Anda di halaman 1dari 68

MANAJEMEN SPA PUSKESMAS

TUJUAN UMUM
 Tujuan pembelajaran umum materi ini
adalah setelah mempelajari materi ini
peserta mampu memahami
pengelolaan Sarana, Prasarana dan Alat
Kesehatan di Puskesmas.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu:
 Menjelaskan siklus pengelolaan Sarana, Prasarana dan
Alat kesehatan secara umum di Puskesmas
 Menjelaskan dasar perencanaan untuk di usulkan dan
di tindaklanjuti
 Menjelaskan Pemeliharaan SPA sesuai dengan waktu
dan kondisi serta ketersediaan sumberdaya
 Menjelaskan pencatatan sebagai inventaris dengan
menggunakan Aplikasi ASPAK dan menggunakan data
dalam Aplikasi ASPAK sebagai pelaporan.
Permasalahan Manajemen SPA
 Belum tersedianya Sumberdaya manusia dalam
pemeliharaan Alat Kesehatan di Puskesmas.
 Berbedanya persepsi para pelaku pembangunan
kesehatan terhadap sarana, prasana dan alat kesehatan.
 Masih rendahnya ketersedian Alat Kesehatan sebagai
penunjang pelayan kesehatan yang berkualitas.
 Masih terbatasnya kapasitas pengelolaan Alat kesehatan
di daerah. Hal ini ditunjukkan masih belum terpenuhi
ketersediaan tenaga elektromedik di fasilitas pelayanan
kesehatan di Kabupaten/kota, baik dari segi jumlah,
maupun segi profesionalisme.
MANAJEMEN SARANA, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN
SESUAI STANDAR DALAM MENDUKUNG AKREDITASI PUSKESMAS
SARANA /
BANGUNAN

MENDUKUNG YANKES YANG BERKUALITAS


PENILAIAN

MANAJEMEN / PENGELOLAAN
Gedung Keselamatan

PERSYARATAN STANDAR
TEKNOLOGI
F PRASARANA
PERENCANAAN
A PRIMER Ventilasi
Keandalan
S Pencahayaan PENGADAAN
Kelistrikan
Y Rawat Inap Gas medis
PENERIMAA
A Non Rawat Inap Sanitasi
Komunikasi, dll N
N PELATIHAN Persyaratan
Mutu
K ALKES
E PENGOPERASIAN
Set Pem. Umum
S Set Gadar PEMELIHARAAN
Set Pem. Kes Ibu Keamanan
Set Pem. Kes Anak
Set Obgyn PENGUJIAN &
Set Insersi & KALIBRASI Laik Pakai
Ekstraksi AKDR
Set Resusitasi Bayi PENGHAPUSAN
Set Kes Gigi PEDOMAN
Set Promkes, dll YANKES

PERSYARATAN AKREDITASI FASYANKES


Manajemen SPA Di Puskesmas
 acuan langkah dan tindakan yang diperlukan dalam
pengelolaan peralatan medis dari mulai perencanaan,
pengadaan, instalasi dan penerimaan, penggunaan,
pemeliharaan dan penghapusan.
MANAJEMEN SPA PUSKESMAS
“Rangkaian Kegiatan Sistematis Untuk
Mempertahankan Dan Memenuhi Standar
Fasilitas Puskesmas Yang Efektif Dan
Efisien”

Peningkatan Akses
dan Mutu Fasilitas
Puskesmas
Beberapa istilah: (1)
Pemeliharaan
Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga peralatan medis bermutu, aman dan laik
pakai.

Kalibrasi
Kalibrasi adalah memastikan hubungan antara besaran yang
ditunjukkan oleh suatu alat ukur atau sistim pengukuran
atau besaran yang diabadikan pada suatu bahan ukur dengan
besaran yang sebenarnya dari besaran yang diukur
Beberapa istilah: (2)
Uji Coba
 Pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat
dengan beban sebenarnya (misalnya pasien), setelah uji fungsi
dilakukan dengan hasil baik. Uji coba dilaksanakan oleh operator
yang telah dilatih, untuk membiasakan penggunaan alat sesuai
prosedur kerjanya dalam waktu tertentu atau berdasarkan jumlah
pemakaian.
Uji Fungsi
 Pengujian alat kesehatan secara keseluruhan, melalui uji bagian-
bagian alat dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu)
tanpa beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui kinerja dan
kemampuan alat dalam hal fungsi komponen dan keluaran. Uji fungsi
dilaksanakan sebelum alat diterima oleh Panitia Penerima Barang.
Uji Keselamatan
 Uji keselamatan adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan
terhadap produk untuk memperoleh kepastian tidak adanya bahaya
yang ditimbulkan sebagai akibat penggunaan produk tersebut.
Perencanaan Sarana Prasarana Alat
Kesehatan (SPA)
Perencanaan Dan Penilaian Kebutuhan

 Penilaian Kebutuhan
Penilaian kebutuhan (need assessment) adalah
proses untuk menentukan dan mengatasi
kesenjangan antara situasi atau kondisi saat ini
dengan situasi atau kondisi yang diinginkan
Penggantian peralatan medis dilakukan karena
faktor
• Perkembangan teknologi
• Kesesuaian terhadap standard keselamatan/regulasi
• Biaya pemeliharaan yang tinggi (batas biaya
pemeliharaan)
• Ketersediaan suku cadang
• Kesesuaian dengan Pelayanan kesehatan
• Pelaksanaan Penilaian Kebutuhan Alat Kesehatan
Diatur dalam standar prosedur operasional
memuat:
 Peran para pihak terkait pengguna, pemelihara
dan kepala Puskesmas.
Tahap Perencanaan Kebutuhan membutuhkan
data & informasi:
 Inventori Alat Kesehatan meliputi:
 Jenis
 Spesifikasi
 Jumlah
 Harga
 Tahun pengadaan Kondisi Alat Kesehatan
 Kualitas Alat Kesehatan meliputi:
 Frekuensi kerusakan
 Lama perbaikan
 Suku cadang
 Biaya pemeliharaan.
 Kinerja Alat Kesehatan
 Data pemanfaatan
 Kapasitas alat sesuai spesifikasi.
Penganggaran, bersumber dari:
 Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP)
 Pendapatan Puskesmas (BLU)
 DAK dan BOK (APBN).
 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
Prioritas Pemenuhan Kebutuhan memperhatikan:
 Tingkat utilitas
Merupakan tingkat penggunaan atau pemakaian
alat Kesehatan pada pelayanan. Hal ini terkait
dengan terhadap banyaknya kebutuhan peralatan
tersebut sehingga akan berpengaruh pada tingkat
pelayanan dan penghasilan Puskesmas
 Pemenuhan Pelayanan
Pemenuhan pelayanan kesehatan di puskesmas
harus di pertimbangkan dengan Permenkes 75
tahun 2015
 Pengembangan Pelayanan
Pengembangan pelayan di Puskesmas dari non
rawat nginap menjadi rawat nginap
Program Perencanaan Sarana Prasrana dan Alat
Kesehatan (1)
 Program rencana kebutuhan dan pemenuhan SPA
dalam jangka panjang 5 tahunan disusun berdasarkan
rencana strategi (Renstra) yang didalamnya terdapat: - -
1. Visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
2. Menganalisa dengan matriks SWOT,
untuk mengetahui PKM pada posisi
kuadran berapa,
3.Menentukan Peta strategi yang disusun dengan
menggunakan balance score card yang arahnya pada
kepuasan pelanggan, dan pada posisi penggunaan
keuangan yang efisien, harus di dukung dengan SDM
yang kompeten dan komitmen, SPA kesehatan
dengan regulasi.
Program Perencanaan Sarana Prasrana dan Alat
Kesehatan (2)
 Renstra berisi : ……………….
- Sasaran strategi di petakan, maka disusun kunci
indikator kinerja berupa target yang akan
dicapai pada program setiap tahunnya selama lima
tahun.
Program rencana kebutuhan dan pemenuhan SPA (1)
 Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat
umum yang masih terkait dengan program.
 Latar Belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun.Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukannya program tersebut dapat lebih kuat.
 Tujuan Umum dan Khusus
Tujuan disini adalah merupakan tujuan program. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus
adalah tujuan secara rinci.
 Kegiatan Pokok dan Rinci Kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehinga tercapainya program
tersebut. Karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan
dan sejalan.
Program rencana kebutuhan dan pemenuhan SPA (2)

 Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode
tersebut bisa antara lain dengan melakukan rapat, melakukan
audit, dan lain-lain.
 Sasaran
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan
terkur untuk mencapai tujuan-tujuan program. Sasaran program
menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk menetralisir
tujuan tertentu
Usulan Perencanaan Pengadaan SPA
Usulan berdasarkan kebutuhan
Usulan berdasarkan Kondisi SPA
Usulan Anggaran Biaya Pemeliharaan
Dinkes Kabupaten/ Kota:
 Memberi Persetujuan
 Menjelaskan Sumber anggaran
 Pelaksana Pemeliharaan
 Waktu pelaksanaan
 Dll
 Tidak menyetujui/ Tunda
Usulan Perencanaan Perbaikan
Dinkes Kabupaten/ Kota:
 Memberi Persetujuan
 Menjelaskan Sumber anggaran
 Pelaksana Pemeliharaan
 Waktu pelaksanaan
 Dll
Usulan Perencanaan Kalibrasi
Dinkes Kab/Kota:
 Memberi Persetujuan
 Menjelaskan Sumber anggaran
 Pelaksana Kalibrasi
 Waktu pelaksanaan
 Dll
Pemda berwenang merencanakan kebutuhan SPA sesuai
dengan kebutuhan daerahnya, namun tetap
memperhatikan pengaturan dan pembinaan standar yang
berlaku secara nasional dan merupakan proses yang
terpadu antara stakeholder terkait diantaranya penanggung
jawab SPA, penanggung jawab program kesehatan, dan
pelaksana pelayanan kesehatan
Pemeliharaan Sarana Prasarana Alat Kesehatan (SPA)
 Pemeliharaa Alat Kesehatan adalah suatu upaya yang
dilakukan agar Alat Kesehatan selalu dalam kondisi
laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan
menjamin usia pakai lebih lama
Pemeliharaan Terencana
 Kegiatan inspeksi
yaitu kegiatan mengecekan Alat kesehatan sebelum di
operasionalkan atau digunakan kepada kepada pasien.
 Kegiatan pemeliharaan preventif.
Dimana kegiatan ini Alat kesehatan harus di bersihkan,
diberikan pelumasan, penyetelan, penggantian komponen
yang minor dan tidak sampai melakukan perbaikan dan
overhoul,
 Kegiatan pemeliharaan korektif
Kegiatan pemeliharaan dengan melakukan kebersihan
dengan penggantian komponen yang besar sehingga dapat
dinyatakan kegiatan perbaikan sampai overhoul.
Pemeliharaan Tidak Terencana
 Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan
pemeliharaan yang tidak terjadwal akibat sarana,
prasarana dan alat kesehatan yang sedang digunakan
mengalami kerusakan akibat pemeliharaan
pencegahan/preventif tidak berjalan dengan baik.
Jenis kegiatan pemeliharaan darurat ini harus
diminimalisir agar prinsip efisiensi dan efektifitas
dapat diwujudkan.
Pembuatan jadwal Pemeliharaan
(min. 2 x setahun)
Kegiatan Pemeliharaan (1)
Persiapan Operasional
 Langkah-langkah yang dilakukan terhadap suatu Alat Kesehatan
sebelum digunakan untuk tindakan pelayanan, dengan
mempersiapakan assesori, maupun bahan operasional agar alat siap
dioperasikan. Persiapan ini dilakukan sebelum alat dihubungkan
dengan catu daya.
Pemanasan
 Langkah-langkah yang dilakukan oleh pengguna terhadap Alat
Kesehatan, sebelu melakukan pelayanan.
 Menghubungkan Alat dengan catu daya
 Memberikan waktu yang cukup agar komponen Alat yang perlu aliran
listrik/pemanasan terpenuhi
 Melakukan pengecekan fungsi tombol, selector, indikator, alarm,
system pergerakan dan pengereman.
 Pelaksanaan
 Langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap alat selama
melakukan pelayanan, agar tercapai hasil yang optimal. Tata cara
pengoperasian yang harus tersedia pada setiap Alat Kesehatan dan
dipahami dengan baik oleh pengguna alat.
Kegiatan Pemeliharaan (2)
Pengemasan dan penyimpanan
 Langkah-langkah ini dilkukan terhadap Alat Kesehatan setelah selesai
melakukan pelayanan, agar Alat Kesehatan selalu siap untuk
pelayanan.
 Pengguna alat harus wajib mencatat beban kerja alat setiap hari
pemakaian.
 Dokumentasikan oleh penanggung jawab Alat Kesehatan
Operasional/Penggunaan yang benar
 Pada umumnya peralatan sederhana
 Alat baru/ canggih : perlu pelatihan/ penjelasan
 Ada Prosedur (SOP) / manual yang mudah dipahami
shg mudah dilaksanakan oleh siapapun
 Terdokumentasi
Pembersihan dan Sterilisasi
 mencegah terjadinya infeksi dan penularan suatu alat
kesehatan kepada pasien ataupun pengguna(user)
 agar alat tetap terjaga kebersihannya dan siap pakai.
 Penggunaan APD saat pembersihan seperti sarung
tangan tebal, penutup mulut, pelindung mata, dll
 dituangkan kedalam Standar Operasional Prosedur
(SOP).
Penyimpanan
 Cara menyimpan (menutup, melipat, menggulung,
dll)
 Tempat penyimpanan (untuk alat – alat tertentu
memerlukan tempat khusus)
 Melindungi alat – alat tertentu, seperti gunting ujung
tajam, pisau/scalpel sisi tajamnya, dll

Membuat Jadwal Kalibrasi


•Menyusun daftar SPA yang wajib dikalibrasi dan
dokumen kalibrasi sudah habis masa berlaku,
segera menyusun jadwal dan mengajukan ke
Sisterlab melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Pengadaan
Penyiapan Spesifikasi, memperhatikan:
 Ijin edar
 Kebutuhan sarana (bangunan/ruangan)

 Kebutuhan prasarana (listrik, air, gas)
 Ketersediaan suku cadang
 Biaya operasional (listrik, bahan habis pakai)
 Kebutuhan pra-instalasi (pekerjaan sipil, listrik
khusus, perpipaan dan komponen
pengaman/keselamatan)
 Dan lain-lain.
 Di luar e-katalog harus membuat justifikasi
kebutuhan alat tersebut (berupa telaahan secara
teknis).
Langkah – langkah penyusunan spesifikasi
 Mencantumkan spesifikasi umum untuk kebutuhan peralatan
kesehatan dan spesifikasi secara khusus/detil untuk peralatan
kesehatan tertentu bila dibutuhkan (contoh: untuk Tensimeter;
dengan Spesifikasi Umum : Air Raksa/Digital/anaeroid,
Portable/wallmount/mobile); Tensimeter, dengan spesifikasi khusus :
ukuran manset, dewasa/anak/bayi,ukuran tekanan 0 – 200 mmHg,
dilengkapi dengan buku manual, masa waktu purna jual/garansi)
 Masukan nilai masing-masing parameter untuk setiap jenis alat
kesehatan yang ditawarkan sesuai kebutuhan pengguna.
 Nilai parameter dapat dibuat tetap atau dengan nilai tertentu jika
memiliki dasar yang kuat (justifikasi klinis) terhadap pemilihan
parameter tersebut.
 Lakukan pengumpulan data spesifikasi peralatan kesehatan dari
beberapa merk yang beredar di Indonesia.
 Membandingkan parameter yang dibutuhkan dengan informasi
ketersediaan spesifikasi berdasarkan penawaran dari distributor
(pemilik ijin edar alkes)
Penyusunan HPS
 Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau
Owners Estimate (OE) didasarkan pada data harga
pasar setempat yang diperoleh berdasarkan hasil
survei menjelang dilaksanakannya pengadaan, dan
untuk selanjutnya dapat mengikuti peraturan yang
berlaku tentang pengadaan barang/jasa pemerintah.
PENERIMAAN
 Penerimaan dan pemeriksaan
Suatu rangkaian kegiatan dalam menerima peralatan
puskesmas dari penyedia barang, pengadaan sendiri,
Pemerintah Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota dan pihak lainnya. Alat
yang diterima harus diperiksa kelengkapannya baik
jenis, jumlah dan kondisinya serta sesuai dengan
dokumen yang menyertainya (spesifikasi).
Kegiatan penerimaan dan pemeriksaan alat
 Kepala puskesmas menunjuk staf untuk penerimaan dan
menyiapkan tempat penyimpanan.
 Alat yang baru diterima langsung diperiksa oleh Kepala
Puskesmas atau staf yang ditunjuk.
 Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa dokumen
pengiriman barang (Surat Bukti Barang Keluar yang dilengkapi
dengan spesifikasi dan harga). Terlampir.
 Kepala Puskesmas atau staf yang ditunjuk memeriksa atau
meneliti surat pengantar, jenis dan jumlah alat, kemasan, jumlah
harga dan lain-lain.
 Kepala Puskesmas atau staf yang ditunjuk memeriksa keadaan
alat, untuk memastikan bahwa alat dalam keadaan baik, yang
dipastikan dengan melakukan uji fungsi dan uji coba oleh
penyedia disaksikan oleh pengguna. Jika dalam keadaan rusak,
penerima barang boleh menolak.
INVENTARISASI DAN LAPORAN
Inventarisasi
Inventori merupakan data detil alat kesehatan yang
berkaitan dengan aspek teknis maupun administrasi
setiap tipe/model Peralatan Medis.
Inventori dapat memberikan informasi sebagai berikut:
 Technical assessment, merek dan tipe peralatan beserta
jumlah dan status kondisi peralatan.
 Memberikan informasi dasar untuk pengelolaan aset,
termasuk membantu penjadwalan pemeliharaan preventif,
penelusuran pemeliharaan, perbaikan, dan penarikan
kembali/recall.
 Memberikan infomasi keuangan guna mendukungan
penilaian budget dan ekonomi.
Lingkup Inventori
 Nilai investasi
Prioritas ini memperhitungkan alat kesehatan yang akan
dilakukan inventarisasi berdasarkan harga pada saat
pembeliaan yaitu dengan harga diatas Rp. 500.000 (lima
ratus ribu rupiah).
 Usia teknis
Inventori pada prinsipnya adalah menginventarsasi data
peralatan untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Dengan alat usia teknis sangat singkat (kurang dari satu
tahun) sebaiknya tidak perlu dilakukan inventarsasi.
 Berdasarkan risiko
Inventori dapat dilakukan dengan memprioritaskan
minimal
SPA yang memiliki risiko sedang dan tinggi
Data Inventori
Data Inventori
Form pengumpulan data inventarisasi peralatan
Kode Inventori _________________________________________________
Jenis Peralatan ________________________________________________
Pabrikan _____________________________________________________
Merek/Tipe ___________________________ Serial number _____________
Negara Asal __________________________ Tahun pembuatan __________
Kebutuhan Daya ___________________________
Kondisi: Baik
Rusak Ringan ___________________________________
Rusak Berat ___________________________________
Tidak digunakan
Membutuhkan disposal khusus Ya Tidak

Manual Petunjuk penggunaan


Petunjuk Pemeliharaan

Dokumen lain
Lokasi Peralatan ________________________________________________
Keterangan _____________________________________________________
Inventori dapat terdiri dari beberapa form
yaitu berupa:

•Daftar data peralatan


•Daftar pabrikan atau Supplier
•Daftar bahan habis pakai dan suku cadang

Inventarisasi dari data tersebut bersifat relasional form


sehingga lebih mudah dalam melakukan penelusuran
data
Laporan SPA
tim dari Kementerian Keasehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi akan melakukan
Assessment dalam keberadaan pelayanan pemeliharaan SPA
Tata cara pelaksanaan penghapusan
Usulan penghapusan dari puskesmas sebaiknya disusun dan
dilengkapi dengan keterangan atau data mengenai:
•Identitas dan ciri-ciri barang
•Lokasi/tempat beradanya barang
•Harga saat ini/nilai jual saat ini/nilai residu
•Sebab-sebab/alasan-alasan penghapusan
•Jumlah dan status barang
Tata cara pelaksanaan penghapusan
• Kondisi rusak (tidak dapat diperbaiki) atau tidak laik pakai.
• Dikumpulkan pada ruangan tertentu di puskesmas untuk memudahkan
proses berikutnya dengan memberikan label pada alat.
• Penanggungjawab harian peralatan kesehatan melakukan identifikasi
status kepemilikan peralatan kesehatan yang akan dihapuskan.
• Ka PKM sebagai penanggungjawab umum peralatan kesehatan
menghubungi Pemerintah Daerah setempat (Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau Dinas Pendapatan Daerah) setempat tentang adanya
peralatan kesehatan yang rusak dan mengusulkan untuk dihapuskan.
• Bila harga perolehan tidak dicantumkan, Puskesmas dapat menghubungi
Pemda melalui bendaharawan barang masing-masing sesuai dengan
peraturan setempat yang berlaku, ataupun untuk menelusuri harga
perolehan peralatan kesehatan tersebut Pemerintah Daerah memfasilitasi
dan merujuk ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
•Peralatan kesehatan yang status kepemilikannya tidak jelas, Puskesmas
bisa meminta bantuan Dinkes Kab/kota setempat untuk melakukan
identifikasi dan menetapkan status kepemilikan peralatan kesehatan
tersebut ataupun memfasilitasi ke pusat untuk proses penetapannya
(hibah).
Aplikasi ASPAK
ASPAK merupakan aplikasi web based sistem
informasi data sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan secara on-line. Dengan ASPAK
dimungkin sarana pelayanan kesehatan
khususnya rumah sakit milik pemerintah dapat
menyimpan data SPA secara langsung di server
ASPAK sehingga monitoring data peralatan
kesehatan dapat dengan cepat dilakukan
Aplikasi ASPAK
ASPAK merupakan aplikasi web based sistem
informasi data sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan secara on-line. Dengan ASPAK
dimungkin sarana pelayanan kesehatan
khususnya rumah sakit milik pemerintah dapat
menyimpan data SPA secara langsung di server
ASPAK sehingga monitoring data peralatan
kesehatan dapat dengan cepat dilakukan
ASPAK bertujuan untuk:

•Tersedianya data dan informasi sarana, prasarana


dan peralatan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan seluruh Indonesia
•Terciptanya pemetaan SPA di Fasyankes.
•Supporting untuk perencanaan SPA
ASPAK berisikan beberapa data yang harus diisi oleh
puskesmas melalui fiture data utama yaitu:
•Data umum, mencakup data umum sarana pelayanan kesehatan yaitu
alamat, telp, propinsi, kabupaten/kota, jenis puskesmas, status
akreditasi, dll.
•Data Gedung, mencakup luas, tahun pendirian, tahun renovasi,
perizinan(IMB, IPB/SLF/SLO), dll.
•Data Sarana, mencakup data dan kondisi gedung berdasarkan
pelayanan kesehatan yang dilayani
•Data Prasarana, mencakup data prasarana pelayanan kesehatan
seperti data pengelolaan limbah, sumber listrik, air, dll.
•Data peralatan kesehatan, mencakup nama alat, merk, type, no. seri,
harga, kondisi peralatan kesehatan, distributor, dll.
•Sumber Daya Manusia, mencakup nama, tanggal dan tahun lahir,
pendidikan, job description, dll.
•Survey Pertanyaan yang berisikan instrument penilaian terhadap
organisasi dan pengelolaan peralatan kesehatan.
•Laporan Lainnya untuk menuliskan sesuatu kejadian yang tidak
diinginkan seperti kegagalan suatu alat kesehatan ataupun kurang
memadainya peralatan kesehatan sehingga mengganggu pelayanan
kesehatan.
Untuk mengakses ASPAK memerlukan username serta password yang
dibedakan berdasarakan fungsi institusi tersebut yang disediakan oleh
Kementerian Kesehatan. ASPAK dapat diakses oleh Dinas Kesehatan
Provinsi/Kab/Kota, Rumah Sakit, BPFK dan Puskesmas yang
kesemuanya harus memiliki account yang saat ini disediakan oleh
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
ataupun Direktorat terkait.
buku Petunjuk Teknis Cara Pengisian ASPAK(Manual Book) yang dapat
didownload melalui link di bawah ini :
http://aspak.buk.depkes.go.id/beranda/wp-
content/uploads/downloads/2014/05/Manual -Aspak-user-New.pdf atau
klik beranda pada ASPAK lalu klik halaman download yang ada pada
beranda tersebut.
telah diintegrasikan dengan usulan perencanaan elektronik(E-Planning)
dan menjadi salah satu syarat agar dapat mengusulkan perencanaan
kebutuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan pada pelayanan
kesehatan yang aplikasikan kedalam Sistem Informasi Perencanaan
dan Monitoring(SIPERMON).
Kewajiban satker dilaksanakan dulu (update data dan mengirim
laporan), selanjutnya menggunakan hak-nya (mengirim usulan
kegiatan/anggaran)
Perencanaan PEMENUHAN GAP SPA FASYANKES
MELALUI ASPAK
Kebutuhan
Puskesmas
VERIFIKASI

DESK / PRIORITAS
SISTEM
PEMELIHARAAN

Intervensi Gap
 Pemenuhan fisik SPA
 Tipe / kelas fasyankes sasaran
 Lokasi dan tingkat kemahalan * ASPAK : Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat
 Ketersediaan SDM Kesehatan
** Standar : Permenkes 56/2014 & 75/2014
ALUR PELAKSANAA KHUSUS PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA

Persyaratan Pelaksanaan Pembangunan PKM

KAJIAN
TEKNIS
IMB SLF RTB

PEMBANGUNAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN
PEMBONGKARAN
PELESTARIAN

PENDATAAN

PERATURAN, PEDOMAN, STANDAR TEKNIS

PermenPU No.45 Tahun 2007 (keselamatan, kesehatan, keamanan, kemudahan


kenyamanan)
Permenkes No.75 Tahun 2015
TAHAPAN PEMBANGUNAN PUSKESMAS

• IDENTIFIKASI INTERNAL MAUPUN EXTERNAL


TERHADAP KEMAMPUAN, PELUANG, ANCAMAN, DAN
TANTANGAN
INISIASI • STUDI KELAYAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAN
PROYEK PENGEMBANGAN PKM KE DEPAN DITINJAU HAL DI
ATAS

• MASTERPLAN (RENCANA INDUK)


• BISNIS PLAN
PERENCANAAN • DETAIL ENGINEERING DRAWING (DED)

• PENGURUSAN PERIZINAN SESUAI DENGAN


PERATURAN YANG BERLAKU
• IZIN MENDIRIKAN PKM, IZIN OPERASIONAL,
PERIZINAN
IMB, DLL
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN
PKM

• PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN


• TEST COMMISIONING DAN TEST UJICOBA
PELAKSANAAN

• PENGENDALIAN SASARAN PROYEK TERHADAPAN


KETEPATAN MUTU, WAKTU, DAN BIAYA
• PENGAWASAN TERHADAP PROSES PERENCANAAN
PEMANTAUAN DAN PELAKSANAAN

• PELAPORAN HASIL PEKERJAAN PELAKSANAAN


• REVIU PELAKSANAAN AKHIR (POST
PENCATATAN
IMPLEMENTATION REVIEW) SEBAGAI BAHAN
DANPELAPORAN PERENCANAAN BERKELANJUTAN
Pengadaan alat kesehatan

• Uji
Fungsi
• RKS • E Katalog Peneri • Uji
Persiapan Tender
• HPS • Lelang maan Coba
• Pelatih
an
Pengoperasian

Bangunan
Keber Inspek
Fungsi
sihan si
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN BANGUNAN DAN
PRASARANA PUSKESMAS

Pemeliharaan  Kegiatan menjaga keandalan


bangunan beserta SPA laik fungsi  Kartu
Pemeliharaan
Perawatan  Kegiatan memperbaiki atau
mengganti bagian bangunan , bahan bangunan, atau
prasarana dan sarananya agar bangunan tetap laik
fungsi  Pemeliharaan Kuratif Kartu Pemeliharaan
PEMELIHARAAN ALKES
 Penyusunan Program
Pemeliharaan
 Inspeksi dan pemeliharaan
preventif (IPP)
 Pemeliharaan korektif
 Pengujian dan Kalibrasi
 Dokumentasi pemeliharaan
PENARIKAN (RECALL) DAN PENGHAPUSAN
• Recall adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah, bila tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku atau dapat
menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya.
• Recall dapat berupa :
 Koreksi : Mengatasi masalah peralatan kesehatan di tempat alat
kesehatan tersebut digunakan atau dijual.
 Removal : Mengatasi masalah peralatan kesehatan dengan menarik
alat kesehatan tersebut dari peredaran.
• Pengurangan kekayaan negara dapat dilakukan dengan melakukan
penghapusan alat kesehatan dari daftar kekayaan negara yang harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Penghapusan peralatan kesehatan adalah agar pemanfaatan


peralatan medik efektif dan efesien serta penata usahaan alat
kesehatan akuntabel serta membebaskan Pengguna dan atau Kuasa
Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik barang
yang berada dalam penguasaannya.
Dokumen pendukung
Dokumen Puskesmas Dinkes
ASPAK v v
Kartu Inventaris Ruangan (KIR) v
Pencatatan BMN (Proses HIBAH, v
dll)
Kartu Pemeliharaan v
Laporan Kejadian Hazard/ v
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
Sertifikat kalibrasi v
Master Plan v
Detail Engenering Design (DED) v
Penilaian
Teknologi SDM Yang
Kompeten

Teknologi
PPK
155
Penyakit
Dukungan
Infra Kebutuhan
SPA
struktur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai