Kasus MSDM Kelompok
Kasus MSDM Kelompok
RS.
BHAYANGKARA
PALU
Oleh
Syahra iswahyuni
Prilia Ristanti
Asep A. Maulana
Franklyn T. Aray
Reynaldi Pasaribu
Gambaran Umum Rumah Sakit
Bhayangkara Palu
– Sumber daya manusia yang ada di RS. Bhayangkara Palu terdiri dari:
1. Tenaga kesehatan yang meliputi medis (dokter), paramedis (perawat) dan
paramedis non keperawatan yaitu apoteker, analis kesehatan, asisten apoteker, ahli
gizi, fisioterapis, radiographer, perekam medis.
2. Tenaga non kesehatan yaitu bagian keuangan, administrasi, personalia dll.
Perkantoran di RS. Bhayangkara Palu yang termasuk tenaga non kesehatan
memulai aktivitasnya setiap hari senin hingga jumat pada pukul 07.00 – 15.00
WITA. Berbeda dengan para tenaga kesehatan yang harus siap 24 Jam di rumah
sakit.
Ada sebuah model manajemen SDM yang di kenal yaitu model 7P yang
merupakan kependekan yang keseluruhannya menggambarkan siklus
kegiatan manajemen SDM mulai dari perencanaan SDM sampai karyawan
memasuki masa pensiun.
Untuk mengatasi Masalah Kekurangan tenaga medis di RS. Bhayangkara, Rumah sakit menjalin Kemitraan untuk
meningkatkan kinerjanya. Kemitraan disini ialah jalinan kerjasama antara Rumah Sakit Bhayangkara dengan instansi
lain baik itu instansi pemerintahan, lembaga pendidikan, rumah sakit lain ataupun perusahaan, bentuk kemitraan
yang dijalin itu sendiri ialah dalam program BPJS, pihak BPJS yang menyelenggarakan jaminan kesehatan dan pihak
rumah sakit yang melaksanakan jaminan kesehatan,dan bentuk yang dijalin dengan lembaga pendidikan yaitu pihak
rumah sakit ada yang menjadi tenaga pendidik dan mahasiswa di lembaga pendidikan mempunyai tempat untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di lembaga pendidikan tersebut. Dasar penetapan pemilihan mitra itu
sendiri ialah melihat hubungan yang saling membutuhkan. Kemitraan untuk meningkatkan kinerja ialah mitra
antara kepala sub-bidang pelayanan medis dan dokter polisi dengan bagian diklat Rumah Sakit Bhayangkara yang
dalam hal ini memiliki program untuk mengikut sertakan perawat untuk mengikuti pelatihan selain itu mitra antara
sesama perawat pelaksana yang saling bekerjasama dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien, dan
mitra dengan kepala rumah sakit untuk menerapkan program reward dan punishment kepada perawat serta RS.
Bhayangkara juga bermitara dengan sejumlah dokter spesialis di kota Palu untuk menutupi kekurangan dokter ahli
dibidang tertentu yang sangat dibutuhkan di RS. Bhayangkara.
Kesimpulan
Dalam rangka meningkatkan manajemen sumber daya manusia di RS. Bhayangkara dan mengatasi
hambatan-hambatan yang ada, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
– Untuk mengatasi Kekurangan tenaga dokter spesialis (dokter Ahli) di RS. Bhayangkara maka
sebaiknya dilakukan penambahan dokter spesialis yang sangat diperlukan agar dapat melaksanakan
uraian tugasnya dengan baik sehingga kegiatan pelayanan kesehatan akan dapat berjalan secara
optimal.
– Hubungan dan komitmen antara personel hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan agar kerja tim
dapat lebih solid lagi.
– RS. Bhayangkara masih memiliki SDM yang sedikit sehingga banyak SDM yang double job di RS.
Bhayangkara. Hal ini sebaiknya diatasi agar seluruh SDM RS. Bhayangkara memiliki komitmen,
kehandalan dan keahlian pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Dengan begitu, RS.
Bhayangkara akan mendapatkan kinerja dan kepuasan karyawan yang maksimal.