Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ILMU NEGARA

NEGARA MONARKI
(A.HERU NUSWANTO,S.H,M.H)

DISUSUN OLEH:

1. TSANIA KRISTY S(A.111.17.0121)


2. FARKHAM AJI R (A.111.17.0122)
3. DWI BAMBANG (A.1111.17.0123)
4. VERIANT DIO A (A.111.17.0124)
5. THEO ADHI S (A.111.17.0125)

UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2017/2018
PENGERTIAN MONARKI
Sistem pemerintahan monarki adalah sebuah sistem
pemerintahan dimana hanya seorang raja yang memegang
kekuasaan. Biasanya untuk dapat mempertahankan dan
memimpin suatu pemerintahan monarki tidak terlalu dibutuhkan
kecakapan dalam hal hukum. Ini karena undang-undang telah
membatasi dan mengatur kekuasaan raja sudah cukup memberi
jaminan bahwa pemerintahan dapat berjalan.Jadi sebuah sistem
pemerintahan monarki murni membuat kekuasaan seorang raja
sebagai kepala pemmerintahan menjadi sangat mutlak dan tidak
terbatas.

Monarki (atau Kerajaan) berasal dari bahasa Yunani monos


(μονος) yang berarti satu, dan archein (αρχειν) yang berarti
pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang
dipimpin oleh seorang penguasa monarki. Monarki atau sistem
pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia.
Perbedaan di antara penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala
negara adalah penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang
hayatnya, sedangkan presiden biasanya memegang jabatan ini untuk
jangka waktu tertentu. Namun dalam negara-negara federasi seperti
Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan Agung hanya
berkuasa selama 5 tahun dan akan digantikan dengan penguasa monarki
dari negeri lain dalam persekutuan. Pada zaman sekarang, konsep
monarki mutlak hampir tidak ada lagi dan kebanyakannya adalah
monarki konstitusional, yaitu penguasa monarki yang dibatasi
kekuasaannya oleh konstitusi.
Monarki demokratis berbeda dengan konsep penguasa monarki yang
sebenarnya. Pada kebiasaannya penguasa monarki itu akan mewarisi
tahtanya. Tetapi dalam sistem monarki demokratis, tahta penguasa
monarki akan bergilir-gilir di kalangan beberapa sultan. Malaysia
misalnya, mengamalkan kedua sistem yaitu kerajaan konstitusional
serta monarki demokratis.
PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI
1 . Garner menyatakan; setiap pemerintahan yang didalamnya
menerapkan kekuasaan yang akhir atau tertinggi pada personel atau
seseorang, tanpa melihat pada sumber sifat-sifat dasar pemilihan dan
batas waktu jabatannya maka itulah monarki. Pendapat lain
menegaskan, monarki merupakan kehendak atau keputusan seseorang
yang akhirnya berlaku dalam segala perkara didalam pemerintahan
2. Jellinek menegaskan monarki adalah pemerintahan kehendak satu
fisik dan menekankan bahwa karakteristik sifat-sifat dasar monarki
adalah kompetensi, untuk memperlihatkan kekuasaan tertinggi negara.
JENIS-JENIS MONARKI
A). Turun-temurun dan efektif
Monarkhi mungkin saja diklasifikasikan sebagai tahta turu-
temurun dan efektif.Monarkhi secara turun-temurun adalah tipe yang
normal.Kebanyakan monarkhi dahulunya dikenal dengan istilah turun-
temurun.Dan kehidupan dari monarkhi turun-temurun ini memiliki
banyak karakter.Monarkhi ala turun-menurun mewarisi tahta sesuai
dengan peraturan rangkaian pergantian tertentu.Ahli waris laki-laki
yang tertua biasanya menjadi raja atau ayahnya sendiri.Rangkaian
pergantian bisa juga ditentukan dengan konstitusi atau melalui sebuah
aksi legislature.
B). Monarki mutlak dan terbatas
monarki juga bisa diklasifikasikan sebagai mutlak dan terbatas.
Garner menyatakan monarki mutlak adalah monarki yang benar-benar
raja. Kehendaknya adalah hukum dalam merespek segala perkara yang
ada.Dia tidak dijilid atau dibatasi oleh apapun kecuali kemauannya
sendiri.Dibawah system ini Negara dan pemerintah tampak
identic.Louis XIV raja Negara francis menyatakan dengan sombongnya
bahwa “aku adalah Negara”. Ini merupakan deskripsi yang tepat dari
posisis monarki yang mutlak.Monarki terbatas memiliki kekuatan yang
dibatasi oleh konstitusiyang tertulis atau dengan prinsip fundamental
yang tak tertulis, seperti monarkinya Negara inggris. Monarki dinegara
England hanya sebatas nama saja dalam pemerintaha; raja adalah
pemerintahan namun, tidak memerintah. Kekuatan atau kekuasaan
merupakan teori saja, namun pemerintahan dipimpin oleh yang lainnya.
Monarki dinegara jepang juga terbatas. Disana kaisar tidak memiliki
kekuasaan apapun dipemerintahan. Jadi jelasnya raja adalah symbol
Negara dan kesatuan rakyat. Didalam pengertian yang nyata, monarki
yang terbatas hanylah bentuk pemerintahan yang demokrasi.
BENTUK PEMERINTAHAN MONARKI
1. Monarkhi Konstitusional
Pengertian Monarki konstitusional adalah monarki yang didirikan di bawah
sistem konstitusional yang mengakui raja (atau kaisar) sebagai kepala negara.
Monarki konstitusional yang modern biasanya menggunakan konsep trias
politico, atau politik tiga serangkai. Ini berarti, raja ketua simbolis cabang
eksekutif. Jika seorang raja mempunyai kekuasaan pemerintahan yang penuh,
ia disebut monarki mutlakatau monarki absolut.

Monarki konstitusional lazimnya digabung dengan demokrasi representatif.


Oleh karena itu, kerajaan masih di bawah kekuasaan rakyat, tetapi raja
mempunyai peranan tradisional di dalam sebuah negara. Pada hakikatnya,
perdana menteri, pemimpin yang dipilih oleh rakyat, yang memerintah negara.
Sekalipun demikian, ada juga raja yang bergabung dengan kerajaan yang tidak
demokratis. Misalnya, sewaktu Perang Dunia II, Kaisar Jepang bergabung
dengan kerajaan tentara yang dipimpin seorang diktator.

.
Beberapa sistem monarki konstitusional mengikuti keturunan,
sedangkan yang lain melalui sistem demokratis, seperti di Malaysia,
Yang dipertuan-agong dipilih oleh Majelis Raja-raja setiap lima tahun.
Prancis pernah menggunakan sistem monarki konstitusional untuk
masa yang singkat, yaitu antara 1789-1792 dan antara 1815-1848.
2. Monarki Absolut
Pengertian Monarki absolut adalah bentuk monarki yang berprinsip
bahwa seorang raja mempunyai kuasa penuh untuk memerintah
negaranya. Berbeda dengan sistem monarki konstitusional, perdana
menteri dalam kerajaan monarki mutlak hanya memainkan peranan
simbolis.
Pada zaman modern ini, hanya terdapat lima monarki mutlak, yaitu
Arab Saudi, Brunei, Swaziland,Oman, dan Qatar.
1. Arab Saudi (Raja Abdullah ibn ‘Abd AI-‘Aziz As-Sa’ud);
2. Brunei (Sultan Hassanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah);
3. Swazi land (Raja Mswati III);
4. Oman (Sultan Qaboos ibn Said As-Said);
5. Qatar (Emir Hamad bin Khalifa Ath-Thani).
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
MONARKI
Kelebihan Monarki :
1. Pemerintahan terbaik bagi masyarakat terdahulu.
Masyarakat terdahulu secara umum memiliki sifat suka berbicara,
kurang didalam beralasan, suka berkuasa dan bernafsu, bahkan juga
suka berkelahi dan menginginkan semangat toleransi. Monarki
mutlaklah yang bisa menjinakkan dan membuat mereka disiplin. J.S.
Mill, menegaskan bahwa despostisme merupakan pemerintahan mode
logis dimana sesuai untuk distribusi para barbarian.
2.Bentuk pemerintahan stabil.
Monarki tidak bergantung pada legislature, bahkan tidak bisa
dipindahkan diatas sebuah vote yang tidak cocok didalam pemilihan
secara umum. Monarki terus memerintah menurut pengalaman dan
kebijaksanaannya. Sedangkan batas akhir jabatannya bersifat seumur
hidup.
3.Konsekuensi kontinuitas kebijaksanaan.
Monarki bisa merubah segala kebijaksanaan, bila itu perlu untuk
kesejahteraan dan keselamatan Negara.
4.Kegiatan dan ketepatan waktu dalam administrasi.
Kita ketahui bahwa monarki tidak bergantung pada legislature atau
opini publik untuk izin terhadap ukuran administrasi, monarki bisa
mengambil langkah kegiatan dan ketepatan waktu untuk melaksanakan
semua program dan kebijaksanaan. Dia tidak perlu menghabiskan
waktu diatas meja perdebatan dan diskusi.
5.Menghasilkan keadilan sosial.
Bentuk pemerintahan monarki dituntut untuk menegaskan kepentingan
dan pengembangan keadilan sosial. Karena monarki tidak bergantung
pada dukungan kekuasaan kelompok khusus, maka dia bisa
menghasilkan pandangan keadilan didalam satu permasalahan, dimana
mempengaruhi individual dan golongan masyarakat.
Kekurangan Monarki :
1.Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman monarki.
Aristotle menyatakan bahwa secara histori diketahui hanya sedikit monarki
yang bisa menutupi kondisi ini. Bagaimanapun, kehendak, pengalaman,
pengetahuan dan kebebasan seseorang sangat terbatas.
2. Monarki mutlak memimpin untuk menuju kezaliman.
Sejarah membuktikan bahwa sangat sedikit dari monarki yang bisa menindas
kezaliman, bahkan untuk setia dalam hal kesejahteraan bersama. Sebagian
besar monarki terbukti keji, korupt dan tidak mampu.
3. Menghalangi karakter perkembangan rakyat.
Kebanyakan argument menyatakan dan melawan monarki mutlak, karena
terhalangnya perkembangan personalitas rakyat.
4. Kritikan Thomas Paine atas monarki mutlak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai