Anda di halaman 1dari 5

OBAT ANTI ANGINA

Nitrat organik

 Farmakokinetik : diserap baik oleh mucosa dan kulit, bisa diberikan dibawah lidah
utk lebih cepat diabsorpsi, di kulit adayang ditempelkan kyk koyok tp kerjanya
sistemik karena larut lemak,
 Metabolismenya di liver dgn bantuan glutation organik dan nitrat reductase
diubah jd bentuk yg larut pd air
 Biovaibilitas tergantung sediaan injeksi/oral
 Penggunaan nitrat organik : lebih utama utk keadaan akut, krn kalo kronik dalam
jangka panjang bisa nyebabin toleransi (pemberian jangka panjang menurnkan
afektifitas)
 Akut : angina stabil, unstable angina, vasopastic angina
 Efek samping : sakit kepala, lemah, postural hypotension
 palpitasi, takikardi,skin rash kalo koyo
 Toleransi ga terjadi di sublingual krn deplesi/ kekurangan gugus subhidril
 Nitrat organik yg diminum oleh enzim SH ditubuh akan diubah jd NO
 Penggunaan jangka panjang gugus subhidrill pd sistein berkurang jd nitrak
organik yg diubah jd NO berkurang
 Ada efekneurohumoral : peningkatan biogenik amin menyebabkan vasokonstriksi
krn aaktivasi RAAS dan release katekolamin
 Trjd volume expansion krn nitrat hemodilusi : siasati dgn ngerubah interval/dosis
 Rebound phenonemana saat nitrat sgt rendah ditubuh : disaisati Nitrat organik iv
yang dosisnya ditinggatkan
 Met hb : ion nitratnya terikat sm hb
 Hati2 : hipotensi, hipovolemi, stenosis aorta, ningkatnya intracranial pressure,
penggunaan vasodilator lain
 Kontraindikasi : hipersensitivitas
 Indikasi lain : infark miiokard, gagal jantung (nitrat+hydralazine

CCB —>angina variant, exertional angina

 Golongan dihidropiridine (antihipertensi)


 Golongan non dihidropiridine
 Ion kalsium berperan di jantung utk kontraktilitas jantung, di vaskuler nyebabin
vasokonstriksi
 Ccb hambat kanal kalsium: relaksasi pembulhan darah
 Ccb di jantung : inotropik(kontraksi) dan kronotopik (frekuensi denyut jantung)
negatif
 Nifedipin : efek vasodilatasi a koroner, nurnin bloodpressure, nurunin sistemik
arteriolar resistensi
 Diltiazem : efek inotropik negatif , hambat kelistrikan jantung, paling bagus buat
nurunin HR
 verapamil : efek inotropik negatif , hambat kelistrikan jantung, paling bagus buat
nurunin kontraktilitas
 Nifedipin : buat hipertensi, reynaud disease
 Artimia, hipertrofik cardiomyopathy : verapamil krn efeknya baik utk SA dan AV
Farmakokinetik
 Absorpsi : sublingual(nifedipin) atau oral. Ikatan protein plasma 80-90%.
Metabolisme di hati (Verapamilm diltiazem). Pemberian berulang akan
meningkatkan bioavaibilitas
 Efek samping : sakit kepala, hipotennsi, takikardi, paradoxical angina, avblock’

Beta adrenergic receptor antagonist

o nurunin hr , kontraktilitas dan tekanan darah, menurnkan afterload menurnkan


tegangan didnidng ventirkel saats sistol
o Tidak diindikasikan buat angina vasopastic
o Nurunin mortalitias pasca myocardial infark
o Bersifat cardioselektif : ada beta 1 selektif dan non selektif
o Biasanya kalo dosis pemberian tinggi yg tdnya selektif jadi gak selektif
o Selektif: Acetubulol, atenolol, metoprolol :
o Benefit cardioselektif : nurunin brankospasme
o Acetubolol, cepripolol : ISA (intrinsik agonist activiy)
o sedikit sifat agonist :
 bradikardi sedikit
 depresi kontraktilitas dikit
 ngurnagin abnormalitas lemak (which is good)
 kurang efektif buat gejala angina
o Cocok buat pasien dengan gangguan peripheral vascular
o Efek samping : bradicardi, av block, heart failure, non selektif bs bronkospasme ,
gangguan cerna, alergi, gangguan SSP
o Kontraindikasi : hipotensi, bradikardi, hipotensi, av block gejala2-3, gagal jantung
tidak stabil, pasien DM bisa masking hipoglikemi karena terlalu bnyk antidiabet yg
nurunin TD
o Normal : hipoglikemi trs respon tubuh ningkatin denyut jantung
o DM + BB : kompensasi takikardi itu ga timbul, alarm hipoglikeminya ketutup oleh
BB
Monoterapi (1 jenis obat)
 Akut. —> nitrat
 Kronik, mencegah serangan berikutnya —> bb baru ccb kalo emg kontraindikasi
BB. Ccb yg digunakan biasanya diltiazem

Kombinasi terapi

 Diberi bila mau nurunin dosis agar efektifitas obat ningkat


 Nitrat + BB —> BB hambat takikardi, nitrat inotropik positif, ngurangin resistensi
coroner,
 BB + CCB —> BB hambat takikardi, CCB ningkatin BP dan perbaiki vasopasme
a.coroner
 CCB + nitrat : pasien vasopastik. Nitrat nurunin preload. CCB nurunin afterload.
Hati2 efek vasodilatasi dan hipotensi berlebih
 3 obat : hanya bila 1/2 obat blm bisa ngobatin gejlanya

Antikoagulan
Obat antikoagulan bekerja dengan menghambat kaskade pembekuan darah.
Terdapat 2 tipe obat antikoagulan yaitu koagulan yang diberikan secara
paraenteral (heparin) dan yang secara oral (warfarin, dicumarol).

1. Heparin
 Rutin diberikan utk ACS

 Obat heparin terbagi 3, yaitu :


o Unfractioned heparin  perlu diperhatikan hasil lab aPTT / masa
pembekuan karena dapat memberi efek samping pendarahan
o Low molecular weight heparin (Fraxiparin, nadroparin, enoxaparin,
dalteparin )  tidak perlu monitoring aPTT karena memiliki waktu
paruh lebih lama
o Pentasakarida sintetis (Fondaparinux)  sama seperti LMWH
 Mekanisme kerja : berikatan dengan antithrombin sehingga menginaktivasi
faktor Xa dan faktor IIa. Kecuali, fondaparinux yang hanya menginaktivasi
fakto Xa.

 Heparin diberikan secara paraenteral yaitu intravena atau subcutan

 Heparin tidak melewati sawar darah plasenta sehingga aman untuk ibu hamil

 Antidiotum/ penangkal toksisitas dari heparin adalah protamine sulfat

 Efek samping : perdarahan, heparin induced trombositopenia

 Kontraindikasi : perdarahan yang aktif , hemofilia, hipertensi, pendarahan


intracranial,gangguan fungsi hati & ginjal
2. Warfarin dan dicumarol
 Merupakan antikoagulan yang diberikan per oral
 Merupakan vitamin K antagononist. Diimana vitamin K berperan sebagai
faktor pembekuan darah (faktor II, VII, IX, X). Sehingga bekerja untuk inhibisi
faktor pembekuan darah
 Berkebalikan dengan heparin yang cepat, Warfarin memiliki kerja yang lambat
(slow onset)
 Pemberian jangka panjang harus dimonitor adanya pendarahan
 Memiliki Indeks terapi sempit
 Pemberiannya harus memantau wkatu protrombin (INR) dimana harus dalam
keadaan normal yaitu INR 1.5 – 3.5. Kalau berlebih bisa menyebabkan
pendarahan dan kalau kurang bisa terjadi thrombus
 Berkebalikan dari heparin, warfarin dapat masuk sawar darah plasenta —>
pendarahan/malformasi fetus  tidak boleh untuk ibu hamil
 Biasa diberikan pada pasien pasca pemasangan stent karena rentan
mengalami aliran darah turbulen yang dapat menyebabkan thrombus
 Efek samping dapat berupa gangguan/ nekrosis kulit, infark payudara,
jaringan lemak, usus, ekstremitas
 Bisa berinteraksi dengan berbagai obat (NSAID, barbiturat, rifampicin,
diuretik, steroid, sulphonamides, amiodarone) —> efek samping warfarin
dapat meningkat
 Warfarin memiliki antidotum berupa Vitamin K

Fibrinolitik (thrombolitik)
ü Indikasi : untuk reperfusi pada STEMI dalam waktu < 6-8 jam
ü Menghancurkan thrombus
ü Efek samping: perdarhan, hipotensi, alergi
ü Kontraindikasi : perdarahan aktif, internal bleeding, hipertensi, hamil, riawat
struk hemoragik, operasi besar

Direct thrombin inhibitor (dabigatran)

ü Diberikan secara oral lalu berubah jadi aktif dan akan bekerja pada thrombin
ü Dabigatran secara langsung menghambatn thrombin yang akan mengaktifkan
fibrinogen menjadi fibrin. Sehingga fibrin tidak terbentuk
ü Dabigatran menjadi pilihan dibanding warfarin karena indeks terapi tidak sempit
ü Dabigatran lebih mahal

ANTIPLATELET

Di flexcil

AGEN HIPOLIPIDEMIK

Di flexcil

Anda mungkin juga menyukai