PENDAHULUAN
1. TINJAUAN UMUM TENTANG FILSAFAT
a. Pengertian.
Filsafat adalah induk pengetahuan dan istilah filsafat sudah
dikenal sejak 2000 tahun yang lalu, yakni pada masa yunani
kuno, filasafat terdiri dari kata filo dan sofia yang berarti cinta
dan kebijaksanaan. Kata cinta disini dalam arti yang seluas-
3
Filsafat berasal dari bahasa yunani yang telah di-Arabkan. Kata
ini berasal dari dua kata “philos” dan “shopia” yang berarti
pecinta pengetahuan. Konon yang pertama kali menggunakan
kata “philoshop ” adalah Socrates (dan masih konon juga) Dia
menggunakan kata ini karena dua alasan, Pertama, kerendah-
hatian dia. Meskipun ia seorang yang pandai dan luas
pengetahuannya, dia tidak mau menyebut dirinya sebagai
orang yang pandai. Tetapi dia memilih untuk disebut pecinta
11
Fenomena
Kegelisahan, keheranan
Masukan
Menyangsikan, meragukan
Keingintahuan
Merenung:
1. Menyadari masalah (menguji prinsip,
menentukan pada objek yang lain)
20
c. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: Pembimbing ke
Filsafat. Metafisika, filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran-
pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam
tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itu letaknya kebenaran,
kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat diantara kerja, manusia,
yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam dalamnya dan seluas-
luasnya baginya, itulah tujuan tertinggi dan satu-satunya. Bagi manusia,
berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-
netralnya degan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab
terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam,
24
f. Berfikir Filsafat
Sebagaimana dikutip oleh Widi Hidayat dan Tri Ratnawati dalam
bukunya filsafat ilmu dan logika sains cet: ke-2, 2013 hal 17-24, cara
berfikir filsafat (Kattsoff, 1982) :
1). Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis , kegiatan
kefilsafatan adalah merenung dalam arti mencoba menyusun suatu
sistem pengetahuan yang rasional yang memadai untuk memahami
lingkungan dan diri kita sendiri.
2). Kegiatan kefilsafatan adalah pemikiran secara ketat dalam arti
Filsafat merupakan usaha mencari kejelasan dan kecermatan secara gigih yang
dilakukan secara terus menerus. Perenungan kefilsafatan tidak berusaha
menemukan fakta-fakta namun filsafat menerimanya dari mereka yang
menemukannya. Filsafat selalu menunjuk fakta-fakta tersebut untuk menguji
apakah penjelasannya sudah memadai. Filsafat membahas fakta-fakta dengan
dua cara yaitu Filsafat mengajukan kritik atas makna yang dikandung fakta-fakta
dan Filsafat menarik kesimpulan yang bersifat umum dari fakta-fakta.
31
ILMU (Sains)
Berasal dari kata bahasa latin Scientia yang berarti knowledge.
Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin
tertentu.
Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-
gejala alam.
Meramalkan tidak lain daripada sebuah proses melalui
39
AKTIVITAS
ILMU
40
• Dalam Bagan tsb memperlihatkan bahwa ilmu harus diusahakan
dg aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dg metode
tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan
pengetahuan yg sistematis.
• Ilmu sbg aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan,
penyelidikan, usaha menemukan, atau pencarian. Pencarian ini
dilakukan berulangkali, sehingga pada masa kini penelitian juga
disebut dengan research.
46
a. Ada 2 jenis pengetahuan, menurut Siradjuddin Zar dalam
filsafat Islam, yaitu:
1) Pengetahuan yg bukan berdasarkan hasil usaha aktif manusia.
Pengetahuan ini diperoleh manusia lewat wahyu Allah swt.
Manusia menerima kebenaran wahyu lewat keimanan dalam
hatinya
2) Pengetahuan yg berdasarkan hasil usaha aktif manusia.
Pengetahuan ini disebut dg pengetahuan Indra, yaitu pengetahuan
1. Empiris.
Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan
percobaan
2. Sistematis.
56
b. OBJEK FORMAL
Objek Formal Filsafat Ilmu adalah Hakikat (Esensi) Ilmu
Pengetahuan. Filsafat Ilmu lebih menaruh perhatian
terhadap problem-problem mendasar dari pengetahuan
seperti: Apa Hakikat Ilmu itu sesungguhnya ? Bagaimana
cara memperoleh pengetahuan Ilmiah ? Apa Fungsi Ilmu
Pengetahuan itu bagi manusia ? Problem-problem inilah
yang dibicarakan dalam landasan ilmu pengetahuan, yakni
58
8. Landasan Pengembangan Ilmu
62
b. EPISTEMOLOGI
Epistemologi derivasinya dari bahasa Yunani yang berarti teori ilmu
pengetahuan. Epistemologi merupakan gabungan dua kalimat
episteme, Pengetahuan ; dan Logos, Theory. Epistemologi adalah
cabang Ilmu Filsafat yang membicarakan tentang teori ilmu
pengetahuan. Cabang ini berusaha menemukan jawaban atas
pertanyaan bagaimana ada itu berada. Proses ada itu dari sisi ilmu
pengetahuan tentu mengikuti prinsip-prinsip teoritik yang jelas.
Menurut Archie J Bahm :
Bahm Menegaskan bahwa suatu kegiatan baru dapat dikatakan
64
Disamping itu Archie J. Bahm menyebutkan ada 8 hal penting yang
berfungsi untuk membentuk pikiran manusia sebagai berikut:
1) Mengamati (Observes)
2) Menyelidiki (Inquiris)
3) Percaya (Believes)
4) Hasrat (Desires)
65
Perbincangan penting dalam epistemologi juga terkait dengan jenis-
jenis pengetahuan. Paling tidak ada dua jenis pengetahuan, yaitu
pengetahuan ilmiah dan Non-ilmiah.
Pengetahuan ilmiah memiliki beberapa ciri pengenal sebagai berikut:
a. Berlaku umum, artinya jawaban atas pertanyaan apakah sesuatu hal
itu layak atau tidak layak, tergantung faktor-faktor subjektif.
b. Mempunyai kedudukan mandiri (Otonomi), artinya meskipun faktor-
faktor diluar ilmu juga ikut berpengaruh, tetapi harus diupayakan
70
Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tingkah laku moral dapat
dihampiri berdasarkan atas tiga macam pendekatan, yaitu : Etika
Deskriptif, Etika Normatif, dan Metaetika.
1) Etika Deskriptif adalah cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti
luas seperti: adat kebiasaan, anggapan tentang baik atau buruk,
tindakan yang diperbolehkan atau tidak.
2) Etika Normatif mendasarkan pendiriannya atas norma. Ia dapat
mempersoalkannorma yang diterima seseorang atau masyarakat
75
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan penelitian (Secara Operasional)
HASIL PENELITIAN
Variabel Yang Diteliti
Teknik Analisis
Kesimpulan Analisis Data
Penafsiran Kesimpulan Analisis Data
Kesimpulan Pengujian Hipotesis
a. Rene Descartes
• Bagi descartes sesuatu yg dikerjakan oleh satu orang lebih
sempurna daripada yg dilakukan oleh sekelompok orang secara
patungan . Descartes mengajukan 4 langkah atau aturan yg dapat
mendukung metode yg dimaksud sebagai berikut:
81
b. Alfred Jules Ayer
Beliau adalah seorang penganut Positivisme Logik, dan sebagai
generasi penerus tradisi Positisme Logik, inti ajaran yang penting
adalah prinsip verifikasi itu merupakan pengandaian untuk
melengkapi suatu kriteria sehingga melalui kriteria tersebut dapat
ditentukan apakah suatu kalimat mengandung makna atau tidak.
Dengan melalui prinsip Verifikasi ini tidak hanya kalimat yang teruji
secara empirik saja yang dapat di anggap bermakna, tetapi kalimat
84
c. Karl Raimund Popper
Popper adalah seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan
dalam prinsip verifikasi berupa sifat pembenaran (Justification)
terhadap teori yang telah ada. Ia mengajukan prinsip falsifikasi yang
dapat diurai sebagai berikut.
86
4). Ia menolak bentuk komunitarisme ia menyerang relativisme
paradigma yang digagas oleh rekannya Thomas kuhn.
5). Daya transendesi nalar menurut Popper adalah saat nalar induksi
digantikan oleh nalar falsifikasi.
6). Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan
dan dapat dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi,
sebagaimana yang dianut kaum positivisme.
Teori ilmiah selalu bersifat hipotesa dan tidak ada kebenaran terakhir,
88
d. Epistemologi Revolusi Thomas Kuhn.
1). Awalnya Kuhn merespon pendapat popper yang lebih dalam
menguraikan terjadinya ilmu empiris melalui jalan hipotesa
untuk kemudian diberlakukan prinsip falsifikasi. Tetapi
kenyataannya dalam sejarah ilmu pengetahuan pendapat
tersebut hanya digunakan oleh popper sebagai bukti untuk
mempertahankan pendapatnya. Disini Kuhn justru tidak lagi
memakai pendapat popper, ia lebih banyak menggunakan
UKURAN UMUM
94
2. Kriteria teori kritis
menurut Horkeimer ini dianggap mencukupi dan benar apabila
memenuhi 3 kriteria sebagai berikut:
a) Explanatory
Harus menjelaskan apa yang salah dengan realitas sosial yang ada.
Pengertian Explanatory berarti adanya unsur muatan menghukum
(Judgements) dalam teori antara lain tentang salah dan benar, yang
seharusnya dan yang tidak seharusnya, yang wajar dan yang tidak
wajar.
97
e). Theory of crisis (Teori Krisis), berisi serangkaian teori yang intinya
berupaya:
a). Menguraikan konsepsi tentang krisis sosial;
b).Menunjukkan adanya krisis sosial tersebut dalam masyarakat;
c).Mendeskripsikan perkembangan historis dari krisis tersebut,
khususnya dalam kaitannya dengan kesadaran palsu individu dan basis
struktural masyarakat yang paling bawah
f). Theory of Education (Teori Pendidikan) bertujuan:
a).Menyajikan deskripsi kondisi-kondisi yang diperlukan dan mencukupi
110
Sebagai produk ilmu tidak lain adalah pengetahuan atau
kebenaran ilmiah yang memiliki karakteristik : (a) sistematisasi (b)
keumuman (c) rasionalitas (d) objektivitas (e) verifiabilitas (f)
komunalitas. Pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu bila
pengetahuan tersebut tersusun secara sistematis. Dan apa yang
tersusun secara sistematis sebagai suatu kesatuan tersebut haruslah
memiliki sifat keumuman (generality), artinya bahwa
kebenaran yang terkandung di dalamnya harus dapat berlaku
secara umum atau luas jangkauannya.
111
1). Kebenaran berkaitan dengan kualitas pengetahuan,
dimana setiap pengetahuan yang dimiliki ditilik dari jenis
pengetahuan yang dibangun. Pengetahuan itu berupa: (a)
Pengetahuan biasa atau disebut ordinary knowledge atau
common sense knowledge. (b) pengetahuan ilmiah, yaitu
pengetahuan yang telah menetapkan objek yang khas atau
112
2). Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau karakteristik dari
bagaimana cara atau dengan alat apakah seseorang
membangun pengetahuannya.
113
b. Untuk berpikir secara ilmiah ada tiga tahapan berpikir yg harus
dilalui, yaitu:
115
5. Kebenaran Non Ilmiah
a) Akal Sehat. Adalah serangkaian konsep dan bagan yg
memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan.
Pada umumnya akal sehat banyak digunakan oleh orang awam
dalam mempersoalkan sesuatu.
b) Prasangka. Penemuan pengetahuan yg dilakukan melalui akal
sehat kebanyakan diwarnai oleh kepentingan orang yg
melakukannya. Sehingga akal sehat mudah berubah menjadi