GANGGUAN HEMODIANAMIK :
HIPEREMIA & KONGESTI
PERDARAHAN
TROMBOSIS
EMBOLISME
INFARK
SYOK
EDEMA : cairan abnormal pada jar. interstitiel/
intraselular/ rongga tubuh.
Menurut lokalisasi :
- lokal : extremitas inferior
- sistemik (edema Anasarka) : CHF, nefrotik sindrom
- rongga tubuh : ascites, hidrotoraks,
hidroperikardium
4. Retensi Na
a. peningkatan reabsorbsi Na+ di tubulus
- hipoperfusi ginjal
- peningkatan sekresi renin-angiotensin-
aldosteron
b. asupan garam berlebih dg insufisiensi
ginjal
5. Inflamasi
- inflamasi akut
- inflamasi kronik
- angiogenesis
Lokasi tersering :
1 Subcutan
2. Paru
3. Otak
Edema subcutan :
Etiologi : RHF: dependent udema
RF : nefrotik sindrom anasarka
Edema paru
Etiologi : LHF, gagal ginjal, syok, ARDS,
infeksi paru, hipersensitifitas
Edema cerebrum
Etiologi:
Lokal : abses, neoplasma
Seluruh jar: encepalitis, obstruksi pada vena
Hubungan klinis :
E. Subcutan : menghambat penyembuhan luka
E. Paru : fungsi ventilasi terganggu, pneumoni
hipostatik
E. Cerebrum : penonjolan tonsil cerebrum ke
for. magnum, penghentian aliran darah ke
batang otak
HIPEREMI DAN KONGESTI
Def. Pe volume darah setempat pada
sebagian jaringan.
Hiperemia : proses aktif: aliran darah ke
arteriol
mis.otot skeletal saat latihan, inflamasi
Kongesti : proses pasif : aliran darah keluar
dari vena
mis. sistemik : congestive heart failure (CHF)
lokal : obstruksi vena
Hiperemi aktif
Patogenesis :
mekanisme neurogenik simpatis
pelepasan substansi vasoaktif
hormonal ( epinephrine )
vasodilatasi arteri aliran darah ke kapiler bed
kapiler yg inaktif menjadi terbuka ( kaya
O2/ kemerahan )
Hiperemia pasif / kongesti
sianotik, pd permukaan
td plasma yg jernih,
kuning “ chicken fat “
Injuri imunologi: - transplant rejection
- peny. imune komplex
PRIMER ( GENETIK )
- mutasi faktor V
- mutasi protrombin
- defisiensi antitrombin III
- defisiensi protein D atau S
Sekunder ( didapat )
Risiko tinggi trombosis
- imobilisasi lama
- infark miokard
- kerusakan jaringan ( pembedahan,
luka bakar )
- kanker
- prostese katup jantung
- DIC
- antikoagulan lupus
Risiko rendah trombosis
- fibrilasi atrium
- kardiomiopati
- sindrom nefrotik
- hiperestrogen
- kontrasepsi oral
- anemia zat besi
- merokok
Morfologi :
Mnrt warna : 1. red trombus / vena/ stasis
2. white trombus / arteri /turbulensi
Menurut lokasi:
1. Pada jantung & aorta dsbt T. Mural ( terjadi pd 1
ddg dr struktur yg mendasari.
E/ atherosclerosis
aneurisma
infark myokard
aritmia
2. trombus arteri/ jantung:
pada tempat injuri endotel: mis.
plakatheroma/ turbulensi bisa oklusif pada:
a. coronaria, a. cerebral, a. femoralis
3. Trombus vena/ plebothrombosis: hampir
slalu oklusif
90% : vena ext. bawah
jarang : v. extremitas atas, v.ovarium,
v. periuterin, plexus periprostatik
NASIB TROMBUS
1.Propagating / memanjang: menyumbat aliran drh.
Pada arteri iskhemik nekrosis , infark,
gangren.
Pada vena stasis/ kongesti edema
2. Embolisasi tromboemboli
3. Lisis / dissolution: ok aktifitas fibrinolitik
4. Organisasi & rekanalisasi
organisasi: fibrin hilang, elemen2 rusak masa
homogen
rekanalisasi: dr tepi trombus terbentuk fibroblast,
kapiler2 baru dilapisi endotel, saling
berhubungan drh mengalir lagi
Trombus bisa mengalami kalsifikasi.
Pada arteri kecil : arteriolith ( jarang )
Pada vena kecil : phlebitis (sering )
Bag. sentral :
Terjadi pelepasan enzym lysosome oleh
leukosit platelet dlm trombus melunak.
Jk terjadi bakteriemi septik trombus
EMBOLISME
DEF : Suatu proses dimana massa solid/
cair/ gas dibawa aliran darah dan
tersangkut di tempat yg jauh dari tempat
asalnya.
Akibat embolus:
penyebaran infeksi
metastase tumor ganas
nekrosis iskhemik
kematian mendadak
Macam-macam Emboli :
1. Emboli Paru
3. Emboli Sistemik
3. Infus (Emboli) Cairan Amnion
4. Emboli Udara (Penyakit Caisson)
5. Emboli Lemak
Emboli Paru/ pulmonary thromboemboli
sering : vena tungkai bwh profunda ( 95 % )
( v. poplitea, v. femoralis, v. illiaca )
jarang : v. tungkai bwh superficial
v. periprostat
v. uterina ,
v. broad ligamen
v. periovarium
Embolus kecil :
tidak ada gejala karena biasanya tidak
diketahui adanya emboli.
Karena tidak diketahui adanya emboli,
lama-lama terjadi lisis serta organisasi
menyebabkan gangguan pernapasan yang
menetap.
Jika emboli ini terjadi terlalu lama dapat
menyebabkan hipertensi paru
Emboli yang sedang :
Dapat menyebabkan terjadinya
gangguan pernapasan akut.
Gejala: nyeri dada, napas pendek
akibat berkurangnya darah ke paru
yang sehat.
Gejala lainnya : infark karena
obstruksi vena nekrosis
iskhemik.
Emboli masif/besar :
Biasanya berasal dari trombus vena
tungkai bawah. Embolus sering
tersangkut pada daerah bifurkasi
(percabangan) dari salah satu arteri
pulmonar yang besar, dikenal sebagai
embolus pelana (saddle embolus).
Akibatnya bisa terjadi kematian
secara mendadak
Emboli sistemik /syst thromboemboli
Hub klinis :
daerah infark kecil , organ tdk vital : gejala ( - )
jantung : CHD
paru : fatal
SYOK
Merupakan jalur terakhir yg umum terjadi
yg berpotensi mematikan. al:
- Perdarahan masif
- Trauma/ luka bakar
- Infark miokard
- Emboli paru
- Sepsis mikrobial
SYOK
def:
hipoperfusi yg sistemik akibat COP / vol darah
efektif menurun
Ada 3 jenis syok yg sering ditemukan:
syok kardiogenik
syok hipovolemik
syok septik
jarang:
syok neurogenik
syok anafilaktik
Syok Kardiogenik
E/ : Kerusakan miokard intrinsik:
- Miokard infark
- Aritmia ventrikel
Kerusakan miokard ekstrinsik:
- tamponade jantung
- emboli paru ( obstruksi aliran keluar )
Syok Hipovolemik
E/ Kehilangan vol.darah/ plasma:
- perdarahan
- luka bakar
- trauma
Syok Septik
Infeksi mikroba sistemik:
- Baktri gram positif
- Bakteri gram negatif
- Fungi
SYOK SEPTIK
Etiology:
bakteri gram positif >>>>
jamur, bakteri gram negatif dan fungal (<<)
Patogenesis:
Gram positif endotoksin ( LPS )
( lipid A )
LPS berikatan dgn reseptor CD 14 (monosit,
makrofag, netrofil)
LPS dosis kecil mengaktifkan:
- makrofag, monosit, neutrofil
- sistem komplemen
bakteri dihancurkan