Anda di halaman 1dari 18

KANKER PARU

Pembimbing:
dr. Irma Tabrani, Sp.P

Disusun oleh:
Diah Stanya Putri (102119048)
Resty Yunus (102119009)
Definisi
Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari
luar paru (metastasis tumor paru) maupun yang
berasal dari paru sendiri, dimana kelainan dapat
disebabkan oleh kumpulan perubahan genetika
pada sel epitel saluran nafas, yang dapat
mengakibatkan proliferasi sel yang tidak dapat di
kendalikan.
Faktor Resiko
Patofisiologi
Gambaran Klinis
 Tumor itu sendiri : batuk, nyeri dada, hemoptisis
 Obstruksi tumor pada bronkus : Mengi (wheezing),
stridor, atelektasis/dispne
 Pertumbuhan tumor ke pleura : nyeri pleura, gejala-
gejala efusi pleura
 Metastasis ke kelenjar mediastinum :
 Suara serak
 Sindroma vena cava superior
 Hemiparese diafragma
 Disfagia
 Bronkialgia
 Metastasis Jauh :
 Metastasis ke cerebral → kejang
 Metastasis ke medula spinal → parese
(kelumpuhan) dan “back pain” (nyeri
punggung)
Stadium kanker paru
Tumor Primer (T)

T1 Tumor dengan diameter 3 cm atau kurang, dikelilingi oleh paru atau pleura viseralis, dan
tanpa bukti adanya invasi proksimal ke bronkus lobaris pada bronkoskopi.

T2 Tumor dengan diameter lebih dari 3 cm atau tumor dengan ukuran apapun yang
menginvasi pleura visceralis atau disertai dengan atelectasis atau pneumonitas obstruksi
yg meluas ke daerah hilus. Pada bronkoskopi tumor yg menyebar ke proksimal harus
terlihat berada di dalam bronkus lobaris atau paling sedikit 2 cm di sebelah distal dari
karina. Atelektasis atau pneumonitis obstruksi yg terjadi harus mengenai kurang dari satu
paru, tidak boleh ada efusi pleura.

T3 Tumor dengan ukuran apapun yg menyebar secara langsung pada struktur yang
berdekatan, seperti pleura parietalis atau dinding toraks, diafragma, atau mediastinum
dan isinya atau tumor yg mengenai bronkus utama yg dapat diperlihatkan dengan
bronkoskopi dengan ukuran kurang dari 2 cm di sebelah distal karina atau setiap tumor
yg berhubungan dengan terjadinya atelectasis atau pneumonitis obstruksi pada seluruh
lapangan paru, atau terdapatnya efusi pleura (dengan atau tanpa ditemukan sel-sel ganas)
Nodus Limfatikus Regional (N) Metastasis jauh (M)

M0 Tidak terdapat metastasis jauh


N0 Tidak terdapat metastasis ke nodus
limfatikus regional

M1 Terdapat metastasis jauh pada tempat-


N1 Terdapat metastasis ke nodus limfatikus tempat tertentu, yakni skalenus, servikalis
peribronkial atau hilus sisi ipsilateral atau atau nodus limfatikus hilus kontralateral,
keduanya. Termasuk penyebaran langsung. atau metastasis ke otak, tulang, hati,
jaringan lunak, atau paru-paru sisi
kontraklateral dan sebagainya

N2 Metastasis ke nodus limfaikus di dalam


mediastinum
 
 
Stadium I
T1 N0 M0 Tumor yang dapat diklasifikasikan ke dalam T1
T1 N0/N1 M0 Tanpa metastasis atau dengan metastasis ke kelenjar limfe
T1 N1 M0 Terdapat metastasis ke kelenjar limfe peribronkial atau hanya di daerah hilus
T2 N0 M0 Tumor ipsilateral atau tumor yang dapat diklasifikasikan ke dalam T2 tanpa
metastasis ke kelenjar limfe atau metastasis jauh

Stadium II
T2 N1 M0 Suatu tumor yang diklasifikasikan ke dalam T2 dengan metastasis hanya ke
kelenjar limfe peribronkial atau daerah hilus ipsilateral

Stadium III

T3 dengan N apapun atau setiap tumor yang lebih luas dari T2 atau setiap tumor dengan
metastasis
N2 dengan T apapun atau setiap metastasis ke kelenjar limfe di dalam mediastinum atau N
apapun setiap tumor dengan metastasis jauh
M1 dengan T atau N apapun
Diagnosa dan Diagnosa Dini Kanker Paru
 Anamnesis
Dari anamnesis kita dapat mengetahui keluhan utama, seperti batuk-
batuk dengan/tanpa dahak, batuk berdarah, sesak nafas, suara serak,
nyeri dada, sulit/sakit menelan, pembengkakan pada wajah atau leher
dan dapat juga disertai dengan keluhan yang tidak khas seperti berat
badan menurun, nafsu makan hilang, demam yang hilang timbul.

 Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan beberapa
gejala,diantaranya: mengi (wheezing), ronki, gambaran vakularisasi
yang menunjukkan pelebaran pembuluh vena pada dinding toraks,
sindroma cushing yang disebabkan oleh ACTH yang diskresikan oleh
karsinoma small cell, dan ginekomastida yang berhubungan dengan
pelepasan hormon gonadotropin yang disebabkan karsinoma large cell.
Radiologi Sitologi

Pertumbuhan Tumor Bentuk bayangan  Proses keganasan dapat diketahui


radiologi
  dengan pemeriksaan sitologi
sputum.
Tumor dalam fase Nodul atau massa atau  Pemeriksaan sitologi dapat
infiltrasi “coin lesion”
digunakan untuk mendiagnosis
Kegagalan drainase Konsolidasi
bronkus
kanker lebih dini dibandingkan
Obstruksi bronkus Atelectasis atau emfisema dengan pemeriksaan radiologi.
 Pemeriksaan ini dapat
Ekstensi perivascular Densitas perihilus menemukan sel-sel yang khas
bronkial bertambah
Metastasis ke nodus hilus Deformitas hilus
beberapa tahun sebelum kanker
paru ditemukan.
 Tetapi pemeriksaan ini sulit
dilakukan karena fasilitas yang
terbatas atau interpretasi terhadap
bentuk-bentuk sel yang patologi
dapat bersifat subjektif atau
kontroversial.
 Biopsi
Tindakan ini dilakukan untuk 2 hal, yakni untuk mengetahui
histopatologi dari sel kanker dan untuk mengetahui metastasis dari
kanker paru, kecuali pada biopsi transtorakal dan transbronkial.

 Angiografi
Pada kanker paru dapat terjadi perubahan di pembuluh darahnya.
Pada daerah tumor, pergerakan dari paru akan berkurang dan aliran
darah mengalami penurunan dan keadaan ini dapat diketahui dengan
pemeriksaan angiografi. Peranan angiografi pada kanker paru dibagi
atas 2 bagian, yakni: untuk mengetahui diagnosis lebih lanjut
sehubungan dengan adanya invasi tumor ke pembuluh darah dan
mengetahui bentuk dasar dari lokasi tumor.
Terapi
 Operasi
Dilakukan pada tumor yang terlokalisir. Segmentektomi,
lobektomi, bilobektomi, atau pneumonektomi merupakan jenis-jenis
operasi yang mungkin dilakukan pada pasien kanker paru.

 Radioterapi
a. Dilakukan pada pasien yang tidak mau dilakukan operasi
b. Tindakan dilakukan atas pertimbangan untuk menekan metastasis
c. Digunakan sebagai terapi paliatif (simtomatik) terhadap gejala
obstruksi dan hemoptisis.

Tetapi perlu diingatkan bahwa radioterapi mempunyai efek samping


yaitu esofagitis.
Kemoterapi
1 CAP (menurut Eagan)  
   
  Siklofosfamid 400 mg/m2 IV Setiap 4 minggu
     
  Adriamisin 40 mg/m2 IV  
     
  Sisplatin 40 mg/M2 IV  
     
2 FOMI-CAP  
   
  5FU 300 mg/m2/hari x 4 IV Berselang-seling dengan
   
  Onkovin (vinkristin)1 mg pada hari pertama CAP setiap 4 minggu
  IV  
     
  Mitomycin-C 10 mg/m2 pada hari pertama IV  
     
Komplikasi
 Anemia merupakan komplikasi yang sering pada
penderita kanker paru dengan prevalensi 63%.
 Efusi pleura karena kanker paru dapat terjadi pada
semua jenis histologi, tetapi penyebab yang sering
adenokarsinoma.
 Kompilkasi lain dapat terjadi karena adanya metastasis
seperti metastasis kelenjar getah bening sekitar 80%,
hati 40%, otak 27%, pleura 21%, tulang 20%, ginjal
18%, perikardium 17%, pankreas 9%, kerongkongan
7%, tiroid dan dinding dada 5%.
 Dengan berbagai komplikasi seperti diatas maka pasien
memiliki resiko untuk meninggal.
Prognosis
STAGE 5 YEARS SURVIVAL
   
IA 49%
   
IB 45%
   
II A 30%
   
II B 31%
   
III A 14%
   
III B 5%
   
IV 1%
   
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai