Anda di halaman 1dari 63

KASUS BEDAH PADA

ANAK
Pembimbing: dr. Rose Grand Chen, M.Ked(Ped), Sp. A

Clarissa Tan
Thasya Karina Nathalia
Roderick Samuel Prentice
Penyebab
abdomen akut
pada anak
Anak sering mengeluh sakit
perut. Tidak semua sakit pada
perut disebabkan
oleh infeksi saluran
pencernaan. Sakit perut yang
berlangsung lebih dari 4
jam harus dianggap sebagai
yang berpotensi gawat.

Buku Saku Pedomanan Pelayanan Kesehatan


Anak di Rumah Sakit. WHO Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. Abdomen Akut. IDAI. 2011
Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat. Abdomen Akut. IDAI. 2011
APENDISITIS
Apendisitis

■ Apendisitis disebabkan oleh obstruksi lumen


apendiks.
■ Fekolit, hyperplasia limfoid dan parasit saluran
pencernaan dapat menyebabkan obstruksi. Jika tidak
dikenali, ruptur apendiks menyebabkan peritonitis dan
terbentuknya abses.

Buku Saku Pedomanan Pelayanan Kesehatan


Anak di Rumah Sakit. WHO
Diagnosis

■ Demam umumnya tidak ada. Bila ada, maka sakit perut akan timbul lebih dahulu.
■ Jika dijumpai demam pada kasus apendisitis, pikirkan kemungkinan terjadinya
perforasi apendisitis.
■ Awalnya berupa nyeri periumbilikal, namun temuan klinis yang paling penting
adalah rasa nyeri yang terus-menerus pada kuadran bagian bawah sebelah kanan.
■ Dapat disalahartikan infeksi saluran kemih, batu ginjal, masalah ovarium, adenitis
mesenterik, ileitis. Bedakan dengan DBD.
■ Leukositosis.

Buku Saku Pedomanan Pelayanan Kesehatan


Anak di Rumah Sakit. WHO
ATRESIA ANI
Atresia Ani

■ Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital yang menunjukan


keadaan tanpa anus atau dengan anus yang tidak sempurna.
■ Malformasi anorektal merupakan kelainan kongenital yang sering kita
jumpai pada kasus bedah anak
■ Malformasi anorektal (MAR) merupakan malformasi septum urorektal
secara parsial atau komplet akibat perkembangan abnormal hindgut,
allantois dan duktus Mulleri.

Bhatnagar V. 2005. Assessment of postoperative results in malformation


anorectal. J Indian Assoc Pediatr Surg. 10:80-5
■ Etiologi malformasi anorektal belum diketahui secara pasti.
■ Beberapa ahli berpendapat bahwa kelainan ini sebagai akibat dari
abnormalitas perkembangan embriologi anus, rektum dan traktus
urogenital, dimana septum tidak membagi membran kloaka secara
sempurna.
■ Terdapat beberapa faktor prognostik yang mempengaruhi terjadinya
morbiditas pada malformasi anorektal, seperti abnormalitas pada
sakrum, gangguan persarafan pelvis, sistem otot perineal yang tidak
sempurna, dan gangguan motilitas kolon
Pena A., Levitt M. 2006. Anorectal malformations. In: J.L. Grossfeld, J.A. O’Neil Jr., E.W.
Fonkalsrud, A.G. Coran (Ed.):. Pediatric Surgery 6th ed - Vol 1. Mosby, Inc, Philadelphia pp:
1566-88.
Neonatus laki-laki dengan malformasi anorectal
Inspeksi perineum dan urinalis

Pemeriksaan klinis jelas Pemeriksaan klinis meragukan

Fistula perianal Flat bottom Invertogram


Bucket handle Mekonium urin (-)
Fistula raphe Udara pada vesika
Stenosis anus
Membran anus >1cm jarak <1cm jarak
rectum kulit rectum kulit
Kolostomi
Minimal PSARP

4-8 minggu Minimal PSARP

Diagnosis serta manajemen malformasi anorectal pada


PSARP laki-laki (Klasifikasi Pena)
Diagnosis serta Neonatus perempuan dengan malformasi
Manajemen Malformasi Inspeksi perineum
Anorektal pada
Perempuan (Klasifikasi
Pena)
Fistula (+) Fistula (-)

Kloaka Vagina atau vestibuler Perineal Invertogram

<1cm jarak >1cm jarak


rektum kulit rektum kulit
Kolostomi Kolostomi

Kolostomi

PSARUVP PSARUVP Minimal PSARP


PSARP
Klasifikasi Malformasi Anorektal
Wingspread
Letak malformasi anorectal Laki-laki Perempuan
Tinggi 1. Agenesis anorectal 1. Agenesis anorectal
a. Fistula rektovesika a. Fistula rektovagina
b. Tanpa fistula b. Tanpa fistula
2. Atresia rektalis 2. Atresia rektalis
Intermediate 1. Fistula rektouretra 1. Fistula rektovestibuler
2. Agenesis anus tanpa fistula 2. Fistula rektovagina
3. Agenesis anus tanpa fistula
Rendah 1. Fistula perineal 1. Fistula anovestibuler
2. Stenosis anus 2. Fistula anokutan
3. Stenosis anus
Lain-lain Malformasi jarang Kloaka
Malformasi jarang
Klasifikasi malformasi anorectal
menurut Pena
Laki-laki Perempuan
Fistula perineal Fistula perineal
Fistula rektouretra Fistula vestibular
a. Bulbar
b. Prostat
Fistula rektovesika Kloaka persisten
< 3 cm
> 3 cm
Imperforasi anus tanpa fistula Imperforasi anus tanpa fistula
Atreasia ani Atresia ani
Tatalaksana
■ Alberto Pena, seorang ahli bedah anak di Amerika Serikat memperkenalkan
penatalaksanaan untuk malformasi anorektal berdasarkan klasifikasi yang telah
dibuatnya.
■ Tindakan kolostomi merupakan prosedur yang ideal untuk penatalaksanaan awal
malformasi anorektal.
■ Tindakan kolostomi merupakan upaya dekompresi, diversi dan sebagai proteksi
terhadap kemungkinan terjadinya obstruksi usus.
■ Pena menganjurkan dilakukan kolostomi kolon desenden
■ Postero sagittal anorectoplasty merupakan operasi pembuatan anus yang
memberikan beberapa keuntungan dalam operasi fistula rektourinaria maupun
rektovaginal dengan cara membelah otot dasar pelvis, sling dan sfingter.

De Vries, Pena, A., 1982. Postero sagital anorectoplasty, Journal Pediatric Surgery 17, 638-43.
Pena A., Levitt M. 2012. Anorectal malformations. In: A.G. Coran (Ed.): Pediatric Surgery 7th ed - Vol 1.
Elseviersurgery: Mosby, Inc, New York pp: 1289- 310.
OMPHALOCELE
OMPHALOCELE

Omphalocele adalah sebuah


cacat lahir di mana organ usus
atau perut bayi keluar dari
pusar/sentral (umbilical). Pada
bayi dengan omphalocele, usus
keluar yang hanya ditutupi
lapisan tipis jaringan dan dapat
dengan mudah dilihat.
Penyebab dan Faktor Resiko
Etiologi pasti dari omphalocele belum diketahui.
■ Kegagalan kembalinya usus ke dalam abdomen (10 minggu),
kegagalan lipatan mesodermal bagian lateral untuk berpindah ke
bagian tengah.

Faktor resiko tinggi omphalocele adalah


■ Infeksi dan penyakit pada ibu,
■ penggunaan obat-obatan, dan merokok,
■ kelainan genetik.
■ Defesiensi asam folat, hipoksia, dan salisil.  defek
dinding abdomen
TANDA & GEJALA
■ Diagnosis omfalokel cukup dengan melihat defek di daerah
umbilikus dengan bagian yang tertutup selaput tipis
transparan. Di bagian dalam dapat terlihat usus-usus,
sebagian hepar, mungkin lambung dan lien bergantung
pada luas defek.
Anomali yang berkaitan dengan omphalocele
■ Anomali kromosom (40%-60%)
■ Defek Kardiak (16%-47%),
■ Anomali neural tube, kepala dan leher.
■ Anomali gastrointestinal (40%)
■ Anomali muskuloskeletal (10%-30%),
■ Abnormalitas ibu dan perkembangan janin
■ Anomali genitourinarius (40%),
■ Beckwith-Wiedemann Syndrome (5%-10%): omphalocele, hipoglikemia,
macroglossia dan visceromegali.
■ Pentalogy of centrell: omplhalocele, hernia diafragmatik anterior
(morgagni), defek kardiak (misalnya: ectopia cordis, VSD dan tidak ada
perikardium)
Pemeriksaan Penunjang
■ Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP). 
abnormalitas kromosomal, defek tabung neural, kelainan
dinding abdomen.
■ Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik
dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan
kariotipik. Pada trimester kedua dan ketiga.
■ Echocardiography fetus  kelainan jantung.
■ Amniosentesis  kelainan genetik
TATALAKSANA
■ Persalinan sectio caesaria.

■ Pertolongan pertama meliputi Resusitasi dan


mempertahankan kelembapan organ:
– 1.Kantong omfalokel dibungkus kasa yang dibasahi NaCl 0,9% ,
selanjutnyadibungkus dengan plastic steril.
– 2.Bayi dimasukkan incubator dan diberi oksigen
– 3.Pasang NGT dan rectal tube, dengan posisi janin dimiringkan
– 4.Antibiotika
■ Tindakan nonoperatif lain dapat berupa penekanan secara eksternal
pada kantong. Beberapa material yang biasa digunakan ialah Ace
wraps, Velcro binder, dan poliamid mesh yang dilekatkan pada kulit.

■ Metode operasi
– Primary closure
– Staged closure
Primary Closure
Reduksi organ ke intra abdomen secara
langsung segera setelah kelahiran bayi.
Staged closure
Reduksi organ secara bertahap ke dalam rongga
abdomen menggunakan silo. Biasanya
membutuhkan waktu 1-3 minggu, kemudian defek
ditutup secara primer.
GASTROSCHISIS
GASTROSCHISIS
■ Gastroschisis adalah penonjolan
dari isi abdomen melalui lubang
atau defek pada dinding
abdomen dimana organ yang
berherniasi tersebut tidak
dilapisi oleh kantong / sac.
■ Defek terletak di sebelah lateral
dan hampir selalu pada sebelah
kanan dari umbilikus
■ Terjadi antara0,4-3 per10000
kelahiran
■ Insidensi adanya kelainan
bawaan yang menyertai
antara10%-20% kasus.
Gambaran klinis
Faktor Gastroschisis
Lokasi Samping umbilikus
Defek ukuran Kecil (2-4cm)
Tali pusat Normal
Kantong Tidak ada
Isi Usus
Usus Kusut,meradang
Malrotasi Ada
Abdomen kecil Ada
Fungsi intestinal Fungsi menurun pada
awal
Nomali lain Tidak biasa kecuali atresia
usus
PRENATAL DIAGNOSIS
■ Peningkatan maternal serum alpha fetoprotein
rata-rata lebih dari 9 kali dari nilai mean
■ USG
PENATALAKSANAAN
PRE-OPERASI
o Resusitasi dari ABC
o Initial Problem:
 Hilangnya panas karena tereksposnya isi abdomen
 Hilangnya cairan
 Infeksi
 Distensi gaster
PENATALAKSANAAN
o OPERATIF (primary closure, staged closure)
Tujuan utama :
 memasukkan visera yang berherniasi ke dalam
rongga abdomen
 menutup fascia dan kulit sehingga menciptakan
dinding abdomen yang solid dengan umbilicus
yang relative normal. Meminimalkan timbulnya
resiko bagi bayi.
o Terapi operatif bervariasi tergantung ukuran dan tipe
defek, besar bayi dan problem yang menyertai
POST OPERATIF
 Pemberian perlindungan antibiotic
 Memenuhi dan menjaga volume secara penuh
 Pengawasan analisa gas darah dan tekanan vena sentral
 Mengenali dan melakukan terapi pada sepsis sesegera mungkin.
 Memulai nutrisi total parenteral segera setelah pemasangan monitor
vena sentral
HERNIA INGUINALIS
Hernia Inguinalis
DEFINISI
■ Hernia adalah penonjolan yang berisi alat visera darirongga abdomen
melalui suatu lokus minoris
■ Timbul di tempat korda spermatika keluar dari rongga abdomen.
EPIDEMIOLOGI
■ Lebih sering pada laki-laki (90%) dibanding perempuan.
■ 60% terbanyak ditemukan di kanan
KLASIFIKASI
■ Hernia direct: terjadi karena dinding abdomen yang melemah atau sobek.
Pembesaran pada inguinal/skrotum yang hilang timbul, muncul pada saat
pasien mengejan atau menangis dan menghilang pada saat pasien istirahat
■ Hernia indirect: terjadi karena inguinal ring yang tidak menutup

Buku Saku Pedomanan Pelayanan Kesehatan Anak di


Rumah Sakit. WHO
Hernia Inguinalis
PEMERIKSAAN FISIK
■ Inspeksi tampak benjolan pada region inguinalis
■ Anak dalam posisi supinasi  Palpasi pada titik tengah antar SIAS dengan
tuberkulum pubicum (AIL)  Suruh anak batuk sebagai provokasi  Bila teraba
penonjolan keluar saat batuk (silk glove sign) merupakan hernia inguinal direct
PEMERIKSAAN PENUNJANG
■ Herniography
TATALAKSANA
■ Apabila hernia kecil dan tidak mengganggu, dapat dilakukan manual reposisi
■ Apabila hernia indirect dan inkarserata segera konsulkan kepada bedah anak
ILEUS PARALITK
Ileus Paralitik

■ Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana


usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik
untuk menyalurkan isinya.
■ Ileus merupakan kondisi dimana terjadi kegagalan
neurogenik atau hilangnya peristaltic usus tanpa adanya
obstruksi mekanik
Ileus pada pasien rawat inap ditemukan pada:
■ proses intraabdominal seperti pembedahan perut dan saluran
cerna atau iritasi dari peritoneal (peritonitis, pankreatitis,
perdarahan)
■ sakit berat seperti pneumonia, gangguan pernafasan yang
memerlukan intubasi, sepsis atau infeksi berat, uremia, dibetes
ketoasidosis, dan ketidakseimbangan elektrolit (hipokalemia,
hiperkalsemia, hipomagnesemia, hipofosfatemia)
■ obat-obatan yang mempengaruhi motilitas usus (opioid,
antikolinergik, fenotiazine). Setelah pembedahan, usus halus
biasanya pertama kali yang kembali normal (beberapa jam),
diikuti lambung (24-48 jam) dan kolon (48-72 jam)
Etiologi

■ Neurogenik. Pasca operasi, kerusakan medulla spinalis, keracunan timbal, kolik


ureter, iritasi persarafan splanknikus, pankreatitis.
■ Metabolik. Gangguan keseimbangan elektrolit (terutama hipokalemia), uremia,
komplikasi DM, penyakit sistemik seperti SLE, sklerosis multiple
■ Obat-obatan. Narkotik, antikolinergik, katekolamin, fenotiazin, antihistamin.
■ Infeksi/ inflamasi. Pneumonia, empiema, peritonitis, infeksi sistemik berat lainnya.
■ Iskemia Usus.
Gejala klinis

■ Ditandai oleh tidak adanya gerakan usus yang disebabkan oleh penghambatan
neuromuscular dengan aktifitas simpatik yang berlebihan.
■ Perut kembung
■ Anoreksia
■ Mual dan muntah
■ Konstipasi
■ Bising usus lemah
Pemeriksaan fisik

■ Distensi abdomen
■ Silent abdomen = bising usus menghilang
■ Hipertimpani
Tatalaksana

■ Dekompresi
■ Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
■ Mengobati penyebab dan penyakit primernya
■ Pemberian nutrisi yang adekuat
ILEUS OBSTRUKSI
Ileus Obstruksi
■ Ileus obstruksi adalah hilangnya atau adanya gangguan pasase isi usus yang
disebabkan oleh sumbatan mekanik maupun fungsional.
■ Obstruksi usus dapat disebabkan karena adanya lesi pada bagian dinding usus,
diluar usus, maupun di lumen usus.
■ Obstruksi usus dapat bersifat akut maupun kronis, parsial maupun total.
Penyebab obstruksi kolon yang paling sering adalah karsinoma, terutama pada
daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal.
■ Sebagian besar obstruksi mengenai usus halus. Obstruksi pada usus halus
dapat disebabkan oleh strangulasi, invaginasi atau sumbatan di dalam lumen
usus. 70% dari kasus obstruksi usus halus disebabkan oleh adhesi
intraabdominal pasca operasi.
■ Penyebab tersering lainnya adalah hernia inkarserata dan penyakit Khron.
Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan
diagnosis dini dan tindakan pembedahan.
Penyebab ileus obstruktif

Lokasi Penyebab

Kolon Tumor (umumnya di kolon kiri) divertikulitis (umumnya di kolon


sigmoid), volvulus di sigmoid atau caecum, fekalit, penyakit
Hirschsprung, Khron disease

Duodenum

 Dewasa Kanker duodenum atau caput pankreas, ulkus

 Neonatus Atresia, volvulus, adhesi

Jejunum and ileum

 Dewasa Hernia, adhesi (paling sering), tumor, benda asing, diverticulum


Meckel, penyakit Crohn (jarang), Ascariasis, volvulus, intussusepsi
karena tumor (jarang)

 Neonatus ileus Meconium, volvulus, atresia, intussusepsi


Klasifikasi

Berdasarkan letak obstruksi


– Letak tinggi : duodenum – jejenum
– Letak rendah : colon sigmoid – rektum
Gejala Klinis
Obstruksi usus halus
– Keadaan umum akan memburuk dalam waktu yang relatif singkat
– Kolik pada daerah umbilikus atau di epigastrium
– Mual, muntah pada obstruksi letak tinggi
– Konstipasi (pada pasien dengan obstruksi total)
– Tidak dapat flatus
– Gerakan peristaltik yang high pitched dan meningkat
– Nyeri dari ileus obstruksi usus halus terlokalisir di supraumbilikus
– Muntah refleks (makanan dan cairan yang terkandung, cairan duodenum, cairan
empedu)
– Muntah fekulen (tanda patognomonik dari ileus obstruksi usus halus bagian distal
komplit)
Obstruksi kolon
– Gejala lebih ringan
– Terjadi lebih perlahan
– Perubahan kebiasaan BAB
– Obstipasi dan kembung
– Kolik suprapubik
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Perkusi
– Turgor kulit, mulut kering – Hipertimpani
– Pasien gelisah
– Distensi abdomen Auskultasi
– Gambaran kontur usus – Hiperperistaltik
– Gambaran gerakan usus (pada – Metallic sound
penderita yang kurus) – Obstruksi lama: BU menghilang

Palpasi Rectal Toucher


– Defans muskular – Tidak adanya feses: obstruksi pada
– Tanda peritonitis (nyeri tekan, nyeri usus halus.
lepas – Darah: lesi intrinsik di dalam usus
– Teraba massa seperti malignansi.
Pemeriksaan Penunjang

■ Laboratorium (darah lengkap, elektrolit, BUN, ureum amilase, dan kreatinin)


■ Ileus obstruksi sederhana: hasil pemeriksaan dalam batas normal.
■ Selanjutnya ditemukan hemokonsentrasi, leukositosis, dan nilai elektrolit yang
abnormal.
■ Penurunan kadar serum natrium, klorida dan kalium (manifestasi lebih lanjut)
■ Alkalosis akibat muntah
■ BUN meningkat: hipovolemia dengan azotemia prerenal
Step Ladder Sign (Supine)

Ileus Letak Tinggi Ileus Letak Rendah

Herringbone Appearance (Erect)

https://radiopaedia.org/cases/l
https://radiopaedia.org/articles/small-bowel-obstruction arge-bowel-obstruction
Tatalaksana

Terapi konservatif
■ Penggantian cairan intravena: Ringer Laktat.
■ Pemberian antibiotik broadspectrum: profilaksis atas dasar temuan adanya
translokasi bakteri pada ileus obstruksi.
■ Antiemetik dapat juga diberikan untuk mengatasi muntah.
■ Dekompresi traktus gastrointestinal dengan menggunakan nasogastric tube (NGT)
dan pasien dipuasakan.
■ Tindakan Operatif dilakukan apabila:
– Strangulasi
– Obstruksi total
– Hernia inkarserata
– Tidak ada perbaikan pada pengobatan
■ Tergantung penyebabnya:
– Adhesi: pelepasan adhesi
– Tumor: reseksi
– Hernia: herniorapi dan herniotomi
ILEUS PARALITIK DAN
OBSTRUKTIF
PERBEDAAN ILEUS PARALITIK DAN OBSTRUKTIF

Macam ileus Nyeri Usus Distensi Bising usus Ketegangan


abdomen

Obstruksi letak ++ + Meningkat -


tinggi (kolik)

Obstruksi letak +++ +++ Meningkat -


rendah (Kolik)

Paralitik + ++++ Menurun -


HIRSCHPRUNG DISEASE
Hirschsprung Disease
■ Hirschsprung Disease (HD) adalah kelainan
kongenital dimana tidak dijumpai pleksus auerbach
dan pleksus meisneri pada kolon.
TANDA & GEJALA
■ Riwayat keterlambatan pengeluaran mekonium
(lebih dari umur 24 jam)
■ Riwayat obstruksi berulang (sulit buang air besar,
perut kembung, muntah)
■ Berat badan tidak sesuai dengan umur (di bawah
rata-rata)

https://radiopaedia.org/articles/hirschsprung-disea
Buku Saku Pedomanan Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO
Patofisiologi

■ Obstruksi akibat gangguan peristaltik usus


■ Dilatasi abnormal dan distensi + penebalan dinding
(muskular hipertofi) kolon , proximal dari segmen aganglion
Gejala Klinis

■ Obstruksi Neonatal
– Delayed meconium (<24 jam)  90% kasus
– Distensi abdomen
– Muntah bilious (muntah yang berwarna hijau yang menandakan kemungkinan
adanya obstruksi distal dari common bile duct ke duodenum)
– Perforasi cecal atau appendix
■ Obstruksi kronis: FTT (Failed To Thrive), ketergantungan enema
■ Pada anak usia lebih tua, teraba massa feces di kuadran kiri bawah dengan rectum
kosong
■ Colokg dubur: tonus spinchter ani normal diikuti BAB yang menyemprot
Pemeriksaan Penunjang

■ Radiologi: foto polos


abdomen dan barium
enema
■ Anorektal manometry
■ Biopsi
Tatalaksana

■ Preoperative: dekompresi dengan rectal tube dan NGT, resusitasi cairan, antibiotic
profilaksis, rectal washout
■ Operative : colostomy sementara sampai usia 6-12 bulan (dekompresi kolon)
dan operasi (Duhamel, soave, Swenson)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai