Anda di halaman 1dari 9

KASUS MSDM DI

RS.
BHAYANGKARA
PALU
Oleh

Syahra iswahyuni

Prilia Ristanti

Asep A. Maulana

Franklyn T. Aray

Reynaldi Pasaribu
Gambaran Umum Rumah Sakit
Bhayangkara Palu

– Sejarah Rumah Sakit


– Peletakan batu pertama RS. Bhayangkara Palu dilaksanakan pada awal bulan mei 2004 atas prakarsa Kabid Dokkes Polda
Sulteng AKBP Dr. Ramon Amiman. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Kapolda Sultang Brigjen Pol Drs. Taufik Ridha, MM.
– Selanjutnya peresmian dan operasional RS. Bhayangkara Palu dilaksanakan pada tanggal 4 agustus 2004 oleh Kapolda Sulteng
Brigjen Pol Drs. Ridha, MM dan disaksikan Kapus Dokkes Polri Brigjen Pol Dr. Bambang Ibnu Suparto, dengan status sebagai
Rumah Sakit Polri Tk IV yang setara dengan Rumah sakit Pemerintah Daerah Tipe D.
– Selama berdirinya RS. Bhayangkara Palu telah dijabat oleh empat kepala Rumah Sakit Bhayangkara Palu sebagai berikut:
– AKP drg. Agustinus MHT (periode 4 agustus 2004 s/d juli 2006)
– Kompol dr. Felix Sangkalia, MS (Periode juli 2006 s/d september 2007)
– Kompol dr. Moh. Haris (peiode september 2007 s/d september 2013) Berdasarkan Surat Keputusan Kapolda Sulteng No. Pol:
Skep/151/VII/ 2007 tanggal 29 agustus 2007.
– Kompol dr. Judy Dermawan, M.Kes (periode september 2013 s/d sekarang) Berdasarkan keputusan Kapolda Sulteng Nomor:
Kep/248/IX/2013 tanggal 20 September 2013.
Letak Geografis

– Rumah Sakit Bhayangkara Palu terletak dibagian belakang Kantor Mapolda


Sulteng yang lebih tepatnya ditengah Asrama Polri Polda Sulteng yang luasnya
tanah 3500 m2 luas dan bangunan 1552 m2.
– Secara letak posisi RS. Bhayangkara Palu berhadapan dengan rumah penduduk,
dengan nama jalan DR. Suharso Lorong III No. 2 Palu. Dibelakang RS.
Bhayangkara Palu berbatasan dengan rumah penduduk yang terpisahkan oleh
tembok.
Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia
di RS. Bhayangkara Palu

– Sumber daya manusia yang ada di RS. Bhayangkara Palu terdiri dari:
1. Tenaga kesehatan yang meliputi medis (dokter), paramedis (perawat) dan
paramedis non keperawatan yaitu apoteker, analis kesehatan, asisten apoteker, ahli
gizi, fisioterapis, radiographer, perekam medis.
2. Tenaga non kesehatan yaitu bagian keuangan, administrasi, personalia dll.
Perkantoran di RS. Bhayangkara Palu yang termasuk tenaga non kesehatan
memulai aktivitasnya setiap hari senin hingga jumat pada pukul 07.00 – 15.00
WITA. Berbeda dengan para tenaga kesehatan yang harus siap 24 Jam di rumah
sakit.
Ada sebuah model manajemen SDM yang di kenal yaitu model 7P yang
merupakan kependekan yang keseluruhannya menggambarkan siklus
kegiatan manajemen SDM mulai dari perencanaan SDM sampai karyawan
memasuki masa pensiun.

Penerapan model 7P di RS. Bhayangkara Palu meliputi :


1. Perencanaan.
2. Penerimaan
3. Pengembangan
4. Pembudayaan
5. Pendayagunaan
6. Pemeliharaan
7. Pensiun
– Berdasarkan penerapan model 7P di RS. Bhayangkara Palu, maka dapat diketahui bahwa perencanaan SDM di rumah
sakit tersebut belum berjalan dengan baik dimana lingkup pelayanan rumah sakit tipe C minimal pelayanan medisnya
adalah 4 besar spesialistik yaitu spesialis obsgyn, anak, bedah dan dalam. Rumah Sakit tipe C adalah rumah sakit yang
mampu memberikan pelayanan kedokteran subspesialis terbatas. Dengan adanya ketentuan tersebut maka tentu saja
perencanaan SDM di rumah sakit tipe C seperti RS. Bhayangkara Palu belum mencapai ketentuan tersebut karena pada
rumah sakit tersebut masih kurang dokter spesialis tetap. Kebanyakan dokter spesialis masih bekerjasama dengan
rumah sakit lain sehingga hal tersebut kadang menyebabkan keterlambatan dokter dalam melakukan pelayanan
kesehatan terhadap para pasien.
– Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa hubungan yang ada di antara
pimpinan dan staf Rumah sakit berjalan dengan cukup baik. Pimpinan maupun stafnya memiliki hubungan yang cukup
dekat dan tidak ada hierarki. Hal ini terlihat saat wawancara berlangsung staf tidak begitu kaku dalam menggambarkan
bagaimana gaya kepemimpinan Direktur RS. Bhayangkara yang digambarkan begitu energik, humoris, tegas dan disiplin
serta menurut salah satu staf RS. Bhayangkara jika terjadi ada kesalahpahaman dalam komunikasi, mereka segera
menyelesaikan kesalahpahaman tersebut agar tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan
Solusi Yang Ditawarkan Pihak RS.
Bhayangkara Untuk Mengatasi Masalah
MSDM Di RS. Bhayangkara Palu

Untuk mengatasi Masalah Kekurangan tenaga medis di RS. Bhayangkara, Rumah sakit menjalin Kemitraan untuk
meningkatkan kinerjanya. Kemitraan disini ialah jalinan kerjasama antara Rumah Sakit Bhayangkara dengan instansi
lain baik itu instansi pemerintahan, lembaga pendidikan, rumah sakit lain ataupun perusahaan, bentuk kemitraan
yang dijalin itu sendiri ialah dalam program BPJS, pihak BPJS yang menyelenggarakan jaminan kesehatan dan pihak
rumah sakit yang melaksanakan jaminan kesehatan,dan bentuk yang dijalin dengan lembaga pendidikan yaitu pihak
rumah sakit ada yang menjadi tenaga pendidik dan mahasiswa di lembaga pendidikan mempunyai tempat untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di lembaga pendidikan tersebut. Dasar penetapan pemilihan mitra itu
sendiri ialah melihat hubungan yang saling membutuhkan. Kemitraan untuk meningkatkan kinerja ialah mitra
antara kepala sub-bidang pelayanan medis dan dokter polisi dengan bagian diklat Rumah Sakit Bhayangkara yang
dalam hal ini memiliki program untuk mengikut sertakan perawat untuk mengikuti pelatihan selain itu mitra antara
sesama perawat pelaksana yang saling bekerjasama dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien, dan
mitra dengan kepala rumah sakit untuk menerapkan program reward dan punishment kepada perawat serta RS.
Bhayangkara juga bermitara dengan sejumlah dokter spesialis di kota Palu untuk menutupi kekurangan dokter ahli
dibidang tertentu yang sangat dibutuhkan di RS. Bhayangkara.
Kesimpulan

– RS. Bhayangkara Palu merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai


kespesifikan dalam hal SDM, sarana prasarana dan peralatan yang dipakai. Sering
rumah sakit dikatakan sebagai organisasi yang padat modal, padat sumber daya
manusia, padat teknologi dan ilmu pengetahuan serta padat regulasi. Padat modal
karena rumah sakit memerlukan investasi yang tinggi untuk memenuhi persyaratan
yang ada.
– Ada sebuah model manajemen SDM yang di kenal yaitu model 7P yang merupakan
kependekan dari Perencanaan, Penerimaan, Pengembangan, Pembudayaan,
Pendayagunaan, Pemeliharaan, Pensiun yang keseluruhannya menggambarkan siklus
kegiatan manajemen SDM mulai dari perencanaan SDM sampai karyawan memasuki
masa pensiun.
Saran

Dalam rangka meningkatkan manajemen sumber daya manusia di RS. Bhayangkara dan mengatasi
hambatan-hambatan yang ada, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
– Untuk mengatasi Kekurangan tenaga dokter spesialis (dokter Ahli) di RS. Bhayangkara maka
sebaiknya dilakukan penambahan dokter spesialis yang sangat diperlukan agar dapat melaksanakan
uraian tugasnya dengan baik sehingga kegiatan pelayanan kesehatan akan dapat berjalan secara
optimal.
– Hubungan dan komitmen antara personel hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan agar kerja tim
dapat lebih solid lagi.
– RS. Bhayangkara masih memiliki SDM yang sedikit sehingga banyak SDM yang double job di RS.
Bhayangkara. Hal ini sebaiknya diatasi agar seluruh SDM RS. Bhayangkara memiliki komitmen,
kehandalan dan keahlian pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Dengan begitu, RS.
Bhayangkara akan mendapatkan kinerja dan kepuasan karyawan yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai