Anda di halaman 1dari 28

PEMULIHAN OLEH

JARINGAN IKAT DAN


FIBROSIS
PENYEMBUHAN LUKA

dr. Upik A. Miskad, PhD,


SpPA
PENDAHULUAN

 Penyembuhan luka proses yang


kompleks, tetapi umumnya terjadi
secara teratur.
 Pada jejas jaringan berat/ menetap
dengan kerusakan stroma dan parenkim,
pemulihannya tidak melalui regenerasi
parenkim saja tp juga non regeneratif
oleh jaringan ikat
4 komponen umum
proses pemulihan
jaringan
 Angiogenesis
 Migrasi dan proliferasi fibroblast
 Deposisi ECM
 Maturasi dan reorganisasi jaringan
fibrosa
 Penyembuhan luka dapat diringkas menjadi
serangkaian proses seperti berikut :.
 Induksi respons peradangan akut

 Migrasi dan proliferasi, baik sel


parenkim maupun sel jaringan ikat
 Pembentukan pembuluh darah baru
dan jaringan granulasi
 Sintesis protein ECM dan deposisi
kolagen
 Remodelling jaringan

 Kontraksi luka

 Pengembalian kekuatan
 Pemulihan dimulai dalam waktu 24 jam setelah
jejas. Jika pemulihan tidak terjadi, fibroblast
dan sel endotel vascular mulai berproliferasi
(dalam 3-5 hari) jaringan granulasi
 Makroskopik : warna merah muda, halus dan
bergranula
 Mikroskopik : ditandai dengan proliferasi
fibroblas dan pembentukan pembuluh darah
kecil (kapiler) baru. Pemb darah baru ini
mempunyai interendothelial junction yang
belum menutup sempurna bocor
protein dan sel darah merah ke
ekstraseluler edema.
JARINGAN GRANULASI
ANGIOGENESIS

Pembuluh darah dibentuk melalui 2 proses :


 Vaskulogenesis : dibentuk selama
perkembangan embrionik
 Angiogenesis / neovaskularisasi

- Angiogenesis yang berasal dari EPCs


(Sel Prekursor Endotel)
- Angiogenesis yang berasal dari
pembuluh darah yang sudah ada
sebelumnya
TAHAPAN Perkembangan kapiler baru :
 Degradasi proteolitik membrana basalis
pada pembuluh darah induk
 Migrasi sel endotel dari kapiler asal

 Proliferasi sel endotel di belakang ujung


terdepan sel yang bermigrasi.
 Maturasi sel endotel

 Rekrutmen sel-sel periendothelial


(perisit dan sel otot polos vaskuler)
GROWTH FACTOR in
ANGIOGENESIS
VEGF dan angiopoietins
 Disekresi sel mesenkim dan sel stroma sedang
reseptornya terdapat pada endotel
 Awal perkembangan VEGF berikatan VEGF-R2
mobilisasi prekursor sel endotel,
proliferasi dan diferensiasi sel endotel.
Setelah itu VEGF VEGF-R1
terbentuk saluran pembuluh darah.
 Pertumbuhan pembuluh darah selanjutnya
dikontrol oleh angiopoietins (Ang1 dan Ang2).
 Ang 1 / Tie2 untuk merekrut sel-sel
periendotelial
 PDGF dan TGFβ menstabilkan
 Sedangkan Ang2 berinteraksi dengan Tie2
tetapi mempunyai kerja yang berlawanan /
inhibitor angiogenesis.
Protein Matriks Ekstraseluler (ECM)
berperan sebagai regulator angiogenesis
 Faktor utama angiogenesis sebenarnya adalah
kemampuan pergerakan dan migrasi sel endotel.
 Proses ini diatur oleh
(1) integrin yaitu αvβ3 yang penting pada
pembentukan dan mempertahankan pembuluh
darah yang baru terbentuk,
(2) protein matrikselular seperti trombospondin 1
dan tenascin C yang berperan dalam
mendestabilkan interaksi sel-matriks untuk
memudahkan migrasi sel yang berlanjut dan
(3) proteinase seperi aktivator plasminogen dan
metalloproteinase matriks yang berperan dalam
remodelling jaringan. Selain itu proteinase dapat
melepaskan endostatin yang menghambat
proliferasi endotel dan angiogenesis.
FIBROSIS (Pembentukan jaringan
parut)
Proses fibrosis berlangsung sebagai
berikut :
 Migrasi dan proliferasi fibroblas ke
tempat jejas.
 Deposisi ECM

 Remodelling jaringan
PROLIFERASI FIBROBLAS

 Rekrutmen dan stimulasi fibroblas


dikendalikan oleh banyak faktor
pertumbuhan, seperti PDGF, bFGF
dan TGF-β
 Sumber faktor pertumbuhan ini
adalah trombosit, endotel teraktivasi
dan sel-sel radang
Deposisi ECM
 Pd proses penyembuhan lanjut, jml fibroblas
yang berproliferasi dan pemb darah baru
berkurang, namun sintesa kolagen me
 Sintesis dimulai sejak awal proses
penyembuhan luka (hari ke 3-5) dan
berlanjut selama bbrp minggu, tergantung
ukuran lukanya
 Sintesis kolagen diinduksi oleh sejumlah
faktor pertumbuhan (PDGF, bFGF dan TGF-
β), sitokin (interleukin 1(IL-1) dan TNF yang
disekresi oleh leukosit dan fibroblast
REMODELLING JARINGAN PARUT
 Perubahan dari jar granulasi menjadi
jaringan parut melibatkan perubahan
dalam komposisi ECM
 Degradasi kolagen dan komponen ECM
dilakukan oleh suatu kelompok
metaloproteinase
 Metaloproteinase meliputi kolagenase
interstisial, gelatinase (atau kolagenase
tipe IV), dan stromelisin yang
mengatabolisasi berbagai unsur pokok
ECM, termasuk proteoglikan, laminin,
fibronektin dan kolagen amorf.
 Sintesis dan sekresinya
- Diatur oleh faktor pertumbuhan, sitokin (IL-
1, TNF-α), fagositosis bahkan tekanan fisik.
- Dihambat oleh TGF-β dan secara
farmakologis dapat ditekan dengan steroid.
 Aktivitas metalloproteinase dikendalikan
secara ketat
 Kolagenase aktif dapat dihambat oleh inhibitor
metalloproteinase jaringan (TIMP, tissue
inhibitor of metalloproteinase) tertentu yang
dihasilkan oleh sebagian besar sel mesenkim
PENYEMBUHAN
LUKA
PENYEMBUHAN PRIMER

 Contoh paling sederhana:


penyembuhan suatu insisi bedah
yang bersih dan tidak terinfeksi
 ≈ penyatuan primer atau
penyembuhan primer
PENYEMBUHAN SEKUNDER

 Contoh seperti pada infark, ulserasi,


pembentukan abses atau bahkan
luka besar
 ≈ penyatuan sekunder atau
penyembuhan sekunder
Penyembuhan sekunder berbeda
dengan penyembuhan primer :
 Kerusakan jaringan yang luas
mengakibatkan jumlah debris nekrotik,
eksudat dan fibrin yang lebih banyak yang
harus disingkirkan, sebagai akibatnya reaksi
radang menjadi lebih hebat.
 Jaringan granulasi yang terbentuk jauh lebih
besar. Pada umumnya, jaringan granulasi
yang lebih besar akan menghasilkan suatu
massa jaringan parut yang lebih besar
 Penyembuhan sekunder menunjukkan
fenomena kontraksi luka.
Figure 3-20 Healing of skin ulcers. A, Pressure ulcer of the skin, commonly found in diabetic patients. The
histologic slides show: B, a skin ulcer with a large gap between the edges of the lesion; C, a thin layer of
epidermal re-epithelialization and extensive granulation tissue formation in the dermis; and D, continuing re-
epithelialization of the epidermis and wound contraction. (Courtesy of Z. Argenyi, MD, University of Washington,
Seattle, WA.) Downloaded from: StudentConsult (on 6 February 2010 09:31 AM)
© 2005 Elsevier
ASPEK PATOLOGIS
PEMULIHAN
Bisa bersifat sistemik dan lokal
Yang termasuk faktor sistemik
 Nutrisi (protein dan vit C)

 Gangguanmetabolik (DM)

 Keadaan sirkulasi/perfusi
(arteriosklerosis)
 Hormon seperti glukokortikoid
Faktor lokal :
 Infeksi

 Faktor mekanis, seperti peningkatan


tekanan
 Benda asing seperti pecahan baja,
kaca atau bahkan tulang
 Ukuran, lokasi dan jenis luka
KOMPLIKASI / PENYIMPANGAN
PENYEMBUHAN LUKA

 Keloid
 Penumpukan kolagen yg berlebihan
 granulasi eksuberan atau proud
flesh
 Jaringan granulasi berlebihan
 Kontraktur
KELOID
Repair, regeneration and fibrosis after injury
and inflamation

Anda mungkin juga menyukai