Akuisata
Cedera N.III
Iskemik: penurunan aliran darah akibat adanya
gangguan jantung, aneurisma, dan tumor
Oculosymphatic palsy
Gangguan sistem saraf simpatis wajah dan mata
Ptosis miogenik
Kongenital
Isolated congenital myogenic ptosis
Mutasi gen COL25A1
Blefarophimosis : Penyempitan horizontal kelopak
mata, ptosis, telecanthus, dan epicantus inversus
CFEOM (Congenital fibrosis of the extraocular muscle)
N. Okulomotor tidak terbentuk atau hipoplastik
Hipoplasia dan fibrosis otot levator
Akuisata
Myastenia gravis
Autoimmun pada neuromuscular junction
Gejala muncul saat lelah
Ptosis Mekanikal
Phenylephrine test
Memberikan phenylephrine/apraklonidine untuk
memeriksa otot muller.
Terjadi elevasi palpebra karena rangsangan simpatis
Schirmer’s
Evaluasi gangguan produksi air mata
Menilai adanya mata kering
Terapi
Terapi ptosis adalah pembedahan
Pada kasus ptosis kongential dilakukan pembedahan
secepatnya karena adanya risiko ambliopia
Pada kasus risiko ambliopia rendah, dapat dilakukan
observasi sampai usia 3-5 tahun agar pemeriksaan lebih
akurat
Pembedahan ptosis sebaiknya dilakukan dengan anestesi
lokal pengukuran kelopak mata lebih akurat
Terapi
Fasanella-Servat Procedure
Eksisi tarsus dengan bagian bawah otot muller dan konjungtiva
Indikasi: Ptosis kongenital ringan dan ptosis dengan fungsi levator baik
Muller’s muscle-conjungtival resection
Eksisiotot muller melewati konjungtiva dan menempelkan kembali ke
bagian ujung yang sudah dipotong
Indikasi: ptosis ringan dengan fungsi levator yang baik
Levator advancement
pembedahan dengan pendekatan anterior/posterior
Indikasi:dehisensi atau disinsersi aponeurosis dengan fungsi muskulus
levator yang baik
Terapi
Reseksi levator
Dapat digunakan untuk kasusk kongenital maupun akuisata
Indikasi: pemeriksaan fungsi levator lebih dari 4 mm
Metode: 1) konvensional 2) Suspensi ligamen Whitnall
Frontalis sling
Menggunakan sling antara otot frontalis pada alis mata dan
kelopak mata
Sling bisa bersifat autogenik (dari bagian tubuh lain) atau non-
autogenik (sintetis)
Indikasi:gangguan otot levator palpebra superior, ptosis
neurogenik, ptosis miogenik, dan sindrom blefarofimosis
Kesimpulan
Dutton, J.J and Frueh, B.R. (2011). Eyelid Anatomy and Physiology with
Reference to Blepharoptosis. Springer New York, pp: 13-23
Diaz-Manera, J., Luna, S., Roig, C. (2018) Ocular Ptosis: differential diagnosis
and treatment. Wolters Kluwer Health, 31 (5): 620-624
Gonzalez-Eznaurrizar, G. (2008). The Epidemiology and Etiology of Ptrosis in a
Ophtalmic Center. Investigative Ophtalmology & Visual Science, 49
(13): 640
Griepentrog, G.J., Diehl, N.N., Mohney, B.G. (2011). Incidence and
demographics of childhood ptosis. Ophthalmology, 118(6):1180-3.
Koka, K and Patel, B.C. (2019). Ptosis Correction. Stat Pearls Publishing LLC,
pp: 19-20
Pauly, M and Sruthi, R. (2019). Ptosis: Evaluation and Management. Kerala
Journal of Opthalmology, 31: 11-14
Shahzad, B and Siccardi, MA. (2019). Ptosis. Stat Pearls Publishing LLC, pp:2-3