Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN FISIK

B1-B6
RIDWAN MOERSALAAT HUSNI
PEMERIKSAAN FISIK
MELIPUTI :
B1 B2
Pernapasan Kardiovask
(Breathing) uler (Blood)

B3 B4 Urine
Neurologik (Bladder)
(Brain)

B5 B6
Gastroinstes Muskoskele
tinal (Bowel) tal (Bone)
B1 Pernapasan (Breathing)
Lakukan pemeriksaan dengan cara melihat keadaan umum sistem pernafasan dan nilai
INSPEKSI adanya tanda-tanda abnormal seperti tanda sianosis, pucat kelelahan, sesak nafas, dan lainnya

Bentuk Dada
• Penilaian bentuk dada secara inspeksi diperluakn untuk melihat seberapa jauh kelaianan yang pada pasien.
Bentuk dada normal pada orang dewasa ditentukan berdasarkan perbandingan diameter anteroposterior
dalam proporsi terhadap diameter lateral (1:2)

Gerakan Pernapasan dan Kesimetrisan Dada


• Penilaian lain yang mendukung pemeriksaan sistem pernapasan adalah dengan menilai gerakan pernapasan
pasien, Dengan melihat, kesimetrisan dada pasien. Gerakan yang berkurang menunjukkan pernyakit paru
yang mendasarinya. Sisi yang terkena akan memperhatikan gerakan yang terlambat atau menurun.
Sifat Pernapasan dan
Inspeksi Gerakan Pernapasan Deskripsi/Penilaian
Kemungkinan Penyebab
Normal orang dewasa 12-20x/menit Sifatmya abdominal. torako-
abdominal.Pada wanita,
gerakannya lebih cepat dan bersifat
torakal.
Normal anak-anak 36-40x/menit Sifatnya torakal/torako-abdominal
Perbandingan durasi inspirasi- Durasi 2 : 1 Inspirasi biasanya lebih dari pada
ekspirasi ekspirasi
PALPASI

• Letakkan kedua tangan pada dada pasien sehinggan kedua ibu jari
Gerakan dinding thoraks
pemeriksaan terletak di garis tengah di atas sternum.
anterior/ekskrusi • Ketika pasien mengabil napas dalam, kedua ibu jari tangan harus
pernapasan bergerak secara simetris dan terpisah satu sama lain minimal 5 cm.

• Letakkan kedua tangan dengan lembut pada dinding dada dengan jari-
jari lurus menempel pada kedua sisi dada
Ekspansi dada posterior • Ibu jari tangan kanan dan kiri harus bertemu dengan di garis tengah
dan harus agak terangkat dari dinding dada sehingga dapat bergerak
bebas sesuai irama pernepasan
PERKUSI

Pemeriksa menggunakan perkusi untuk menentukan apakah jaringan di


bawahnya terisi oleh udara, cairan atau bahan padat atau tidak.
Pemeriksaan juga menggunakan perkusi untuk memperkirakan ukuran dan
letak struktur tertentu di dalam thoraks (misalnya diafragma, jantung, dan
hepar. Bunyi resonan normal paru berakhir di diafragma.

AUSKULTASI
Untuk menentukan kondisi paru, pemeriksa melakukan auskultasi
bunyi napas normal, bunyi napas tambahan dan bunyi suara.
B2 Kardiovaskuler (Blood)

INSPEKSI

Pemeriksaan inspeksi bertujuan untuk menetukan bentuk prekordium dan


denyut pada apeks jantung. Denyut nadi pada dada dianggap sebagai denyut
vena.

PALPASI

Pengkajian denyut nadi karotis memberikan informasi mengenai keadaan


aorta dan fungsi ventrikel kiri, sedangkan pengkajian tekanan vena jugularis
memberikan informasi mengenai fungsi atrium kanan dan ventrikel kanan.
PERKUSI
Pemeriksaan perkusi jantung biasanya jarang dilakukan jika pemeriksaan foto
rontgen toraks telah dilakukan. Tetapi pemeriksaan perkusi ini tetap bermanfaat
untuk menentukan adanya kardiomegali, efusi perikardium, dan aneurisma aorta.
Foto rontgen toraks akan menunjukkan daerah yang redup sebagai petunjuk
bahwa jantung melebar. Daerah redup jantung akan mengecil pada emfidema.

AUSKULTASI
  BJ 1 BJ 2
Sumber bunyi Ditimbulkan oleh penutupan Ditimbulkan oleh
katup mitral dan triskupidalis penutupan katup aorta
dan pulmonal
Suara Lebih keras Lebih lemah
Nada Rendah sedang Tinggi
Suara di apeks (daerah Lebih keras Lebih rendah
katup mitral)
Suara di daerah katup aorta Lebih lemah Lebih keras
dan pulmonal
B3 Neurologik (Brain)
Pemeriksaan ini tertujuan menilai status kesadaran. Penilaian status kesadaran ada dua, yaitu penilaian secara
kualitatif dan penilaian secara kuantitatif

Compos mentis yaitu mengalami kesadaran penuh dengan memberikan respons yang cupuk terhadap
stimulus yang diberiakan.

Apatis yaitu mengalami acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya.

Somnolen yaitu memiliki kesadaran yang lebih tengah, ditandai dengan mengantuk; selalu ingin tidur;
dan tidak responsif terhadap rangsangan ringan, tetapi masih memberikan respons terhadap
rangsangan yang kuat.
Soporo yaitu tidak memberikan respons ringan maupun sedang, tetapi masih memberikan respons
sedikit terhadap rangsangan yang kuat dengan adanya refleks pupil terhadap cahaya yang masih
positif.
Koma yaitu tidak dapat beraksi terhadap stimulus atau rangsangan apa pun sehingga refleks pupil
terhadap cahaya tidak ada.

Delirium yaitu tingkat kesadaran yang paling bawah, ditandai dengan disprientasi yang sangat iritatif, kacau,
dan salah persepsi terhadap rangsangan sensorik.
Penilaian kesadaran secara kuantitatif dapat diukur melalui penilaian skala koma (nilai koma di
bawa 10) yang dinyatakan dengan Glasgow Coma Scale (GCS). Adapun penilaian sebagian berikut:

Respons verbal
Aspek membuka mata
Sadar dan orientasi ada :5
Spontan :4
Berkata tanpa kacau :4
Dengan diajak bicara :3
Berkata tanpa arti :3
Dengan tangsangan nyeri :2
Hanya mrngerang :2
Tidak membuka :1
Tidak ada suara :1

Respons motorik
Sesuai perintah :6
Terhadap rangsangan nyeri
Timbul gerakan normal :5
Fleksi cepat dan abduksi bahu :4
Fleksi lengan dengan adduksi bahu :3
Ekstensi lengan, adduksi, endorotasi bahu, dan pronasi lengan bawah : 2
Tidak ada gerakan :1
B4 Urine (Bladder)

Warna urin normal adalah kuning muda atau kuning jernih. Urin normal agak asam
atau pH nya kurang dari 7. Urin normal mengandung urea, kreatinin, asam urat, garam,
pigmen empedu, dan asam oksalat.

Urin dikatakan tidak normal apabila mengandung albumin, gula, aseton, nanah
ataupun butir darah. Dalam keadaan normal orang buang air kecil setiap 3-4 jam.
Urin yang berwana coklat disertai buih biasanya disebabkan penyakit liver ataupun
saluran empedu. Urin berwarna merah karena makan obat-obatan, bisa juga karena
penyakit saluran kencing. Urin yang berbau bisa disebabakan minum obat, infeksi,
diabetes mellitus atau makanan (petai, jengkol).6
B5 Gastroinstestinal (Bowel)

INSPEKSI

Adakah distensi, asimetris, massa, jaringan parut, gerakan peristalsis yang jelas,
dan stoma. Mintalah pasien untuk, menarik napas dalam.

PALPASI

Tanyakan jika ada nyeri atau nyeri tekan. Lihat wajah pasien saat memeriksa
adanya nyeri atau nyeri tekan. Lakukan palpasi dengan lembut menggunakan ujung jari ±
sisi ulnaris dari telunjuk dan kemudian lebih dalam. Lakukan palpasi semua daerah
abdomen. Setiap massa atau kelainan harus dicatat dengan teliti mengenai ukuran,
posisi, bentuk, konsistensi, lokasi, tepi, mobilitas saat respirasi, dan pulsatitilitas. Adakah
nyeri lepas (nyeri saat tangan pemeriksa diangkat dengan cepat setelah menekan,
namun sebagaian dokter memilih untuk menggunakan perkusi untuk sebagian
meminimalkan nyeri.
AUSKULTASI

Lakukan auskultasi untuk mendengarkan bising usus (terdengar/tidak,


normal/abnormal, hiperaktif, bernada tinggi, dberdenting (menunjukkan obstruksi)). Mulai
dari kuadran kanan atas, pemeriksa mendengarkan di hati untuk gesekkan atau briut dan
dinding perut tidak ada pada suara usus. Satu bergerak di sebelah kuadran kiri atas,
mendengarkan suara usus sekali dan kemudian di atas limpa untuk mendeteksi gesekan
atau bruit. Pemeriksa harus auskultasi selanjutnya di daerah periumbilikalis untuk bising
aorta atau ginjal dan untuk bising usus dan kemudian di quadran kiri dan kanan bawah
untuk bising usus atau iliac bruit. Jika, selama auskultasi, pemeriksa harus auskultasi semua
sebelum menentukan bahwa bunyi usus tidak ada.
B6 Muskoskeletal (Bone)
INSPEKSI & PALPASI

Pemeriksaan tangan untuk mencari deformitas sendi, kelainan kuku, nyeri tekan sendi (termsuk
menekan lembut di sekitar sendi MCP), dan pembengkakan. Pemeriksa fleksi, ekstensi, aduksi dan
abduksi jari tangan. Periksa fungsi tangan pasien.

Pemeriksaan pergelangan tangan untuk mencari deformitas sendi, pembengkakan, dan nyeri tekan.
Periksa gerak fleksi, ekstensi.

Pemeriksaan pada siku untuk mencari deformitas, nodul reumatoid, dan bursa. Periksa gerak fleksi,
ekstensi, pronasi dan supinasi. Dilanjutkan dengan pemeriksaan bahu dan sendi ternoklavikularis
untuk mencari deformitas sendi, pembengkakan, dan nyeri saat ditekan

Pemeriksaan panggul dengan mencari adanya perbedaan panjang tungkai dan rotasi abnormal.
Minta pasien berdiri dengan sebelah kaki dan kemudian kaki yang sebelah lagi. Periksa fleksi,
ekstensi, abduksi dan aduksi.
Pemeriksaan Lutut dengan cara memeriksa stabilitas pada arah anterior-posteriorPemeriksaan
pergelangan kaki untuk mencari defotmitas. Periksa plantarfleksi, dorsofleksi, eversi, dan inversi.

Pemeriksaan kaki untuk mencari defotmitas; misalnya, pescavus, hallux valgus, atau kalositas.
Periksa dorsonfleksi ibu jari kaki.

Palpasi merupakan pemeriksaan dengan sentuhan Palpasi dilakukan untuk menilai kontur tulang
dan jaringan, konsistensi jaringan lunak, dan tektur kulit.

Anda mungkin juga menyukai