Anda di halaman 1dari 19

Teori Akuntansi

Anggota Kelompok :
● 1. Hevita Putri R.N.A (142170108)
● 2. Suci Adyla N (142170114)
● 3. Isnaini Wahyu H (142170116)
● 4. Hanif Fikri R (142170117)
● 5. Banu Setiawan (142170122)
Pengertian Aktiva (Aset)
● Definisi menurut FASB (1980: par 19):
“Assets are probable future economic benefits obtained orcontrolled by a perticular entity as a result
of past transactions or events.”
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu)

● Definisi menurut IASC/IAI:


“An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and from which future
economic benefits are expected to flow to the enterprise.”

● Definisi menurut AASB:


“Assets are service potential or future economic benefits controlled by the reporting entity as a result
of past transaction or other past events.”
ASSET dalam IAS
● IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menjabarkan definisi aset sebagai berikut: “Aset
adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.” Berdasarkan
definisi yang dikemukakan oleh FASB, aset mempunyai tiga karakteristik utama: a. Ada manfaat
ekonomi, baik secara individual maupun dengan aset lainnya, yang dapat mengakibatkan aliran
kas masuk di masa yang akan datang secara langsung maupun tidak langsung. b. Entitas tertentu
yang mempunyai aset dapat mengendalikan manfaat ekonomi dari aset tersebut. c. Transaksi atau
peristiwa yang memberikan hak pada suatu entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomi dari
aset telah terjadi.
Karakteristik Utama Aset
● Memiliki manfaat ekonomi di masa yang akan datang (future economics benefit)

● Dikendalikan oleh perusahaan (control by entity)

● Hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu


Future Economic Benefits
Memiliki potensi dalam memberikan konstribusi arus kas Perusahaan melalui peningkatan pendapatan maupun
penghematan biaya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Control by entity
Aset dapat diatur, diarahkan, dan dikendalikan oleh perusahaan.

Past Events
Kepemilikan atau penguasaan suatu aset harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomis yang telah
terjadi.
IAS memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset dengan alasan transaksi atau kejadian tersebut
dapat memengaruhi jumlah aset, baik menambah maupun mengurangi.
Contoh: pembelian building, asuransi yang dibayar di muka, dan lainnya.
Karakteristik Pendukung
Menurut Suwardjono dalam buku Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan edisi ketiga,
karakteristik pendukung aset antara lain:
Melibatkan cost (acquired at a cost)
Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan cost sebagai harga kesepakatan. Jika cost terjadi karena
pemerolehan suatu objek dari pertukaran atau pembelian, maka objek tsb lebih kuat masuk sebagai aset.
Berwujud (tangible)
Bila suatu sumber ekonomik secara fisik dapat diamati, maka objek tsb lebih kuat disebut sebagai aset.
Namun keterwujudan bukan kreteria untuk mendefinisikan aset.
Tertukarkan (exchangeable)
Salah satu syarat suatu objek atau sumber ekonomik dapat disebut sebagai aset yaitu harus dapat
ditukarkan dengan sumber ekonomik lainnya.
Kriteria Pengakuan
●Reliance on the Law (berdasarkan hukum)
Pengakuan untuk sebagian besar aktiva tergantung dari substansi hukumnya. Piutang diakui karena adanya
transaksi penjualan kredit dan pembelian aktiva tetap didukung oleh hak pemakaian secara hukum.
●Use of the conservatism priciple (penggunaan prinsip konservatisme)
Kerugian boleh diakui meskipun belum terealisir, tapi keuntungan belum boleh diakui sebelum terealisir. Ini
berarti juga hutang diakui lebih awal, tidak demikian dengan aktiva.
●Penentuan suatu transaksi memiliki substansi ekonomi
Penentuan suatu transaksi memiliki substansi ekonomi berhubungan dengan kualitas informasi akuntansi yang
relevan. Bila suatu transaksi dinyatakan memiliki substansi ekonomi, maka penting untuk dicatat dan
dilaporkan. Nilai substansi ekonomi sulit ditentukan, apalagi menyangkut masa yang akan datang.
●Nilainya dapat ditukar
Apabila aktiva tidak dapat diukur secara pasti, maka aktiva tersebut tidak bisa diakui.
Pengukuran Aset
● Atribut Pengukuran
✓ Beberapa nilai dalam bentuk uang yang dikenal sebagai berikut:
✓ Harga historis (acquisition cost)
✓ Harga ganti (replacement cost)
✓ Exit price
✓ Nilai yang dapat direalisasi (net realizable value)
✓ Nilai tunai sekarang (present value)
✓ Nilai yang subjektif
Pengukuran-pengukuran secara periodik terhadap laba, arus kas, dan nilai maupun komposisi aset,
kewajiban, dan kekayaan bersih sangat membantu manajemen dalam melakukan penyesuaian-
penyesuaian tersebut. Namun muncul pertanyan, nilai apakah yang akan digunakan untuk
mengukur aset, dan kewajiban yang relevan dan reliabel untuk kepentingan manajemen, investor,
dan kreditur?.
Pengukuran Aset
● Atribut Pengukuran
✓ Nilai ekonomi

Nilai ekonomi merupakan nilai yang paling memuaskan dalam mengukur nilai aset, sayangnya
kita tidak mampu untuk mengukur nilai ekonomi secara tepat, karena nilai ekonomi sangat
subjektif.
✓ Harga Historis (cost) dan nilai
Harga historis adalah pengorbanan produsen, sedangkan nilai pasar merupakan pengorbanan
konsumen untuk mendapatkan manfaat barang tersebut.
Pengukuran Aset
● Menaksir nilai ekonomi yang wajar
✓ Nilai tunai

Dalam menghitung Nilai Kas Sekarang, terdapat tiga hal yang diperlukan, yaitu perkiraan jumlah kas masuk bersih,
tingkat bunga, dan jangka waktu produksi mesin.
✓ Nilai pasar

Kondisi yang mempengaruhi harga pasar,

1. adanya pasar yang berbeda, tidak saja lokasi yang berbeda, tetapi juga kondisi lingkungan pun berpengaruh
terhadap harga pasar untuk produk yang sama meskipun di kota yang sama.

2. Dalam pasar yang tidak sempurna, waktu dan upaya untuk mendapatkan harga terbaik tetap dilakukan oleh pembeli,
sehingga dapat menimbulkan harga yang berbeda di antara pembeli.

3. Pelayanan purna jual juga berpengaruh terhadap harga yang disetujui.


Pengukuran Aset
● Beberapa atribut nilai
✓ Nilai sekarang (present value)

Digunakan untuk aset moneter jangka panjang, seperti piutang jangka panjang, hutang jangka
panjang, obligasi jangka panjang dan sewa guna usaha.
✓ Kas yang diharapkan
Yaitu uang tunai yang dapat diharapkan terkumpul dalam jangka pendek. Nilai ini digunakan
untuk menilai piutang yang kemungkinan dapat ditagih.
Pengukuran Aset
✓ Harga historis
Biasanya digunakan untuk aset non-moneter seperti persediaan, tanah, gedung, mesin dan
peralatan. Alternatif lain untuk menilai aset-aset tersebut adalah harga terkini dan exit price.
✓ Harga pasar
Dalam hal menilai persediaan dapat digunakan harga pasar atau perolehan mana yang lebih
rendah. Bahkan dalam kondisi tertentu, misal barang yang ketinggalan jaman atau rusak dapat
dinilai dengan nilai yang lebih realistis, karena harga historis tidak memadai lagi.
Pengukuran Aset Berwujud
(Tangible Assets Measurement)
● US GAAP – Historical Cost, merefleksikan conservatism, objective dan bukti yang dapat
diverifikasi. 
● Standar IASB , memungkinkan dilakukan penilaian kembali (remeasurement) aset berwujud.
● Revaluation yang didasarkan pada nilai pasar yang diberikan. 
● Diestimasi berdasarkan income atau depreciated replacement cost.
● Manajer dapat menentukan untuk menggunakan cost atau nilai wajar (nilai saat ini dinilai
kembali). 
● Dasar pengukuran Historical cost sesuai harga sebenarnya (harga perolehan), bukti fisik,
sesuai transaksi.
Pengukuran Aset Tak Berwujud
(Intangible Assets Measurement)
Harga perolehan, aktiva tidak berwujud tidak mempunyai harga pasar.

Aktiva tetap tidak berwujud yang dibentuk sendiri tidak diakui, meskipun mempunyai manfaat dimasa
yang akan datang. Contohnya: Hak paten, Goodwill.
Financial Instruments
• FASB dan IASB telah menyimpulkan bahwa derivatif harus diukur pada nilai wajar daripada
biaya.

• IASB telah berkomitmen untuk menggunakan nilai wajar (fair value) sebagai pengukuran untuk
instrumen keuangan dalam rangka memberikan informasi yang relevan bagi penggunaan laporan
keuangan.
PSAK 157 Pengukuran Nilai Wajar memberikan contoh teknik penilaian yang akan digunakan
untuk mengestimasi nilai wajar ::
1) Pendekatan pasar - penggunaan harga diamati dan informasi dari transaksi yang sebenarnya
untuk aset atau kewajiban yang identik, mirip atau sebanding.

2) Pendekatan Pendapatan - konversi jumlah masa depan (seperti arus kas atau pendapatan)
untuk diskon tunggal dengan jumlah saat ini; dan

3) Pendekatan Biaya - jumlah yang saat ini akan diperlukan untuk mengganti kapasitas layanan
(biaya penggantian sekarang).
Three hierarchical levels
for the inputs
FASB juga menyediakan “fair value hirarki”. Yaitu, mencalonkan tiga kategori atau tingkat atas masukan yang
akan digunakan untuk mengestimasi nilai wajar.

• Level 1 – Harga dikutip di pasar aktif untuk aktiva dan kewajiban yang identik. Tingkat 1 input harus
digunakan tanpa penyesuaian, jika tersedia.

• Level 2 – Input tidak termasuk dalam Level 1 yang diamati untuk aktiva atau kewajiban, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

• Level 3 – input tidak teramati, termasuk data entitas itu sendiri, yang disesuaikan jika diperlukan untuk
mencerminkan asumsi pasar.
Issues for auditors
• Audit nilai wajar menimbulkan kesulitan bagi auditor karena memerlukan penerapan model penilaian dan,
sering, penggunaan penilaian ahli.
• Untuk mengembangkan pendekatan audit yang efektif, auditor perlu::
1) memahami proses perusahaan klien dan kontrol yang relevan menentukan nilai wajar
2) membuat penilaian tentang apakah metode pengukuran perusahaan klien dan asumsi yang tepat dan
cenderung memberikan dasar memadai untuk pengukuran nilai wajar.
3) menghargai potensi bias manajemen dan kesalahan kemungkinan dalam menerapkan model penilaian,
mengidentifikasi input pasar, dan membuat asumsi yang diperlukan
• Ada potensi bahwa setiap kegagalan perusahaan selama periode ini akan mengarah pada tindakan hukum
terhadap auditor yang gagal mendekati audit dari nilai wajar aset tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai