Anda di halaman 1dari 16

TEKS CERITA

(NOVEL) SEJARAH
17 IPS 11
Kelompok II
ANGGOTA KELOMPOK

• Dani Rahmat Putra (05)


• Dicky Ramdana (07)
• Eka Tribuana K.W. (09)
• Erina Sukma Zerlinda (10)
• Maulidya Nur Rahma (15)
MENGANALISIS UNSUR
KEBAHASAAN TEKS CERITA
SEJARAH
Kemelut di Majapahit (S.H. Mintardja)
BTP Halaman 36
Kaidah
No Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan

1. Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit


pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak
Paragraf 1
melupakan jasa – jasa para senopati (perwira) yang setia
Kalimat 1
dan banyak membantunya semenjak dahulu itu membagi-
bagikan pangkat kepada mereka.

Kalimat 2. Sebelum puteri dari tanah Malayu ini menjadi istrinya yang
1. bermakna Paragraf 2
kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah
lampau Kalimat 2
mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara.

3. Dyah Gayatri ini memang cantik jelita seperti seorang dewi


Paragraf 3
kahyangan, terkenal di seluruh negeri dan kecantikannya
Kalimat 2
dipuja-puja oleh para sastrawan di masa itu.
Kaidah
No Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan

1. Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit


pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak
melupakan jasa – jasa para senopati (perwira) yang setia Paragraf 1
dan banyak membantunya semenjak dahulu itu membagi- Kalimat 1
bagikan pangkat kepada mereka.

2. Sebelum puteri dari tanah Malayu ini menjadi istrinya yang


Konjungsi Paragraf 2
2. kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah
kronologis Kalimat 2
mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara.

3. Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan ujung meja Paragraf 6


diremasnya menjadi hancur. Kalimat 6
Kaidah
No Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan

1. Mendengar berita itu dari seorang penyelidik yang datang


Paragraf 6
mengahadap pada waktu sang adipati sedang makan,
Kalimat 4
Ronggo Lawe marah bukan main.

2. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri,


Paragraf 7
Kata kerja membiarkan kedua tangannya dicuci oleh kedua orang
3. Kalimat 2
material istrinya yang berusaha menghiburnya.

3. Semua penghadap adalah bekas kawan-kawan seperjuangan


Ronggo Lawe dan mereka ini terkejut sekali ketika melihat
Paragraf 8
Ronggo Lawe datang menghadap raja tanpa dipanggil,
Kalimat 3
padahal sudah agak lama Adipati Tuban ini tidak datang
menghadap Sri Baginda.
Kaidah
No Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan

Kalimat Tidak
4. (TIDAK ADA) (TIDAK ADA)
Langsung
Kaidah
No Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan
1. Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit
pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak
Paragraf 1
melupakan jasa – jasa para senopati (perwira) yang setia
Kalimat 1
dan banyak membantunya semenjak dahulu itu membagi-
bagikan pangkat kepada mereka.

2. Kalau Sang Prabu sendiri kurang menyadari akan persaingan


ini, pengaruh persaingan itu terasa benar oleh para senopati
Kata kerja dan mulailah terjadi perpecahan diam-diam di antara Paragraf 4
5.
mental mereka sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri Kalimat 2
keturunan mendiang Sang Prabu Kertanegara, dan kepada
Dara Petak keturunan Melayu.

3. Tak lama kemudian, hanya suara derap kaki Mego Lamat


yang berlari congkalang yang memecah kesunyian gedung
Paragraf 8
kadipaten itu, mengiris perasaan dua orang istri yang
Kalimat 1
mencinta dan mengkhawatirkan keselamatan suami mereka
yang marah-marah itu.
Kaidah
No Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan

1. “Kakangmas adipati ... Harap Paduka tenang ...,” Dewi Paragraf 7


Mertorogo menghibur suaminya. Kalimat 1

Paragraf 7
6. Dialog 2. “Aku harus pergi sekarang juga!” katanya.
Kalimat 5

3. “Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di depan! Paragraf 7


Aku akan berangkat ke Majapahit sekarang juga!” Kalimat 6
Kaidah
No Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan

1. Segera ternyata bahwa Dara Petak menjadi saingan yang


Paragraf 3
paling kuat dari Dyah Gayatri, karena Dara Petak memang
Kalimat 7
cantik jelita dan pandai membawa diri.

2. Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat setia


Paragraf 5
sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah
Kalimat 1
7. Kata Sifat Gayatri

3. Mereka semua mengenal belaka sifat dan watak Ronggo


Lawe, banteng Mojopahit yang gagah perkasa dan selalu
Paragraf 8
terbuka, polos, dan jujur, tanpa tedeng aling-aling dalam
Kalimat 3
mengemukakan suara hatinya, tidak akan mundur setapak
pun dalam membela yang dianggap benar.
MENJELASKAN MAKNA KIAS YANG
TERDAPAT DALAM TEKS CERITA
(NOVEL) SEJARAH
Novel Penangsang : Kidung Takhta Asmara
Kaidah
Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan
Ujungnya menukik ke bawah saling bertemu. Ekornya
melengkung, bagai kelabang hitam yang sedang Paragraf 4
Majas
beradu. Di bawahnya, bola mata yang seakan menyala, Kalimat 2
hiperbola
membuat siapa saja yang melihatnya tak akan kuat Halaman 314
menatapnya lama-lama
“Mata yang seakan mampu berkata-kata,” pujinya Paragraf 5
Majas
suatu ketika, setelah ia memperhatikan dengan Kalimat 1
personifikasi
seksama. Halaman 315
Majas Paragraf 18
Majas Udara pagi di Panti Kudus yang dingin, mendadak
Kalimat 1
personifikasi makin terasa menggigit.
Halaman 316
Paragraf 20
Majas
Ada gigil yang terus mencubit-cubit. Kalimat 2
personifikasi
Halaman 317
Puspitosari pun kembali berbunga-bunga. Bagai ada Paragraf 10
Majas
kuntum mawar melati segar semerbak mewangi Kalimat 4
metafora
mendadak bermekaran di dadanya. Halaman 321
Kaidah
Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan
Paragraf 22
Dan, sama sekali tak disadari oleh Panuntas juga, dari sudut-sudut
Kalimat 2
mata Panuntun pun tengah mengalir gerimis bening.
Halaman 301
Kepada engkau yang tak pernah bicara tentang cinta telah kurenda
Paragraf 1
benang-benang rasa yang membisu bukan karena jarumku patah saat
Makna Kias Kalimat 1
menisik hasrat melainkan corak yang terlampau semu yang tak bisa
Halaman 314
terpadu atau sekadar beradu.
Paragraf 24
Hatinya mekar seperti mawar yang tengah tumbuh segar di halaman
Kalimat 3
depan
Halaman 317
Kaidah
Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan
Paragraf 1
Dengan masih tersaput amarah, Haryo Panuntun terus menyemburkan
Kalimat 1
kecewa.
Halaman 118
“Kangmas Penangsang sangat takut dengan perempuan. Baru
berhadapan saja, ia sudah mengeluarkan keringat dingin. Apalagi kalau
harus berbicara dan menyampaikan rasa ketertarikannya. Ini yang Paragraf 3
Ungkapan menjadi penghalangnya kalau ia harus menikah. Bagaimana bisa Kalimat 1
menikah kalau berbicara dengan perempuan saja tak bisa?” begitu Halaman 298
Panuntun selalu membincangkan kakak sulungnya yang tak pernah
dekat dengan perempuan.
Paragraf 11
“Apa akan membuat Panangsang sakit hati lagi?” Kalimat 1
Halaman 113
Kaidah
Kutipan Teks Keterangan
Kebahasaan
“Aku benar-benar tak akan peduli lagi, apapun yang hendak terjadi.
Paragraf 9
Dadio banyu ora bakal nyawuk, dadio godhong ora bakal nyowek (andai
Kalimat 1
menjadi air tak akan menciduk, andai menjadi daun tak akan
Halaman 121
menyobek)”
Paragraf 2
Namun, di dalam hati keduanya, bagai menyimpan bara dalam sekam. Kalimat 3
Halaman 125

Paragraf 4
Peribahasa Ibarat gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan kita
Kalimat 6
ributkan.
Halaman 211

Paragraf 3
Namun, ibarat mengurai tali yang kusut, ia sepertinya belum juga
Kalimat 1
menemukan ujung pangkal dan kaitannya.
Halaman 97

Paragraf 10
“Ajining diri ono ing lathi.” Seseorang dihargai dari perkataannya. Kalimat 1
Halaman 87
T ERI MA K ASI H

Black & Yellow

Anda mungkin juga menyukai