Anda di halaman 1dari 12

Kemelut di Majapahit

KELOMPOK 1 :
N A M A A N G GO T A :
1 . A C H . H U D A N A L FI K RI ( 01 )
2 . A L FI N A R A K H M A M ( 03 )
3 . F A R RA D I VA E KA P ( 09 )
4 . M . I T T A Q I E T A F U Z IE (15)
5. MUNADIA MUMTAZA Z (17)
6. WAHYU KUSUMA A ( 2 8)
7. YULIDA NUR ALIMA (31)
STRUKTUR TEKS CERITA SEJARAH

Kemelut di Majapahit
Orientasi
Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama
bergelar Kertarajasa Jaya Wardana, beliau tidak melupakan jasa-jasa
para senopati (perwira) yang setia dan banyak membantunya
semenjak dahulu itu membagi-bagikan pangkat kepada mereka.
Ronggo Lawe diangkat menjadi Adipati di Tuban dan yang lain-lain
pun diberi pangkat pula. Dan hubungan antara junjungan ini dengan
para pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden Wijaya
menjadi raja, amatlah erat dan baik.
Akan tetapi, guncangan pertama memengaruhi hubungan ini
adalah ketika Sang Prabu telah menikah dengan empat putri
mendiang Raja Kertanegara, telah menikah lagi dengan seorang putri
dari Melayu. Sebelum putri dari tanah Melayu ini menjadi istrinya
yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jaya Wardan telah mengawini
semua putri mendiang Raja Kertanegara. Hal ini dilakukannya karena
beliau tidak menghendaki adanya dendam dan perebutan kekuasaan
kelak.
Pengungkapan Peristiwa

Keempat orang putri itu adalah Dyah Tribunan yang menjadi


permaisuri, yang kedua adalah Dyah Nara Indraduhita, ketiga
adalah Dyah Jaya Indradewi dan yang juga disebut Retno Sutawan
atau Rajapatni yang berarti “terkasih” karena memang putri
bungsu dari mendiang Kertanegara ini menjadi istri yang paling
dikasihinya … (Paragraf 3)
Menuju Konflik

Terjadilah persaingan diantara para istri ini, yang


tentu saja dilakukan secara diam – diam namun cukup
seru, persaingan dalam memperebutkan cinta kasih dan
perhatian Sri Bagindayang tentu saja akan mengangkat
derajat dan kekuasaan masing – masing…(paragraf 4)
Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat
setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada
Dyah Gayatri…(paragraf 5)
Puncak Konflik

Pengangkatan ini memang banyak terpengaruh


oleh bujukan Dara Petak… (paragraf 6).
“Kakangmas Adipati… harap Paduka tenang…”
Dewi Mertorogo menghibur suaminya…(paragraf 7)
Tak lama kemudian, hanya suara dera kaki Mego
Lamat yang berlari congkalang yang memecah
kesunyian gedung kadipatenitu, mengiris perasaan
dua orang istri yang mencinta dan mengkhawatirkan
keselamatan suami mereka yang marah – marah itu…
(paragraf 8)
Resolusi
“Yang hamba maksudkan tidak lain adalah
pengangkatan Nambi sebagai pepatih paduka!...
(paragraf 9)
Koda
Hebat bukan main ucaan Ronggo Lawe ini! Seorang
adipati, tanpa dipanggill, berani datang menghadap
sang Prabu dan melontarkan teguran – teguran seperti
itu! … (paragraf 10)
Jenis Frasa Verba Contoh Kata
 Beliau tidak melupakan jasa-jasa para senopati (perwira)
yang setia (paragraf 1)
 Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang
Raja Kertanegara (paragraf 2)
 Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini yang telah
1. Frasa Verba Modifikatif 
diperistri (paragraf 3)
Dia sedang makan, sepeti biasa dilayani oleh kedua orang
istrinya (paragraf 6)
 Suara kaki Mego Lamat yang berlari congkalang yang
memecah kesunyian gedung kadipaten itu (paragraf 8)

 perasaan dua orang istri yang mencinta dan


mengkhawatirkan keselamatan suami mereka (paragraf 8)
 serta merta Ronggo Lawe menyembah dan berkata
dengan suara lantang (paragraf 8)
 paduka tentu telah terbujuk dan dipengaruhi oleh suara
2. Frasa Verba Koordinatif dari belakang (paragraf 9)
 kedua tangannya dikepal dan dibuka dengan jari-jari
gemetar (paragraf 10)

 dan banyak membantunya semenjak dahulu itu (paragraf 1)


 telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara (p2)
 berhasil baik ini membawa pula dua orang putri bersaudara (p3)
 Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini yang setelah...(p3)
 persaingan dalam memperebutkan cinta kasih dan perhatian Sri Baginda
(p4)
 sekiranya tidak terjadi hal yang membakar hati Ronggo Lawe (p5)
3. Frasa Verba Apositif 

dan ujung meja diremasnya menjadi hancur (p6)
Nasi tang sudah dikepalnya itu dibanting ke atas lantai dan karena........(p6)
 Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai
seperti itu (p7)
 berlari congkalang yang memecah kesunyian gedung kadipaten itu (p8)
 perasaan dua orang istri yang mencinta dan mengkhawatirkan keselamatan
suami mereka (p8)
 menghadap sang prabu dan mendengar ucapan-ucapan Ronggo Lawe (p10)
Jenis Frasa Nomina Contoh Kata

1. Frasa Nomina Modifikatif

2. Frasa Nomina Koordinatif

3. Frasa Nomina Apositif


Jenis
Fungsi Contoh Kata
Konjungsi
Rongg Lae diangkat menjadi adipati di
1. Dan Menyatakan gabungan Tuban dan yang lain lain pun…..

Dan hubungan antara junjungan ini dengan


para pembantunya, sejak perjuangan
2. Sejak Menyatakan waktu pertama sampai Raden Wijaya menjadi raja,
amatlah erat dan baik.
Ketiga adalah Dyah Jaya Inderadewi, dan
3. Atau Menyatakan pilihan yang juga disebut Retno Sutawan atau
Rajapatni….
Sang Prabu sangat mencintai istri termuda
4. Lalu Menyatakan urutan ini yang setelah diperistri oleh Sang
Baginda, lalu diberi nama Sri Indraswari
Namun, karena segan kepada Sang Prabu
Menyatakan Kertarajasa yng bijaksana,…
5. Namun
pertentangan

Akan tetapi, datanglah pasukan yang


Menyatakan beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang
6. Akan tetapi,
pertentangan Sang Prabu Kertanegara…
Ketika mendengar berita ini dia sedang
7. Ketika Menyatakan waktu
makan…
Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan
8. Kemudian Menyatakan waktu ujung meja diremasnya menjadi hanur.

Pada waktu itu, Sang Prabu sedang


9. Pada waktu itu Menyatakan waktu dihadap oleh para senopati dan punggawa.

Tak mengira dia bahwa keponakannya itu


akan seberani itu.
10. Bahwa Menyatakan penjelas

“Yang hamba maksudkan tidak lain adalah


pengangkatan Nambi sebgai patih paduka !
11. Adalah Menyatakan rincian

Ronggo Lawe datang menghadapi raja tanpa


dipanggil, padahal sudah agak lama
Menyatakan Adipati Tuban ini
12. Padahal
pertentangan

Setelah Raden Wijaya berhasl menjadi Raja


13. Setelah Menyatakan urutan Majapahit pertama bergelar….

Anda mungkin juga menyukai