Anda di halaman 1dari 18

REKONSTRUKSI FRAKTUR DASAR ORBITAL

DENGAN PEMBERIAN GRAFT TULANG


AUTOGENOUS DARI DINDING ANTERIOR SINUS
MAKSILLA: SEBUAH STUDI RETROSPEKTIF
Oleh:
dr.
PENDAHULUAN
Fraktur dasar orbita
• Fraktur dinding orbita terisolasi atau disebut blowout fractures murni dan blowout
fracture tidak murni seringkali merupakan fraktur akibat trauma fasial yang
melibatkan segmen tulang zygomaticum-orbita-maksilla
• Trauma dapat menyebabkan fraktur multiple tulang orbita dan bagian interna
orbital sendiri.
• Teknik ideal untuk memperbaiki trauma ini tergantung pada:
• Karakter dari trauma maksilofasial
• Pengalaman dari ahli bedah
• Pembedahan:
• Implan autogenous
• Imlpant alloplastics
PENDAHULUAN

Autogenous

Tulang kalvaria dan iliak, mandibular


symphysis, tulang rawan dan iga

Alloplastic

Bahan yang resorbable dan Risiko:


nonresorbable - Infeksi
- Ekstrusi
PASIEN DAN METODE
• 10 pasien (7 laki-laki & 3 perempuan) yang menjalani perbaikan fraktur
dasar orbita dengan graft tulang sinus maksilla
• Rumah sakit fakultas kedokteran gigi Swargiya Dadasaheb Kalmegh Smruti
(departemen bedah oral dan maksilofasial)
• Prosedur untuk pembentukan graft dan fiksasi pada semua pasien hampir
sama
• Gambaran khas fraktur
dasar orbita pada hasil CT
Scan
METODE

• Orbit didapatkan dengan pendekatan subkutan


• Jahitan tarsorrhaphy dilakukan
• Lakukan retraksi dengan retractor lunak ke tepi
orbital inferior
• Periosteum yang menutupi tepi orbital diinsisi dan
peningkatan periosteum dan eksplorasi bagian
dasar orbital dilakukan hingga bagian fraktur
tampak
METODE

• Insisi vestibular intraoral dilakukan melalui mukosa


dan periosteum pada sulkus gusi atas, menyisakan
mukosa bawah sebesar 0,5 cm untuk dijahit.
• Area tersebut awalnya diinjeksi xylocaine 1%
dengan 1: 100.000 epinefrin untuk
mempertahankan hemostasis
• Bagian mukoperiosteum diangkat dengan elevator
periosteal setinggi nervus infraorbital ke arah
superior; lateral dari sinus maksilla dan medial 1 cm
sebelum mencapai aperture piriformis
METODE

• Retraktor dimasukkan dalam hingga mencapai


periosteum dan dinding maksilla anterior dilihat
dengan diseksi ini.
• Bagian anterior sinus maksilla ditandai dengan
methylene blue (sekitar 2,5 x 1,5 cm) dan dibor
dengan kecepatan tinggi untuk meperoleh
tulang maksilla anterior
METODE

• Graft yang didaptkan, lokasinya jauh dari akar gigi,


aperture piriformis dan foramen infraorbital untuk
mencegah trauma pada struktur-struktur vital ini
• Bagian antrum kemudian di suction hingga bebas
debris dan darah
• Nervus infraorbital di atap sinus diidentifikasi
kemudian diisolasi.
• Perbaikan dilanjutkan dengan peletakkan graft
tulang maksilla anterior ke dinding orbit.
METODE

• Graft tersebut diletakkan pada subsiliari setelah


semua bagian otot orbital dan periorbita yang luka
dan terbentuk jaringan fibrosa dikembalikan ke
dalam orbit
• Graft tulang maksilla dilteakkan di atas dasar orbita
untuk melindungi daerah yang rusak
METODE

• Graft berada di bawah margin orbita dan dibor


kemudian difiksasi dengan jahitan menggunakan
vicryl
• Insisi subsiliari dekat dengan jahitan Vicryl 5/0 dan
lapisan jahitan prolene 6/0
• Secara intraoral, periosteum dan mukosa di
atasnya direposisi dan dijahit
METODE
• Evaluasi pasca operasi dilakukan pada 6 bulan
setelah tindakan baik pada lokasi dondor (waters x-
ray) dan resipien (CT Scan)
• Klinis pasca operasi semua berhasil pada semua
pasien dengan pemulihan total pada fungsi
oftamologi kecuali pada satu kasus epiphora
• Tidak didapati adanya komplikasi setelah follow-up
selama 1 tahun.
DISKUSI
• Fraktur dinding orbital merupakan keadaan di mana terdapat
gangguan dari dinding dasar di mana fragmen tulang dengan
kerusakan periosteum akan mendorong keluar tulang orbit.
• Tujuan perbaikan dari trauma ini adalah menyokong isi orbital,
membebaskan jaringan yang terjepit dan mengembalikan volume
orbital ke awal.
• Kanno et al, mengatakan bahwa penggunaan dinding sinus maksilla
anterior untuk perbaikan ini dapat sangat bermanfaat dalam
rekonstruksi dinding dasar orbital  tidak invasif, membutuhkan sedikit
waktu, bukti keberhasilan klinis banyak
DISKUSI

• Selain itu kelebihan dari sinus maksilla anterior adalah pemberian


paparan untuk visualisasi dan manipulasi yang baik.
• Cieslik et al  teknik graft tulang merupakan metode yang baik dan
sederhana untuk rekonstruksi  durasi tindakan pendek dan prosedur
yang sederhana
• Sabnis et al  tulang antral anterior merupakan materi implant yang
ideal untuk rekonstruksi kerusakan dasar orbital  tipis, memiliki
banyak membran dan karakteristiknya sangat mirip dengan tulang
dasar orbita
DISKUSI
• Lee et al  tulang dinding antral maksilla  teknik yang
meminimalisasi morbiditas
• Graft tulang autologous  reliable, aman, jangka panjang, hasil klinis
yang sangat baik
• Keunggulan utama teknik ini:
• Berdekatan dengan lokasi trauma dan lokasi operasi
• Memfasilitasi reduksi terbuka dan mengeliminasi intervensi bedah
lainnya
• Manipulasi lokasi sinus maksilla untuk mengurangi isi orbita yang
herniasi
• Pemeriksaan kondisi rekonstruksi dapat dilakukan melalui sinus
anterior
SIMPULAN

• Studi ini membuktikan bahwa teknik ini merupakan satu dari banyak
metode terbaik lainnya untuk rekonstruksi dasar orbita
• Mudah dilakukan melalui insisi intraoral
• Darah dan fragmen tulang mudah dikeluarkan
• Kualitas dinding anterior sinus maksilla sebagai graft  tipis dan
mudah beradaptasi terhadap defek dasar orbita
• Graft  sesuai untuk kerusakan sedang dari dasar orbit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai