Anda di halaman 1dari 18

Bacharuddin

Jusuf
Habibie

Kelompok 2
Ai Siti Ratnawati
Falah Dwi Handoyo
Neng Siti Juanah
Sindi Fitriyani
Biografi
Nama : Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie
Nama Panggilan : Rudy
Lahir : Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936
Agama : Islam
Orang Tua : Alwi Abdul Jalil Habibie (Ayah), RA. Tuti Marini
Puspowardojo (Ibu).
Saudara Kandung : Junus Effendi Habibie, Alwini Karsum Habibie, Satoto
Mohammad Duhri Habibie, Sri Sulaksmi Habibie, Sri Rahayu
Fatima Habibie, Sri Rejeki Habibie, Ali Buntarman, Suyatim
Abdurrahman Habibie
Istri : Hasri Ainun Besari Habibie
Anak :Ilham Akbar, Thareq Kemal
Riwayat Pendidikan
 B. J. Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas
Kristen Dago. Habibie kemudian belajar tentang keilmuan teknik
mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung
(sekarang Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1954.
 Pada 1955–1965, Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan,
spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman
Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor
ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Riwayat Pekerjaan
 Direktur Utama PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad)
 Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
 Ketua Dewan Pembina Industri Strategis (BPIS)
 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS)
 Ketua Dewan Riset Nasional (1999)
 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam
 Anggota Dewan Komisaris Pertamina
 Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Kontruksi Ringan Rheinsich Westfaelische Technische
Hochshule, Aachen, Jerman Barat (1960–1965)
 Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisa Struktur, Hamburg, Jerman Barat (1966–
969)
 Kepala Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Komersil/Pesawat Militer Messerschmidt Boelkow
Blohm (MBB) Gmbh, Hamburg, Jerman Barat (1969–1973)
 Wakil Presiden/Direktur Teknologi Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB), Hamburg, Jerman
Barat (1974–1978)
 Penasihat Direktur Utama (Dirut) Pertamina (1974–1978)
 Direktur Utama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Bandung (1976)
 Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL), Surabaya (1978)
 Profesor Kehormatan/Guru Besar dalam bidang Konstruksi Pesawat Terbang Institut Teknologi
Bandung (ITB), Bandung (1997)
Riwayat Karir Pemerintahan
 Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan III
(1978–1983)
 Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan IV
(1983–1988)
 Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan V
(1988–1993)
 Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan VI
(1993–1998)
 Ketua Tim Keputusan Presiden (Keppres) 35
 Wakil Presiden RI (1998)
 Presiden RI (1998–1999)
Penghargaan
 Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Malaysia (IEM)
 Anggota Kehormatan Japanese Academy of Engineering
 Anggota Kehormatan The Fellowship of engineering of United Kingdom,
London
 Anggota Kehormatan The National Academy of Engineering, AS
 Anggota Kehormatan Academie Nationale de l'Air et de l'Espace, Perancis
 Anggota Kehormatan The Royal Aeronautical Society, Inggris
 Anggota Kehormatan The Royal Swedish Academy of engineering Science,
Swedia
 Anggota Kehormatan Gesselschaft Fuer Luft und Raumfarht (Lembaga
Penerbangan & Ruang Angkasa) Jerman
 Anggota Kehormatan American Institute of Aeronautics and Astronautics, AS
 Anggota Kehormatan Masyarakat Aeronautika Kerajaan Inggris (1983)
 Anggota Kehormatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Jerman (1983)
 Anggota Kehormatan Akademi Aeronautika Perancis (1985)
Masa Pemerintahan
 Setelah Soeharto mundur, jabatan presiden diserahkan kepada
wakilnya, yaitu B.J Habibie. Hal tersebut dilakukan berdasarkan pasal 8
UUD 1945. Setelah naiknya Habibie sebagai presiden, kondisi politik dan
ekonomi pun kian berubah. Proses dan penerapan demokrasi di Indonesia
mulai membaik. Presiden dipilih berdasarkan pemilu dalam skala 5 tahun
sekali, dan semua masyarakat memiliki hak memilihnya.
Kebijakan ekonomi
a. berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar
antara Rp 10.000 – Rp 15.000.
b. memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus
mengurusi perekonomian dengan kebijakan yang telah dilakukan.

 Merekapitulasi perbankan.
 Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah.
 Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat sehingga
di bawah Rp.10.000.
 Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF.
 Merekontruksi perekonomian Indonesia.
 Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang negeri.
 Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang larangan praktik Monopoli
dan Persaingan yang tidak sehat.
 Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Kebijakan politik
 Mengganti 5 paket undang-undang dan 3 di antaranya diubah agar lebih
demokratis
1. UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik
2. UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu
3. UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR
 Kebebasan rakyat dalam menyalurkan aspirasi
 Melakukan pencabutan terhadap pembredelan pers
 Jejak pendapat wilayah Timor-timur
 Memberikan abolisi (Hak kepala Negara untuk menghapuskan hak
tuntutan pidana) kepada 18 tahanan dan narapidana politik (orang-
orang yang pernah mengkritik presiden).
 Pengurangan jumlah anggota ABRI di MPR, dari 75 orang menjadi 38
orang.
 Polri memisahkan diri dari ABRI menjadi Kepolisian RI. Istilah ABRI
berubah menjadi TNI.
Kabinet Reformasi Pembangunan
Dibentuk : 23 Mei 1997
Diselesaikan : 20 Oktober 1999
Kepala Pemerintahan : Bacharudin Jusuf Habibie
Jumlah Menteri : 36
4 Menteri Koordinator
20 Menteri Negara yang memimpin Departemen
12 Menteri yang mengurusi bidang lain
KABINET REFORMASI
PEMBANGUNAN
Menteri negara koordinator
Menteri departemen
Menteri negara
Pejabat setingkat menteri

Anda mungkin juga menyukai