Anda di halaman 1dari 18

RESPON SAKIT/NYERI PASIEN

BERDASARKAN LATAR BELAKANG


BUDAYA
BY: VELLA YOVINNA TOBING
NYERI
• Nyeri  suatu kondisi yang lebih dari pada sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Sifat  subjektif dan individual
• Stimulus  fisik dan mental,sedangkan kerusakan dapat terjadi
pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang individu
(Mahon, 1994)
• Empat atribut pasti pengalaman nyeri:
• Bersifat individu
• Tidak menyenangkan
• Kekuatan yang mendominasi
• Bersifat tidak berkesudahan
KATEGORI NYERI
Nyeri akut Nyeri kronik
• Waktu  setelah cedera akut , • Waktu  Berlangsung lama,
penyakit atau intervensi bedah intensitasnya bervariasi dan
dan memiliki awitan yang cepat berlangsung lebih dari 3 bulan
dengan integritas yang • Klien  mengalami remisi
bervariasi (gejala hilang sebagian atau
• Prioritas perawatan  dapat keseluruhan) dan eksaserbasi
menghambat kemajuan fisik (keparahan meningkat)
dan psikologis pasien • Nyeri kronik dapat
mengakibatkan depresi
psikologis
FAKTOR YANG MEMENGARUHI NYERI
USIA
• Variabel penting  lansia dan anak-anak
• Herr dan Mobily (1991) mengemukakan lansia tidak mengemukakan nyeri
karena:
• Lansia merasa yakin bahwa nyeri merupakan sesuatu yang harus mereka
terima
• Lansia mungkin menyangkal karena takut akan konsekuensi yang tidak
diketahui
• Ketakutan akan mengalami penyakit yang berat atau meninggal
• Lansia akan mendeskripsikan nyeri dengan istilah yang berbeda seperti:
ketidaknyamanan untuk menyangkal bahwa mereka merasakan nyeri
• Hal yang tidak dapat diterima jika memperlihatkan respon nyeri
JENIS KELAMIN
Pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
berespon terhadap nyeri (Gill, 1990)

Budaya memengaruhi jenis kelamin dalam merespon


nyeri

Nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan


merupakan hal yang unik pada setiap individu tanpa
memperhatikan jenis kelamin
• Persepsi setiap orang berbeda jika memberi kesan
Makna Nyeri
ancaman, suatu kehilangan, hukuman, dan tantangan

• Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada


nyeri dapat memengaruhi persepsi nyeri
Perhatian • Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri
yang meningkat,
• Solusi  upaya pengalihan (distraksi)

• Keletihan meningkatkan persepsi nyeri


Keletihan • Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin
intensif dan menurunkan kemampuan koping
ANSIETAS
Ansietas dapat meningkatkan persepsi nyeri, demikian
juga sebaliknya

Paice (1991) mengemukakan bahwa stimulus nyeri


mengaktifkan sebagian sistem limbik yang diyakini
mengendalikan sistem emosi seseorang, khususnya
nyeri

Nyeri yang tidak kunjung hilang dapat menyebabkan


psikosis dan gangguan kepribadian
PENGALAMAN SEBELUMNYA

Pengalaman sebelumnya
tidak selalu berarti
bahwa individu tersebut
Setiap individu belajar
akan menerima nyeri
dari pengalaman nyeri
dengan lebih mudah
pada masa yang akan
datang
KOPING

Klien sering menemukan cara untuk mengembangkan


koping terhadap efek fisik dan psikologis nyeri

Penting untuk mengetahui sumber koping klien


selama mengalami nyeri

Sumber koping meliputi dukungan keluarga,


melakukan latihan, distraksi seperti menyanyi
DUKUNGAN KELUARGA DAN SOSIAL
Individu dari kelompok sosiobudaya yang
berbeda memiliki harapan yang berbeda
tentangorang tempat mereka menumpahkan
keluhan mereka tentang nyeri (Meinhart &
McCaffery, 1983)

Individu yang mengalami nyeri seringkali


bergantung kepada anggota keluarga dan teman
dekat untuk memperoleh dukungan,bantuan
atau perlindungan.
KEBUDAYAAN
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri

Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan
merekameliputi bagaimana seseorang harus bereaksi terhadap nyeri (Calvillo &
Flaskerud, 1991)
Nyeri dikaitkan dengan hukuman sepanjang sejarah kehidupan manusia (Martinelli,
1987)

Cara individu mengekspresikan nyeri merupakan sifat dari kebudayaan yang lain

Beberapa kebudayaan meyakini bahwa memperlihatkan nyeri adalah suatu yang


alamiah sedangkan kebuadayaan yang lain melatih perilaku tertutup

Sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis seseorang (Clancy & McVicar, 1992)
PERBEDAAN ETNIS
DALAM
MEMPERSEPSIKAN
NYERI
Perbedaan yang ditemukan terkait:
• Rasa sakit/nyeri dan
perawatannya berfokus pada
perspektif pasien
• Strategi koping dalam
menghadapi nyeri

Source: Krupic, Custovic, Jasarevic,


Sadic, Fazlic, Grbic & Samuelsson,
2019
BUDAYA INDONESIA DALAM MERESPON
NYERI
SUKU DANI (memotong
jari) Maluku (pukul manyapu)
Mentawai (kerik gigi dan tato
Bali (metatah/ kikir gigi) mentawai)
BUDAYA MANCANEGARA
Syiah
Hindu (Festival
(peringatan hari Asyura)
Thaipoosam)
Suku Indian-Amerika (tarian Penang malaysia (berjalan
matahari) diatas bara api)
Thailand (impaling) India (Thokam)

Anda mungkin juga menyukai