Anda di halaman 1dari 41

HEREDITA

S
Tujuan Pembelajaran:
- Menemukan hipotesis Mendel tentang
pewarisan sifat.
- Menjelaskan Hukum Mendel I dan II.
- Menjelaskan penyimpangan semu
Hukum Mendel.
- Mendiskripsikan faktor-faktor penentu
jenis kelamin.
- Menjelaskan cara mempelajari pola
pewarisan sifat pada manusia.
- Mengidentifikasi cacat, penyakit,
kelainan, dan pola pewarisannya pada
manusia.
- Mengkomunikasikan cara menghindari
penyakit menurun pada masyarakat.
A. Hukum Mendel
 Genetika = ilmu yang
mempelajari pewarisan sifat dari
induk kepada keturunannya.
 Percobaan pewarisan sifat
dilakukan pertama oleh Gregor
Johann Mendel (1822-1884)
dengan menggunakan kacang
kapri (Pisum sativum) selama 12
tahun.
- Alasan Mendel memilih kacang
kapri, karena:
1. Memiliki pasangan sifat beda yang
mencolok (kontras),
2. Melakukan penyerbukan sendiri
(autogami)
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang,
4. Waktu yang diperlukan untuk
menghasilkan keturunan cepat, hanya
dalam beberapa bulan sudah diketahui
hasilnya,
5. Mempunyai keturunan yang banyak.
Gambar. Pemilihan kacang kapri dalam persilangan
- Genotip = sifat atau karakter
yang ditentukan oleh gen.
- Fenotip = paduan antara genotip
dengan lingkungannya.
- Genotip bersifat menurun dan
diwariskan kepada keturunannya.
- Sifat genotip biasanya
ditampilkan dalam bentuk simbol
huruf, contoh genotip B untuk
tumbuhan berfenotip buah bulat.
1. Hukum Mendel I
 Dikenal sebagai Hukum Segregasi.
 Prinsip-prinsipnya:
a. Sifat yang muncul pada F1 disebut
sifat dominan (menang), sedangkan
yang tidak muncul disebut sifat yang
resesif (kalah).
b. Banyaknya individu yang muncul
pada F2 antara yang dominan dan
resesif memiliki perbandingan rata-
rata 3 : 1.
Gambar. Persilangan Hukum Mendel I
- Setiap gamet akan mendapatkan gen
yang telah memisah secara acak
(prinsip segregasi bebas).
- Induk dengan dua sifat beda
(dihibrida) menganut prinsip
kombinasi secara bebas, misalnya
BbPp (biji bulat, batang panjang), akan
menghasilkan gamet BP, Bp, bP dan
bp.
- Individu homozigot memiliki dua
gamet yang sama, misalnya BB.
- Individu heterozigot memiliki dua
gamet yang berbeda, misalnya Bb.
2. Hukum Mendel II
 Dikenal sebagai Hukum
Asortasi/Hukum berpasangan
secara bebas.
 Hukum Mendel II ini hanya berlaku
untuk gen yang letaknya berjauhan.
 Hukum Mendel I tidak berlaku
untuk persilangan monohibrid.
 Banyaknya individu yang muncul
pada F2 adalah 9 : 3 : 3 : 1.
3. Macam Gamet dan macam
Fenotip dari persilangan
a. Persilangan Resiprok
- Yaitu tidak mempersoalkan jenis
kelamin.
b. Back Cross dan Test Cross
- Back Cross = mengawinkan F1
dengan salah satu induknya.
- Test Cross = mengawinkan suatu
individu hasil persilangan dengan
salah satu induknya yang homozigot
resesif.
Gambar. Test cros
B. Penyimpangan Semu Hukum
Mendel
- Yaitu munculnya perbandingan yang
tidak sesuai dengan Hukum Mendel.
1. Epistasis dan Hipostasis
- Epistasis = gen yang
menutupi/menghalangi.
- Hipostasis = gen yang
ditutupi/dihalangi.
- Hasil perbandingan F2nya = 12 : 3 :
1.
2. Kriptomeri
- Yaitu adanya faktor tersembunyi yang
akan muncul pada fenotip jika dua
faktor dominan bertemu.
- Perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 4.

3. Polimeri
- Yaitu peristiwa munculnya suatu sifat
pada hasil persilangan heterozigot
karena adanya pengaruh gen lain.
- Perbandingan fenotip F2 = 15 : 1.
C. Pautan gen, pindah silang
dan gagal berpisah
1. Pautan Gen (linkage)
 Gen-gen yang berpautan satu sama
lain tidak memisah pada saat
meiosis.
 Pautan gen tergantung pada jumlah
pasangan kromosom dan panjang
kromosom.
 Makin panjang kromosom maka
makin banyak gen yang berpautan.
2. Pindah silang (crossing over)
 Terjadi pada saat pembagian
kromosom.
 Pindah silang terjadi pada gen-gen
yang berjauhan.
 Pindah silang dapat memisahkan
pautan pada sembarang ttik di
sepanjang kromosom.
 Besarnya kemungkinan pindah
silang berbanding lurus dengan
jarak kedua gen.
Gambar. Pindah silang
3. Gagal Berpisah
 Pasangan kromosom pada
meiosis I maupun meiosis II
dapat mengalami gagal berpisah.
 Setelah meiosis selesa akan
dihasilkan sel anak yang berbeda
set kromosomnya.
 Ada sel anak yang kelebihan
kromosom, ada yang tidak
kebagian kromosom.
 Gen-gen dekat berpautan.
 Gen-gen jauh berpisahan.
 Gen-gen berpautan selalu hadir
bersama di dalam sel gamet.
 Pindah silang menimbulkan
rekombinasi kromatid pada
kromosom homolog.
 Gagal berpisah terjadi apabila dua
kromosom saling berbelit sehingga
sulit memisah pada meiosis.
D. Penentuan Jenis Kelamin
1. Faktor Lingkungan
meliputi:
a. Lingkungan internal, misalnya
kondisi dalam sitoplasma.
b. Lingkungan eksternal, misalnya
kondisi suhu lingkungan yang
menentukan jenis kelamin penyu.
Jika telur berada di tempat panas,
maka telur menetas menjadi
betina.
2. Faktor Hormon
 Hormon berperan dalam penentuan
jenis kelamin.
 Hormon estrogen menjadikan hewan
betina.

3. Kromosom seks
 Kromosom seks menentukan jenis
kelamin, misalnya kromosom XX untuk
jenis kelamin perempuan sedangkan
kromosom XY untuk jenis kelamin laki-
laki.
4. Ploidi
 Ploidi = jumlah set kromosom dalam genom.
 Misalnya pada Hymehoptera (lebah), jenis
kelamin ditentukan oleh ploidi pada telur.
Tipe Kromosom Kelamin

♀ ♂ Contoh
XX XY Drosophila, manusia, mamalia,
tumbuhan Angiospermae yang
bersifat diesis.
XX XO Belalang, Orthoptera, Hemiptera
ZW ZZ Burung, Kupu-kupu, ngengat
X Y Lumut
Gambar. Jenis kelamin pada lalat
E. Gen terpaut pada kromosom
seks (gen pautan seks)
1. Hemofilia
- Yaitu penyakit yang menyebabkan darah
tidak dapat membuka.
- Tabel. Genotip dan fenotip hemofilia pada
pria dan wanita

N Genoti Fenotip
o p
1 XHXH Wanita normal
2 XHXh Wanita pembawa
3 XhXh Wanita hemofilia
4 XHY Pria normal
h
2. Buta warna
 Terdapat oada kromosom X
nonhomolog dan bersifat
resesif.
 Banyak diderita oleh laki-laki.
F. Gen letal
 Adalah gen yang dapat
menimbulkan kematian.
 Dibedakan menjadi gen letal
resesif dan letal dominan.
1. Letal resesif
 Individu akan mati jika
mempunyai gen homozigot
resesif.
 Contohnya tumbuhan albino.
2. Letal Dominan
 Individu akan mati jika mempunyai gen
homozigot dominan.
 Contohnya tikus berambut kuning.

3. Letal pada manusia


 Contohnya:
- Sicklemia (sickle cell anemia) yaitu
eritrosit yang berbentuk bulan sabit.
- Talasemia yaitu eritrosit berbentuk
lonjong, ukurannya kecil dan jumlahnya
banyak dibandingkan orang normal.
G. Hereditas pada Manusia
1. Sifat fisik yang menurun
- Sifat fisik = sifat badan yang
tampak, misalnya bentuk hidung
dan bibir.
Tabel. Contoh sifat fisik
Sifat dominan Sifat resesif
Rambut keriting Rambut lurus
Bibir tebal Bibir tipis
Mata sipit Mata lebar
Hidung lurus Hidung melengkung
Keriting putar dalam Keriting putar luar
Lubang hidung besar Lubang hidung kecil
Dapat menggulung lidah Tidak dapat menggulung
lidah
2. Penyakit menurun
a. Albino
- Tidak memiliki pigmen warna melanin
karena tidak dapat menghasilkan
enzim pembentuk melanin.
- Seluruh bagian tubuh berwarna putih.
b. Buta warna
c. Gangguan mental
- Disebabkan kerusakan saraf karena
kadar asam fenil piruvat di dalam
darah tinggi.
d. Anadontia
- Tidak memiliki gen penumbuh gigi.
e. Brakidaktil
- Cacat jari-jari memendek.
f. Sindaktili
- Jari-jari saling mendekat.
g. Polidaktili
- Jumlah jari lebih dari 5.
3. Cara menghindari
penyakit menurun pada
masyarakat
 Melakukan medical genetics,
yaitu pemeriksaan kelainan
genetik.
 Tahapannya:
a. Pemeriksaan silsialah keluarga
b. Tes laboratorium
c. Uji klinis.
4. Golongan Darah pada
Manusia
a. Golongan darah ABO
 Menurut Karl Landsteiner (1900),
golongan darah manusia dapat dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu A, B, AB dan O.
 Penggolongan berdasarkan ada tidaknya
antigen-antibodi di dalam arah.
 Gen-gen penentu golongan darah diberi
simbol I, singkatan dari
isohemaglutinogen, sehingga alel-alelnya
disimbolkan IA, IB dan I0.
Tabel. Penggolongan
Tabel. Genotip
darah sistem
Golongan Darah
ABO
Golong Aglutinog Aglutini Golong Homozig Heterozig
en ot ot
an n an
darah darah

A A β A I AI A I AI 0
B B α B IBIB IBI0
AB AB - AB - I AI B
O - αβ O I 0I 0 -
b. Golongan darah MN
 Dasar penggolongannya adalah
adanya antigen (suatu protein
asing) di dalam sel darah merah.
 Tabel. Golongan darah MN

Golongan Antigen
darah dalam
eritrosit
M M (LM)
N N (LN)
M N
C. Golongan Darah Resus
 Pertama kali ditemukan di dalam
eritrosit monyet resus (Macac mulatta)
 Jika orang mempunyai antigen Rh di
permukaan eritrositnya digolongkan
Rh+ (Rhesus positif).
 Orang Rh+ tidak dapat membentuk
antibodi yang melawan antigen Rh.
 Jika tidak memiliki antigen Rh di
permukaan eritrositnya digolongkan
Rh- (Rhesus negatif).
 Orang Rh- dapat membentuk antibodi
yang melawan antigen Rh.
H. Mekanisme Perbaikan Mutu
Genetik
1. Seleksi
 Seleksi dilakukan untuk mencari
keturunan tanaman atau ternak yang
memiliki karakter unggul, misalnya
dalam hal produksi dan mutu.
 seleksi untuk mendapatkan sifat
dasar (genotip) yang baik dan cocok
dengan lingkungannya sehingga
menguntungkan.
• Seleksi genotip yang dilakukan meliputi
sifat-sifat:
a.Tahan terhadap perubahan iklim,

b.Tahan serangan hama dan penyakit,

c. Tubuh tumbuhan kokoh,

d.Masa berbunga dan berbuah pendek,

e.Waktu pematangan buah panjang agar


diperoleh buah yang besar,
f. Dipilih hewan yang pedaging yang gemuk,

g.Dipilih hewan petelur yang banyak


telurnya,
h.Dipilih tumbuhan berbuah manis, enak,
bergizi, dan lebat.
 Seleksi dilakukan dengan beberapa
tahap:
a. Memilih bibit unggul,
b. Mencari lingkungan yang paling
sesuai dan ekonomis,
c. Mengawinkan hewan atau tumbuhan
yang bersifat unggul,
d. Melakukan mutasi buatan,
e. Memilih hasil breeding yang paling
ideal dan sesuai dengan lingkungan
tertentu,
f. Menyebarkan bibit unggul yang
dihasilkan ke masyarakat.
2. Penyilangan (Breeding)
 Merupakan upaya perbaikan
mutu genetik yang tak
terpisahkan.
 Tujuannya:
a. sifat-sifat unggul menyatu,
b. Diperoleh individu homozigot agar
nantinya tidak mengadakan
pemisahan sifat lagi; individu
homozigot akan menghasilkan
keturunan tetap (galur murni).
3. Mutasi buatan
 Yaitu mutasi yang dilakukan oleh manusia
untuk mendapatkan sifat yang
menguntungkan.
 Misalnya:
a. Menyimpan dalam waktu lama, contohnya
biji yang disimpan lama.
b. Mengubah suhu mendadakn, contohnya
menaikkan suhu mendadak pada tanaman
bunga,
c. Melakukan radiasi sinar X

d. Memberikan kolkisin yang dapat


menghentikan pembelahan sel pada
metafase akhir.
Sekian
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai