Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PD

PX
TUMOR PARU
• Definisi
•       Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah
bentuk perkembangan sel yang sangat cepat
(abnormal) di dalam jaringan paru yang di
sebabkan oleh perubahan bentuk jaringan
sel atau expansi dari sel itu sendiri. Jika di
biarkan, pertumbuhan yang abnormal ini
dapat menyebar ke organ lain, baik yang
dekat dengan paru maupun pun yang  yang
jauh seperti tulang,hati ataupun otak.
• Tumor paru merupakan keganasan pada
jaringan paru (price, patofisiologi, 1995).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari
sel-sel yang mengalami proliferasi dalam
paru ( underwood, patologi, 2000 ).
• Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel
kanker yang tidak dapat terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh
sejumlah karsinogen lingkungan terutama
asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2010).
• Etiologi
• Dalam Brunner & Sudart di katakana
bahwa penyebab pasti kanker paru-
paru belum di ketahui, namun banyak
factor resiko yang dapat
mempengaruhii terjadinya kanker paru-
paru. Factor-faktor resiko terjadinya
kanker paru-paru, yaitu :
• Asap tembakau (merokok)
• Tidak diragukan lagi merokok
merupakan faktor utama dari kenker
paru-paru.. Hidrokarbon karsinogenik
telah ditemukan di dalam rokok,  jika
dikenakan pada kulit hewan akan
menimbulkan tumor.
• Polusi udara
•      Mereka yang tinggal di kota
mempunyai angka kanker paru yang
lebih tinggi dari pada mereka yang
tinggal di desa , di perkotaan telah
diketahui adanya karsinogen dari
industri dan uap diesel dalam
atmosfernya.( Thomson, Catatan Kuliah
Patologi,1997).
• Genetic
•         Resiko kanker payudara
meningkat jika anggota keluarga (yang
memiliki hubungan darah) ada yang
menderita kanker. Sekitar 20% pria
yang menderita kanker payudara
memiliki saudara laki-laki atau
perempuan yang juga menderita
penyakit ini
• Klasifikasi
• 1. Karsinoma Bronkogenik.
• a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).
• Kanker ini berasal dari permukaan epitel
bronkus. Perubahan epitel termasuk
 metaplasia, atau displasia akibat merokok
jangka panjang, secara khas mendahului
 timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar
hilus, dan menonjol kedalam bronki besar.
• b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).
• Biasanya terletak ditengah disekitar
percabangan utama bronki.Tumor ini timbul
dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal
dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel – sel
kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan
sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke
mediastinum dan kelenjar limfe hilus
• Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel
alveolar).
• Memperlihatkan susunan selular seperti
kelenjar bronkus dan dapat mengandung
mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer
segmen bronkus dan kadang – kadang dapat
dikaitkan dengan jaringan parut local pada
paru – paru dan fibrosis interstisial kronik
• Karsinoma sel besar.
• Merupakan sel – sel ganas yang besar dan
berdiferensiasi sangat buruk dengan
sitoplasma yang besar dan ukuran inti
bermacam – macam. Sel – sel ini cenderung
untuk timbul pada jaringan paru - paru
perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran
ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang
jauh.
• Tanda dan gejala
• 1.      Batuk
• Akibat adanya iritasi yang di sebabkan
oleh massa tumor dan akan di ikuti
keliarnya seputum yang kental.
• 2.      haemobtisis
• Seputum bersemu darah karena
seputum melalui permukaan tumor
yang mengalami ulcerasi
3 Anoreksia
• Lelah dan mengakibatkan penurunan
berat badan perlahan.
• 4     Nyeri dada
• Jika tumor menyebar ke struktur yang
berdekatan dan ke modus limfe
regional.
• Pemeriksaan Penunjang
• 1.      Radiologi
• a.       Foto thorax posterior-anterior (PA) dan
lateral serta tomografi dada merupakan
pemeriksaan awal sederhana yang dapat
mendeteksi adanya kanker paru.
Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi
lesi dapat menyatakan massa udara pada
bagian kilus, efusi pleura.
b Bronkografi
• Untuk melihat tumor di percabangan
bronkus.

• 2.      Laboratorium
• a.       Sitologi (seputum, pleura, atau
nodus limfe)
• Di lakukan untuk menkaji kapasitas
memenuhi ventilasi.
• CEA (Carcino Embryonic Antigen)
• Digunakan unt penanda tumor paru,
esofagus , lambung
• Dengan nilai normanya 0-5 ng/ml
• 3.    Histology
• a.       Bronkoskopi
• Untuk mengetahui karsinoma
bronkogenik.
• 4.      Penatraan
• a.       CT-Scan untuk mengetahui
jaringan parekim paru, pleura dan MRI
• Klasifikasi / Pertahanan Klinik
(Clinical Staging).
• Klasifikasi berdasarkan TNM : tumor,
nodul dan metastase.
• T : T0 : Tidak tampak tumor
primer
• T1 : Diameter tumor < 3 cm, tanpa invasi ke
bronkus
• T2 : Diameter > 3 cm, dapat disertai
atelektasis atau pneumonitis, namun berjarak
lebih dari 2 cm dari karina, serta belum ada efusi
pleura.
• T3 : Tumor ukuran besar dengan tanda invasi
ke sekitar atau sudah dekat karina dan atau
disetai efusi pleura
• N : N0 : Tidak didapatkan
penjalaran ke kelenjar limfe regional
• N1 : Terdapat penjalaran ke kelenjar
limfe hilus ipsilateral
• N2 : Terdapat penjalaran ke
kelenjar limfe mediastinum atau
kontralateral
• N3 : Terdapat penjalaran ke kelenjar
limfe ekstratorakal.
• M : M0 : Tidak terdapat
metastase jauh
• M1 : Sudah terdapat metastase jauh
ke organ – organ lain.
• Penatalaksanaan
• 1.      Jika tumor jinak lakukan eksisi bedah
• 2.      Jika tumor ganas
• a.       Small cell: kemoterapi
• b.      Non small cell
• 1)      Stadium I-IIIa bedah di lanjutkan radio
trapi kemoterapi
• 2)      Stadium IIIb-IV Radioterapi di
lanjutkan kemoterapi
• Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin
Muncul
• Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru.
• Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan produksi
mukus.
• Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan
penakanan lobus paru.
• Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat.
• Rencana Tindakan Keperawatan
• Dx. I : Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru
• Tujuan :
• Pasien menunjukkan kemampuan untuk bernafas
secara efektif.
• Rencana tindakan :
• Anjurkan pada klien tentang pentingnya beristirahat
dengan posisi setengah duduk.
• Rasional : Posisi semi fowler meningkatkan
kapasitas paru dengan adanya gaya gravitasi yang
menarik diafragma ke arah bawah.
• Kaji suara nafas.
• Rasional : Wheezing menunjukkan
adanya penyempitan jalan nafas.
• Kaji tekanan darah, nadi, kesadaran dan
respon klien.
• Rasional : Penurunan respon klien
dan kesadaran menggambarkan adanya
penurunan suplai O2 pada daerah otak.
• Kolaborasi dalam pemasangan ET Tube,
pemberian oksigen.
• Rasional : Pemberian obat untuk
mengurangi atau melebarkan jalan nafas.
• Observasi kemampuan klien dalam bernafas,
irama, kedalaman dan frekwensi.
• Rasional : Perubahan irama, kedalaman
dan frekwensi nafas merupakan hal yang perlu
di waspadai untuk melakukan tindakan
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai