Sifat Koligatif Larutan Rev
Sifat Koligatif Larutan Rev
Molekul – Molekul
Cairan murni
Jika ke dalam suatu pelarut murni dimasukkan suatu zat
terlarut yang sukar menguap, maka proses pergerakan
molekul-molekul cairan untuk meninggalkan lingkungan
cairannya menjadi terhalang sehingga banyaknya molekul-
molekul cairan yang menguap akan berkurang. Akibatnya
tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut
murni. Karena itu dikatakan terjadi penurunan tekanan uap.
Simbol Penurunan Tekanan Uap Larutan adalah P
Dirumuskan :
P = Penurunan Tekanan uap
P = P0 . Xterlarut jenuh larutan.
P0 = Tekanan uap jenuh
pelarut murni
Xterlarut = Fraksi mol zat terlarut
Dalam suatu keadaan tertentu, pada suatu cairan akan
terbentuk suatu sistem kesetimbangan antara cairan
dan uapnya. Besarnya kemampuan molekul cairan
untuk meninggalkan molekul cairannya pada keadaan
ini disebut Tekanan Uap Jenuh Pelarut Murni (P0)
Persamaan Roult ini hanya berlaku pada larutan
nonelektrolit.
Untuk Larutan elektrolit, persamaan Raoult harus
dikalikan lagi dengan Faktor Van’t Hoff ( i )
Dimana ; i = 1 + (n – 1)
n = jumlah ion
= derajat ionisasi
Hal ini didasari fakta bahwa, pada jumlah mol yang
sama, larutan elektrolit selalu memiliki jumlah
partikel yang lebih banyak dibanding larutan
nonelektrolit
Sehingga Untuk larutan elektrolit berlaku persamaan :
P = P0 . Xterlarut . i
Besarnya Penurunan Tekanan Uap Larutan (Δ P )
merupakan selisih dari Nilai Tekanan uap Jenuh
Pelarut murni (P0) dan Tekanan uap jenuh larutan
(P), atau :
ΔP = P - P
0
P = P0 . X pelarut
KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
( Tb )
Jika Tekanan udara di luar sistem lebih besar dari tekanan udara
dalam sistem, maka proses terlepasnya molekul-molekul cairan dari
lingkungan cairannya akan terhalang oleh partikel-partikel udara dari
luar sistem.
TEKANAN UDARA LUAR
Cara I : Cara II :
Adanya Partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, menyebabkan
terhalanginya proses pergerakan molekul cairan menuju permukaan
atau meninggalkan lingkungan cairannya. Sehingga pada proses
pemanasan cairan, ketika suhu sistem sama dengan suhu didih
normal pelarutnya, larutan belum akan mendidih, dan dibutuhkan
suhu yang lebih tinggi lagi untuk memulai proses pendidihan.
Semakin banyak partikel zat terlarut yang terlarut dalam pelarut,
maka Kenaikan titik didih larutan (Tb) akan semakin besar,
yang berakibat, Titik didih Larutan (TbLarutan) akan semakin tinggi.
Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan Nilai kenaikan
titik didih larutan dinyatakan dengan persamaan :
Tb = Kb x m x i
Tf = Kf x m x i
Tekanan Osmotik ( ) = M . R . T
b. Untuk Larutan elektrolit
Tekanan Osmotik ( ) = M . R . T . i
Dimana :
= Tekanan Osmotik Larutan ( atm)
M = Molaritas Larutan ( mol/ liter )
R = Tetapan gas umum, ( 0,082 liter atm/mol K )
T = Suhu, Kelvin (K)
i = Faktor Van’t Hoff
Jika 2 (dua) larutan ( misalnya larutan A dan larutan B )
dibandingkan berdasarkan nilai tekanan osmotiknya masing-
masing, maka akan diperoleh 3 (tiga) keadaan :
1. Larutan A Hipertonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih
tinggi daripada tekanan osmotik larutan B
A >B
2. Larutan A Isotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A sama
dengan tekanan osmotik larutan B
A = B
3. Larutan A Hipotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih
rendah daripada tekanan osmotik larutan B
A <B
1. Sebanyak 18 g glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 g air (Mr = 18). Jika
tekanan uap air jenuh pada suhu 30°C = 32 mmHg, tentukan tekanan uap
larutan dan penurunan tekanan uap larutan?