Anda di halaman 1dari 34

MACAM

PERENCANAAN
Perencanaan banyak macamnya. Untuk keberhasilan
pekerjaan perencanaan perlulah dipahami berbagai
macam perencanaan tersebut ;

Macam perencanaan dimaksud adalah :

1. DITINJAU DARI JANGKA WAKTU BERLAKUNYA


RENCANA :

Jika ditinjau dari jangka waktu berlakunya


rencana, perencanaan dapat dibedakan atas tiga
macam yakni :

• PERENCANAAN JANGKA PANJANG


Disebut perencanaan jangka panjang (longe-
range planning), jika masa berlakunya
rencana tersebut antara 12 sampai 20 tahun.

• PERENCANAAN JANGKA MENENGAH


Disebut perencanaan jangka menengah
(medium-range planning), jika masa
berlakunya rencana tersebut antara 5 sampai
• PERENCANAAN JANGKA PENDEK
Disebut perencanaan jangka pendek (short-
range planning), jika masa berlakunya
rencana tersebut hanya untuk jangka
waktu 1 tahun saja.

2. DITINJAU DARI FREKUENSI PENGGUNAANYA

Jika ditinjau dari frekuensi penggunaan


rencana yang dihasilkan, perencanaan dapat
dibedakan atas dua macam yakni :

• DIGUNAKAN SATU KALI


Disebutkan penggunaan satu kali (single-
use planning), apabila rencana yang
dihasilkan hanya dipergunakan satu kali.

Perencanaan yang seperti ini dapat secara


sengaja dilakukan, atau karena memang
tidak dapat digunakan lagi. Antara lain
karena keadaan lingkungan yang telah
• DIGUNAKAN BERULANG KALI
Disebut penggunaan berulang kali (repeat-use
planning), apabila rencana yang dihasilkan
dapat dipergunakan lebih dari satu kali.

Menurut Newman, perencanaan model ini


hanya dapat dilakukan, apabila situasi dan
kondisi lingkungan normal serta tidak terjadi
perubahan yang terlalu mencolok.

Perencanaan berulang kali ini disebut pula


dengan nama perencanaan standar (standard
planning).

3. DITINJAU DARI TINGKATAN RENCANA


Jika ditinjau dari tingkatan (hirarki) rencana,
perencanaan dapat dibedakan atas tiga macam
yakni :

• PERENCANAA INDUK
Disebut sebagai perencanaan induk (master
planning), apabila rencana yang dihasilkan
• PERENCANAAN OPERASIONAL
Disebut sebagai perencanaan operasional
(operational planning) , apabila rencna yang
dihasilkan lebih menitik beratkan pada aspek
pedoman pelaksanaan yang akan dipakai
sebagai petunjuk pada waktu melaksanakan
kegiatan.

• PERENCANAAN HARIAN
Disebut sebagai perencanaan harian (day to
day planning) , apabila rencana yang
dihasilkan telah disusun secara rinci. Rencana
harian ini biasanya disusun untuk program
yang bersifat rutin

4. DITINJAU DARI FILOSOFI PERENCANAAN


Jika ditinjau dari filosofi yang dianut pada waktu
melaksanakan perencanaan,maka perencanaan
dapat dibedakan atas tiga macam yakni :
• PERENCANAAN MEMUASKAN
Disebut sebagai perencanaan memuaskan
(satisfying planning), apabila filosofi yang dianut
pada waktu melaksanakan perencanaan tidak
terlalu mementingkan keuntungan golongan,
melainkan kepuasan semua pihak.

• PERENCANAAN OPTIMAL
Disebut sebagai perencanaan optimal
(optimizing planning), apabila filosofi yang
dianut pada waktu melakukan perencanaan
sangat mementingkan pencapaian tujuan.

Pada perencanaan ini ukuran-ukuran kuantitas


menjadi penting, dan karena itu perhatian lebih
diutamakan pada bagian-bagian yang produktif.

• PERENCANAAN ADAPTASI
Disebut sebagai perencanaan adaptasi
(adaptivizer planning), apabila filosofi yang
dianut pada waktu melaksanakan perencanaan
cenderung berupaya untuk selalu menyesuaikan
5. DITINJAU DARI ORIENTASI WAKTU
Jika ditinjau dari orientasi waktu melakukan
perencanaan, maka perencanaan dapat dibedakan
atas dua macam yakni :

• PERENCANAAN BERORIENTASI MASA LALU-KINI


Disebut sebagai perencanaan berorientasi masa
lalu-kini (past-present planning), apabila rencana
yang dihasilkan semata-mata bertitik tolak dari
pengalaman yang pernah diperoleh pada masa
lalu saja.

Perencanaan model ini biasanya dilakukan


apabila menghadapi keadaan darurat serta
waktu yang dimiliki sangat singkat.

Misalnya : dalam keadaan wabah. Perencanaan


masa lalu-kini diebut pula dengan nama
ameliorative planning

• PERENCANAAN BERORIENTASI MASA DEPAN


Disebut sebagai perencanaan berorientasi masa
depan (future oriented planning), apabila
rencana yang dihsilkan memperhitungkan
 PERENCANAAN REDISTRIBUTIF
Pada perencanaan redistributif (redistributive
planning) , sekalipun orientasinya adlah
masa depan, tetapi rencana yang disusun
tidak atas kajian masa depan yang terlalu
mendalam.

Perencanaan model ini dilakukan karena


kebutuhan yang mendesak saja. Pada
umumnya perencanaan model ini
merupakan kelanjutan dari perencanaan
masa lalu-kini.

 PERENCANAAN SPEKULATIF
Pad perencanaan spekulatif (speculative
planning), sifat spekulatif sangat dirasakan.

Kajian tentang masa depan, sekalipun


mungkin dilakukan dengan mempergunakan
data, tetapi terlalu berani

 PERENCANAAN KEBIJAKAN
Perencanaan kebijakan (policy planning)
adalah perencanaan yang sangat
6. DITINJAU DARI RUANG LINGKUP
Jika ditinjau dari ruang ligkup rencana yang
dihasilkan, perencanaan dapat dibedakan atas
empat macam :

 PERENCANAA STRATEGIK
Disebut perencanaan strategik (strategic
planning), apabila rencana yang dihasilkan
menguraikan dengan lengkap kebijakan jangka
panjang yang ingin ditetapkan, tujuan jangka
panjang yang ingin dicapai, serta rangkaian dan
pentahapan kegiatan yang akan dilakukan.
Perencanaan strategik umunya sulit untuk
diubah.

 PERENCANAAN TAKTIS
Disebut perencanaan taktis (tactical planning),
apabila rencana yang dihasilkan hanya
mengandung uraian kebijakan, tujuan serta
kegiatan jangka pendek saja. Perencanaan taktik
mudah menyesuaikan diri dengan
perkembangan situasi dan kondisi.
 PERENCANAAN TERPADU
Disebut perencanaan terpadu (integrated
planning), apabila rencana yang dihasilkan
jelas menggambarkan keterpaduan antara
kegiatan yang akan dilakukan, dan atau
dengan kegiatan lain yang telah ada.
UNSUR
PERENCANAAN
Untuk dapat melakukan pekerjaan perencanaan dengan
baik, sehingga dapat dihasilkan suatu rencana yang
lengkap, perlu dipahami tentang unsur-unsur yang
terdapat dalam suatu rencana.

Unsur-unsur yang dimaksud banyak macamnya. Secara


sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :

1. RUMUSAN MISI.

Suatu perencanaan yang baik haruslah mengandung


rumusan tentang Misi (mission formulation) yang
dianut oleh organisasi yang menyusun rencana.

Uraian yang tercantum dalam misis mencakup ruang


lingkup yang sangat luas sekali, antara lain : tentang
latar belakang, cita-cita, tujuan pokok, tugas pokok,
serta ruang lingkup kegiatan organisasi, uraikan misi
ini dengan lengkap dan jelas.

Dalam praktek sehari hari, uraian tentang misi ini


sering tercantum dlam latar belakang.
2. RUMUSAN MASALAH .

Suatu rencana yang baik haruslah mengandung


rumusan tentang masalah (problem statement) yang
ingin diselesaikan.

Rumusan masalah yang baik banyak syaratnya.


Beberapa di antaranya yang terpenting adalah :

 HARUS MEMPUNYAI TOLOK UKUR


Tolok ukur yang dimaksud banyak macamnya.
Paling tidak mencakup lima hal pokok, yakni
tentang apa masalahnya, siapa yang terkena
masalah, dimana masalah ditemukan, bilamana
terjadi serta berapa besar masalahnya.

 BERSIFAT NETRAL
Bersifat netral dalam arti tidak mengandung
uraian yang dapat diartikan sebagai
menyalahkan orang lain, menggambarkan
penyebab timbulnya masalah dan ataupun cara
mangatasi masalah.
CONTOH

 10 % akseptor pil yang dilayani di RS x jakarta tidak


datang lagi pada kunjungan ulang karena
petugasnya tidak ramah.

 Sebagaian besar rekam medis akseptor IUD yang


dilayani oleh RS X jakarta tidak ditemukan, dan
karena itu sebaiknya mulai dilakukan komputerisasi.

 8 % akseptor IUD yang berkunjung ke RS x jakarta


pada bulan Mei 2009 mengalami komplikasi infeksi
panggul pasca insersi

3. RUMUSAN TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

a. TUJUAN UMUM
Syarat rumusan tujuan umum (goal) yang baik
banyak macamnya. Jika diserderhanakan dapat
dibedakan atas tiga macam yakni :
• JELAS KETERKAITANYA DENGAN MISI
ORGANISASI
Rumusan tujuan umum pada dasarnya
dikembangkan dari misi organisasi. Oleh
karena itu dalam merumuskan tujuan
umum, harus diupayakan adanya
keterkaitan dengan misi organisasi.

• JELAS KETERKAITANNYA DENGAN


MASALAH YANG INGIN DIATASINYA.
Rumusan tujuan umum pada dasarnya
menggabarkan keadaan keadaan umum
yang ingin dicapai apabila masalah dapat
diatasi. Oleh karena itu dalam
merumusakan tujuan umum harus
diupayakan adanya keterkaitan dengan
masalah yang ingin dicapai.

• MENGGAMBARKAN KEADAAN YANG INGIN


DICAPAI
Rumusan tujuan umum harus
Contoh :

 Meningkatkan Keadaan Ekonomi Penduduk


Wilayah Kerja PUSKESMAS
Rumusan tujuan umum ini tidak baik, karena
kecuali tidak menggambarkan suatu keadaan
(meningkatkan = bukan kata benda, melainkan
kata kerja), juga kehendak untuk
meningkatkan keadaan ekonomi penduduk,
sekalipun dapat dicapai apabila keadaan
kesehatan penduduk baik, sifatnya terlalu luas,
yang tidak sesuai dengan misi Pusk, yang
hanya membatasi diri hanya pada peningkatan
derajat kesehatan saja.

 Meningkatnya Keadaan Kesehatan masyarakat


Wilayah Kerja PUSKESMAS.
Rumuasan tujuan umum ini baik, karena telah
menggambarkan keadaan yang ingin dicapai
(meningkatnya = kata benda) juga sudah
b. TUJUAN KHUSUS

Syarat rumusan tujuan khusus (objective)


banyak macamnya.

Kecuali harus memenuhi semua syarat


tujuan umum, juga harus mempunyai tolok
ukur.

Tolok ukur yang dimaksud dibedakan atas


lima macam yaitu :

• Tentang apa masalah yang ingin diatasi


oleh rencana kerja yang akan
dilaksanakan.
• Dimana rencana kerja akan
dilaksanakan
• Siapa yang akan memperoleh manfaat
apabila rencana kerja dilaksanakan
• Berapa target yang akan dicapai
Dari lima tolok ukur tujuan khusus ini, tiga
diantaranya telah dimiliki, yakni tentang, apa,
siapa dan dimana, yang ketiganya dapat
diperoleh dari rumusan masalah.

Tetapi akan bagaimanakah untuk besaran


target serta jangka waktu pelaksanaan
rencana kerja ?

• Menetapkan besaran target


Terus terang untuk menetapkan besarnya
target tidaklah mudah.

Semuanya sangat tergantung dari berat


ringanya masalah yang dihadapi serta
kemampuan yang dimiliki.

Secara umum disebutkan, apabila masalah


yang dihadapi ringan serta kemampuan
yang dimiliki cukup, maka target yang
ingin dicapai dapat besar. Tetapi jika
masalahnya berat serta kemampuan
• Menetapkan jangka waktu pelaksanaan

Sama halnya dengan target, untuk


menentukan jangka waktu pelaksanaan
rencana kerja, sehingga target minimal
dapat dicapai, tidaklah mudah.

Pegangan yang lazim dipakai adalah


kemampuan yang dimiliki. Makin besar
kemampuan tsb, makin pendek jangka
waktu yang dibutuhkan. sebaliknya jika
kemampuan terbatas, jangka waktu
pelaksanaan dapat panjang.

Dengan perkataan lain, penetapan jangka


waktu pelaksanaan program dapat
fleksibel.

Asal saja selalu diingat, makin pendek


jangka waktu tersebut, makin dibutukan
kemampuan yang tinggi, dari arti harus
dapat melaksanakan berbagai kegiatan
4. RUMUSAN KEGIATAN

Suatu rencana kerja yang baik harus


mencantumkan rumusan kegiatan yang akan
dilaksanakan.

Kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah, disatu


pihak, dapat mengatasi masalah yang dihadapi
dan dipihak lain dapat mencapai tujuan.

Jika ditinjau dari peranannya dalam mengatasi


masalah serta mencapai tujuan, dapat dibedakan
atas dua macam :

 KEGIATAN POKOK
Disebut sebagai kegiatan pokok (mollar
activities) apabila kegiatan tersebut bersifat
mutlak dan merupakan kunci bagi
keberhasilan rencana.
 KEGIATAN TAMBAHAN
Disebut sebagai kegiatan tambahan
(moluculer activities) apabila kegiatan
tersebut bersifat fakultatif. Artinya apabila
kegiatan tersebut tidak dilaksanakan, tidak
akan menentukan keberhasilan suatu rencana.

Tetapi apabila kegiatan tersebut dilaksanakan,


pelaksanaan rencana akan lebih sempurna.

Susunlah kesemua kegiatan tersebut secara


runtun. Maksudnya untuk memudahkan
pelaksanaannya kelak. Untuk kepentingan
praktis, berbagai kegiatan tersebut sering
dikelompokan ke dalam tiga macam saja yakni
:

 Kegiatan persiapan (preparation activities)


 Kegiatan Pelaksanaan (Implementation
activities)
 Kegiatan Penilaian (evaluasi activities)
5. ASUMSI PERENCANAAN

Suatu rencana yang baik harus mengandung uraian


asumsi perencanaan (planning asumption). Asumsi
perencanaan tersebut banyak macamnya, Secara
umum dapat dibedakan atas dua macam :

 ASUMSI PERENCANAAN YANG BERSIFAT POSITIF


Adalah uraian berbagai faktor penunjang yang
diperkirakan ada yang berperan dalam
melancarkan pelaksaaan.

Misal :
Adanya kerja sama yang baik dengan berbai
instansi pemerintah dan masyarakat.

tersedianya tenaga pelaksana yang terampil


dengan jumlah yg cukup

Tingginya kemampuan masyarakat membiayai


pelayanan kesehatan.
 ASUMSI PERENCANAAN YANG BERSIFAT NEGATIF
Adalah uraian tentang berbagai faktor
penghambat yang diperkirakan ada yang
berperan sebagai kendala pelaksanaan rencana.

Misal :
o Keadaan alam dan lingkungan yang sulit.
o Dedikasi tenaga pelaksana yang kurang
o Tingkat pendidikan penduduk yang rendah

Apabila berbagai asumsi perencanaan ini


berhasil diuraikan dengan lengkap, akan besar
perananya dalam membantu tenaga pelaksana
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang telah
direncanaka,

6. STRATEGI PENDEKATAN

Suatu rencana yang baik haruslah mencantumkan


uraian tentag strategi pendekatan (strategy of
approach) yang akan dipegunakan pada pelaksanaan
rencana.
Tergatung dari macam dan ruang lingkup rencana,
secara umum strategi tersebut berkisar dua kutup
utama sebagai berikut :

 PENDEKATAN INSTITUSI

Kutup utama pertama dari strategi pendekatan


adalah pendekatan institusi.

Pada pendekatan ini, pendekatan dilakukan


sangat memerlukan dukungan legalitas, dan
karena itu lasimnya sering menerapkan prinsip-
prinsip kekuasaan dan kewenangan.

Keuntungan dari penerapan strategi ini ialah


dapat mempercepat pelaksanaan program.

Kekurangannya hasil yang dicapai tidak


langgeng, karena seolah-olah ada paksaan.
 PENDEKATAN KOMUNITAS

Kutub utama kedua dari strategi pendekatan


adalah pendekatan komunitas (community
approach). Pada strategi ini pendekatan yang
dilakukan bertujuan untuk menimbulkan
kesadaran dalam diri masyarakat sendiri.

Strategi pendekatan yang dipandang sesusi,


adalah memadukan secara serasi dan seimbang
kedua strategi pendekatan di atas.

7. KELOMPOK SASARAN

 Kelompok sasaran langsung

Adalah anggota masyarakat yang memanfaatkan


langsung program kesehatan. Contoh , bayi-bayi
untuk program imunisasi dasar, ibu-ibu hamil
untuk program antenatal.
 Kelompok sasaran tidak langsung

Adalah kelompok sasaran antara. Contoh, ibu-ibu


untuk program imunisasi dasar bayi, suami
untuk keberhasilan program keluarga
berencana.

8. WAKTU

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan


uraian tentang jangka waktu pelaksanaan rencana.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan jangka


waktu banyak, yang terpenting adalah :

 Kemampuan organisasi dalam mencapai target


faktor pertama yang mempengaruhi penetapan
jangka waktu adalah kemampuan yang dimiliki
oleh organisasi dalam mencapai target yang
telah disepakati. Jika kemampuan tersebut
cukup, jangka waktu pelaksanaan dapat singkat.
 Strategi pendekatan yang akan diterapkan
Jika strategi pendekatan lebih banyak
menerapkan pendekatan komunitas, maka
jangka waktu pelaksanaan program lebih
lama. Tetapi jika lebih banyak menerapkan
pendekatan institusi, akan lebih singkat.

9. ORGANISASI DAN TENAGA PELAKSANA

Suatu rencana yang baik hars mencantumkan


uraian tentang organisasi serta susunan tenaga
pelaksana yang akan menyelenggarakan
rencana. Cantumkanlah struktur organisasi dan
susunan staf pelaksana.

Sangat dianjurkan, uraian tentang tenaga


pelaksana dapat dilengkapi dengan pembagian
tugas serta kewenangan masing-masing.
10. BIAYA

Suatu rencana yang baik harus mencantumkan


biaya (cost) yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana.

Besarnya biaya yang diperlukan amat


bervariasi sekali. Karena semuanya tergantung
dari jenis serta jumlah kegiatan yang akan
dilakukan.

Dalam program kesehatan ada beberapa


patokan yang dapat dipergunakan untuk
menghitung biaya :

 Jumlah serta penyebaran sasaran yang


ingin dicapai.
 Jumlah dan jenis kegiatan yang akan
dilakukan
 Jumlah dan jenis tenaga pelaksana yang
Cantumkan jumlah biaya yang dibutuhkan,
sebaiknya dilengkapi dengan rinciannya :
misalnya :

 Biaya personalia
 Biaya operasional
 Biaya sarana dan fasilitas
 Biaya penilain dan biaya pengembangan

11. METODE PENILAIAN DAN KRITERIA


KEBERHASILAN

Metode penilain yang baik seyogiyanya


berdasarkan data :

 Metode pengumpulan data


 Pengolahan data
 Penyajian data
 Serta interpretasi data yang akan
Kriteria keberhasilan :

 Kriteria keberhasilan unsur masukan


Yakni yang menunjukan pada terpenuhinya
unsur masukan. Misalnya : tersedianya tenaga,
dana dan sarana sesuai denganr rencana.

 Kriteria keberhasilan unsur proses


Yakni yang menunjukan pada terlaksananya
unsur proses. Misalnya : terselenggaranya
penyuluhan kesehatan sesuai dengan rencana,
atau terselenggaranya pertemua dengan
masyarakat sesuai dengan rencana.

 Kriteria keberhasilan unsur keluaran


Yanki yang menunjukan pada tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan. Misalnya : berhasil
menurunkan angka komplikasi sesuai dengan
target yang telah ditetapkan.
ALASAN-ALASAN
PERLUNYA
PERENCANAAN
ADA DUA ALASAN DASAR PERLUNYA PERENCANAAN.

1. PROTECTIVE BENEFIT

Yaitu dihasilkan dari pengurangan kemungkinan


terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputuasan.

2. POSITIF BENEFIT

Dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian


tujuan organisasi.

MANFAAT PERENCANAAN :

3. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri


dengan perubahan-perubahan ligkungan
4. Membantu dalam kristalisasi persesuaianm pada
masalah-masalah utama.
5. Memungkinkan manejer memahani keseluruhan
gambaran operasi lebih jelas.
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk
beroperasi
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara
berbagai bagian organisasi.
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci lebih mudah
dipahami
8. Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti
9. Menghemat waktu usaha dan dana.

KELEMAHAN PERENCANAAN

10.Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan


mungkin berkelebihan pada kontribusi nyata.
11.Perencanaan cendrung menunda kegiatan
12.Perncanaan mungkin terlalu membatasi menajemen
untuk berinisiatif dan berinovasi.
13.Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan
oleh penyelesaian situasi individual dan penangan
setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi.
14.Ada rencana-rencana yang diikuti cara-cara yang
tidak konsisten.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai