01 Koagulasi Dan Flokulasi
01 Koagulasi Dan Flokulasi
Jenis-jenis koagulan
Jar test
Aplikasi proses koagulasi dalam pengolahan
air
Koagulasi dan flokulasi dirancang untuk
Menyisihkan agen infeksius
permukaan partikel
Hapus prekursor untuk pembentukan produk sampingan disinfeksi,
dan
Buatlah air menjadi gurih.
COAGULATION
Definition and Measurement of Colloids
Banyak pencemar dalam air dan air limbah mengandun material
dalam bentuk koloid. Koloid ini menghasilkan SUSPENSION
yang stabil. Umumnya bentuk SUSPENSION ini cukup stabil
sehingga gaya gravitasi tidak dapat menyebabkan
pengendapan dari partikel koloid ini. Oleh karena itu butuh
perlakukan khusus untuk menyisihkan dari fase cair.
DESTABILIZATION dari koloid ini disebut KOAGULATION
Koloid koloid ini umumnya cukup kecil untuk di saring oleh peralatan penyaring
standar. Koloid tidak akan mengendap dan tidak akan tersaring sampai mereka
bergabung menjadi ukuran yang lebih besar
Menghitung konsentrasi Koloid: Luas permukaan mungkin cara yang paling baik
dalam menghitung konsentrasi koloid, namun itu sangat sulit dan perhitungan
Suspended Solids Standar tidak akan bekerja karena koloid lolos ketika disaring
dengan sebagian besar filter.
Cara yang paling bagus adalah dengan nephelometry atau perhitungan dari
asborsi cahaya. Karena ukuran koloid pada panjang gelombang yang sesuai,
mereka akan mengadsorbsi cahaya.
Penyebab dari kestabilan koloid
Kestabilan koloid dapat dipengarui oleh tingkat dari afinitas pelarut dimana
koloid tersebut tersuspensi. Hal ini menghasilkan klasifikasi dari koloid sebagai
berikut.
Di dalam air dan air limbah, fokus utama pembahasan adalah koloid
hydrophobic , sehingga kita mencoba untuk meningkatkan kinetik / kecepatan
agregation/penggabungan untuk membuat proses pengolahan air/air limbah
yang efektif. Sebagai catatan, bahwa koloid yang kita tangani bukanlah
hydrophobic sempurna, karena mereka biasanya punya satu lapisan air yang
menempel pada permukaannya. Sehingga, kestabilan koloid hydrophobic
utamanya dikarenakan muatan permukaan (disebuat muatan primer – primary
charge), tetapi banyak solvation (partikel yang terlarut) juga terlibat .
Beberapa sumber dari muatan permukaan utama pada koloid
Adsorpsi dari ion ion yang menentukan muatan - Adsorption of potential
determining ions.
Ini melibatkan kecenderungan adsorpsi dari tipe tertentu dari ion pada
permukaan koloid. Adsropsi ini biasanya ikatan van derWaals atau ikatan
hidrogen. Contohnya, surfactant pada permukaan clay, humic acid pada
silica, OH- pada banyak mineral. Muatannya merupakan fungsi dari
konsentrasi dan tipe dari ion dalam larutan.
2. Lattice imperfections or isomorphic replacement.
Hal ini sangat biasa terjadi pada mineral mineral sejenis clay. Contohnya,
penggantian isomorphic Al3+ terhadap Si4+ seperti gambar berikut:
3. Ionogenic groups at surface.
Group – groups yang permukaannya dapat terionisasi seperti carboxyl,
amino, hydroxyl, sulfonic, dll. Muatannya ini biasanya tergantung pada
pH.
ELECTRICAL DOUBLE LAYER (EDL):
Jika kita tempatkan partikel bermuatan dalam suspension yang ada ion ionnya,
maka muatan utama akan menarik ion ion yang bermuatan berlawanan dengan
gaya elektrostatic.
Muatan utama ini tidak dapat menarik jumlah yang sama dari muatannya
karena gradient muatan yang berlawanan yang terbentuk yang menyebabkan
tolakan ion menjauh dari permukaan
Pembentukan lapisan double elektron -the electrical double layer (EDL) – yang
terjadi melalui penarikan dari ion ion yang bermuatan berlawanan oleh muatan
permukaan utama dan lalu difusi dari ion berlawanan menjaduh dari
permukaan. Ion yang berlawanan tersebut dapat bergerak (mobileP sedangkan
muatan utama tidak. Pembentukan EDL secara skematis ditunjukkan sebagaia
berikut:
Sebagai hasil dari EDL, ada jaringan tarikan dan tolakan elektrostatik yang
dikembangkan antara koloid. Gaya jaringan ini ditunjukkan sebagai berikut:
Va �1
r6
2. Energi potensial tolakan (gaya elektrostatic), Vr (oleh hukum
Coulomb)
VR � 1
r 2
Kecepatan penggabungan dari koloid koloid tergantung pada
gaya akhir jaringan – the net resultant force- antar koloid.
Penyisihan koloid hydrophobic dalam pengolahan air dan air limbah meliputi
dua tahap:
1. Double layer compression: ini dapat dilakukan dengan penambahan elektrolit umum
– indifferent elctrolyte (ion ion yang bermuatan dengan tidak ada kecenderungan
tarikan pada permukaan utama) penambahan indifferent electrolye meningkatkan
kekuatan ion dari larutan yang mempunyai efek dari compressing the EDL. Selama
counterions (ion ion yang berlawanan) ditekan semakin dekat ke permukaan, gaya
gaya tolakan menjadi lebih mudah untuk di abaikan – ditiadakan oleh gaya van der
Waals
Muatan dari indifferent electrolyte yang ditambahkan tersebut penting
sesuai dengan hukum Schulze-Hardy yang menyatakan bahwa dosis
bagi koagulasi yang efektif sebanding (logratithmically) dengan
muatannya (electrolyte tersebut). Sebagai contoh, konsentrasi yang
dibutuhkan untuk koagulasi yang efektif oleh Na+, Ca2+ dan Al3+ akan
bervariasi dalam rasio 1:10-2:10-3 . Artinya Al3+ adalah yang paling
efektif.
2. Destabilisasi adalah fungsi dari adsorptiviti ion. Adsorptivity adalah fungsi dari
ukuran ion yang berlawanan – counter-ion. Ion ion yang lebih besar tidak dihidrasi
(not hydrated- secara mudah dibanding ion ion yang lebih kecil, sehingga mereka
lebih mudah teradsorbsi pada traikan pelarut/ioon yang lebih rendah
konsentrasinya. (contoh aktif permukaannya lebih)
3. Molekul molekul yang terpolimerisasi lebih mudah teradsorbsi dari pada molekul
yang tidak terpolemirisasi – terkait dengan point 2
Untuk kasus polymers, metal salt atau senyawa organik sintetis, khususnya
adsorbsi pada permukaan, sering terjadi pada muatan netral. (reaction 1
below), namun seterusnya, bagian bagian lain dari polimer teradsrob pada
koloid lainnya. Ini membentuk jembatan polimer (polymer bridge) seperti
gambar berikut ini. Menggunakan difinisi yang didiskusikan di atas, reaksi
satu mewakili coagulasi dan reaksi dua mewakili flocculasi. Ada
stoichimetri dari coagulasi (dosage dari koagulan sebanding dengan
konsentrasi koloid)
Mekanisme adsorpsi adalah unik (biasanya ikatan kimia), itu mungkin untuk
meng-adsrob polimer yang bermuatan negatif atau netral pada permukaan
koloid yang biasanya bermuatan negatif.
Overdosing sangat mungkin terjadi. Prinsipnya, polimer meng-cover (menutupi)
koloid koloid tanpa menjembatani (menghubungkan dengan koloid yang lain.
Seperti pada gambar berikut:
4. Enmeshment in a precipitate (sweep floc):
Jika metal salts, seperti Al2(SO4)3 , FeCl3 ditambahkan pada jumlah yang cukup
sampai melebihi dari kelarutan produk dari metal hydroxide, oxide atau kadang
carbonates, sweep floc akan terbentuk. Koloid akan terjerat – enmeshed –
dalam sweep floc yang sedang mengendap dan sehingga tersisihkan dari
cairan
Karena koloid dapat menjadi pusat “nukleus” – nucleation site
bagi pengendapan AL atau Fe oxide, hubungan antara dosis
koagulan (Al atau Fe) yang optimun dengan konsentrasi Koloid
sering bolak balik – inverse. Itu sangat mungkin bahwa
mekanisme netralisasi muatan dan penggabungan polimer -
polymer bridging- terjadi secara simultan. Ada bukti bahwa
berubahnya muatan ini picu oleh kehadiran SO42-.
3+ 2+ +
Al(H 2O) 6 � Al(OH)(H 2O)5 + H
+ + 0 +
� Al(OH) 2 (H 2O) 4 + H � Al(OH) 3 (H 2O) 3 + H