NEGARA MONARKI
(A.HERU NUSWANTO,S.H,M.H)
DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2017/2018
PENGERTIAN MONARKI
Sistem pemerintahan monarki adalah sebuah sistem
pemerintahan dimana hanya seorang raja yang memegang
kekuasaan. Biasanya untuk dapat mempertahankan dan
memimpin suatu pemerintahan monarki tidak terlalu dibutuhkan
kecakapan dalam hal hukum. Ini karena undang-undang telah
membatasi dan mengatur kekuasaan raja sudah cukup memberi
jaminan bahwa pemerintahan dapat berjalan.Jadi sebuah sistem
pemerintahan monarki murni membuat kekuasaan seorang raja
sebagai kepala pemmerintahan menjadi sangat mutlak dan tidak
terbatas.
.
Beberapa sistem monarki konstitusional mengikuti keturunan,
sedangkan yang lain melalui sistem demokratis, seperti di Malaysia,
Yang dipertuan-agong dipilih oleh Majelis Raja-raja setiap lima tahun.
Prancis pernah menggunakan sistem monarki konstitusional untuk
masa yang singkat, yaitu antara 1789-1792 dan antara 1815-1848.
2. Monarki Absolut
Pengertian Monarki absolut adalah bentuk monarki yang berprinsip
bahwa seorang raja mempunyai kuasa penuh untuk memerintah
negaranya. Berbeda dengan sistem monarki konstitusional, perdana
menteri dalam kerajaan monarki mutlak hanya memainkan peranan
simbolis.
Pada zaman modern ini, hanya terdapat lima monarki mutlak, yaitu
Arab Saudi, Brunei, Swaziland,Oman, dan Qatar.
1. Arab Saudi (Raja Abdullah ibn ‘Abd AI-‘Aziz As-Sa’ud);
2. Brunei (Sultan Hassanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah);
3. Swazi land (Raja Mswati III);
4. Oman (Sultan Qaboos ibn Said As-Said);
5. Qatar (Emir Hamad bin Khalifa Ath-Thani).
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
MONARKI
Kelebihan Monarki :
1. Pemerintahan terbaik bagi masyarakat terdahulu.
Masyarakat terdahulu secara umum memiliki sifat suka berbicara,
kurang didalam beralasan, suka berkuasa dan bernafsu, bahkan juga
suka berkelahi dan menginginkan semangat toleransi. Monarki
mutlaklah yang bisa menjinakkan dan membuat mereka disiplin. J.S.
Mill, menegaskan bahwa despostisme merupakan pemerintahan mode
logis dimana sesuai untuk distribusi para barbarian.
2.Bentuk pemerintahan stabil.
Monarki tidak bergantung pada legislature, bahkan tidak bisa
dipindahkan diatas sebuah vote yang tidak cocok didalam pemilihan
secara umum. Monarki terus memerintah menurut pengalaman dan
kebijaksanaannya. Sedangkan batas akhir jabatannya bersifat seumur
hidup.
3.Konsekuensi kontinuitas kebijaksanaan.
Monarki bisa merubah segala kebijaksanaan, bila itu perlu untuk
kesejahteraan dan keselamatan Negara.
4.Kegiatan dan ketepatan waktu dalam administrasi.
Kita ketahui bahwa monarki tidak bergantung pada legislature atau
opini publik untuk izin terhadap ukuran administrasi, monarki bisa
mengambil langkah kegiatan dan ketepatan waktu untuk melaksanakan
semua program dan kebijaksanaan. Dia tidak perlu menghabiskan
waktu diatas meja perdebatan dan diskusi.
5.Menghasilkan keadilan sosial.
Bentuk pemerintahan monarki dituntut untuk menegaskan kepentingan
dan pengembangan keadilan sosial. Karena monarki tidak bergantung
pada dukungan kekuasaan kelompok khusus, maka dia bisa
menghasilkan pandangan keadilan didalam satu permasalahan, dimana
mempengaruhi individual dan golongan masyarakat.
Kekurangan Monarki :
1.Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman monarki.
Aristotle menyatakan bahwa secara histori diketahui hanya sedikit monarki
yang bisa menutupi kondisi ini. Bagaimanapun, kehendak, pengalaman,
pengetahuan dan kebebasan seseorang sangat terbatas.
2. Monarki mutlak memimpin untuk menuju kezaliman.
Sejarah membuktikan bahwa sangat sedikit dari monarki yang bisa menindas
kezaliman, bahkan untuk setia dalam hal kesejahteraan bersama. Sebagian
besar monarki terbukti keji, korupt dan tidak mampu.
3. Menghalangi karakter perkembangan rakyat.
Kebanyakan argument menyatakan dan melawan monarki mutlak, karena
terhalangnya perkembangan personalitas rakyat.
4. Kritikan Thomas Paine atas monarki mutlak.
TERIMA KASIH