Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN

KEPERAWATAN
SISTEM REPRODUKSI
NS. SUSI ANDRIANI, M.Kep
REPRODUKSI
 kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru.
 Tujuannya adalah untuk mempertahankan
jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah.
 Pada manusia untuk menghasilkan keturunan
yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi.
ORGAN REPRODUKSI
 Organ reproduksi pria
a. Bagian luar
Penis (zakar)
Skrotum (kandung buah pelir)
b. Bagian dalam
Testis
Saluran kelamin
Kelenjar kelamin
Organ reproduksi wanita
a. Organ externa (luar)
Mons pubis,
Labia mayora (bibir besar)
Labia minora (bibir kecil)
Klitoris (kelentit)
Vestibula
b. Organ interna (dalam)
Uterus (rahim)
Ovarium (indung telur)
Vagina (liang sanggama)
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
 Kanker Vagina
 Gangguan Menstruasi
 Kanker Serviks
 Sifilis
 AIDS
 Herpes Genetalis
 Ejakulasi Dini
 Impotensi
 Kanker Ovarium
 Kanker Rahim
 Keputihan
 Infeksi Vagina
 Kanker Prostat
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
REPRODUKSI
PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian Bagian Luar
 Beri kesempatan pada pasien untuk mengosongkan kandung
kemih sebelum pengkajian dimulai.
 Anjurkan pasien membuka celana, bantu mengatur posisi
litotomi dan selimuti bagian yang tidak diamati
 Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi
dan jumlah nya dan bandingkan sesuai perkembangan pasien
 Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi
 Buka labia mayora dan amati bagian dalam bagian dalam
labia mayora, labia minora, kitoris, dan meatus uretra .
 Inspeksi genitalia eksterna :Pada posisi lithotomi, genitalia
eksterna dapat dilihat dengan jelas
 Keadaan vulva bagian luar:Kotor atau bersih, keadaan
rambut pubis.
 Terdapat ulkus, pembengkakan.
 Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah
 Pengkajian Bagian Dalam
 Atur posisi pasien.
 Lumasi jari penunjuk anda dengan air streril dan masukan ke
dalam vagina dan identifikasi servik mengenai kelunakannya,
serta permukaannya. Tindakan ini berguna untuk
mempergunakan dan memilih spekulum yang tepat. Cabut jari
bila sudah selesai.
 Siapkan spekulum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan
lumasi dengan air hangat terutama bila akan diambil specimen
 Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah
 Yakinkan tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan dengan
tangan satunya masukan spekulum dengan sudut 45 derajat dan
hati-hatilah sehingga tidak menjepit rambut pubis atau labia.
 Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari anda,
dan putar spekulum ke arah posisi horizontal dan pertahankan
penekanan tetap pada sisi bawah/posterior
 Buka paruh spekulum, lokasikan pada servik dan kunci paruh
sehingga tetap membuka.
 Bila servik sudah terlihat, amati servik mengenai ukuran, laserasi,
erosi, massa, keluaran dan warnanya.
 Bila diperlukan spesimen sitologi maka ambillah dengan cara usapan
menggunakan aplikator dari kapas.
 Bila sudah selesai, kendorkan screw spekulum, tutup spekulum dan
tarik keluar secara perlahan- lahan.
 Lakukan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara
kenakan sarung tangan steril, lumasi jari penunjuk dan jari tengah
kemudian masukkan ke lubang vagina dgn penekanan kearah
posterior dan raba dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri
tekan dan nodula.
 Palpasi servik dengan dua jari dan perhatikan posisi, ukuran,
konsistensi, mobilitas dan nyeri tekan.
 Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan menghadap ke atas.
Tangan yang diluar taruh di perut dan tekankan kebawah. Palpasi
uterus mengenai ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitas.
 Palpasi ovarium dengan cara geser dua jari yang ada dalam vagina
pada fornik lateral kanan. Tangan yang diperut tekankan kebawah
ke arah kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium kanan mengenai
ukuran, mobilitas, bentuk, ukuran, konsistensi dan nyeri tekan
(normalnya tidak teraba). Ulangi untuk ovarium sebelahnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan
dengan Takut infeksi menular seksual
2. Ansietas berhubungan dengan Stressor
3.Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
Gejala terkait penyakit
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola seksual (00065)
berhubungan dengan Takut infeksi menular
seksual Domain 8: Seksualitas Class
3.Reproduksi
 Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan,klien dapat
menunjukkan keefektifan pola seksual
 dengan kriteria hasil : Kontrol Resiko : Penyakit Menuar Seksual (PMS) -
Klien dapat mengidentifikasi faktor risiko penyakit menular seksual - -
Klien dapat mengenali faktor risiko penyakit menular seksual
- Klien dapat mengenali tanda dan gejala penyakit menular
1. Dapatkan riwayat seksual, termasuk jumlah pasangan seksual terakhir,
frekuensi hubungan, dan kejadian serta pengobatan masa lalu terkait
dengan infeksi menular seksual (PMS)
2. Instruksikan pasien mengenai faktor-faktor yang meningkatkan risiko
IMS (misalnya, hubungan seksual tanpa perlindungan, area permukaan
mukosa genital, peningkatan jumlah kontak-kontak seksual, dan
hubungan seksual saat menstruasi)
3. Diskusikan pengetahuan pasien, pemahaman, motivasi, dan tingkat
komitmen mengenai berbagai metode perlindungan seksual
4. Diskusikan agama, budaya, perkembangan, sosio ekonomi, dan
pertimmbangan individu berkenaan dengan pilihan perlindungan
seksual.
5. Anjurkan pasien untuk mendapatkan pemeriksaan-pemeriksaan rutin
dan melaporkan tanda dan gejala IMS pada penyedia layanan kesehatan
Pengajaran : Seksualitas
1. Ciptakan suatu suasana menerima, dan
tidak menghakimi
2. Dukungan peran orangtua sebagai pendidik
seksualitas utama bagi anak-anak mereka
3. Informasikan anak dan remaja mengenai
manfaat-manfaat untuk
2. Ansietas berhubungan dengan Stressor
1. Koping / Toleransi Stres
2. Respons Koping
NOC NIC Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan,
klien dapat menunjukkan keefektifan mengurangi stress
dengan kriteria hasil : Tingkat Stress
1. Klien dapat mengurangi rasa gelisah
2. Klien dapat mengontrol perasaan mudah marahnya
3. Tingkat depresi klien berkurang
4. Kecemasan klien berkurang
5. Kecurigaan klien terhadap orang lain berkurang
6. Status Kenyamanan
7. Klien dapat menjalin hubungan sosial dengan orang lain
8. Klien mendapatkan perawatan sesuai dengan kebutuhan
9. Klien sudah mampu mengkomunikasikan kebutuhan
Dukungan Emosional
1. Rangkul atau sentuh pasien dengan penuh dukungan
2. Bantu pasien untuk mengenali perasaannya seperti
adanya cemas, marah, atau sedih
3. Dengarkan/dorong ekspresi keyakinan dan perasaan
4. Temani pasien dan berikan jaminan keselamatan
dan keamanan selama periode cemas
5. Rujuk untuk konseling, sesuai kebutuhan
Teknik Menenangkan
1. Pertahankan sikap yang tenang dan hati-hati
2. Identifikasi orang-orang terdekat klien yang
bisa membantu klien
3. Berikan waktu dan tempat untuk menyendiri
jika diperlukan
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
Gejala terkait penyakit yaitu : Kenyamanan
Kenyamanan Fisik
NOC NIC Setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan, klien dapat merasa nyaman
dengan kriteria hasil :
Tingkat Nyeri
Nyeri yang dilapokan
Panjang episode nyeri
Ekspresi wajah
Kontrol Gejala
Memantau munculnya gejala
Memantau lama bertahannya gejala
Memantau variasi gejala
Manajemen Nyeri :
1. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat prosedur
2. Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetuskan
atau meningkatkan nyeri.
3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap ketidaknyamanan
Bantuan Modifikasi Diri
4. Identifikasi bersama pasien mengenai strategi paling efektif
terkait dengan perubahan perilaku
5. Intruksikan pasien untuk mencatat kejadian perilaku
setidaknya mulai dari 3 hari sampai dengan 2 hingga 3 minggu
6. Dorong pasien untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang
bisa diatur dan bisa dicapai dalam waktu tertentu
7. Bantu perkembangan fleksibilitas selama pembentukan
rencana dan tingkatkan penguasaan terhadap satu langkah
sebelum pindah pada langkah berikutnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai