Anda di halaman 1dari 21

SEDIAAN

GALENIK
 Istilah
galenika di ambil dari nama seorang tabib
Yunani yaitu Claudius Galenos (GALEN) yang
membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan dan hewan, sehingga timbulah ilmu
obat-obatan yang disebut ilmu galenika
 Sediaan galenik adalah sediaan yang dibuat dari
hewan atau tumbuh-tumbuhan yang disari
 Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang
dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut
dengan pelarut cair yang cocok
 Zat – zat yang tersari terdapat dalam sel
bagian tumbuhan yang kering
 Cairan penyari masuk kedalam sel-sel
dari bahan-bahan dan zat yang tersari
larut dalam cairan penyari, setelah itu
larutan yang mengandung zat tersari
dipisahkan dari simplisia yang disari.
 Adakalanya digunakan bagian tanaman
yang masih segar,seperti pada
pembuatan spiritus cochleariae dan
spiritus citri
Tujuan dibuatnya
sediaan galenik :
 untuk memisahkan obat-obat yang terkandung
dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap
tidak bermanfaat.
 membuat suatu sediaan yang sederhana dan
mudah dipakai
 agar obat yang terkandung dalam sediaan
tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan sediaan
galenik
 Derajat kehalusan
Derajat kehalusan ini harus disesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat
yang terkandung tersebut di sari. Semakin sukar di sari, simplisia harus
dibuat semakin halus, dan sebaliknya.

 Konsentrasi / kepekatan
Beberapa obat yang terkandung atau aktif dalam sediaan tersebut harus
jelas konsentrasinya agar kita tidak mengalami kesulitan dalam
pembuatan.

 Suhu dan lamanya waktu


Harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tidak, mudah
tersari atau tidak.

Bahan penyari dan cara penyari


Cara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap
bahan penyari ke dalam simplisia.
 Sediaan galenika dapat digolongkan
berdasarkan cara pembuatannya sebagai
berikut :
 Aqua aromatika
 Ekstrak
 Infusa
 sirupi
 Spiritus aromatica
 Tinktur
 Vinum
Aqua aromatic
Larutan jenuh minyak
atsiri dalam air

Merupakan cairan jernih atau agak


keruh, mempunyai bau dan rasa
yang tidak menyimpang dari bau dan
rasa minyak atsiri asal

Disimpan dalam wadah tertutup


rapat,terlindung dari cahaya dan
ditempat yang sejuk

Bila dalam penyimpanan terjadi


kekeruhan maka sebelum
digunakan harus dikocok kuat -
kuat
Pembuatan
 Pembuatan aqua aromatika dilakukan dengan
melarutkan sejumlah minyak atsiri dalam 60 ml
etanol (95%),
 lalu ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil
dikocok kuat-kuat hingga 100 ml.
 Selanjutnya tambahkan 500 mg talk sambil
dikocok sekali-sekali, dibiarkan selama
beberapa jam dan disaring.
 1 bagian volum filtrate diencerkan dengan 39
bagian volum air
Ekstrak
 Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa
kering, kental dan cair dibuat dengan
menyari simplisia nabati atau hewani
menurut cara yang sesuai, yaitu :
 Maserasi
 Perkolasi
 Penyeduhan dengan air mendidih
 Sebagai cairan penyari dapat digunakan
air, eter atau campuran etanol dan air
contoh
Resep Standar
Belladonna Extract

Sarilah :
Belladonna fol. Serbuk …………. 1000
Dengan spiritus encer
Maserasi
10 BAGIAN SIMPLISIA DENGAN DERAJAT HALUS YANG COCOK, DIMASUKKAN DALAM
BEJANA

DITUANGKAN 75 BAGIAN CAIRAN PENYARI, DITUTUP, DAN DIBIARKAN SELAMA 5 HARI


TERLINDUNG CAHAYA, SAMBIL BERULANG-ULANG DIADUK

SARI DISERKAI, AMPAS DIPERAS

TAMBAHKAN CAIRAN PENYARI MELALUI AMPAS SAMPAI DIPEROLEH 100 BAGIAN

BEJANA DITUTUP, DIBIARKAN DITEMPAT SEJUK, TERLINDUNG CAHAYA SELAMA 2 HARI.

DISARING

MASERAT DISULING ATAU DIUAPKAN SUHU ≤ 50O SAMPAI DENGAN KONSISTENSI YANG
DIKEHENDAKI
Peralatan maserasi

A = Bejana maserasi
yang berisi bahan yang
dimaserasi
B = Tutup bejana
C = batang pengaduk
Perkolasi
 10 BAG SIMPLISIA DENGAN DERAJAT HALUS YANG COCOK,
DITAMBAH 2,5-5 bag CAIRAN PENYARI MINIMAL 3 JAM
 PINDAHKAN KE PERKOLATOR, TUANGKAN CAIRAN PENYARI
SAMPAI CAIRAN HAMPIR MENETES, KERAN BAWAH DITUTUP
 MASERASI 24 JAM ATAU YANG DITETAPKAN
 BUKA KERAN, BIARKAN SAMPAI MENETES DGN KECEPATAN
1 ml PER MENIT
 HINGGA 500 Mg PERKOLAT TERAKHIR DIUAPKAN, TIDAK
MENINGGALKAN SISA
 PERKOLAT DISULING ATAU DIUAPKAN SUHU ≤ 50 O SAMPAI
DENGAN KONSISTENSI YANG DIKEHENDAKI
INFUSA
 SEDIAANCAIR YANG DIBUAT DENGAN
MENGEKSTRAKSI SIMPLISIA NABATI DENGAN
AIR PADA SUHU 90°C SELAMA 15 MENIT

 INFUNDASI
ADALAH PROSES PENYARIAN YANG
UMUMNYA DIGUNAKAN UNTUK MENYARI ZAT
KANDUNGAN AKTIF YANG LARUT AIR DARI
BAHAN-BAHAN NABATI.

 SEBAIKNYA UNTUK PEMAKAIAN 24 JAM


contoh
R/ Infus Ortosiphon 150
Hexamin 3
m.f. Inf.
S 3 dd cth I

Pro : Rendra (11 th)


 KECUALI
DINYATAKAN LAIN, INFUSA TIDAK
BERKHASIAT KERAS KADAR SIMPLISIA 10%

 KADAR SIMPLISIA LAINNYA


 KULIT KINA :6%
 DAUN DIGITALIS : 0,5 %
 AKAR IPEKA : 0,5 %
 DLL
Sirupi (sirop)

 Merupakansediaan berupa larutan yang


mengandung sakarosa
 Contoh :
 Thymi Sirupus
dibuat dengan cara perkolasi herba thymi dengan
air dimana terlarut nipagin, sukrosa jg dilarutkan dlm
cairan tersebut dengan pemanasan rendah
 Sirupus simplek

sirup yang mengandung sukrosa 65% dengan


larutan nipagin
Spiritus Aromatic
 Dibuat dengan maserasi sejumlah
simplisia dengan campuran sejumlah
etanol dan air selama 24 jam. Maserat
lalu di didestilasi ad 1000 bagian
 Kadar etanolnya 65%
Tingtur
 ADALAHLARUTAN DALAM ALKOHOL ATAU
HIDROALKOHOL YANG DIBUAT DARI BAHAN
TUMBUH-TUMBUHAN ATAU DARI BAHAN KIMIA.

 KANDUNGAN ALKOHOL : 15 - 80%

 FUNGSI ALKOHOL
 PELARUT
 ANTI MIKROBA
contoh
 Belladona Tingtur dibuat secara perkolasi 10
bagian serbuk dengan etanol encer, hingga
100 bagian tingtur
 Cinnamomi tingtura, dibuat secara perkolasi
20 bagian serbuk dengan etanol encer,
hingga diperoleh 100 bagian tingtur
 dll
vinum
 Anggur dari spanyol yang dalam
perdagangan dikenal dengan anggur
cerry mengandung etanol ≥ 18%
(Farmakope belanda)
 Contoh :
 Cinchonae vinum, dibuat dengan maserasi 2
bagian serbuk kina dan 80 bagian anggur
dilarutkan dalam 20 bagian sakarosa,
biarkan 6 hari pada tempat sejuk lalu
disaring
 Condursngo vinum, dibuat dengan maserasi
10 bagian serbuk condurango cortex dan
dibuat 100 bagian anggur

Anda mungkin juga menyukai