Anda di halaman 1dari 25

MALFORMASI ANOREKTAL

(Antarini Idriansari)
Atresia ani

Terkadang
disebut pula Anus imperforata
sebagai:
DEFINISI

Malformasi anorektal merupakan suatu kelainan


bawaan berupa tidak sempurnanya
perkembangan anus dan rektum. Pada kelainan
ini dapat ditemukan adanya hubungan antara
anus atau rektum dengan organ lain seperti
vagina, uretra, dan vesika urinaria.
ANATOMI NORMAL
ANUS DAN REKTUM
MALFORMASI ANOREKTAL
MALFORMASI ANOREKTAL
MALFORMASI ANOREKTAL

Anus tampak rata atau sedikit cekung ke dalam atau


kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan
langsung dengan rektum. Sementara kelainan
bawaan pada rektum terjadi karena gangguan
pemisahan kloaka mejadi rektum.
ETIOLOGI

Etiologi atau penyebab malformasi anorektal


secara pasti belum diketahui namun diduga
karena adanya gangguan perkembangan embrionik di
daerah usus, rektum bagian distal, serta traktus
urogenitalis yang terjadi antara minggu keempat
sampai keenam usia kehamilan.
INSIDENSI
• Insidensi malformasi anorektal adalah 1 dalam
2000 sampai 5000 kelahiran hidup (Hendren, 1998).

• Defek yang terjadi pada kelompok laki-laki


seringkali diikuti dengan adanya rectourethal
fistula, sedangkan pada perempuan diikuti dengan
rectovestibular fistula. Adapun malformasi
anorektal tanpa fistula merupakan defek yang
jarang terjadi dan hanya berkisar 5-10% dari defek
malformasi anorektal ini.
KLASIFIKASI WINGSPREAD

LETAK LAKI-LAKI PEREMPUAN

Anorectal agenesis Anorectal agenesis with


with rectoprostatic rectovaginal fistula and
Tinggi urethral fistula and without fistula
without fistula

Rectal atresia Rectal atresia


KLASIFIKASI

LETAK LAKI-LAKI PEREMPUAN

Rectobulbar urethral Rectovestibular fistula


fistula.
Sedang
Anal agenesis without Rectovaginal fistula
fistula

Anal agenesis without


fistula
KLASIFIKASI

LETAK LAKI-LAKI PEREMPUAN

Anocutaneous fistula Anovestibular fistula

Rendah Anal stenosis Anocutaneous fistula

Rare malformations Anal stenosis


Cloaca

Rare malformations
KLASIFIKASI KELAINAN LETAK
MALFROMASI ANOREKTAL

Klasifikasi kelainan letak menurut Melbourne yaitu


klasifikasi berdasarkan garis pubokoksigeus:
• Letak tinggi apabila rektum berakhir diatas muskulus
levator ani (muskulus pubokoksigeus).
• Letak intermediet apabila akhiran rektum terletak di
muskulus levator ani.
• Letak rendah apabila akhiran rektum berakhir bawah
muskulus levator ani.
MANIFESTASI KLINIS

Bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium dalam 24 jam


pertama kelahiran

Terjadi pengeluaran mekonium namun mekonium


keluar melalui fistula

Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi


baru lahir
MANIFESTASI KLINIS

Abdomen distensi secara bertahap dan tampak


tanda obstruksi
(apabila fistula memang tidak ada)

Bayi mengalami muntah-muntah dalam 24-48


jam kelahiran
EVALUASI DIAGNOSTIK

Inspeksi daerah perineum dan anus untuk mengetahui


ada atau tidaknya lubang anus.

Adanya mekonium dalam urin, hal ini menunjukkan


kemungkinan adanya fistula rektourinarius.
EVALUASI DIAGNOSTIK

Adanya pengeluaran mekonium, namun demikian


harus tetap diperhatikan bahwa keberadaan
mekonium pada bayi baru lahir tidak selalu
menunjukkan patensi anus khususnya pada bayi
perempuan karena kemungkinan terdapat fistula
yang menyebabkan mekonium dapat keluar
melalui vagina.
EVALUASI DIAGNOSTIK

Pemeriksaan radiologis yang bertujuan untuk


mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal atau
untuk menentukan letak ujung rektum yang buntu.

Pemeriksaan USG abdomen untuk melihat fungsi


organ interna terutama organ dalam sistem
pencernaan dan mencari adanya faktor reversibel
seperti obstruksi oleh massa tumor.
PENATALAKSANAAN
TERAPEUTIK

1. Kolostomi

2. Posterior Sagital Anorectoplasty (PSARP)

3. Tutup kolostomi
KOLOSTOMI
Kolostomi merupakan tindakan yang dilakukan
sebagai bentuk upaya dekompresi atau
pengalihan isi kolon (proteksi terhadap
kemungkinan terjadinya obstruksi usus)
dengan cara membuat pembukaan
suatu bagian kolon ke
permukaan abdomen.
POSTERIOR SAGITAL
ANORECTOPLASTY (PSARP)

Suatu tindakan yang bersifat korektif pada


area anus dan rektum yang dilakukan dengan
cara membelah muskulus sfingter eksterna
dan elevator ani serta pemotongan fistula
sehingga terbentuk kantong rektum dan
lubang anus.
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN

Identifikasi malformasi anorektal


(pemeriksaan anus bayi baru lahir, inspeksi pengeluaran
mekonium dan tempat keluarnya mekonium)

Perawatan pra bedah: kolaborasi evaluasi diagnostik,


persiapan pembedahan, dekompresi abdomen dengan
pemasangan NGT, pantau I-O.
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN

Perawatan pasca bedah: perawatan luka operasi


(perineum, stoma/kolostomi), pengaturan posisi
berbaring anak, pemberian cairan (pantau I-O).

Support system untuk keluarga


Pemberdayaan keluarga, perencanaan pulang (dan
perawatan di rumah)
REFERENSI

Ashcraft, K.W., & Holder, T.M. (1993). Pediatric surgery. (2nd


ed). Philadelphia: WB. Saunders.

Ball, J.W., & Bindler, R.C. (2003). Pediatric nursing: Caring for
children. (3rd ed). New Jersey: Prentice Hall.

Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein,


M.L, & Schawrtz, P. (2009). Wong: Buku ajar keperawatan
pediatrik. (edisi 6). Jakarta: EGC.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai