pertama 2,5-5 tahun
 Membantu anak untuk sosialisasi.
 Pembagian tanggung jawab
 Stimulasi tumbuh kembang anak
 Pembagian waktu untuk pasangan dan
anak
 Adaptasi pembagian peran dengan anak
yang lain (Apabila anak pertama memiliki
adik)
 Usia anak 6-13 tahun
 Membantu sosialisasi anak
 Meningktkan prestasi belajar anak
 Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang
semakin meningkat
 Mempertahankan hubungan perkawinan yang
bahagia.
 Usiaanak 14-20 tahun dan belum
menikah
 Permasalahan kompleks: alkohol,
narkoba, gaya hidup, seksualitas, rokok
 Komunikasi remaja-orang tua
 Otonomi remaja yang meningkat
 Pengaruh teman sebaya

 Keseimbangan Kebebasan dan tanggung


jawab remaja.
 Perbaikan komunikasi remaja-orang tua
 Broken
Home by Ahmad Ricky Riffa'i BK2013
UAD_low.mp4
 Dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah.
 Menyesuaiakan kembali hubungan perkawinan
 Keluarga lebih luas dengan memasukan anggota
keluarga baru dari perkawianan anak-anaknya.
 Merawat orang tua lansia yag sakit-sakitan dari
suami maupun istri.
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal
dunia.

Tugas perkembangan keluarga :


Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan dengan teman
sebaya dan anak – anak.
Meningkatkan keakraban pasangan.
 Pensiun/ kematian pasangan
 Kehilangan /perpisahan yang
dirasakan: pasangan, ekonomi,
jabatan, kesehatan, tempat tinggal.
 Fase yang berat
 Menyesuaikan dengan pendapatan
yang menurun
 “Post Power Syndrome”
 Menyesuaikan diri terhadap
kehilangan pasangan
 Mempertahankan ikatan keluarga
antar generasi.
UU Nomor 10 Tahun 1992  keluarga yang
dibentuk berdasarkan perkawinan yang
sah,mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan material yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang
antara anggota antara keluarga dengan
masyarakat dan lingkungan.
Keluarga belum dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal, seperti sandang,
pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.
 Tidak mampu memenuhi salah satu indikator
berikut:
1. Menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya.
2. Makan minimal dua kali sehari.
3. Pakaian lebih dari satu pasang.
4. Sebagian lantai rumahnya tidak dari tanah;
5. Jika sakit dibawa ke sarana kesehatan.
dapat memenuhi kebutuhan fisik minimum
secara minimal namun belum dapat memenuhi
kebutuhan sosial dan psikologis seperti
kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat
tinggal dan pekerjaan yang menjamin
kehidupan yang layak.
 Menjalankan ibadah secara teratur.
 Makan daging/telur/ikan minimal seminggu
sekali
 Memiliki baju baru minimalsekali dalam
setahun.
 Luas lantai rumah rata-rata 8M² per anggota
keluarga.
 Semua anak berusia 5-15 tahun sekolah.
 Salah satu anggota keluarga memiliki
penghasilan tetap.
 Tidak sakit dalam 3 bulan terakhir dan dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik.
Keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan
dasar kebutuhan psikologis tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan
(menabung dan memperoleh informasi).
1. Upaya keluarga meningkatkan/menambah
pengetahuan agama.
2. Keluarga mempunyai tabungan
3. Makan bersama paling kurang sekali sehari.
4. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
5. Rekreasi bersama/penyegaran paling kurang
sekali dalam sebulan.
6. Memperoleh berita dari surat kabar, radio,
televisi, majalah.
7. Anggota keluarga mampu menggunakan
transportasi.
 Keluarga dapat memenuhi kebutuhan pada
tahapan keluarga I dan II namun belum dapat
memberikan sumbangan (kontribusi) maksimal
terhadap masyarakat dan berperan secara aktif
dalam masyarakat.
 belum mampu melaksanakan indikator berikut:
1. Memberikan sumbangan secara teratur (dalam
waktu tertentu) secara sukarela dalam bentuk
materi kepada masyarakat.
2. Aktif sebagai pengurus yayasan/institusi dalam
kegiatan kemasyarakatan.
Keluarga yang dapat memenuhi semua
kebutuhan keluarga pada tahapan I sampai
dengan III. Bila keluarga sudah mampu
melaksanakan seluruh tahapan maka keluarga
disebut keluarga sejahtera

Anda mungkin juga menyukai