Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Tujuan
1. Memahami dan mampu membuat sediaan infusa dan dekok.
2. Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan infuse dan dekok, serta hal-hal yang
harus diperhatikan.
3. Mahasiswa mengetahui perbandingan rendemen ekstrak teh secara infus,
dekok.

1.2 Prinsip Percobaan


Prinsip maserasi adalah pengikatan/pelarutan zat aktif berdasarkan sifat kelarutannya dalam
suatu pelarut (like dissolved like),penyarian zat aktif yangdilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar,
terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan
larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan
yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan
pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan
filtratnya dipekatkan. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar
dan terlindung dari cahaya.

1.3 Teori Dasar


Infuse merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dalam air pada suhu
90OC selama 15 menit. Infundasi merupakan penyarian yang umum dilakukan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan metode ini
menghasilkan sari/ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh
sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Umumnya
infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak,yang mengandung minyak
atsiri,dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama.(Depkes RI.1979)
Dekok merupakan sediaan yang dihasilkan dengan cara dekoktasi. Perbedaan dengan infuse
hanya terletak pada lamanya ekstraksi yaitu infuse 15 menit dan dekok 30 menit. Ekstraksi yang
lebih lama pada simplisia tertentu dapat meningkatkan kualitas ekstrak, namun hal tersebut tidak
berlaku umum. Penentuan apakah suatu simplisia lebih baik dibuat infuse atau dekok perlu
penelitian lebih lanjut
1.4 Alat Dan Bahan
Alat: Bahan:
1. Timbangan 1. Simplisia (teh)
2. Beaker glass 2. Eluen (aqua destillata)
3. Water bath
4. Batang pengaduk
5. Spatel
6. Labu semprot

1.5 Cara Kerja


Infus:
- Timbang 20 gram simplisia (teh)
- Tambahkan pelarut 100 ml (air)
- Campurkan simplisia dengan air di dalam beaker glass
- Kemudian panaskan diatas water bath
- Tunggu sampai 15 menit, sambil di aduk
- Di dinginkan
- Saring menggunakan kain/serbet
- Masukan kedalam toples yang sudah disiapkan, dan simpan ditempat yang terhindar dari
cahaya
Dekok :
- Timbang 20 gram simplisia (teh)
- Tambahkan pelarut 100 ml (air)
- Campurkan simplisia dengan air di dalam beaker glass
- Kemudian panaskan diatas water bath
- Tunggu sampai 30 menit, sambil di aduk
- Di dinginkan
- Saring menggunakan kain/serbet
- Masukan kedalam toples yang sudah disiapkan, dan simpan ditempat yang terhindar dari
cahaya
1.6 Hasil Dan Pembahasan

a. Hasil (Infuse)
Nama simplisia Theae folium

Bobot simplisia (A) 20 gram

Eluen Aqua destillata

Volume eluen 100 ml

Alasan pemilihan eluen Murah dan mudah diperoleh stabil, tidak mudah menguap, tidak
mudah terbakar dan tidak beracum
Metode ektraksi Cara panas (infus)

Alas an pemilihan Untuk mempercepat proses penyarian dibandingkan dengan


metode ektraksi cara dingin
Lama ektraksi 15 menit

Bobot ektraksi 100 ml

b. Hasil (Dekok)
Nama simplisia Theae folium

Bobot simplisia (A) 20 gram

Eluen Aqua destillata

Volume eluen 100 ml

Alasan pemilihan eluen Murah dan mudah diperoleh stabil, tidak mudah menguap, tidak
mudah terbakar dan tidak beracum
Metode ektraksi Cara panas (Dekok)

Alasan pemilihan Untuk mempercepat proses penyarian dibandingkan dengan


metode ektraksi cara dingin
Lama ektraksi 30 menit

Bobot ektraksi 100 ml


PEMBAHASAN
Ekstraksi adalah suatu proses penyarian atau penarikan senyawa kimia yang terdapat
didalam bahan alam atau berasal dari dalam sel dengan menggunakan pelarut dan metode yang
tepat. Ekstrak adalah hasil dari proses ekstraksi, bahan yang diekstraksi merupakan bahan alam,
dimana ektraksi memiliki prinsip umum yaitu difusi dan osmosis. Tujuan dilakukan percobaan
ekstraksi adalah untuk memperoleh ekstrak kental etanol senyawa yang terkandung pada sampel
teh yang selanjutnya akan digunakan dalam praktikum berikutnya. Proses ektraksi bahan atau
bahan obat alami dapat dilakukan berdasarkan teori tentang penyarian, penyarian merupakan
peristiwa pemindahan masa. Zat aktf yang semula berada ddalam sel, ditarikoleh cairan peyari
sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut.

Dalam percobaan dilakukan perajangan, pengeringan, penyaringan serta penambahan


pelarut yang sesuai dengan sampel. Pada percobaan yang pertama yaitu infus dengan cara
timbang 20 gram simplisia daun mengkudu menggunakan beaker glass 500 ml kemudian
ditambah 100 ml aquadest dan dipanaskan selama 15 menit menggunakan waterbath, setelah
dingin kemudian disaring menggunakan serbet dan dimasukkan kedalam toples. Selanjutnya
yaitu dekok dengan cara timbang 20 gram simplisia daun mengkudu menggunakan beaker glass
500 ml kemudian ditambah 100 ml aquadest dan dipanaskan selama 30 menit menggunakan
waterbath, setelah dingin kemudian disaring menggunakan serbet dan dimasukkan kedalam
toples.
Syarat-syarat pemilihan cairan penyari yaitu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
yaitu jenis senyawa yang akan ditarik atau kandungan kimia pada zat aktif dan cairan penyari
yang digunakan (pelarut yang digunakan) dalam hal ini tingkat kepolarannya. Tidak toksik,
murah, ramah lingkungan mudah didapat pada infus warna coklat kekuningan sedangkan pada
dekok didapatkan hasil warna coklat pekat. Tujuan dari proses ekstraksi ialah yang pertama yaitu
untuk mengawetkan,maksudnya ialah apabila suatu zat disimpan dalam bentuk simplisia kering,
dikhawatirkan akan mudah rusak. Seperti tercemar oleh serangga atau kapang. Sedangkan
apabila dalam bentuk ekstrak, sediaan akan lebih awet karena tidak mengandung air. Alasan
yang kedua ialah untuk identifikasi. Setelah didapatkan ekstrak yang kental dari teh (Theae
folium), tahap selanjutnya adalah skiring fitokimia. Tujuannya adalah untuk mengetahui
berbagai macam zat yang terkandung dalam Teh (Theae folium), dengan berbagai macam
metode identifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed. IV. Jakarta : Depkes RI
Ditjen POM, (1986), Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai