Adapun tujuan yang ingin dicapai dari praktikum pembuatan sabun
mandi padat ini yaitu: Mengetahui cara pembuatan sabun mandi padat yang mempunyai nilai ekonomis. Meningkatkan kemampuan dalam menciptakan inovasi sabun mandi. Menghasilkan produk sabun mandi padat yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam membangun industri rumah tangga. PRINSIP
Minyak dan lemak yang direaksikan dengan bahan basa,
seperti KOH atau NaOH akan menghasilkan sabun. Proses reaksi antara asam lemak denga KOH atau NaOH untuk menghasilkan garam asam lemak/ sabun dan gliserol disebut reaksi safonifikasi. Ketika menggunakan NaOH akan menghasilkan sabun padat. Jika menggunakan KOH akan menghasilkan sabun cair (apabila dilarutkan dalam air). CARA KERJA DATA PENGAMATAN 1) Hasil Dari percobaan pembuatan sabun mandi padat diperoleh sabun dengan kriteria sebagai berikut : Wujud : Padatan Warna : Kuning Kecokelatan Bau : Aroma kedelai Busa : Berbusa
2) Data Bahan Pembuatan Sabun :
Minyak Sawit : 150 gram Minyak Kelapa: 150 gram Minyak Zaitun : 160 gram NaOH : 71.5 gram Air Suling : 175 mL Data Pengamatan Pembuatan Sabun :
Bahan Perlakuan Pengamatan
Minyak Zaitun Larutan berwarna Minyak kelapa dicampurkan kuning pekat dan Minyak sawit kental Kristal NaOH Ditambahkan Larutan keruh akuades Campuran minyak dan NaOH di aduk Campuran menjadi tambah kental dan berwarna putih
Campuran minyak dan NaOH Ditambahkan parfum Campuran beraroma
setelah pengadukan dan pewarna kedelai dan berwarna kuning kecokelatan
Campuran Dimasukkan ke Terbentuk sabun
cetakan dan padat dan berbusa dikeringkan selama dengan air seminggu PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan pembuatan sabun mandi padat menggunakan
bahan baku dan bahan aditif. Sabun merupakan hasil reaksi dari asam lemak dengan logam alk ali. Oleh karena itu adapun bahan baku yang digunakan yaitu NaOH sebagai alkali dan minyak zaitun , minyak kelapa, minyak sawit sebagai asam lemak. Sedangkan bahan aditif yang digunakan yaitu parfum dan pewarna. Sabun diperoleh dari hasil reaksi antara lemak/minyak dengan NaOH yang disebut reaksi safonifikasi. minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harusdicampur dengan bahan lainnya. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat,sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembuatan sabun pada percobaan ini yaitu : 1. Pengadukan Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan molekul-molekul reaktan yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin besar, maka kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar pula 2. Waktu semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi setimbangnya, penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah minyak yang tersabunkan 3. Konsentrasi larutan NaOH Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stokiometri reaksinya, dimana penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar tersabunnya sempurna. Jika basa yang digunakan terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasenya tidak homogen., sedangkan jika basa yang digunakan terlalu encer, maka reaksi akan membutuhkan waktu yang lebih lama KESIMPULAN
Dari percobaan pembuatan sabun mandi padat dengan
menggunakan tiga jenis minyak yaitu minyak kelapa, minyak sawit, dan minyak zaitun menghasilkan sabun padat dengan kriteria sabun padat berwarna kuning kecokelatan, beraroma kedelai dan berbusa dengan air.