Anda di halaman 1dari 113

MOTOR

BENSINmula yang banyak di pakai


Salah satu jenis penggerak
adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan
energi termal untuk melakukan kerja mekanik, atau
yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik.

Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini,


mesin kalor dibagi menjadi dua golongan yaitu mesin
pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam.

Motor bakar torak terbagi menjadi dua jenis utama yaitu motor
bensin (Otto) dan motor Diesel. Perbedaannya yang utama
terletak pada sistem penyalaannya.
Bahan bakar pada motor bensin dinyalakan oleh loncatan api
listrik di antara kedua elektroda busi. Karena itu motor bensin
dinamai juga Spark Ignition Engines.
Tabel Penggolongan mesin
Golongan kalor Gerak
Kelompok/Jenis Daya Penggunaan Status
Mesin Khas
Mesin uap torak Translasi K&S Lokomotip Tidak biasa
Turbin Uap Rotasi S& Pusat tenaga Aktip
Motor Bakar listrik & Kapal
luar(External B
Combustin Mesin Udara Translasi K Tidak ada Tidak dipakai
Engines) Panas lagi
Turbin Gas Rotasi S&B Pusat tenaga Tidak banyak
Siklus Tertutup listrik & Kapal (Eksperimen )
Motor Bensin Translasi,Rotasi K & Kenderaan Aktiptrk
S (motor Winkel) jalan darat,
kapal, industri
Motor Bakar
dalam Motor Diesel Translasi K&S Kenderaan Aktip
(Internal jalan
Combustion darat,
Engines) kapal,
industri,
Tenaga
Motor Gas Translasi K&S listrik Aktip

industri,
Turbin Gas Rotasi S&B Tenaga listrik Aktip

Tenaga listrik,
pesawat
Propulsi pancar Rotasi S&B terbang Aktip
gas
Pesawat
DEFINISI
External Combustion Engine
Pembakaran terjadi di ruang bakar yg
Motor Bakar terpisah dari ruang fluida kerja.
Energi kimia yg
Panas yang dihasilkan ditransfer
terkandung dalam bahan melalui dinding pemisah ke fluida
bakar dilepaskan menjadi kerja. Gas hasil pembakaran dan
Energi panas melalui
proses pembakaran
fluida kerja merupakan dua fluida
yang berbeda.
Internal Combustion Engine
Motor Bakar
adalah mesin yang Pembakaran terjadi didalam ruang
didesain utk bakar didalam mesin itu sendiri dan
merubah energi langsung digunakan utk melakukan
panas tsb menjadi kerja mekanik. Gas hasil pembakaran
energi mekanik. campuran bahan bakar & udara adalah
sekaligus merupakan fluida kerja.
Memerlukan fluida kerja
Contoh External Combustion
Engine

Fluida Kerja: steam

Heat exchanger
Hot steam from boiler
boiler
Heat source from combustion of Exhaust steam
Fuel + air
Contoh External Combustion
Engine

Watt beam engine

Grasshoper beam engine Newcomen Engine


Contoh Internal Combustion
Engines
Bahan bakar +
Udara
sekaligus sbg
Fluida kerja

4-Stroke 2-stroke
Sistem Propulsi:
Sistem yang menggunakan mesin untuk daya
penarik atau pendorong
Output tenaga mekanik:
• langsung dihubungkan dengan sistem transmisi yang
menggerakkan roda, atau
• dihubungkan dengan turbin atau propeler yang menghasilkan
thrust (gaya dorong) pada fluida
KLASIFIKASI
MESIN
A. DESAIN Reciprocating
•In-line
MESIN •V,
•Radial
•opposed

Rotary
•Wankel
•Turbin Gas
Rotary: Turbin &
Wankel
Combustion System

Spark-ignition engine (bensin)


Compression-ignition engine (diesel)

fuel
sparkplug
throttle

injector
carburetor

u
dara udara

rack

Fuel
injection
pump
Siklus 4-
Langkah
• Proses pembakaran didalam motor bakar torak terjadi secara periodik.
Sebelum terjadi proses pembakaran berikutnya, terlebih dahulu gas
pembakaran yang sudah tidak dapat dipergunakan harus dikeluarkan dari
dalam selinder, kemudian selinder diisi dengan campuran bahan bakar
dan udara segar ( pada motor bensin) yang berlangsung ketika torak
didalam selinder bergerak dari TMA ( titik mati atas) menuju TMB (titik
mati bawah) pada saat itu Katup isap (KI) terbuka sedangkan katup buang
(KB) dalam keadaan tertutup. Melalui katup isap, campuran bahan bakar-
udara terisap masuk kedalam selinder.
Peristiwa ini disebut langkah isap.

• Setelah mencapai TMB, torak kembali bergerak ke TMA, sementara katup


isap dan katup buang dalam keadaan tertutup. Campuran bahan bakar-
udara yang terisap tadi kini terkurung di dalam selinder dan dimampatkan
oleh torak yang bergerak ke TMA. Volume campuran bahan bakar – udara
itu menjadi kecil dan karena itu tekanan dan temperaturnya naik hingga
campuran tersebut mudah sekali terbakar. Proses pemampatan ini disebut
langkah kompresi atau langkah tekan, yaitun ketika torak bergerak dari
TMB menuju TMA dan kedua katup (KI dan KB ) dalam keadaan tertutup.
Pada saat torak hampir mencapai TMA campuran bahan bakar-
udara segar itu dinyalakan;
Terjadilah proses pembakaran sehingga tekanan dan temperatur
naik. Sementara itu torak masih bergerak menuju ke TMA,
berarti volume ruang bakar menjadi semakin kecil sehingga
tekanan dan temperatur gas di dalam silinder menjadi semakin
tinggi. Akhirnya torak mencapai TMA dan gas pembakaran
mampu mendorong torak untuk bergerak kembali dari TMA ke
TMB. Sementara itu baik katup isap (KI) maupun katup buang
(KB) masih tetap dalam keadaan tertutup. Selam torak bergerak
dari TMA ke TMB, volume gas pembakaran didalam silinder
bertambah besar dan karena itu tekanannya turun. Peristiwa ini
disebut merupakan langkah kerja atau langkah ekspansi .
Apabila torak telah mencapai TMB, katup buang sudah terbuka
sedangkan katup isap tetap tertutup. Torak bergerak kembali ke
TMA mendesak gas pembakaran keluar dari dalam silinder
melalui saluran buang. Proses pengeluaran gas pembakaran ini
dinamai langkah buang.
MESIN BENSIN 4 LANGKAH
MESIN BENSIN 4
LANGKAH

TMA

TMB

LANGKAH HISAP LANGKAH KOMPRESI LANGKAH USAHA/KERJA LANGKAH BUANG


Piston bergerak dari TMA ke Piston bergerak dari TMB ke Piston bergerak dari TMA ke Piston bergerak dari TMB
TMB, udara dan BB (14.7:1) TMA, udara dan BB TMB, udara dan BB ke TMA, gas hasil
dihisap kedalam silinder dikompres di dalam silinder, terbakar dan menghasilkan pembakaran keluar dari
P=-0,6-0bar P=10-15bar, T=300- tekanan silinder, T=600-1000oC
600oC P=-30-60bar, T=2000-
4- Langkah

Bahan bakar dan udara


sekaligus sbg Fluida kerja
K.buang K.hisap

Siklus 4 langkah

1. hisap 2. kompresi

3. ekspansi 4. buang
Siklus
Ideal

3
3 T
P

4
2
2 Qm 4
Qk
0 1 1

Volume Spesifik,v S
Sifat ideal yang dipergunakan serta keterangan
TMA TMB mengenai siklusnya adalah :
1. Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan
kalor spesifik yang konstan.
2. Langkah isap ( 0 – 1 ) merupakan proses
konstan
3. Langkah Kompresi (1 – 2 ) Proses isentropik
Vs VL 4. Proses pembakaran volume konstan ( 2 – 3 )
5. Langkah kerja ( 3 – 4 ) proses isentropik
6. Pross pembuangan ( 4 – 1 )
7. Langkah buang ( 1 – 0 ) proses tekanan
konstan
Siklus udara volume-konstan (siklus
Otto).
• Dimana P = Tekanan (N/m2) ; (kg/cm2 )
• v = Volume spesifik ( m3/ kg )
• qm = Jumlah kalor yang dimasukkan
(kcal/kg)
• qk = Jumlah kalor yang dikeluarkan
( kcal/kg)
• VL = Volume langkah ( m3 )
•• TMA
Vs = Titik mati atas sissa ( m3 )
= Volume
• TMB = Titik mati bawahDimana

• Fluida kerja siklus udara dianggap sebagai gas ideal yang


mempunyai kalor spesifik dan berat molekul tertentu
yang konstan dimana :
- berat molekul M = 29;
- kalor spesifik Cp = 0,24 kcal/kg0K; dan
- Cv = 0,1715 kcal/kg 0K.
Yang dimaksudkan dengan gas ideal ialah setiap gas yang
memenuhi hubungan
PV = GRT atau Pv = RT atau Pv = R T

• P = tekanan gas, kg/m2 ( N/ m2


• ) v = volume gas spesifik, m3
• /kg V = volume gas, m3
• G = masa gas, kg
• M = berat molekul dari gas,
• kg/kmol R = konstantan gas, m
• kg/kg 0K
• = 29,3 m kg/kg 0K untuk udara
• R = konstanta gas universal, m
• kg/kmol 0K
= 848 mkg/kmol 0K untuk setiap
Persamaan energi yang akan dipakai dalam analisis ini
W
ialah
 U = Ue – Ui = Q
J

• dengan catatan,
• U = energi dalam, kcal
• Q = Jumlah kalor yang masuk, kcal
• W = kerja, m kg
• J = faktor pengubah satuan,
427mKg/kcal
• Subskrip i dan e, berturut-turut menyatakan
keadaan pada awal (i) dan akhir (e) dari
proses tertentu.
Proses (0-1); langkah isap
• Dalam proses ini udara sebanyak G kg masuk ke
dalam silinder pada tekanan-konstan. Udara itu
mengisi ruangan silinder yang bertambah besar
karena torak bergerak dari TMA ke TMB; dalam
hal ini udara seolah-olah melakukan kerja
sebesar

W01 P0(V1 V0 )


J  J

• (positif, berarti : fluida kerja melakukan


kerja).
Proses (1-2); langkah
• Proseskompresi.
kompresi dimisalkan berlangsung secara isentropik (adiabatik
dan reversibel).Jadi, Q = 0 dan s = 0
• sehingga kerja yang dilakukan adalah

W12
J = - U = Ui – Ue kerja).
; (negatif, berarti: fluida kerja
ikenai
• Karena dalam proses isentropik berlaku
hubungan
K
T P  1
K
 vi
K
1

 e
K
1
e
   e  
Ti
 Pi  i 
  

 ve 
K
T P  1 K K

 v1   
K
mak
2
1

k
2 1

a 2
T1    1  
 P1  r   1 
Dengan   
catatan
 v2V  V
V1 
r V 2
l s
Vs

• r = perbandingan kompresi
• VL = vollume langkah torak, cm3 atau m3
• VS = volume sisa, cm3 atau m3
•  = berat jenis fluida kerja, kg/cm3
• atau kg/m3
Dari persamaan di atas terlihat tekanan dan temperatur fluida
kerja pada akhir langkah kompresi akan bertambah besar sesuai
dengan kenaikan perbandingan kompresi.
Proses (2- 3) pemasukan kalor pada volume konstan
• Sesudah torak mencapai TMA (titik 2),
• kalor (Q2-3)segara dimasukkan pada volume konstan.
Fluida kerja tidak melakukan kerja atau dikenai kerja
sehingga

W/J = 0.
Oleh karena itu
Q 2–3= U = U3– U2= GCv (T3– T2) ; (positif, pemasukan
• Proses
kalor). (3-4); langkah ekspansi atau langkah
kerja. ekspansi berlangsung secara isentropik. Jadi Q = 0 dan S =
Proses
K 1
0sehingga terdapat
T P  K K 1 K 1

hubungan : 4     4  v3    4
T3    
 P3   3 
  v4  

SedaWngkan
34 kerja yang dihasilkan
adalahJ
Proses (4-1); proses pengeluaran kalor
• Setelah torak mencapai TMB sejumlah kalor dikeluarkan dari
dalam silinder sehingga temperatur fluida kerja akan turun dari
T4menjadi T1. Proses ini berlangsung pada volume-konstan (V4=
V1atau v4= v1) sehingga W4-1/J=0. Maka jumlah kalor yang harus
dikeluarkan adalah sebanyak :
• Q41- = -U = G Cv (T1– T4); (negatif menyatakan bahwa kalor
keluar dari dalam silinder) atau,
= G Cv (T4–
Qkelua
r
T1)
• Proses (1-0); langkah buang. Dalam proses ini fluida kerja
sebanyak G kg didorong ke luar silinder oleh torak yang
bergerak dari TMB ke TMA pada tekanan konstan. Jadi, fluida
kerja aliran
dikenai
P (V V
sebesar W01
 ) 0 1 0
J
• J (negatif, berarti fluida
dikenai kerja
Qm  Qk
Efisiensi thermis ( )
= Qm
Th

Cv (T3 T2 )  CV (T4  T1 ) (T3 T2 )  (T4  T1 )


Th (T3 T2 )
= C V (T3 T2 )
=

T 2  v1  K 1 T  v 4
K 1

  T4  
3
T1  v3 
 v2 
 T 4  T 
Perhatki a dan T2   T 3  3
n T1 T
T1  T4   2 

T T4 TT1 3 T2 T4 T3 T2 T4  T1 T


T3
4vT 1vT2dan v = v T1 T1
1 = T1T  T
T3  T2  1

1 4 mak 2 T2 da1
2
1 3 Ta
2 T2
(T4 n 1
T1 
T 1 )  1  T2 1  T2 
(T3 T2  1
T
dari
persamaan :

T v  K
T  v 4
K 1


1
2  1 da
T1  T4  
3
n
 v2   v3 

1
• T 
1  v  K
h 1 1 

 v2 
1

, Th = 1 K
sehingga
v1
r
diman- = r = perbandingan 1
a v2 kompressi
Contoh Soal Siklus Otto Ideal
Satu pound (Lb) udara
digunakan pada siklus Otto
dengan tekanan awal 14,696
Lb/in dan temperatur 70 F,
2 o

perbandingan kompresi 7
Kalor yang dimasukkan 410 BTU/Lbm : 1 ( r
= 7 ).
Tentukan Volume spesific, tekanan dan
temperatur untuk setiap titik pada
siklus Otto dan tentukan efisiensi
thermis, dimana K = 1,4 dan
R = 53,36 ft-lb/lbm R.
o
Siklus Ideal
2
P1 = 14,696 Lb/in
3
= 14,696Lb/in2 .144in2/ft2
P
= 2116,22 Lb/ft2

4
T1 = 70 oF = (70 + 460)oR
2 Qm

0
Qk = 530 oR
1

Volume Spesifik,v
R = 53,36 ft-lb/lbm
TMA TMB
o
R. untuk udara.
Cv = 0,178
BTU/LbmoR.
Vs VL P1 v1 = R T1 1
v 1 R T
P1
530 R ft
ft   13,36
lb lbm
V1  53,36 lb 0
lbm R 2116,22
ft
2

13,36 ft
v 3
lbm  ft
r v12  7  v2  7
3

1,91
lbm
(1 2) proses isentropik  Pv  P v  P  P v1 ) k
k k
1
( v2
1

ft 1
2
13,36 3
lb
P2  14,696 lb lbm  223,81 2
2

ft 2
in
1,9 3
in 2 1 lbm
 ft 1,41
 
T2  v1  k 3
lbm 
 1  T2  5300 R  11540 R
T1  v2  
13,36
ft 3 

 lbm 
1,91
Qm  Cv T3  T2   410
BTU
lbm
 0,1718
BTU
lbm0 R
 T
3 1154 0

 T3  35400 R
R
ft
v3  v2  1,91 3

lbm
ft  lb 35400 R  98.897 lb
P3v3  RT3  P3 53,36 0 ft ft 2
lbm R 1,9 3
1 2 lbm
lb 1 ft
P3  98.897 2  lb
686,79
2 2
ft 144in in
ft
v4  v1  13,36 3

lbm
k
(3  4) proses isentropik  P4 v4 k v 
Pv P P v
3 3k 4 3 3
  4

 ft 1,4

 1,91 3
 lb
P4 686,79 lb lbm  45 2
 in
in  ft 
 13,36 lbm 
2 3

  v3 
k 1
 1   1 

    T4  T3  k 1   35400 R
4

TT3  v 4  r  7
1,41



 v3 v2 1  T4  16250
 v 4  v1  r 
R
kalor yang dibuang Qk  Cv  T1

Qk 
BTU
16250 T4
R  
530 0

0,1718 lbm 0
R
BTU
R 
Q  188,12 lbm
k

BTU BTU
410 188,12
thermis  Qm  Qk lbm lbm
Qm BTU 100%
410
lbm
thermis 
54,1% 1
Periks adengan rumus  th  r k 1
1
1
th  71,41  0,541 
Contoh Soal Siklus Otto
Dimisalkan: Ideal
AFR = 14
cv= 1.035 kJ/kg.K
temperatur udara masuk = 27 oC = 300 0K
volume silinder pada awal kompresi = 1000
cc kompresi rasio = 8, atau rc = 8
k = 1.4
laju suplai bahan bakar = 0.7 g/s=0.0007
kg/s LHV bahan bakar = 44000 kJ/kg.

Hitunglah:
Kerja
kompresi
Panas Pembakaran
Kerja ekspansi,
dan Efisiensi
Jawaban Soal Siklus Otto
Ideal m =AFRx m =9,8g/s=0,0098kg/s
= 0,01 kg/s
a f

p
Perhitungan Kerja Kompresi :

V2
 1
 V  0,001  1,25104m 3

2 V1
r
Tc2
 k
2

 VV1 1  T2  300 
8
(1,41)
T1 2

T 8 6890 k
2

W12  m.cv (T1  T2 )


1  0,011,03 (300 
V
689)
 4,01kW

ma=AFRx mf =9,8g/s=0,0098kg/s
Jawaban Soal Siklus Otto
Ideal
Perhitungan Panas Pembakaran:
p 3

2 Q23  m f .QLHV  0,0007  44000


 30,14kW
Q23  m.cv (T3  T2 )
Q23
T  
1
3 m.cv 2
T
V
 0,011,03  689  36150 K
30,14
Jawaban Soal Siklus Otto
Ideal Perhitungan Kerja Ekspansi:

p 3

2 T3
 T2
 T  3615300  15740 K
4
T4 T1 4
689
W34  m.cv (T3  T4 )
 0,011,03 (3615 1574)
 21,03kW
1 V
Jawaban Soal Siklus Otto
Ideal
p 3 Perhitungan Efisiensi Termis:
21,03kW
30,14kW

2
4 Wnet  Wout Win  W34 W12
Wnet  21,03  4,01  17,02kW
13,12kW
T
Wnet
Qin
17,02
30,14  0,57
T
4,01kW 1   1 1 rk 11 1  0,57
V c
41)
8(1,
Daya

Mesin
Daya (P) = laju kerja
P net
• W
Jika semuanya
dinyatakan dalam laju W 
perubahan, maka: P  T Qf

P  T m f
• Untuk mesin bensin, lebih QLHV
lazim dinyatakan dalam AFR
laju alir udara, ma, dimana
ma=AFR x mf; sehingga: T m
P
aQLHV
Siklus Otto
Praktikal

p Praktikal (aktual)
Otto ideal

1: hisap
3 2: kompresi
3: ekspansi (tenaga)
2 4: buang
4
1
V
Siklus Otto
Praktikal
1. Langkah Hisap:
Gerakan piston dari TMA ke TMB menimbulkan tekanan dibawah
atmosfir, sehingga menarik campuran udara segar + bahan bakar
kedalam silinder.
Tercampur pula dengan sisa gas buang yang tertinggal dari siklus
sebelumnya.
2. Langkah Kompresi:
Gerakan piston dari TMB ke TMA menekan campuran gas tersebut.
Beberapa derajat sebelum TMA terjadi penyalaan (ignition).
3. Langkah Pembakaran dan Ekspansi (Langkah Tenaga):
Pembakaran sudah terjadi sebelum TMA, dan berlangsung terus
selama langkah ekspansi. Gas yang berekspansi melakukan kerja
terhadap piston yang menghasilkan tenaga mekanik. Energi kinetik
disimpan dalam putaran roda gaya untuk menjalankan mesin di 3
langkah lainnya.
4. Langkah Buang:
Katup buang membuka sebelum akhir dari langkah ekspansi (kerja),
menyebabkan tekanan silinder turun menuju tekanan atmosfir.
Siklus Otto
Dalam kenyataan, siklus Otto secara praktek
Praktikal
berbeda dengan siklus Otto ideal, karena:
• Adanya langkah hisap
• Pada langkah kompresi, fluida kerjanya adalah
campuran bahan-bakar-udara + residu gas
buang. Disamping itu, bukan proses isentropis.
• Pada langkah pembakaran, prosesnya tidak
terjadi secara instan, sehingga asumsi volume
konstan adalah kurang tepat.
• Pada langkah ekspansi, fluida kerjanya
adalah campuran reaktan, dan tidak
• isentropis.
Katup exhaust sudah membuka sebelum akhir
• dari langkah ekspansi.
Adanya langkah buang.
Tekanan efektif rata-
Meskipun efisiensi siklus udara sangat ditentukan oleh perbandingan
•rata
kompresi, tetapi tekanan, temperatur, dan kerja yang dihasilkan per
siklus tergantung P1, T1, dan Q2-3. Selain itu selama siklus berlansung,
temperatur
dan tekanannya selalu berubah-ubah. Oleh karena itu sebaiknya
dapat dicari harga tekanan tertentu (yang konstan) yang apabila
mendorong torak sepanjang langkahnya dapat menghasilkan kerja
• per siklus yang sama dengan siklus yang dianalisis.
Tekanan tersebut dinamai tekanan efektif rata-rata, Prata-
rata,yang didefinisikan sebagai

• = ker ja
P rata-
rata
persiklus
volume langkah
torak
Wpersiklus JQ2 3 
• = =
P rata- L VL
rata
V
• Sehingg Kerja per siklus = Praata-rat x VL
a
Daya yang dihasilkan
1
• Ne = Prata-rata x VL x z x n x a PS
60x100 x75
x
= Pr ata  rataxVl x z x n x a
450.000 PS
• dimana
, Ne = daya motor, PS
Prata- = tekanan efektif rata-rata, kg/cm2
rata VL = Volume langkah torak per silinder, cm3
Z = jumlah silinder
n = putaran poros engkol, putaran per menit
(rpm)
= jumlah siklus per putaran,
a = 1 untuk motor 2-langkah
= 1/2 untuk motor 4-
• 1 langkah
PS = 75 m kg/detik
Skema Mesin 2 Langkah

Silinder ruang bakar

T (transfer) E (exhaust)

I (inlet)

crankcase
2- Langkah

Bahan bakar dan


udara sekaligus
sbg fluida kerja
Motor Bensin Dua Langkah
Dalam satu siklus kerja, hanya diperlukan
dua gerakan piston atau satu putaran poros
engkol. Langkah-langkah tersebut adalah :
1.Langkah Naik
Torak bergerak dari Titik Mati Bawah (TMB)
menuju Titik Mati Atas (TMA), sehingga
menghasilkan kompresi di daerah atas torak, hal
ini dikarenakan saluran-saluran pada dinding
silinder tertutup oleh dinding torak
pergerakan. Sedangkan ruang akibat
terjadi
crankcaselangkah hisap, masuknya campuran bahan
akan
bakar dan udara baru. Campuran gas baru dapat
terhisap karena kondisi ruang vakum di daerah
crankcase, sehingga valve hisap yang
menghubungakan silinder dengan karbulator
terbuka akibat pergerakan torak ke TMA. Beberapa
saat sebelum TMA (± 10o sebelum TMA) busi
memercikan bunga api sehingga terjadi ledakan di
daerah atas torak yang mengakibatkan piston
bergerak menuju TMB.
Siklus kerja motor bensindua langkah dapat dilihat
pada diagram P - V di bawah ini:

Siklus kerja motor bensin dua langkah terdiri dari:


1–2 : Proses awal langkah isap gas baru (crangkas)
dan proses awal kompresi
2–3: Proses pembakaran
3–4: langkah kerja / usaha, Proses awal pembuangan
gas bekas dan proses awal transper pemasukan
gas baru
Sistim bahan bakar
Udara atmosfer
Saringan
Saringan udaraudara

Lubang
Lubang Karburator
Vntilasi Karburator
Silinder
Vntilasi Silinder
Saringan
Saringan 1
1 Peredam suara
2
Pompa
Peredam suara
Tangki
Saluran 2 Gas buang
Pompa isap 3
Bahan
Tangki
bakar
Bahan
Saluran Saluran
3
buang
Gas buang 4
isap
bakar
Saluran
4
Gbr. Skema Sistim penyaluran bahan bakar
buang
SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

Perbandingan massa campuran ideal


udara : bensin = 14,7 : 1
Atau
Perbandingan volume campuran ideal
udara : bensin = 9000 : 1
Pembakaran dapat sempurna jika udara dan bensin dalam perbandingan campuran
yang sesuai (14,7 : 1) – campuran mudah terbakar oleh nyala api – semua oksigen
dan semua bahan bakar terbakar habis
BENSIN
Bensin mengandung energi kimia. Energi ini diubah menjadi
energi panas melalui proses pembakaran (oksidasi) dengan
udara di dalam mesin atau motor bakar. Bensin dibuat dari
minyak mentah, yaitu cairan berwarna hitam yang dipompa
dari perut bumi dan biasa disebut crude oil. Cairan ini
mengandung hidrokarbon. Atom – atom karbon dalam minyak
mentah saling berhubungan membentuk rantai dengan panjang
yang berbeda –beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang
yang berbeda memiliki sifat dan kelakuan berbeda pula. CH4
(metana) merupakan molekul paling “ringan”, bertambahnya
atom C dalam rantai tersebut membuatnya semakin “berat”.
Empat molekul pertama hidrokarbon adalah metana, etana,
propane dan butane. Pada temperatur dan tekanan kamar,
keempatmya berwujud gas dengan titik didih masing-masing
-107o, -67o, -43o, dan -18oC. berikutnya, dari C5 sampai dengan
C18 berwujud cair dan mulai dari C19 ke atas berwujud padat.
OKTA
N

Oktan menyatakan kandungan molekul iso-oktan (C8) yang


terdapat dalam bahan bakar bensin.

iso-oktan
Secara garis besar
BENSIN
normal-heptana
FUEL
FUEL TANK
TANK
Separator
FILTER BAHAN
BAKAR
Masuk

Keluar

Elemen saringan
MECHANICALFUEL
MECHANICAL FUELPUMP
PUMP
CARA KERJA POMPA MEKANIK
(1) Penghisapan
(2) Penyaluran

(3) Pump Idling


KARBURATOR
KARBURATOR PRINSIP KARBURASI

Bahan bakar dikabutkan oleh


aliran udara yang cepat
KARBURATOR
KARBURATOR
POSISI
PELAMPUNG
Sistim bahan
bakar
Karburat
or
Jenis-jenis
karburator
Percampuran bahan bakar
Percobaan perbandingan masa dan volume campuran udara dan bensin

mLiter

mLiter

mLiter
Perbandingan massa & volume campuran udara dan bensi
ideal

Pengaruh perbandingan campuran terhadap daya dan pemakaian bensin


Prinsip dasar
karburator
Sistem Injeksi Bahan Bakar Elektronik
• (EFI)
Pada kendaraan dengan karburator konvensional, jumlah
bahan bakar yang diperlukan oleh mesin diatur oleh
karburator. Pada kendaraan modern dengan menggunakan
sistem EFI jumlah bahan bakar diatur (dikontrol) lebih
akurat oleh komputer dengan mengirimkan bahan
bakarnya ke silinder melalui injector.
• Sistem EFI menentukan jumlah bahan bakar yang optimal
(tepat) disesuaikan dengan jumlah dan temperatur udara
yang masuk, kecepatan mesin, temperatur air pendingin,
posisi katup throttle, pengembunan oksigen didalam pipa
exhaust, dan kondisi penting lainnya. Komputer EFI
mengatur jumlah bahan bakar untuk dikirim ke mesin pada
saat penginjeksian dengan perbandingan udara dan bahan
bakar yang optimal berdasarkan kepada karakteristik kerja
mesin. Sistem EFI menjamin perbandingan udara dan
bahan bakar yang ideal dan efisiensi bahan bakar yang
tinggi pada setiap saat.
• Secara garis besar kerja sistem injeksi dapat dibedakan menjadi :
1) Sistem injeksi secara kontinyu dan mekanis, yaitu sistem K-Jetronic,
2)Sistem injeksi secara kontinyu dan elektronis, yaitu sistem KE-Jetronic, dan 3) Sistem
injeksi secara terputus-putus (periodik) dan elektronis, yaitu sistem
L, L3, LH-Jetronic, (EFI Toyota) dan Motronic

• Menurut pemakaian injektornya, dibedakan menjadi :


1) injektor untuk semua silinder (Mono Jetronic), dan
2) memakai satu injektor tiap silinder (Multi Point).

• Daya maksimum sistem injeksi bensin sedikit lebih besar, hal ini disebabkan karena
konstruksi saluran masuk, saluran gas buang, tekanan kompresi dan lain-lain dibuat
berbeda dengan motor yang menggunakan karburator. Akibatnya pada sistem injeksi
bensin momen putar yang dihasilkan mesin akan lebih besar karena campuran udara dan
bensin lebih baik daripada karburator.
Macam-macam sistem injeksi
bensin
Injeksi bensin

Mekanis Mekanis Elektronis Elektronis

Injeksi K-Jetronic) (Injeksi KE-Jetronic) Injeksi EFI


Injektor membuka Injeksi K yang memakai (L – Jetronic)
terus pada unit pengontrol Injektor membuka secara
meneru tekanan elektronika elektromagnetis yang diatur
s oleh unit pengontrol
tertentu elektronika

Memakai satu injektor untuk semua silinder


motor (Mono Jetronic)
Injeksi bensin
elektronis.

Memakai satu injektor untuk satu


silinder motor
Keterangan
:
• K = Berasal dari kata “Kontinuierlich” artinya terus
menerus (continue)
• L = L, berasal dari kata “Luft” artinya “Udara”
• EFI= Electronic Fuel Injection (Injeksi bahan bakar
elektronik)
Sistem EFI dapat digolongkan pada 2 tipe sesuai dengan
metode yang digunakan dalam pensensoran udara yang
masuk.
1. D – EFI (tipe manifold pressure control)
Pada tipe ini mengukur kevakuman didalam intake manifold
dan volume udara yang disensor berdasarkan kerapatan
udara (density).
D – EFI juga merupakan D-Jetronic yang terdaftar pada Bosch.
D- Jetronic dibentuk dari kata Jerman “Drunk” (tekanan) dan
“Jetronic” dari kata ciptaan Bosch yang berarti “injeksi”.
Skema D –
EFI
2. L – EFI (tipe air flow meter)
Tipe ini menggunakan air flow meter yang langsung mensensor jumlah
udara yang mengalir kedalam intake manifold.
L – EFI juga merupakan L-Jetronic. “L” berasal dari kata Jerman “Luft”
(udara).

Skema L – EFI

l
Kelebihan sistem EFI dibandingkan dengan sistem
Kelebihan sistem EFI dibandingkan dengan sistem
karburator
karburatoradalah
adalahsbb
sbb::
• Memungkinkan pembentukan campuran yang homogen pada
• Memungkinkan pembentukan campuran yang homogen pada
setiap silinder
setiap silinder
• Tekanan BB yang cukup besar (2,5 kg/cm2) sehingga partikel yang
• Tekanan BB yang cukup besar (2,5 kg/cm2) sehingga partikel yang
terbentuk lebih halus
terbentuk lebih halus
• Perbandingan Bahan bakar dengan udara yang tepat diperoleh
• Perbandingan Bahan bakar dengan udara yang tepat diperoleh
pada semua tingkat RPM mesin
pada semua tingkat RPM mesin
• Jumlah volume BB yang diinjeksikan dikontrol oleh ECU sesuai
• Jumlah volume BB yang diinjeksikan dikontrol oleh ECU sesuai dengan
dengan jumlah udara yang melewati sensor (air flowmeter)
jumlah udara yang melewati sensor (air flowmeter)
• • Respon
Responyang
yangcepat
cepatdan
danbaik
baiksesuai
sesuaidengan
denganperubahan
perubahanthrottle
• throttle Koreksi campuran bahan bakar dan udara yang baik
• Koreksi campuran bahan bakar dan udara yang baik
– pada berbagai temperature mesin (misalnya pada saat start dan
– pada berbagai temperature mesin (misalnya pada saat start dan
temperature mesin masih dingin)
temperature mesin masih dingin)
– Penghentian bahan baker pada saat throttle menutup (pada saat
– Penghentian bahan baker pada saat throttle menutup (pada saat
melepas pedal gas)
melepas pedal gas)
• Effisiensi pemasukan campuran bahan bakar dan udara
• Effisiensi pemasukan campuran bahan bakar dan udara
L-
JETRONIC
Volume udara diukur oleh sensor flow-meter udara, signal dikirim ke ECU
.F.I. dan ECU mengirim signal ke injector untuk menginjeksikan bahan bakar
E yang sudah bertekanan dengan jumlah yang tepat
PERBANDINGAN UDARA DAN BAHAN BAKAR DAN KONDISI KENDARAAN

KARBURATOR : EFI ;
Pada saat start dalam keadaan mesin Putaran poros engkol dideteksi oleh
dingin diperlukan katup choke untuk sinyal dari stater dan campuran yang
memperkaya campuran, setelah mesin kaya akan dialirkan dari cold start
hidup choke-breaker akan membuka injector yang bekerja juga hanya pada
katup choke agar campuran normal temperature rendah yang diatur oleh
cold start injector time switch
SISTEM BAHAN BAKAR

Sesuai dengan putaran mesin dan


volume, Udara yang diukur oleh
air flow meter, ECU memberi
sinyal ke masing-masing injektor
berapa banyak bahan bakar
diinjeksikan dan campuran bahan
bakar udara yang terbentuk
didalam intake manifold.
SISTEM KONTROL
DIAGRAM SISTEM
EFI
EFI memiliki dua peralatan yang berbeda untuk mengukur udara dan bahan bakar yang diinjeksikan.
Volume udara yang masuk diukur oleh sebuah sensor (pressure sensor), signal yang diperoleh dikirimkan
ke ECU (Electrical Control Unit).
Kemudian ECU mengirimkan signal ke injektor-injektor dimana injektor akan menginjeksikan bahan bakar

dengan tepat (yang sudah bertekanan oleh pompa bahan bakar) kedalam intake port dari setiap silinder

Pembentukan campuran udara-bahan bakar pada EFI


Rangkaian sistim pengapian Baterai
Dasar transformasi
tegangan
i
Saat
pengapian
Persyaratan saat
pengapian
Contoh perhitungan saat
pengapian
Advans Sentrifugal
(Governor))

1
2
3
4
Saat pengapian 270 - 320 Pe
Daerah kerja Advans Sentrifugal secara umum ( Motor empat selinder )
_
Advans
Vakum
Kerja Sistim Advans pada macam macam keadaan Motor
Saat pengapian pada macam - macam keadaan

Hasil saat pengapian : 43 0 Pe sebelum TMA


Beban dan tuntutan pada
Busi
Busi Busi
Panas Dingin
• Busi
Normal

Busi Terbakar
Busi berkerak oil

Busi berkerak karena karbon / jelaga


Busi dengan isolator retak

Anda mungkin juga menyukai