Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN RISIKO

HUKUM DAN
KEPATUHAN
Disusun Oleh Kelompok 05 ES 6M :
1.Yusril Ulfa Wakhidah (12402173565)
2.Rika Rizki Rohmah (12402173567)
3.Ibriz Romadhany (12402173568)
4.Dian Oktaviani (12402173579)
Pengertian Risiko Hukum dan
Kepatuhan
Resiko Hukum : Resiko Kepatuhan:
Risiko hukum adalah risiko Risiko kepatuhan adalah
akibat tuntutan hukum dan risiko akibat perusahaan
atau kelemahan aspek yuridis tidak mematuhi dan/atau
yang dialami suatu tidak melaksanakan
perusahaan. Risiko ini timbul peraturan perundang-
biasanya karena kelemahan undangan dan ketentuan
aspek yuridis yang yang berlaku di sebuah
disebabkan oleh lemahnya negara. Risiko kepatuhan
perikatan yang dilakukan dapat bersumber dari
oleh perusahaan, ketiadaan perilaku hukum, yakni
peraturan perundang- perilaku/aktivitas perusahaan
undangan yang yang menyimpang atau
menyebabkan suatu melanggar dari ketentuan
transaksi yang telah atau peraturan perundang-
dilakukan perusahaan undangan yang berlaku.
Fungsi Manajemen Risiko Hukum dan
Kepatuhan
• Fungsi manajemen risiko hukum: • Fungsi manajemen risiko
kepatuhan:
Manajemen risiko hukum diperlukan
untuk memastikan bahwa proses Kegagalan manajemen risiko kepatuhan
manajemen risiko dapat meminimalkan dapat menyebabkan ditutupnya
kemungkinan dampak negatif dari perusahaan oleh otoritas atau
kelemahan aspek yuridis, ketiadaan dan kebangkrutan. Oleh karena itu, tujuan
atau perubahan peraturan perundang- utama unajemen risiko untuk risiko
undangan, dan proses litigasi. Terdapat kepatuhan adalah untuk memastikan
beberapa faktor yang memengaruhi bahwa proses manajemen risiko dapat
risiko hukum, antara lain: meminimalkan kemungkinan dampak
1. faktor litigasi, negatif dari perilaku perusahaan yang
2. faktor kelemahan perikatan, dan menyimpang atau melanggar standar
3. faktor ketiadaan/perubahan peraturan yang herlaku secara umum, ketentuan
perundang-undangan. dan/atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Penerapan Manajemen Risiko
 Hukum
Dalam penerapan manajemen risiko hukum, sebuah perusahaan perlu menerapkan:
1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.
Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi perlu didukung oleh adanya kewenangan dan
tanggung jawab dewan komisaris dan direksi, sumber daya manusia, serta organisasi manajemen
risiko hukum.
2. Kebijakan, prosedur dan penetapan limit
Dalam melaksanakan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit, maka setiap perusahaan perlu
menambahkan dalam tiap aspek kebijakannya, yaitu:
a. Strategi manajemen risiko.
b. Tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance).
c. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit.
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
4. Sistem pengendalian intern
perusahaan perlu memiliki sistem pengendalian intern untuk risiko hukum, antara lain untuk
memastikan tingkat respons perusahaan, kelemahan aspek ridis, serta ketiadaan dan atau
perubahan peraturan perundang-undangan dan proses litigasi
Penerapan Manajemen Risiko
Kepatuhan
 Penerapan manajemen risiko kepatuhan di perusahaan idealnya mencakup:
1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi
Dewan komisaris dan direksi harus memastikan bahwa manajemen risiko kepatuhan
dilakukan secara terintegrasi dengan manajemen risiko lainnya yang dapat berdampak pada
profil risiko kepatuhan perusahaan.
2. Kebijakan, prosedur dan penetapan limit
 Strategi Manajemen Risiko
 Tingkat Risiko yang Akan Diambil dan Toleransi Risiko
 Kebijakan dan Prosedur
 Limit
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko, serta sistem
informasi manajemen risiko kepatuhan
4. Sistem pengendalian intern
Dalam melakukan penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan, perusahaan perlu
memiliki sistem pengendalian intern untuk risiko kepatuhan, antara lain untuk memastikan
tingkat respons perusahaan terhadap penyimpangan standar yang berlaku secara umum,
ketentuan, dan / atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai