Anda di halaman 1dari 28

LOGO

KEBIJAKAN TEKNIS SISKOHATKES

Disampaikan oleh:
dr. MELZAN DHARMAYULI, MHM
PUSAT KESEHATAN HAJI
KEMENKES RI

PERTEMUAN PENGUATAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN HAJI


PROVINSI SUMATERA BARAT
PADANG, 20 FEBRUARI 2020
PENDAHULUAN
 Penyelenggaraan kesehatan haji merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi pembinaan,
pelayanan dan perlindungan kesehatan dalam
penyelenggaraan ibadah haji, baik pada masa
persiapan di Indonesia maupun masa operasional
di Arab Saudi (Permenkes no. 62 tahun 2016).
 Perlu pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Haji utk pengelolaan data kes JH Siskohatkes
 Diperlukan petugas yang kompeten dan
berdedikasi
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No. 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji dan Umrah.
3. Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 15 tahun 2016 tentang Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji.
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 62 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Haji.
6. Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Kesehatan No. 15 tahun 2016
7. Nota Kesepahaman Antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
dengan Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor :
HK.05.01/Menkes/308/2015 Nomor : 13 Tahun 2015
8. Perjanjian Kerjasama antara Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Kementerian Agama RI Nomor: HK.05.01/ XII/1097/2016 Nomor:
2 Tahun 2016 tentang Pemanfaatan Data dan Informasi Jemaah Haji
dan Jemaah Umrah.
www.themegallery.com
PRINSIP PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI

UU NOMOR 8 TAHUN 2019


PENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI DAN UMRAH
KESEHATAN HAJI

Jemaah haji dapat


menjalankan ibadah
haji
sesuai ajaran Islam
tanpa membahayakan
dirinya dan orang lain
Pembinaan Pelayanan Perlindungan

Ibadah Haji tidak bisa dipisahkan dari Kesehatan, karena tanpa kondisi tubuh yang sehat,
seorang jemaah haji tidak bisa melaksanakan rukun, wajib dan sunnah-sunnah ibadah haji
dengan baik.
Prinsip Penyelenggaraan Kesehatan Haji berpedoman dan mengacu kepada UU Nomor 8 Tahun
2019 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, yaitu memberikan Pembinaan,
Pelayanan dan Perlindungan, agar Jemaah haji dapat menjalankan ibadah haji sesuai ajaran
Islam tanpa membahayakan dirinya dan orang lain.
IBADAH HAJI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN HAJI DI INDONESIA

Dukungan Masyarakat Komitmen


/ Ulama Politik

Pemeriksaan dan
KESEHATAN Pembinaan Kesehatan
Jemaah Haji ISTITHA'AH
HAJI yang baik

Pengetahun, Sikap dan Sistem Kesehatan Haji


Perilaku Masyarakat yang Terintegrasi
dan Jemaah Haji dengan Sistem
Pelayanan Umum
SISKOHATKES
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan
Merupakan penguatan manajemen penyelenggaran kesehatan haji melalui sistem komputerisasi
yang terintegrasi antara Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat serta dengan Kementerian Agama

1. UU No. 8 Tahun 2019


DASAR 2. PERMENKES No.62 Tahun 2016
HUKUM 3. PERMENKES No.15 Tahun 2016 IMPLEMENTASI SISKOHATKES
4. JUKNIS SISKOHATKES DAN CETAK KKJH

TUJUAN Pengelolaan data Kesehatan Jemaah Haji

1. Data pemeriksaan dan pembinaan kesehatan untuk


mewujudkan Jemaah Haji yang Istitha’ah. `
MANFAAT 2. Data kesehatan Jemaah Haji yang terintegrasi dengan
data SISKOHAT Kemenag untuk pelunasan dan
pembuatan VISA
3. Data untuk cetak Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH)

1. Data ± 3.000.000 Jemaah Haji


2. Data pemeriksaan kesehatan Jemaah Haji tahap 1, 2 dan 3
KONTEN 3. Data Vaksinasi
4. Data Pembinaan kesehatan Jemaah Haji pada masa
tunggu dan masa keberangkatan
5. Data kesehatan Jemaah Haji di Arab Saudi
www.puskeshaji.kemkes.go.id
Inovasi
Siskohatkes di Sesuaikan dengan
PERMENKES Nomor 15 Tahun 2016
Penggunaan Kartu Kesehatan Jemaah
Haji
Integrasi Siskohatkes Kementerian
Kesehatan dengan Siskohat Kementerian
Agama berkaitan dengan pelunasan BPIH
dan Penerbitan SPMA Jemaah Haji.
PROSES PEMERIKSAAN DAN PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 15 TAHUN 2016
TENTANG ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI

Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Pertama

Risti Non Risti


K A
B U
P A
T
E N
Pembinaan Masa Tunggu /
K O
T A

Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Kedua

Memenuhi Syarat Istithaah Tidak Memenuhi Syarat Istithaah


Memenuhi Syarat Istithaah Tidak Memenuhi Syarat Istithaah
dengan Pendampingan Sementara

•Tidak diberikan kesempatan pelunasan


Pembinaan Masa •Tidak divaksinasi Meningitis
Keberangkatan •Tidak diberikan SPMA

EMBARKASI/ ASRAMA HAJI Pemeriksaan Kesehatan


Tahap Ketiga

Laik Tidak Laik


Terbang Terbang
Integrasi Data antara Siskohat-Siskohatkes

 SISKOHAT:
 Data Jemaah Haji dalam masa tunggu / waiting list;
 Data Jemaah Haji berhak lunas;
 Data Jemaah Haji yang telah melakukan pelunasan;
 Data Jemaah Haji yang akan berangkat;
 Data Jemaah Haji yang berangkat ke Arab Saudi.
 SISKOHATKES:
 Data kesehatan jemaah hasil pemeriksaan awal (tahap pertama);
 Data kesehatan jemaah hasil pemeriksaan tahap kedua;
 Data kesehatan jemaah hasil pemeriksaan tahap ketiga;
 Data kesehatan jemaah selama masa operasional di Arab Saudi
 Data wafat
 Data kesehatan jemaah pemeriksaan debarkasi
Arsip : Hasil Pemkes Tahap 2 th 1440 H

No. Status Istithaah Jumlah


1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji 122.440
2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji dengan 89.580
Pendampingan
3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji 2.663
Sementara
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji 217
5. Jemaah Haji Menolak Diperiksa 57
6. Jemaah Haji Sudah Wafat 363
7. Jemaah Haji Menunda Keberangkatan 951
JUMLAH 216.271
KARTU KESEHATAN JEMAAH HAJI (KKJH)

1. Terdapat Barcode dan QR


CODE

2. Ukuran kartu 13 x 9 cm

3. Pengadaan di Provinsi, untuk


dibagikan pada JH di
kabupaten/kota

4. Terdapat ICV di kartu

5. Terdapat penanda risti


(orange)
Penggunaan Kartu di
SISKOHATKES Mobile

SCAN KARTU
Menu SCAN KARTU digunakan untuk
membaca Hasil Rekam Medis Jemaah
Haji:

 Pemeriksaan Pertama

 Pemeriksaan Kedua

 Pemeriksaan Ketiga
INDIKATOR KESEHATAN HAJI
TAHUN 2020 - 2024
INDIKATOR 1. Seluruh Jemaah haji mendapatkan pelayanan
kesehatan
Definisi Operasional:
Jemaah haji yang mendapatkan pembinaan, pemeriksaan
kesehatan dan vaksinasi sesuai dengan kuota yang ditetapkan
pada tahun berjalan.

Cara menghitung :
Jumlah jemaah haji yang mendapatkan pembinaan, pemeriksaan
kesehatan, vaksinasi serta memiliki Kartu Kesehatan Jemaah Haji
(KKJH)
Sumber Data :
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes)
dan/atau Laporan Lainnya

Target:

Baseline TARGET
2019
2020 2021 2022 2023 2024
231.000 231.000 231.000 231.000 231.000 231.000
Note:

1. Agar segera melakukan pemeriksaan kesehatan 1 dan


2 dan diinput ke dalam Siskohatkes.

2. Pemeriksaan Kes. PIHK difasilitasi oleh Dinkes Prov.


masing-masing  SE Sekjen Kemkes no.
HK.02.02/III/1333/2019 tanggal 18 April 2019.

3. Segera melakukan pengadaan KKJH untuk jemaah haji


reguler (sudah termasuk buffer stock 5 %)

4. KKJH untuk PIHK disediakan di Pusat.


INDIKATOR 2. Persentase jemaah haji memperoleh pengukuran
kebugaran jasmani sebelum keberangkatan.

Definisi Operasional:
Pengukuran kebugaran jemaah haji dilaksanakan sebelum masuk
Embarkasi dengan menggunakan metode Rockport atau Six Minutes
Walk Test
Cara menghitung :
∑ Jemaah haji yang dilakukan pengukuran kebugaran pada tahun berjalan x 100%
∑ Total Jemaah haji yang akan berangkat pada tahun yang sama

Sumber Data :
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) dan/atau Laporan Lainnya.

Target::

Baseline TARGET

2019 2020 2021 2022 2023 2024

80 80 80 80 80
Note:

1. Semua jemaah haji dilakukan pengukuran


kebugaran pada saat pemeriksaan kesehatan
tahap II.

2. Ada penambahan field di Siskohatkes untuk


pengukuran kebugaran tsb pada pemeriksaan
kesehatan tahap II.

3. Ada penambahan field Update Status Risti pada


pemeriksaan kesehatan tahap II.
INDIKATOR 3. Prosentase Jemaah haji memperoleh perlindungan atau
proteksi terhadap penyakit meningitis meningokokus
sebelum keberangkatan.
Definisi Operasional:
Jemaah Haji yang memperoleh vaksinasi atau profilaksis terhadap penyakit Meningitis
meningokokus setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Cara menghitung :
∑ Jemaah haji yang diberikan vaksin meningitis atau profilaksis lainnya x 100%
∑ Total Jemaah haji yang akan berangkat pada tahun keberangkatan

Sumber Data :
Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) dan Laporan Lainnya

Target :
Baseline TARGET
2019 2020 2021 2022 2023 2024

100% 100% 100% 100% 100% 100%


INDIKATOR
4. Indeks Kepuasan Jemaah haji terhadap pelayanan
kesehatan Haji di Arab Saudi minimal baik pada saat
operasional haji
Definisi Operasional:
Nilai kepuasan Jemaah Haji terhadap pelayanan kesehatan haji saat
operasional di Arab Saudi.
Cara menghitung :
Nilai kepuasan Jemaah haji yang menyatakan baik
(dengan metode survey)
Sumber Data :
Survey indeks kepuasan
Target :

Baseline TARGET

2019 2020 2021 2022 2023 2024


baik baik baik baik baik
Sakit Permanen: Pasal 6 (1) poin k
UU No. 8 Th 2019
Definisi permanen (KBBI) :
tetap (tidak untuk sementara waktu);
berlangsung lama (tanpa perubahan yang
berarti)

Definisi sakit permanen :


Sakit yang bersifat menetap atau sakit yang
berlangsung lama tanpa perubahan yang berarti

Semua penyakit di dalam Permenkes No.15 Tahun


2016 pasal 13  sakit permanen

SAKIT PERMANEN
TIDAK MEMENUHI SYARAT ISTITHAAH KESEHATAN HAJI
(PERMENKES NO.15 TAHUN 2016 PASAL 13)
No Kategori Jenis Proses/Kelainan Jaringan Sifat
Penyakit
1. Menganc PPOK • Proses degenerasi sel saluran napas akibat peradangan
am jiwa derajat IV kronis
• Kerusakan struktur jaringan saluran napas, parenkim dan
pembuluh darah di paru
• Serangan cenderung berulang dengan derajat yang
semakin berat
Gagal • Perubahan struktur sel jantung permanen
Jantung • Kegagalan fungsi jantung yang menyebabkan suplai
stadium IV oksigen ke jaringan berkurang Ireversib
el /
CKD stadium • Kerusakan sel ginjal ireversibel akibat hipertensi dan Perman
IV dengan hiperfiltrasi kronis en
HD reguler • Kegagalan filtrasi toksin/racun yang ada di darah
AIDS stadium • Penurunan sistem kekebalan tubuh
IV dengan • Infeksi oportunistik seperti TB, infeksi jamur
infeksi • Tidak dapat disembuhkan dan semakin memburuk
oportunistik
Stroke • Perdarahan luas menyebabkan kompresi jaringan otak
Hemoragik yang menekan fungsi fungsi vital kehidupan
luas • Jaringan otak yang rusak tidak dapat diperbaiki
• Terdapat defisit neurologis yang bersifat ireversibel
N Kategori Jenis Penyakit Proses/Kelainan jaringan Sifat
o
2. Gangguan Skizofrenia • Idiopatik
Jiwa Berat berat • Kelainan genetik
• Kegagalan fungsi multi regio
otak
• Abnormalitas sistem
neurotransmiter yang
permanen Ireversibe
• Dapat mencelakai dirinya dan l/
orang lain Permane
Demensia • Kerusakan jaringan saraf n
berat permanen
• Proses degeneratif (atrofi)
• Kegagalan melakukan fungsi
kehidupan sehari-hari dan
fungsi sosial
• Dapat mencelakai dirinya dan
orang lain
Retardasi • Kelainan kromosom, gen, brain
mental berat injury
• incapable of doing anything
independently
• Pengawasan ketat
• Tidak bisa disembuhkan
• Dipengaruhi kondisi
No Kategori Jenis Penyakit Proses/Kelainan Jaringan Sifat
3. Sulit Keganasan • Idiopatik
Diharapkan Stadium Akhir • Perubahan gen yaitu onkogen dan
Kesembuhan tumor supressing genes
nya • Metastasis (penyebaran sel kanker ke
organ lain)
• Terjadi perubahan sel normal menjadi sel
kanker yang merusak jaringan sendiri Ireversi
dan sekitarnya bel /
• Kegagalan fungsi organ yang terkena sel Perma
kanker nen
• Tidak bisa disembuhkan
Tuberculosis • Tidak dapat disembuhkan
TDR • Infeksius (smear and culture remain
positive)
• Fungsi pernapasan menurun
Sirosis atau • Peradangan kronis
hepatoma • Degenerasi sel-sel hati yang
decompensata menyebabkan perubahan parenkim hati
(fibrosis) dan gangguan perdarahan di
hati
• Kegagalan fungsi hati dan tidak bisa
kembali normal
• Hipertensi portal yang menyebabkan
perubahan struktur pembuluh darah
saluran cerna
DISABILITAS
PASAL 6 (AYAT 1) POIN H
“MENDAPATKAN PELAYANAN KHUSUS BAGI JEMAAH HAJI PENYANDANG
DISABILITAS”
Definisi disabilitas (WHO):
 impairments: a problem in body function or structure
 activity limitations: a difficulty encountered by an individual in executing a task or
action
 participation restrictions: a problem experienced by an individual in involvement in
life situations.

Jenis Disabilitas
1. Fisik
Jenis
 Sensorik : tuna rungu (tuli), tuna netra (buta),
tuna wicara (bisu) dengan pendampingan
 Motorik : tuna daksa
Penyebab
 Herediter (bawaan)
 Didapat
2. Mental
 keterbelakangan mental (tuna grahita) derajat berat 
 gangguan jiwa sakit permanen (tidak istithaah)
Keterbatasan Berhaji bagi Penyandang
Disabilitas:
 Bagaimana mengikuti doa-doa pembimbing ibadah.

 Hambatan berkomunikasi jika tersesat jalan.

 Diperlukan pendamping khusus (contoh: utk tuna rungu).


 Dibutuhkan pola manasik khusus.
2016

2018

2019

2017

Anda mungkin juga menyukai