Anda di halaman 1dari 26

APLIKASI KONSEP MODEL

DOROTHEA OREM DALAM


ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA TN T

YUSNILAWATI
pandangan Orem terhadap empat konsep utama
keperawatan yaitu adalah :
 Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara
terus menerus mempertahankan self-care untuk
hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma
atau koping dan efeknya.
 Sehat
Kemampuan individu atau kelompok memenuhi
tuntutan self-care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas
struktural fungsi dan perkembangan.
 Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi
kebutuhan keperluan self-care dan perawat
termasuk di dalamnya tetapi tidak spesifik.
 Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau
kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu,
keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan seft-care yang mencakup
integrias struktural, fungsi dan perkembangan.
GAMBARAN KASUS
 Tn T usia 55 tahun mengalami kelemahan fisik
pada bagian tubuh sebelah kiri, lengan serta kaki
kiri sulit digerakkan. Tn T pernah mengalami
serangan stroke 3 bulan yang lalu.adalah Tn T
adalah seorang kepala keluarga dengan 2 orang
anak yang semua tinggal satu rumah. Klien
sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan
penyakit yang sama, riwayat merokok 1 bungkus
per hari, klien juga mengalami kelebihan berat
badan dengan BB 75 Kg dan tinggi badan 158
cm.
TUJUH ELEMEN UTAMA
 Tujuan Asuhan Keperawatan
Tujuan dari asuhan keperawatn tuan T adalah
untuk memandirikan klien dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti personal higiene
(mandi), makan, minum, dan eliminasi.
KLIEN
 Tn T adalah klien yang tidak mampu secara
terus menerus mempertahankan self-care untuk
hidup dan sehat, klien adalah seorang kepala
dan sudah tidak melakukan aktivitas mengajar
lagi dikarenakan keterbatasan fisik yang
disebabkan serangan stroke 3 bulan yang lalu,
bekerja sebagai guru sekolah dasar, klien tidak
bisa melakukan, klien pemulihan dari
sakit/trauma atau coping dan efeknya.
DATA-DATA IDENTIFIKASI:

 Nama Kepala Keluarga: Tn T


 Alamat: Jl Asparagus Kelurahan Beliung Kota Jambi
 Tipe bentuk keluarga: Nuklear Family
 Latar belakang kebudayaan: Melayu Jambi
 Identifikasi religi: Klien dan keluarga adalah penganut agama
islam
 Status kelas keluarga: Keluarga Sejahtera tahap III
 Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang, setiap 4
bulan sekali klien dan keluarga kadang-kadang berlibur pulang
kekampung halaman di Kabupaten Merangin
 Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan yang
kurang. Status kesehatan yang diketahui keluarga dan
kerentanan terhadap sakit: tidak menyadari bahwa gemuk dan
kebiasaan merokok itu merupakan masalah kesehatan baginya.
 Riwayat kesehatan keluarga : orang tua dengan riwayat gemuk,
kakek dan nenek, dan saudara kandung (sibling).
 Layanan kesehatan yanng diterima. Perasaan dan persepsi
mengenai layanan kesehatan : keluarga tidak mengerti masalah
kesehatan
 Fase Reaksi Perawat.
Pengkajian difokuskan terhadap data-data yang relatif
menunjukan kondisii klien yang mengalami ketergantungan
kepada orang lain karena ketidakmampuan fisik akibat stroke,
data yang perlu dikaji pada kasus diatas selain ketidakmampuan
fisik klien, juga perlu dikaji tentang pengetahuan keluarga dalam
memberikan bantuan pada klien, bagaimana keluarga memotivasi
dan melatih klien untuk mengurangi tingkat ketergantungan klien
pada orang lain. Perawat perlu mengkaji lebih dalam terhadap
kebiasaan klien yang jelek seperti merokok dan diit rendah garam
dan rendah karbohidrat, karena memungkinkan terjadi komplikasi
seperti penyakit jantung dan DM : tanda-tanda vital, pada kasus
didapatkan tekanan darah 170/90 mmHg, Nadi 88 kali/menit,
respirasi 25 kali/menit.
 Sesuai dengan fase nursing action Tujuannya adalah selalu
mengurangi akan kebutuhan pasien terhadap bantuan
serta berhubungan dengan peningkatan perilaku pasien.
Setelah mendapatkan data-data yang menunjukan
perilaku pasien, menurut Orem perawat perlu melakukan
Theory of nursing systems dengan menggunakan
kemampuan mereka untuk menulis (menetapkan),
merancang, dan memberikan perawatan bagi pasien
(sebagai individu atau kelompok) dengan mengerjakan
upaya-upaya khusus atau system yang mengatur nilai
kemampuan individu berlatih dengan hubungannya untuk
merawat mandiri dan memenuhi syarat- syarat perawatan
mandiri bagi individu secara teraupeutik.
 Tersedianya perawatan bagi Tn T yang
memerlukan perawatan mandiri dalam
mengurangi ketergantungan klien terhadap
orang lain, untuk mengembalikan fungsi
organ tubuh yang mengalami kemundurun.
 Ketidakmampuan pasien menolong dirinya dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti mandi, makan, minum dan eliminasi
berhubungan dengan penurunan fungsi organ tubuh sekunder
terhadap stroke.
 Ketidakmampuan keluarga membantu memenuhi kebutuhan
sehari-hari (perawatan diri) Tn T Berhubungan dengan tidak
mengerti tentang sikap dan falsafah hidup terhadap latihan
aktivitas yang diberikan pada klien, tentang bagaimana cara
memulai dan menampilkan kepentingan mereka dalam
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan.
 Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan terhadap masalah kegemukan dan kebiasaan
merokok pada Tn T berhubungan dengan ketidaktahuan tentang
fakta-fakta, dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap
perkembangan klien.
Fokus Intevensi

 Setelah masalah keperawatan klien ditentukan


disusun rencana keperawatan, fokus perencanaan
pada pasien Tn T yaitu Rencana Tn T sendiri, dengan
merumuskan tujuan yang saling menguntungkan
baik klien, keluarga dan perawat sehingga terjadi
peningkatan perkembangan aktivitas Tn T kearah
yang lebih baik. Adapun tujuannya yang diharapkan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn T
yaitu mampu menolong dirinya mememenuhi
kebutuhan seharihari secara dekuat, keluarga
mampu menolong klien untuk mengatasi
keterbatasan fisik klien, serta mampu membuat
keputusan tentang cara penanggulangan
kegemukan klien.
Cara/Metode Intervensi

 Metode intervensi adalah efektifas tindakan


untuk menanggulangi yang sifatnya
mendesak, terdiri dari tindakan-tindakan
otomatis seperti melaksanakan tindakan
pengaturan diit dan latihan fisik atas instruksi
medis dan tindakan terencana yang dianggap
sebagai peran perawat profesional
sesungguhnya..
Adapun intervensi keperawatan yang perlu
dilakukan pada Tn T yaitu :

a.Membantu klien dalam menolong dirinya


untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya
 Bantu klien memenuhi kebutuhan perawatan
diri dalam personal higiene (mandi), B.A.B.
 Bantu klien dalam pemberian makan dan
minum.
 Bantu klien melakukan latihan aktifitas ROM
aktif.
 Bekerjasama dengan keluarga dalam
memberikan latihan fisik
b. Membantu keluarga untuk menolong
klien dalam mengatasi ketergantungannya
terhadap kebutuhan sehari-hari.
 Demonstrasikan kepada keluarga tentang
cara memandikan, membantu klien B.A.B di
tempat tidur.
 Ajarkan keluarga tentang cara melatih klien
dalam latihan ROM aktif.
 Pantau komitmen keluarga dalam
memberikan bantuan perawatan diri klien.
c. Membantu keluarga dalam membuat keputusan
pencegahan komplikasi dan serangan ulang
stroke akibat kebiasaan buruk klien seperti
merokok dan kegemukan
 Bantu keluarga dalam pengaturan diit klien,
dengan diit rendah garam
 Bantu keluarga dan klien dalam upaya
menghentikan kebiasaan buruk merokok pada
Tn T.
 Bantu keluarga dalam membuat daftar menu
makanan untuk Tn T
 Timbang berat badan klien setiap minggu
 Ingatkan kepada keluarga agar memantau
kebiasaan merokok klien
 Konsekuensi dari tindakan keperawatan dalam teori Orem
adalah. Perawatan diri yang tidak dilakukan pada klien
yang mengalami gangguan atau hambatan bila seseorang
jatuh pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan
seperti stres fisik dan psikologis. Self-care deficit terjadi
bila agen self-care atau orang yang memberikan perawatan
diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak
dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan
lebih memberikan self-care theraupetic. Nursing agency
menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan
perawat perlu dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau
berhubungan dengan layanan asuhan keperawatan yang
akan diberikan. Seseorang yang melakukan kegiatan ini
harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan
keperawatan yang diberikan sehingga dapat mengambil
suatu keputusan yang tepat bagi klien.
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori Proses
Keperawatan Orem.
Faktor Individu Perawatan Diri Perkembangan Masalah Masalah medis Self care
secara umum perawatan diri kesehatan dan perencanaan deficits

55 tahun. Tidak bisa mandi Sudah 3 bulan Kurang Paralisis tubuh Ketidaktahuan
laki-laki sendiri mengalami informasi bahagian kiri keluarga dan
lansia keterbatasan fisik tentang klien dalam
Rencana diberikan
bagian kiri masalah latihan
latihan aktivitas
kesehatan aktivitas diri
ROM aktif
yang diantaranya
dihadapi dalam
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari

Pekerjaan guru SD Eliminasi dibantu Latihan fisik aktivitas Perbedaan


Menikah dengan 2 anak keluarga sehari-hari belum falsafah dan
Makan dan minum bisa dilakukan klien sikap
juga dibantu secara adekuat keluarga serta
klien dalam
mengatasi
masalahnya

Keluarga inti Kebutuhan makan


keterbatasan sumber dan minum
informasi
Terapi kebutuhan Perawatan diri Masalah keperawatan Metode bantuan
perawatan diri secara adekuat
Mengurangi Inadequate Ketidakmamupuan klien dalam Mengembangkan
keterbatsan fisik memenuhi kebutuhan sehari-hari, kemampuan fisik klien
klien seperti mandi, B.A.B, makan dan
Melatih aktivitas sehari-
Adequate minum
Memenuhi hari pada klien (ROM)
Kebutuhan sehari- Adequate aktif
hari
Membantu klien dalam
perawatan diri

Meningkatkan Inadequate Ketidakmampuan keluarga dalam Penyuluhan dengan


pengetahuan memberikan bantuan pemenuhan demonstrasi
keluarga kebutuhan sehari-hari dan
perawatan diri klien
Menjaga Adequate Ketidakmampuan keluarga dalam Memantau keseriusan
perkembangan fisik membuat keputusan terhadap keluarga dan klien
klien dengan kegemukan dan kebiasaan buruk untuk mengatasi
modifikasi Adequate (merokok) pada Tn T kebiasaan buruknya
lingkungan yang
Mengarahkan keluarga
mendukung
dalam modifikasi menu
danpengaturan
makanan
menu diit klien
Evaluasi proses keperawatan pada Tn. T
a. Perubahan perilaku klien dalam merawat dirinya sendiri,
sampai pada tingkat mandiri, dan membangkitkan
semangat yang tinggi untuk bisa sembuh. Sehingga klien
mampu melakukan aktivitas sendiri dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari seperti : makan, minum, personal
higiene dan eliminasi.
b. Kemampuan keluarga dalam mengurangi ketergantungan
klien terhadap ketidakberdayaan klien dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
c Kemampuan keluarga dalam membuat Pasien mampu
melakukan aktivitas sehari-hari : tidak ada keluhan nyeri
dada, sesak nafas atau palpitasi saat melakukan aktivitas,
tekanan darah, nadi, respirasi dalam batas normal sebelum,
selama dan ketaatan yang ketat dalam mengontrol perilaku
buruk klien seperti mencegah kebiasaan merokok dan
makan yang berlebihan.
Pembahasan
 Fase pengkajian pada proses keperawatan sesuai
dengan berbagi pada reaksi perawat dengan
perilaku klien dan keluarga dalan disiplin proses
keperawatan Orem. Sistem-sistem keperawatan
dibentuk ketika para perawat menggunakan
kemampuan mereka untuk menulis (menetapkan),
merancang, dan memberikan perawatan bagi klien
berdasarkan Theory of nursing systems maka klien
(sebagai individu atau kelompok) dengan
mengerjakan upaya-upaya khusus dan system-
sistem pengupayaan. atau system yang mengatur
nilai kemampuan individu berlatih dengan
hubungannya untuk merawat mandiri dan
memenuhi syarat- syarat perawatan mandiri bagi
individu secara teraupeutik.
Fase perencanaan

 Tujuannnya berhubungan dengan


peningkatan perilaku pasien. Tujuan yang
dirumuskan pada teori Orem yaitu difokuskan
pada perubahan perilaku dalam menolong
untuk memenuhi kebutuhan dirinya
sehingga keberhasilannya dapat diukur
terutama terhadap masalah yang hanya
dirasakan keluarga dan klien. Seperti pada
contoh kasus Tn T yaitu masalah keterbatasan
fisik akibat penurunan fungsi saraf.
Fase Implementasie

 Pada Teori Orem tindakan keperawatan ditujukan


pada kemandirian keluarga dan klien dalam
merawat dirinya sendiri. tindakan tersebut lebih
diarahkan terhadap penanggulangan masalah
keperawatan yang berdasarkan perkembangan fisik
klien dan kesanggupan keluarga dalam membantu
klien untuk mandiri, dengan memperhatikan
tindakan-tindakan yang bersifat promotif atau
preventif yang sebenarnya tindakan preventif
seperti: pengembalian fungsi organ tubuh,
pencegahan serangan ulang dan menghindari faktor
resiko adalah penting bagi pasien yang menderita
stroke yang dialami Tn. T.
Evaluasi

 Evaluasi, pada fase tindakan proses disiplin


merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
Tindakan- tindakan yang terencana
dilaksanakan secara bersama-sama antara
keluarga dan perawat harus mengevaluasi
keberhasilannya. Evaluasi pada teori Orem
sudah cukup baik, yang mana evaluasi selalu
dilakukan setelah setiap tindakan
keperawatan dilakukan secara lengkap.
Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan
 Proses keperawatan dan proses disiplin Orem keduanya
menggambarkan rangkaian tahapan. Setiap tahapan sama-sama
tidak terpisah. Pada proses disiplin Orem hampir secara
berkesinambungan saling mempengaruhi dimana perilaku klien
dan keluarga menjadi tujuan reaksi perawat, mengarahkan perilaku
klien dan keluarga Kedua proses tersebut merupakan proses
dinamis dan responsif terhadap perubahan kondisi pasien. Proses
keperawatan keluarga dan proses disipin Orem mempunyai banyak
persamaan. Proses keperawatan panjang dan lebih formal dan
fasenya lebih mendetail dibandingkan proses disiplin Orem, dan
membutuhkan perawat yang profesional untuk menggunakan
pengetahuan dan prinsip keilmuan dalam menerapk model teori
keperawatan. Orem hanya membutuhkan bahwa perawat harus
mengikuti prinsip-prinsip yang ia tetapkan dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga pada Tn T.
Saran

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yang


paripurna maka sebaiknya perawat memperhatikan 5 prinsip
utama tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga
yaitu:
 Mengenal masalahkesehan keluarganya
 Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
 Melakukan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit,
dirumah karena cacat atau ketidakberdayaan
 Memodifikasi lingkungan rumahnya yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
 Menggunakan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada.
 Berdasarkan dari 5 prinsip tersebut perawat harus
bekerjasama dengan keluarga dan klien dalam mengatasi
masalah kesehatan yang sedang mereka alami.

Anda mungkin juga menyukai