Anda di halaman 1dari 11

Teori Senyawa Koordinasi Werner

Dan
Kaidah Bilangan Atom Efektif

Oleh : Rizki Fitriana Dewi (18630095)


Teori Senyawa
Koordinasi Werner
Alfred Werner yang kemudian menjadi Professor Kimia di Zurich
dan mendapat
hadiah Nobel pada tahun 1913, telah bekerja lebih kurang 30 ta
hun (1891– 1920) untuk menyelidikisenyawa-senyawa
kompleks. Pada tahun 1891 – 1893 ia memberikan teori tentang
senyawa-senyawa kompleks, yang sekarang terkenal sebagai
teori koordinasi. Tiga postulat terpenting dari teorinya ialah :
Kebanyakan unsur mempunyai dua jenis valensi, yaitu :
01 • Valensi primer : Bersifat tidak berarah (nondirectional). Valensi primer merupakan
jumlah muatan pada ion kompleks
• Valensi sekunder : Bersifat berarah (directional) sehingga ion kompleks memiliki bentuk
tertentu. Jumlah valensi sekunder sama dengan jumlah atom ligan yang terkoordinasi
dengan logam yang lebih dikenal dengan bilangan koordinasi.

Setiap unsur berkehendak untuk menjenuhkan baik valensi primernya atau 
02 valensi sekundernya.

03
02 Valensi sekunder diarahkan pada kedudukan tertentu di dalam ruang.
Menurut Werner, seri pertama dari kobalt (III) ammine CoCl3.6NH3 mempunyai struktur V dan rumusnya
dituliskan sebagai : [Co(NH3)6]Cl3. Valensi primer atau bilangan oksidasi dari kobalt (III) adalah 3 dan ini
dijenuhkan oleh tiga jenis ion Cl-. Valensi sekunder atau bilangan koordinasi kobalt (III) adalah 6.
Bilangan koordinasi adalah jumlah atom atau molekul yang terikat langsung pada atom logam. Amoniak yang
diikat dengan valensi sekunder disebut Ligand. Jadi ligand adalah molekul atau ion yang diikat secara langsung
oleh logam, dikatakan ligand-ligand ini ada dalam Daerah koordinasi
 
Dalam senyawa CoCl3.6NH3, atau [Co(NH3)6] Cl3, yang berfungsi sebagai ligand adalah NH3sedangkan Cl ada di luar
daerah koordinasi. Dalam larutan zat ini terion menjadi empat ion dan tiga ion Cl - yang ada mudah diendapkan dengan
larutan perak nitrat (Arrhenius).

Dalam
 
 
[Co(NH3)6]Cl3 [Co(NH3)6]3+ + 3Cl-
senyawa CoCl3.5NH3, jumlah amoniak hanya ada 5 buah, hingga satu atom klor mempunyai dua fungsi, yaitu
ikut menjenuhkan valensi sekunder dan primer. Hal ini dalam struktur IV dinyatakan dengan dua garis ikatan Atom klor
ini ada dalam daerah koordinasi, sehingga rumusnya dituliskan sebagai [Co(NH 3)5Cl]Cl2. Ionisasi zat ini menghasilkan
tiga ion:
 [Co(NH3)5Cl]Cl2 [Co(NH3)5Cl]2+ + 2Cl-

Dua senyawa dalam seri di atas mempunyai rumus : [Co(NH3)4 Cl2] Cl dan [Co(NH3)3Cl3] yang strukturnya
digambarkan sebagai VII dan VIII.
Penetapan struktur kompleks dengan bilangan koordinasi 6 oleh Werner menggunakan anggapan bahwa ligand-
ligand pada sistem ini mempunyai jarak sama dari atom pusat. Struktur yang mungkin adalah planar segienam,
trigonal prisma, dan oktahedral. Isomer-isomer yang mungkin dari struktur teori dibandingkan dengan isomer-
isomer menurut hasil percobaan

• Teori Koordinasi Werner merupakan teori yang paling berhasil dalam menjelaskan struktur dan
isomerisme senyawa-senyawa koordinasi

• Teori Werner memiliki kelemahan yaitu tidak menjelaskan bagaimana pembentukan ikatan
antara atom pusat dengan ligan-ligan yang ada
Kaidah Bilangan
Atom Efektif
Teori Bilangan Atom Efektif
Pada tahun 1916, Lewis mengemukakan bahwa suatu ikatan kovalen terbentuk antara dua atom dalam
suatu molekul melalu pemakaian bersama suatu pasangan elektron. Konsep Lewis ini selanjutnya
dikembangkan oleh Sidgwick. Sidgwick mengemukakan suatu teori untuk pembentukan ikatan koordinasi
(kadang-kadang juga disebut sebagai ikatan polar atau ikatan datif). Menurut Sidgwick, ligan
mendonorkan pasangan elektron kepada ion logam, sehingga membentuk suatu ikatan koordinasi. Arah
pemberian elektron dari ligan kepada ion logam ditunjukkan dengan tanda panah dari arah ligan menuju
logam.
Contohnya pada kompleks [Co(NH3)6]3+

Kompleks [Co(NH3)6]3+, enam buah ligan NH3 yang mengelilingi Co3+ masing-masing mendonorkan


sepasang elektron pada Co3+ untuk membentuk ikatan, ditunjukkan dari arah panah yang menuju
Co3+ dari NH3
Jumlah elektron yang mengelilingi ion pusat, termasih yang
didonorkan oleh ligan disebut sebagai Bilangan Atom Efektif
(Effective Atomic Number = EAN)

EAN = (Z-x) + (n x y)

Keterangan :
Z = Nomor atom logam
pusat Dalam kenyataannya, ternyata banyak senyawa-senyawa
X = Tingkat oksidasi dari kompleks yang tidak mengikuti aturan EAN ini. Tetapi
logam pusat tersebut berdasarkan EAN tersebut sifat kemagnetan dari suatu
n = Jumlah ligan senyawa dapat diramalkan. Kompleks yang mengikuti
Y = Jumlah elektron yang Aturan EAN (EAN sama dengan nomor atom gas mulia
disumbangkan oleh satu terdekat dari logam) bersifat diamagnetik. Sebaliknya,
ligan kompleks yang tidak mengikuti aturan EAN bersifat
paramagnetik. Hal ini telah dibuktikan melalui
ekperimen.
Contoh soal
Co3+ (nomor atom Co=27) dalam kompleks [Co(NH3)6]3+. Setiap ligan NH3
menyumbangkan dua buah electron dan dalam kompleks tersebut, Co3+ dikelilingi
oleh 6 ligan NH3. Maka EAN dari Co3+ dalam kompleks tersebut adalah…

Penyelesaian :

EAN = (Z-x) + (n x y)
= (27-3) + (6 × 2)
= 36 (sama dengan nomor atom Kripton, gas mulia, sehingga dalam hal ini
senyawa kompleks tersebut stabil)
THANK YOU
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai