Anda di halaman 1dari 20

Kasus

Acute Kidney Injury


Kelompok 1 - B

Program Studi Farmasi


Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah
Surabaya
2018
Acute Kidney Injury
Gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) dapat diartikan sebagai penurunan cepat
dan tiba-tiba atau parah pada fungsi filtrasi ginjal. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkat
an konsentrasi kreatinin serum atau azotemia (peningkatan konsentrasi BUN). Akan tetapi bias
anya segera setelah cedera ginjal terjadi, tingkat konsentrasi BUN kembali normal, sehingga ya
ng menjadi patokan adanya kerusakan ginjal adalah penurunan produksi urin.

Kidney Disease Improving Global Outcome (KDIGO). KDIGO Clinical Practice Guideline for Acute Kidney Injury. Kidney
International Supplements 2012. Vol.2. 19-36
Kasus

Pasien a.n. Ny. Ar, usia 57 thn, TB 155 cm, BB 50 kg, MRS di RS Pelita tgl 17 Mei
2016 dengan keluhan badan lemas, mual dan muntah sebanyak 10 x, volume urin
 600 ml selama 24 jam, bila kencing terasa panas.Riwayat penyakit : HHD, dislip
idemia. Riwayat penggunaan obat : aminofillin, ventolin, policrol, edotin. Pasien di
diagnosis AKI + UTI.
Data klinik
Klasifikasi AKI

Perhitungan CrCl
Problem Assesment Plan
S/O
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
S: HHD Valsartan 80 mg 1-0-0 Perlu penamba Monitoring
Riwayat han antioksida efektifitas o
Pemberian terapi antihipertensi ARB (Valsartan Drug induc
penyakit : n berupa N-as bat menurun
80 mg 1-0-0 ) pada AKI dapat memperparah ed AKI
HHD etilsistein deng nya TD, &
kondisi ginjal.
O: an dosis 600-1 monitoring e
TD 17/5, 1 200 mg/12 jam fek samping
Terapi N-Asetilsistein perlu ditambahkan pada
8/5, 19/5 ( . obat valsarta
terapi pasien sebagai antioksidan untuk
140/80) n yang dapat
mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.
20/5 meningkatka
(130/80) n BUN pasie
Pasien mendapatkan terapi ISDN karena mempu
n (17%) dan
nyai riwayat penyakit Hypertension Heart Disea
efek hiperka
se (HHD).
lemi dengan
spironolacto
Terapi ISDN pada pasien ini berguna untuk mele
n.
maskan dan melebarkan pembuluh darah jantun
g agar tidak terjadinya Angina pada pasien.
Efek sampin
g ISDN:
Pusing
Hipotensi Or
tostatik
Valsartan

Abdul-kader & Palevsky, 2009

N-Asetilsistein
INDIKASI: ANTIOKSIDAN
Pro renal

Dosis Prorenal : sudah tepat


Problem Assesment Plan
S/O
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
S: AKI Post r Furosemide Disarankan Effektivitas:
Badan enal penggunaan Peningkatan
Pada pasien dengan gagal ginjal terjadi penuruna Terapi tanp
lemas, furosemid volume urin
n ekskresi renal dan abnormalitas dari sistem R a indikasi
volume untuk tidak e.
AAS yang mengakibatkan terjadinya penumpuk
urine  dilanjutkan
an cairan pada tubuh (oedema).
600ml
Furosemide bekerja loop of henle dengan
selama 24 Efek Sampin
menghambat penyerapan kembali garam dan
jam. g Obat:
elektrolit sehingga air terikat dengan garam
Hipokalemia
tersebut dan tidak bisa diserap oleh ginjal.
O: , hiponatrem
Akibatnya air akan dibuang melalui mekanisme
Urine ia.
buang air kecil.
Output
Penggunaan furosemid pada pasien sudah tepat
pasien
karena urine output pasien normal dan tidak
mengalami kondisi oligouria.
0,5 mL/KgBB/Jam x 6 jam = 0,5 mL x 50 Kg/jam x 6 jam = 150 mL/50
Kg/6 jam dalam 24 jam adalah 600 mL/50 kg/24 jam.
Keadaan Urine Output pasien
• tanggal 17/5 (600 mL/24 jam)
• tanggal 18/5 (700 mL/24 jam)
• tanggal 19/5 (800 mL/24 jam)
• tanggal 20/5 (900mL/24 jam)
Problem Assesment Plan
S/O
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
S: AKI Post r Spironolakton Disarankan Effektivitas:
Badan enal pemberian Peningkatan
Pada pasien dengan gagal ginjal terjadi Terapi tanp
lemas, spironolakton volume urin
penurunan ekskresi renal dan abnormalitas dari a indikasi
volume untuk tidak e.
sistem RAAS yang mengakibatkan terjadinya
urine  diteruskan
penumpukan cairan pada tubuh (oedema).
600ml
Spironolakton bekerja ekerja pada saluran pengu
selama 24 Efek Sampin
mpul, dengan mengubah kekuatan pasif yang me
jam. g Obat:
ngontrol pergerakan ion-ion, memblok absorpsi
Hiponatremi
kembali ion Na+ dan ekskresi ion K+ sehingga m
O: a,
eningkatkan ekskresi ion Na+ dan Cl-dalam urin.
Urine
Penggunaan spironolakton pada pasien kurang
Output
tepat karena urine output pasien normal dan
pasien
tidak mengalami kondisi oligouria.
Assesment Plan
Problem
S/O
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring

- - Ventolin Nebulizer Penggunaan -


ventolin nebulizer
• Pada kasus, pasien memiliki riwayat Penggunaa dihentikan.
pengobatan dengan ventolin. Namun pada data n obat
klinik dan data lab serta riwayat penyakit dan tanpa
diagnosis tidak ditemukan data yang indikasi.
mendukung untuk penggunaan terapi dengan
ventolin nebul.
• Ventolin Nebules 2.5 mg ampul termasuk
obat golongan agonis adrenoreseptor beta-2
selektif kerja pendek (short acting beta-
adrenergic receptor agonist). Obat ini bekerja
dengan cara merangsang secara selektif
reseptor beta-2 adrenergik terutama pada otot
bronkus (saluran pernafasan). Hal ini
menyebabkan terjadinya bronkodilatasi
(pelebaran) karena otot bronkus (saluran
pernafasan) mengalami relaksasi (pengenduran
syaraf) (Rowley, 1996).
Problem Assesment Plan
S/O
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
S: UTI Ceftriaxone inj 2x1 Perlu • Badan
• Badan dilakukannya lemas
lemas
UTI ( urinary tract infections ) atau ISK adalah - kultur bakteri • Mual
keadaan klinis akibat adanya mikroorganisme
• Mual • Muntah
dalam urin dan berpotensi untuk masuk ke
• Muntah • Bila
dalam saluran kemih bagian atas, menginvasi
• Bila kencing
mukosa pelvis ginjal, dan meluas ke dalam
kencing terasa
jaringan interstisial ginjal. ( Coyle dan Prince,
terasa panas
2005 ).
panas • nyeri
Untuk diagnosis pada infeksi saluran kemih
• Nyeri saat
biasanya terdiri dari demam, menggigil, mual,
saat kencing
muntah, nyeri, dll. Umumnya ISK disebabkan
kencing
oleh kuman gram negative.
O:
Sedangkan kondisi pasien pada kasus ini pada
• Leukosi
tanggal 17/5 mengalami kondisi diantaranya
t
badan lemas, mual, muntah, bila kencing terasa
panas, nyeri saat kencing dan adanya
peningkatan leukosit.
Analisis Ceftriaxone inj 2x1
Oleh karena itu, perlu diterapi. Salah satu terapi untuk menangani ISK yaitu dengan pemberian antibiot
ik, antibiotik yang digunakan adalah golongan sefalosporin generasi ketiga yaitu ceftriaxone. Dengan
mekanisme kerja yaitu mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri dan organism lainn
ya. (Utami,2012) Umumnya ceftriaxone aktif terhadap bakteri gram negative dan sangat stabil terhada
p betalaktamase. Dan pemberian antibiotik ini dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bacterial
. Ceftriaxone juga memiliki waktu paruh yang lebih panjang dibandingkan sefalosporin yang lain.
( Grabe et al, 2009 )
Problem Assesment Plan
S/O
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
S: Hipokalemia NaCl 0,9% 25 tts/mnt dan Futrolit 15 tts/mnt Melakukan Konsentrasi
Badan Hiponatremia pemeriksaan Na
Penurunan nilai Natrium dan kalium dari nila -
Lemas nilai Na dan K (135-145 m
i normal masing-masing menyebabkan kondi
Mual pasien Eq/L)
si pasien menjadi lemas. Kehilangan natrium
Muntah dan
klorida biasanya terjadi pada dehidrasi hipoos
K
motik seperti pada keadaan berkeringat sela
O: ( 3,5-5 mEq/
ma aktivitas berat yang berkepanjangan, berh
Penurunan L)
ubungan dengan penurunan volume cairan ek
nilai :
strasel seperti diare, muntah-muntah, dan pen
Na : 126,6
ggunaan diuretik secara berlebihan, juga dapa
K : 2,5
t disebabkan oleh beberapa penyakit ginjal ya
ng menyebabkan gangguan fungsi glomerulu
s dan tubulus pada ginjal. Sedangkan kehilan
gan kalium dapat disebabkan karna adanya pe
ngeluaran kalium yang berlebihan yang terjad
i melalui saluran cerna seperti muntah-munta
h, melalui ginjal seperti pemakaian diuretik.
Analisis NaCl 0,9% 25 tts/mnt dan Futrolit 15 tts/mnt

Dimana pada kasus ini pasien mengalami mual muntah dan adanya penyakit pada ginjal pasien serta p
asien terdapat penggunaan diuretik sehingga faktor2 tersebut dapat memicu terjadinya hipokalemia da
n hiponatremia pada pasien.
Sehingga pemberian terapi NaCl dan Futrolit dimana mengandung natrium, kalium dan elektrolit yang
dapat mengganti atau menambah elektrolit pada tubuh pasien dapat dikatakan sudah tepat. Namun pem
eriksaan kadar kalium natrium pasien hanya dilakukan satu kali yaitu pada tanggal 17, sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan kembali untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi Nacl dan futrolit dalam
mengatasi kondisi hipokalemia dan hiponatremia pada pasien.
Problem Assesment Plan
S/O
Medik Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
S: Hipokalemia Alinamin F Inj 1x1 Mengkonsumsi Kondisi lem
Badan Hiponatremia makanan yang as pasien
Kondisi hipokalemia dan hiponatremia pada -
lemas sehat seperti bu Konsentrasi
pasien dapat menyebakan kondisi lemas pada
Mual ah dan sayur. Na (135-145
pasien Karena kurangnya konsentrasi cairan
Muntah mEq/L) dan
pada tubuh, dimana cairan elektrolit pada tub
Melakukan K ( 3,5-5 m
uh sangat penting dalam pembentukan energi
pemeriksaan Eq/L )
sehingga berkurangnya konsentrasi cairan pa
nilai Na dan K
da tubuh akan menyebabkan tubuh menjadi le
pasien
mas.

Alinamin F mengandung vitamin B1 dan B2.


Alinamin F yang diterima pasien dimaksudka
n sebagai terapi penunjang untuk memenuhi
kebutuhan vitamin pasien, dikarenakan kondi
si pasien yang sedang lemas dan sedang mela
kukan perawatan di RS
Daftar pustaka
Asmar, Abdo dkk. 2012. A Physiologic-Based Approach to the Treatment of a Patient With Hypokale
mia. HHS Public Access.
Coyle E.A and Prince R.A., 2005, Urinary Tract Infection in Dipiro, J.T., et al., Pharmacotherapy
th
a Pathophysiologic Approach, 6 , 1981- 1994, Apleton & Lange, Stamford.
Dipiro.JT., 2009, Pharmacoterapy Handbook 9th edition, Mc Graw Hill, New York.
Grabe M, Bishop M.C, Cek M, LobelB, Naber KG, dkk. 2009. Guidelines on Urological Infection.
European Association of Urology.
Lacy, F.,C., Amstrong L.,L., Goldman,P.,M., Lance, L., L., 2008, Drug Information Handbook, 17th E
dition, Part I and Part 2, Lexi-Comp, USA.
Rowley,botes of Health Publication. 1, 6-10. en, E.R., Jr. 1991. Asthma in Disorders The Respiratory S
ystem. Harrsion’s Principles of Internal Medicine. Edisi 12. McGraw-Hill, Inc., New Yor
k. 1047-1053. S., Asher, I., Cooper, D. Salbutamol. 1996 (cited 2 Mei 2003); 2:(2 screens
). Available from: http://www.adhb.govt.nz/new rn/DrugProtocols/Salbutamol Pharmacol
ogy.htm
Stockley, I.H., 2010, Stockley’s Drug Interaction, Nine Edition. Pharmaceutical Press, London.

Anda mungkin juga menyukai