kelamin perempuan, dan ger / jengger artinya alat kelamin laki-laki. Artinya dikira leng (perempuan) ternyata jengger (laki-laki). Awalnya seorang penari lengger adalah seorang laki-laki yg mempunyai kemolekan tubuhnya saat menari. Syarat penari lengger Melakukan acara ritual yg cukup berat yaitu bertapa selama 40 hari. Selama 40 hari 40 malam, dalam waktu 7 hari 7 malam makan nasi putih satu genggaman orang dewasa dan minum air putih satu gelas. Selebihnya adalah ngebleng (tidak makan dan tidak minum) bahkan tidak tidur. Setelah 40 hari 40 malam tidak boleh langsung makan dan minum seperti biasa, tetapi hanya boleh menghisap uap nasi dan minum air bbrp tetes saja. Cara minum dg mencelupkan jari kelingking ke air putih, lalu meneteskan ke mulut. Bintang Lengger Lanang Di Banyumas bintang lengger lanang yg terkenal (1957- 1965) adalah mbok Dariyah. Usianya 75 tahun (pada th.2008). Dikisahkan di desa Selakaton ada seorang pemuda berbadan besar. Pada usia 20 tahun pemuda ini diminta orangtuanya untuk sunat. Pemuda ini tidak mau disunat karena takut sekali dg sunat. Orang tua pemuda ini sdh punya rencana mau menyunati anaknya walaupun takut. Ketika akan disunati, pemuda ini pergi meninggalkan rumah sampai beberapa hari tanpa tujuan. Sampailah dia di petilasan Gandatapa tempat untuk ritual bagi penari lengger. Pada suatu malam pemuda ini keluar dari petilasan itu, dan anehnya dalam dirinya muncul dorongan untuk menjadi lengger. Perasaan dirinya yg ingin menjadi penari lengger tsb. dia ceritakan kepada seseorang yg ditemui dalam perjalanan pulang ke rumah. Pemuda ini diberitahu oleh orang tadi bahwa “ini pertanda telah kemasukan indang lengger”. Akhirnya pemuda ini ingin ke rumah bukan minta disunati, tetapi ingin menjadi lengger. Di rumah, orangtuanya heran karena ada perubahan sikap pada anaknya yg seperti perempuan, dan berminat menjadi penari lengger. Lengger menurut Tohari Kompas, 12 Juni 2016. Hal. 17. Pentas Lengger Milik Rakyat. Tohari mengatakan: “Biarkan lengger banyumasan jadi milik rakyat. Biarkan lengger jadi kesenian yg populis. Kalau lengger di-adiluhung-kan, ia nanti akan jadi elitis. Lengger mrp produk budaya agraris, kesenian petani, khususnya banyumasan, yg tumbuh sbg masyarakat egaliter, tanpa kasta. Orientasi kesenian agraris adalah ke bawah, kerakyatan Lengger sbg Bedaya petani. Artinya suasana kerakyatan yg gumyak atau gembira penuh sukacita terasa dari tembang-tembang yg mengawali dan mengiringi lengger. Lengger banyumasan karakter geraknya menjadi genit, centil, lenjeh tetapi tetap menyimpan kedalaman. Sejarah lengger, tumbuh dalam masyarakat agraris. Lengger pada awalnya adalah bagian dari ritual pemujaan Dewi Sri, sang dewi kesuburan. Pada awalnya adalah murni ritus keagamaan dalam lingkup kuil (Ahmad Tohari). Ritus tsb berkembang di luar kuil yg dipratikkan oleh para petani. Bentuknya sama, yaitu menggunakan perempuan sbg representasi dewi kesuburan. Selanjutnya lengger berkembang menjadi kesenian tradisi sbg ungkapan rasa syukur setelah masa panen. Alam agraris bergantung pada dewi kesuburan, baik itu subur biji, subur tanah sbg penerus peradaban pertanian (Tohari). Sbg kesenian rakyat lengger sangat disukai rakyat pedesaan secara luas di Banyumas. Pada th. 1960-an ada kekuatan politik yg mengklaim lengger sbg kesenian “resmi” suatu partai. Sejak itu lengger mengalami bencana besar. Kelompok lengger dianggap terkait dg partai politik yg kemudian dilarang penguasa. Sejak 1965 lengger bisa dikatakan mati suri sampai kemudian menjelang Pemilu 1971 lengger marak lagi setelah diperbolehkan asal mereka memilih salah satu partai peserta pemilu. Tembang-2 yg menyertai pertunjukan lengger pun menggunakan lagu-2 kampanye. Sekarang lengger sdh menjadi showbiz yg tunduk pada selera pasar. Hukum pasar itu antara lain, pelaku lengger pasang tarif sesuai permintaan penanggap. Lengger juga merespons realitas hiburan di sekitarnya. Ketika organ tunggal marak, lengger pun menggunakan keyboards. Ketika Inul Darastitia terkenal, lengger meniru gaya Inul. Lengger sbg kesenian rakyat sangat terbuka pd inovasi. Setelah era keterbukaan di masa Gus Dur, belakangan muncul calengsay, singkatan dari calung, lengger, dan barongsay. LENGGER Kompas, 12 Juni 2016. Hal. 17. Pentas Lengger Milik Rakyat. Tohari (Kompas, 12 Juni 2016) mengatakan: “Biarkan lengger banyumasan jadi milik rakyat. Biarkan lengger jadi kesenian yg populis. Kalau lengger di-adiluhung-kan, ia nanti akan jadi elitis. Lengger mrp produk budaya agraris, kesenian petani, khususnya banyumasan, yg tumbuh sbg masyarakat egaliter, tanpa kasta. Orientasi kesenian agraris adalah ke bawah, kerakyatan. Lengger sbg Bedaya petani. Artinya suasana kerakyatan yg gumyak atau gembira penuh sukacita terasa dari tembang-tembang yg mengawali dan mengiringi lengger. Lengger banyumasan karakter geraknya menjadi genit, centil, lenjeh tetapi tetap menyimpan kedalaman. Sejarah lengger, tumbuh dalam masyarakat agraris. Lengger pada awalnya adalah bagian dari ritual pemujaan Dewi Sri, sang dewi kesuburan. Pada awalnya adalah murni ritus keagamaan dalam lingkup kuil (Ahmad Tohari). Ritus tsb berkembang di luar kuil yg dipratikkan oleh para petani. Bentuknya sama, yaitu menggunakan perempuan sbg representasi dewi kesuburan. Selanjutnya lengger berkembang menjadi kesenian tradisi sbg ungkapan rasa syukur setelah masa panen. Alam agraris bergantung pada dewi kesuburan, baik itu subur biji, subur tanah sbg penerus peradaban pertanian (Tohari). Sbg kesenian rakyat lengger sangat disukai rakyat pedesaan secara luas di Banyumas. Pada th. 1960-an ada kekuatan politik yg mengklaim lengger sbg kesenian “resmi” suatu partai. Sejak itu lengger mengalami bencana besar. Kelompok lengger dianggap terkait dg partai politik yg kemudian dilarang penguasa. Sejak 1965 lengger bisa dikatakan mati suri sampai kemudian menjelang Pemilu 1971 lengger marak lagi setelah diperbolehkan asal mereka memilih salah satu partai peserta pemilu. Tembang-2 yg menyertai pertunjukan lengger pun menggunakan lagu-2 kampanye. Sekarang lengger sdh menjadi showbiz yg tunduk pada pada selera pasar. Hukum pasar itu antara lain, pelaku lengger pasang tarif sesuai permintaan penanggap. Lengger juga merespons realitas hiburan di sekitarnya. Ketika organ tunggal marak, lengger pun menggunakan keyboards. Ketika Inul Darastitia terkenal, lengger meniru gaya Inul. Lengger sbg kesenian rakyat sangat terbuka pd inovasi. Setelah era keterbukaan di masa Gus Dur, belakangan muncul calengsay, singkatan dari calung, lengger, dan barongsay.