Anda di halaman 1dari 30

KONSEP SEHAT SA

KIT SUKU BANJAR


ANTROPOLOGI KESEHATAN

Kelompok 1

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Antropologi
Kesehatan
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang
memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara keduanya
disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada
manusia (Anderson Foster, 2006).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari
antropologi yang menggambarkan pengaruh sosial,
budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan
(dalam arti luas) meliputi pengalaman dan distribusi
kesakitan, pencegahan dan pengobatan penyakit,
proses penyembuhan dan hubungan sosial
manajemen pengobatan serta kepentingan dan
kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan
Pusat Perhatian
Dapat disimpulkan
Antropologi Kesehatan
bahwa pusat Bagaimana manusia dari berbagai macam – macam
01 masyarakat memberikan tanggapan
perhatian terhadap keadaan sakit
antropologi
kesehatan
meliputi faktor- Bagaimana faktor sosial dan budaya yang
faktor 02 mempengaruhi insidense penyakit

sosial,
budaya,biologi,
pneumonia sehat 03
Peranan adaptasi penyakit pada evolusi biologi dan
kebudayaan manusia
dan
sakit pada masa
kini
dan masa lampau
Ruang lingkup Antropologi Kesehatan
Richard. W. Lieban telat membagi ruang lingkup antropolog
i kesehatan kedalam 4 bagian besar yaitu :

Kesehatan Ekologi dan


dan epidemiolog
perubahan i
kebudayaan

Ethnomedicine
Aspek kesehatan
dan sistem sosial
Aspek budaya yang mempengaruhi status perilaku k
esehatan
Menurut G.M Foster (2003), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan seseorang anta
ra lain adalah :
Pengaruh tradisi terhadap perilaku kesehatan dan status kesehatan

Ada beberapa tradisi di dalam masyarakat yang dapat berpengaruh


negatif terhadap kesehatan masyarakat. Misalnya di New Guinea
pernah terjadi wabah penyakit “kuru”. Penyakit ini menyerang
susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus. Penderitaannya
hanya terbatas pada wanita dan anak-anak kecil. Setelah dilakukan
penelitian, ternyata penyakit ini menyebar luas kerena adanya
tradusu kanibalisme, yaitu kebiasaan memenggal kepala orang, dan
tubuh serta kepala manusia yang dipenggal tersebut hanya dibagikan
kepada wanita dan anak-anak sehingga kasus epidemi penyakit kuru
ini hanya terbatas di kalangan wanita dan anak-anak.
Pengaruh sikap fatalistis terhadap perilaku dan status kesehatan

Hal lain adalah sikap fatalitas yang mempengaruhi perilaku kesehatan.


Beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama
islam percaya bahwa anak adalah titipan tuhan dan sakit atau mati
adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera
mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit, atau
menyelamatkan seseorang dari kematian. Sebagai contoh dari penelitian
proyek ASUH (Awal Sehat untuk Hidup Sehat) di kabupaten Cianjur
ditemukan
bahwa dikalangan ibu-ibu yang beragama islam percaya bahwa bayi
yang mati akan menarik ibunya ke surga sehingga ibu-ibu pasrah dan
tidak mendorong mereka untuk segera mencari pertolongan pengobatan
bagi bayinya yang sakit
Pengaruh Sikap Ethnocentris terhadap Perilaku Kesehatan

Sikap ethnocentris adalah yang sikap memandang kebudayaan


sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan budaya pihak lain.
Misalnya, orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu
dan teknologi yang dimilikinya dan selalu beranggapan bahwa
kebudayaannya yang paling maju, sehingga merasa superior
terhadap budaya dari masyarakat yang sedang berkembang. Tetapi
di sisi lain, semua anggota dari budaya lainnya menganggap bahwa
apa yang dilakukan secara alamiah adalah yang terbaik. Contohnya
orang Eksimo beranggapan bahwa orang Eropa datang ke negerinya
untuk mempelajari sesuatu yang baik dari bangsa Eksimo. Menurut
pandangan kaum relavists tidak benar menilai budaya lain dari
kacamata budaya sendiri karena kedua budaya tersebut berbeda.
Pengaruh Perasaan Bangga pada Statusnya terhadap perilaku kesehatan
Suatu perasaan bangga terhadap budayanya berlaku pada semua
orang. Hal tersebut berkaitan dengan sikap ethnocentris. Sebagai
contoh. Merle S. Farlan menyampaikan pengalaman kerjanya di
Taiwan dalam program kesehatan ibu dan anak. Di Taiwan, extended
family atau keluarga luas masih dipengaruhi kuat terhadap perilaku
anggota keluarganya. Ia menemukan kasus seorang ibu muda
tersebut sudah termotivasi untuk menggunakan pelayanan bidan
(Foster, 2003).

Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan

Nilai yang berlaku di dalam masyarakat berpengaruh terhadap


perilaku kesehatan. Nilai – nilai tersebut, ada yang menunjang dan
ada yang merugikan kesehatan.
Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan
Pada tingkat awal proses sosialisasi, seorang anak diajarkan antara
lain bagaimana cara makan, bahaya makan yang di makan, cara
buang air kecil dan besar, dan lain lain. Kebiasaan tersebut terus
dilakukan, sampai anak tersebut dewasa, dan bahkan menjadi tua.
Kebiasaan tersebut sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dan
sulit untuk diubah.

Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan


Apabila seorang pendidik kesehatan ingin melakukan perubahan
perilaku kesehatan masyarakat maka yang harus dipikirkan adalah
konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan,
menganalisis faktor-faktor yang terlibat atau yang berpengaruh dalam
perubahan dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan
terjadi dengan perubahan tersebut.
SUKU BANJAR
Nilai budaya Banjar dalam hubungan manusia dengan Tuhan meliputi ikhlas dan
syukur dengan konsep nilai berelaan. Hubungan manusia dengan manusia meliputi
nilai musyawarah, persaudaraan, gotong royong, tolong menolong, penyesuaian diri,
dengan konsep nilaibubuhan, bedingsanakan, betutulungan, bakalah bamanang.
Manusia dengan diri sendiri, meliputi kerja keras, disiplin, koreksi diri, mengikuti
perkembangan jaman, percaya pada diri sendiri, dan bertanggungjawab dengan
konsep nilai gawi manuntung,dalas balangsar dada. Manusia dengan alam, nilai
konsepsi bisa-bisa maandak awak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Urang Banjar Menurut Idwar Saleh Banjar bukanlah suku karena tidak adanya
kesatuan etnik. Banjar hanyalah grup atau kelompok besar, yang terdiri dari kelompok
Banjar Kuala, kelompok Banjar Batang Banyu dan kelompok Banjar Banjar Pahuluan.
Kelompok pertama tinggal di daerah Banjar Kuala sampai dengan daerah Martapura,
kelompok kedua tinggal di sepanjang Sungai Tabalong dari muaranya di Sungai Barito
sampai Kelua dan kelompok yang ketiga tinggal di kaki Pegunungan Meratus yang
memanjang dari Tanjung sampai Pelaihari .
Tradisi Suku Banjar
Di bawah ini akan disampaikan beberapa unsur filsafat hidup etnis Banjar, baik yang
bersifat positif maupun yang bersifat negatif (Sahriansyah, 2015):

Yaitu setiap Urang Banjar meyakini adanya Tuhan/Allah. Setiap


Baiman individu etnis Banjar selalu disuruh untuk mempelajari tentang
rukun iman dan melaksanakan dengan rajin kelima rukun Islam.
Bila belum mempelajari tentang keimanan dan rukun Islam ini
dianggap keberagamaan orang Banjar belum sempurna.

Bauntun Urang Banjar harus punya keterampilan hidup. Jadi Urang Banjar
g dari kecil sudah diajari keterampilan kejuruan, yaitu
keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu yang
terdapat dilingkungannya. Hal ini bisa dilihat dari asal Urang
Banjar tersebut misalnya orang Kelua punya keahlian menjahit,
orang Amuntai punya keahlian membuat lemari, orang Alabio
punya keahlian sebagai pedagang kain,
Arti berkah atau bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Urang
Batuah
Banjar sebagai pemeluk agama Islam, tentu akan mengamalkan
ajaran secara baik, yaitu agar hidupnya membawa kebaikan bagi
orang lain. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi orang lain. Jadi Urang Banjar dalam tatanan masa lalu maupun
saat ini selalu diharapkan agar hidupnya berguna bagi dirinya,
keluarga dan orang banyak. Agar bisa berguna bagi masyarakat,
maka Urang Banjar harus memiliki iman yang kuat, ilmu yang
bermanfaat dan beramal kebajikan.

Cangkal Yaitu ulet dan rajin dalam bekerja. Urang Banjar harus bekerja keras
untuk menggapai cita-cita, sehingga di masa lalu mereka suka
merantau. Sifat cangka dalam 6 bekerja adlah salah satu identitas
orang Banjar. Dalam pandangan Urang Banjar bekerja hasus
maksimal, berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT, sehingga
hidupnya akan bahagia di dunia dan akhirat.
Baik
Tingkah
Yaitu Urang Banjar dalam pergaulan sehari-hari harus menunjukkan
laku budi pekerti yang luhur agar dia disenangi orang lain. Dengan kata
lain, Urang Banjar harus pandai beradaptasi dengan lingkungan di
mana dia bertempat tinggal.
Kompetitif
individual Yaitu orang Banjar terkenal sebagai pekerja keras dalam menggapai
cita-citanya tetapi bekerja sendiri-sendiri tidak secara kolektif,
sehingga Urang Banjar tidak mampu membangun suatu poros
kekuatan ekonomi atau politik di Pentas Nasional. Urang Banjar
cenderung memiliki sifat individual dan ego yang tinggi sehingga
susah diatur.
Sikap
qanaah dan
pasrah Urang Banjar selagi muda adalah pekerja keras untuk meraih cita-
citanya, tapi kalau sudah berhasil dan sudah tua hidupnya santai
untuk menikmati hidup dan beribadah kepada Allah untuk mengisi
waktu.
Materiali
s
pragmati Gaya hidup Urang Banjar saat ini dikarenakan pengaruh globalisasi
s dengan trend hidup yang materialis-pragmatis, sehingga pola hidup
Urang Banjar sangat konsumtif. Disisi lain, gaya hidup anak muda
Banjar dalam memilih kerja, lebih mengutamakan kerja kantoran
yang berdasi atau karyawan supermarket daripada pedagang kecil
dengan modal sendiri dan mandiri.

Haram manyarah
dan waja sampai
kaputing
Yaitu pantang manyarah dan tegar pendirian. Kata hikmah di atas
diungkapkan oleh Pangeran Antasari dalam rangka memperkuat
motivasi pasukannya menghadapi pasukan penjajah Belanda. Urang
Banjar mempunyai pendirian yang kuat untuk mempertahankan
keyakinan atau yang diperjuangkannya, sehingga tidak mudah
goyang atau terombang-ambing oleh situasi dan kondisi yang
dihadapi.
Tahap-tahap Batatamba

1 Bacaan
doa
Orang Banjar meyakini bahwa bacaan-bacaan tertentu
berupa do’a, zikir, atau tawa’udz yang diambil dari Alquran
dan Hadis Nabi Saw mengandung kekuatan magis yang
bisa menolak pengaruh gaib (yang jahat) atau digunakan
untuk menyembuhkan mereka yang terkena gangguan dari
makhluk gaib. Ayat-ayat Alquran yang mengandung daya
penyembuh terhadap penyakit dan digunakan sebagai
pengobatan tersebut.
2 Air
Penawar
Air penawar dimaksud atau disebut dengan ‘air berkah’
biasanya ada yang diminumkan, dimandikan (bamandi-
mandi), dibasuhkan ke wajah (batimpungas), dipercikan
(dipapai atau ditapungtawari), disemburkan (basambur).
Orang Banjar memahami bahwa pada prinsipnya air berkah
adalah air yang mengandung berkah atau kebaikan, karena
telah dibacakan bacaan-bacaan tertentu (misalnya ayat-
ayat Alquran atau doa) oleh seseorang (ulama atau guru
agama, pananamba) atau sekelompok orang dalam sebuah
upacara (misalnya dalam acara Yasinan, shalawatan,
peringatan hari besar keagamaan, dan lain-lain). Karena
itu, air berkah diyakini mengandung semacam tuah yang
mengandung khasiat untuk mengobati penyakit-penyakit
yang bersifat magis. Air berkah yang digunakan untuk
mengobati gangguan psikologis, misalnya mereka yang
terkena stress, susah tidur (insomnia), takut terhadap
terhadap sesuatu secara berlebihan (phobi), dan lain-lain.
3 Kapuhuna
n Kapuhunan merupakan suatu budaya yang tumbuh dan
berkembang di kalangangan masyarakat Banjarmasin.
Kepuhunan sendiri berarti suatu kejadian dimana seseorang
dalam tubuhnya dirasuki atau dimasuki atau diganggu oleh
makhluk halus penunggu pohon, tempat, atau benda
tertentu sehingga menyebabkan orang tersebut bertingkah
laku tidak sewajarnya
“orang yang menginginkan sesuatu (benda dan makanan)
tapi tidak kesampaian lalu misalnya dia sakit dan sakitnya
itu karena keinginan yang tidak kesampaiaan tersebut”.
“kapuhunan itu mitos orang banjar apabila kita menolak
tawaran makan dari orang lain maka kita bisa
mendapatkan kesialaan hal inilah yang dinamakan dengan
kapuhunan”
4 Ramuan obat-obatan tradisional/ Back to
Nature

Ramuan-ramuan untuk penyakit dalam terdiri dari akar-


akaran, biji-bijian, dan daun-daunan ditambah dengan doa-
doa yang telah diajarkan oleh leluhur Suku Banjar sejak
masa silam. Kenyataan ini membuktikan kedekatan mereka
terhadap alam. Pemberian alam dimanfaatkan sebagai obat
dan menghasilkan pengetahuan tentang obat.
Teori Kepidaraan
Menurt Hanafi (2017) kapidaraan berasal dari kata pidara yang artinya arwah atau
roh orang yang sudah meninggal dunia, kapidaraan dipercaya disebabkan oleh
arwah atau roh orang yang sudah meninggal dunia kemudian menyapa
seseorang yang masih hidup bisa terjadi ketika seseorang itu melewati kuburan,
tempat angker atau seusai melayat (takziah), mereka yang menjadi korban
sapaan roh itu disebut kapidaraan. Proses pengobatannya disebut mamidarai,
sedang mereka yang tengah diobati dari kapidaraan disebut dipidarai. Sakit yang
diderita seseorang yang kapidaraan, biasanya berupa naiknya panas tubuh,
telinga, telapak tangan dan telapak kaki menjadi kanyam (sangat dingin), susah
tidur, lesu, kada karuan rasa (merasa serba salah) dan tak jarang seperti
ketakutan.

Pengobatan Kapidaraan yang dilakukan dengan ritual dan prosesi tertentu, penuh
nuansa magis dan ghaib.
Dipercaya fenomena kapidaraan ini sudah dikenal masyarakat Banjar sejak jaman
pra-Islam, pada jaman dahulu teknik mamidarai masih menggunakan lafal dan
mantra-mantra. Seiring masuknya Islam, fenomena ini mengalami transformasi.
Berkat kearifan ulama zaman dahulu, prosesi pidara dikawinkan dengan budaya dan
nafas Islam, tanpa menghilangkan seluruhnya budaya lokal. Jadilah prosesi pidara
bernafaskan Islam yang dikenal kini. Penggunaan lafal dan mantra, digantikan
dengan ayat-ayat suci Al Qur’an, namun ciri khas budaya lokal masih terjaga. Semua
disimbolkan melalui media janar (kunyit), beras putih, parang, parapin, dupa dan
kapur. Begitu pula dengan kalimat atau mantra penutup saat melempar sisa perasan
janar dan beras putih, masih menggunakan mantra local.
Teori Ibu Hamil Ibu hamil adalah orang yang sedang
dalam proses pembuahan untuk
Pengertian Ibu hamil melanjutkan keturunan. Di dalam tubuh
seorang wanita hamil terdapatjanin yang
tumbuh di dalamrahim.
Kehamilanmerupakanmasakehidupan
yang penting.Seorang ibu hamil harus
mempersiapkan diri sebaik- baiknya agar
tidak menimbulkan permasalahan pada
kesehatan ibu, bayi, dan saat proses
Tanda – tanda seorang wanita
yang hamil : kelahiran. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan ibu adalah
• Ibu berhenti haid keadaan gizi (Waryana,2010).
• Payudara mulai membesar dan mengeras.
• Pada pagi hari ibu seringmuntah – muntah, pusing, dan mudah letih.
• Semakin hari perut seorang wanita hamil akan membesar dan pada saat usia
kehamilan 6 bulan puncak rahim setinggi sekitar pusat.
• Sifat ibuberubah – ubah, misalnya ibu lebih suka makan yang asam – asam,
rujak, mudah tersinggung dan sebagainya adalah normal
Perilaku Ibu Hamil
Suku Banjar

Ibu hamil melakukan perawatan ke dukun kampung

Ibu hamil melakukan perawatan secara adat istiadat

Ibu hamil melakukan perawatan ke tenaga kesehatan


mendapatkan perawat kesehatan dari tenaga kesehatan
Pantangan Ibu Hamil
Perilak
Suku Banjar
u
Makana • Tidak boleh duduk di depan pintu, tidak boleh meletakkan
n sisir diatas kepala (kesulitan selama proses kehamilan)
• Tidak boleh makan nanas • Tidak boleh keluar rumah menjelang magrib, tidak boleh
(Keguguran) pergi keluar
• Tidak boleh makan pisang • Tidak boleh membelah puntung atau kayu api yang ujungnya
dempet, terong dempet, sudah terbakar, tidak boleh menganyam bakul, suami/ibu
telur yang kuningnya dua hamil tidak boleh menyembelih hewan (anak lahir cacat)
(Bayi kembar siam) • Tidak boleh melilit handuk dileher (Gangguan kehamilan
• Tidak boleh makan (anak terlilit tali pusat)
makanan yang sangat • Tidak boleh menyobek daun pisang (ari-ari tertinggal)
pedas (Sifat anak
pemarah)

Minuma
n
Minum es (bayi besar)
HASIL WAWANCARA
(Narasumber 1) Ny. A
Ny. A mengatakan menurut suku banjar, sakit biasanya disebabkan oleh makhluk halus yang di
namakan kepidaraan, Anak yang mengalami kepidaraan sendiri biasanya akan rewel dan terus
menangis. Dan anak-anak yang mengalami kepidaraan akan diberikan obat berupa kunyit da
n bawang merah yang ditumbuk dan ditaruh di tengah – tengah dan diantara alis. Dan biasany
a juga diberikan air penawar (air doa) Ny. A percaya dengan air yang dibacakan doa doa dapat
menyebuhkan kepidaraan ini

.
(Narasumber 2) Ny. N
Sedangkan Pada hasil wawancara yang kami lakukakan pada narasumber ke 2 dengan inisial
Ny.N mengatakan saat hamil tidak boleh keluar rumah lewat jam 9 malam karena bisa di gangg
u makhluk halus, saat hamil tidak boleh mandi malam malam karena dapat menyebabkan anak
nya kembar banyu (pada saat melahirkan akan mengeluarkan air yang berlebihan sebelum jani
n dilahirkan) bisa juga menyebabkan darah kijang (pada saat melahirkan akan mengeluarkan b
anyak darah berlebihan sebelum janin dilahirkan).
Ny. N juga meyakini kalau saat hamil tidak boleh makan buah nanas dan durian karena akan
menyebabkan perut panas dan keguguran. Ny. N mengatakan saat hamil ibu menjadi sangat
harum sehingga mudah diganggu makhluk halus seperti kuyang maka dari itu tidak boleh duduk
di depan pintu. Ny.N meyakini bahwa melilit handuk dileher dapat menyebabkan janin terlilit tali
pusat. Ny.N sangat melarang suaminya untuk mancing karena takut jika lahir nanti anaknya se
rupa dengan ikan. Ny.N mengatakan tidak boleh membeli buah yang berdempet karena akan
menyebabkan anaknya kembar siam. Ny.N tidak percaya bahwa jika memakan makanan yang
pedas akan menyebabkan anaknya pemarahan.
Dan Ny.N mengatakan apabila sudah melahirkan nanti tidak boleh keluar selama 40 hari setela
h melahirkan karena takut diganggu oleh makhluk halus dan juga pada bayi yang baru lahir
diberikan gunting, cermin, peniti, bulu landak yang di letakkan di dekat bayi dan bertujuan untuk
menjaga bayi dari gangguan roh jahat atau roh halus.
(Narasumber 3)
Lalu hasil wawancara yang kita dapatkan dari Ny. B mengatakan suku
banjar percaya akan “kepuhunan” dimana kepuhunan yang dimaksud suku
banjar ialah, ketika terdapat suatau olahan makanan yang terbuat dari baha
n santan, wajib untuk dimakan atau biasa mereka sebut dengan “menyanta
p” suku banjar mempercayai ketika seseorang tidak menyantap makan
tersebut akan ada hal buruk terjadi pada saat berpergian.
Kepuhunan ini juga bisa terjadi pada anak. Jika kepuhunan ini terjadi pada
anak anak suku banjar mempercayai itu disebabkan oleh makhluk halus.
Sehingga menyebabkan anak tersebut mengalami kejang- kejang secara
tiba tiba
Narasumber 4
Hasil yang didapatkan dari wawancara pada Ny.F mengatakan bahwa suami yang m
emiliki isti yang sedang hamil tidak boleh untuk membunuh hewan apapun, karena jik
a hal itu terjadi dipercaya akan terjadi hal hal yang tidak diinginkan terjadi pada bayin
ya. Lalu Ny.F jugamengatakan ibu yang sedang hamil harus dimandikan pada malam
bulan purnama dan di dudukkan diatas “issong batu” (semacam alat tradisional un
tuk menghaluskan kopi) dipercaya hal tersebut dapat menjauhkan ibu dari makhluk h
alus
DAFTAR PUSTAKA

achmad faisal, l. a. (n.d.). presepsi masyarakat banjar terhadap kapuhunan .


Anderson, B. F. (1986). In Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press.
Asseri, A. F. (2009). Riwayat dan Pemikirannya. Banjarmasin: Press.
 hairani lubis, r. k. (2017). mamidarai sebagai kepercayaan dalam penyembuhan penyakit kete
guran makhlus halus , 33-34.
 Irawati, A. &. (2018). In Buku Ajar Antropologi Kesehatan Dalam keperawatan. Yogyakarta:
Deepublish.
isniati. (2013). kesehatan modern dengan nuansa budaya , 41.
Koentjningrat. (2015). pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Rineka cipta.
 lia susvita sari, h. b. (2016). kajian budaya dan makna simbolis perilaku ibu hamil dan nifas ,
80.
Sahriansyah. (2015). sejarah kesultanan dan budaya banjar. banjarmasin : Antasari Press.
 Saleh, M. I. (1986). sekilas mengenal daerah banjar dan kebudayaan sungainya sampai akhir
abad 19. banjarbaru: museum negeri lambung mangkurat.
Sudarti, K. Aspek Sosial Budaya Dalam Kesehatan. jakarta: universitas indonesia.
Yusliani, N. (2016). islamisasi banjarmasin abad ke-15 sampai ke-19 . Yoyakarta: Ombak.
THANKYOU
ADA PERTANYAAN??

Anda mungkin juga menyukai