Anda di halaman 1dari 19

Monitoring Cemaran Mikroba pada Ruang Uji Sterilitas di Laboratorium

Mikrobiologi

Oleh :
Larastiti Ayu Pandanwangi
NPM P2.31.35.0.17.036

Pembimbing :
Junie Suriawati, S.Si., M.Si
Dra. Misde Yola, M.Pd., M.Farm.

Program Studi Diploma III Analisis Farmasi dan Makanan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
2020
ISI
1. Latar Belakang

2.Perumusan
Masalah

3. Pembatasan
Masalah

4. Tujuan & Manfaat 7. Simpulan dan


Saran

5. Tinjauan Pustaka
6. Skema & Hasil
Pengujian
Latar Belakang

Berdasarkan Farmakope
Pengujian sterilitas biasanya dilakukan pada kondisi aseptik dengan tidak
Indonesia edisi V
ditemukannya kontaminasi mikroba yang ditemukan saat pengujian

Adanya Mikroba
Kontaminan Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa mikroba dapat terbawa melalui udara dan
dapat mempengaruhi pengujian

Tindakan
Pencegahan
Untuk mencegah kontaminasi pada ruang uji sterilitas yaitu perlu dilakukannya monitor
secara berkala dengan melakukan sampling yang sesuai pada area kerja.
Perumusan Masalah

Ruang uji sterilitas Perlu dilakukan pemantauan


difungsikan untuk pengujian secara rutin terhadap ada atau
mutu bagi produk steril tidaknya cemaran mikroba
Pembatasan masalah

R.
R. Preparasi
Preparasi
R.
R. Uji
Uji
Potensi
Potensi R.
R. Sterilitas
Sterilitas
R. Sterilisasi 05
Monitoring
04
R.
R. Timbang
Timbang

R.
R. Inokulasi
Inokulasi

R.
R. Uji
Uji DNA
DNA
R.
R. Destruksi
Destruksi
R.
R.
Penyimpanan
Penyimpanan
R.
R. Uji
Uji Media
Media
Cemaran
Cemaran
R.
R. Uji
Uji Bakteri
Bakteri Berbagai ruang yang
Cemaran
Cemaran terdapat dalam Lab.
Jamur
Jamur Mikrobiologi BBPOM di
Jakarta
Tujuan penelitian

Untuk mengetahui kondisi fisik


secara mikrobiologi di dalam ruang UMUM
uji sterilitas di Laboratorium
Mikrobiologi Balai Besar POM di
Jakarta.

1.Menghitung jumlah koloni mikroba


pada ruang uji sterilitas.
KHUSUS 2.Mengidentifikasi cemaran koloni
mikroba pada ruang uji sterilitas.
3.Mengetahui jumlah mikroba tersebut
memenuhi syarat atau tidak.
Manfaat penelitian

MAHASISWA
Dapat memberikan informasi bagi
pembaca tentang pentingnya monitoring
atau pemantauan area kerja maupun
Dapat menjadi salah satu referensi bagi lingkungan.
mahasiswa dan memberikan gambaran
serta informasi bagaimana cara untuk
memonitoring ruang laboratorium,
sehingga pengujian yang dilakukan dapat
memberikan hasil yang valid tanpa UMUM
adanya pengaruh cemaran dari luar.
Tinjauan pustaka

observasi yang dibuat dengan ukuran sesuai dengan metode dan rencana
yang telah ditentukan untuk memberikan bukti dari kinerja instalasi.

monitoring 1. Metode yang tepat.


2. Media kultur dan kondisi inkubasi yang sesuai.
3. Operator atau teknisi terlatih.
4. Menentukan lokasi yang akan dimonitoring.
5. Menentukan waktu berkala untuk monitoring.
6. Prosedur
Kontaminasi
mikroba
Mikroba Udara
Tipe
Mikroba Cleanroom
Suhu, Oksigen, pH, Nutrien,
Tekanan Osmotik.

Deteksi
Mikroba Identifikasi
dengan Kit
API
Pewarnaan
Gram
Metode penelitian

11 -20 Februari
Lokasi Penelitian 2020.
Waktu Penelitian

Metode Cawan Papar

Menjaga kebersihan serta pemantauan terhadap


Prinsip Penelitian jumlah mikroba di peralatan (Laminar air flow,
biosafety cabinet dan almari cooler tempat
penyimpanan media yang sudah steril) dan
ruangan laboratorium mikrobiologi.
 
Prosedur
Instruksi Kerja Laboratorium
Mikrobiologi BBPOM di Jakarta.
Alat Bahan

1. Tryptic Soy Agar (TSA),


2. Kristal violet,
3. Lugol,
4. Alkohol 95%,
5. Aquadest,
6. Safranin,
7. Mineral oil,
8. 0,5 Mc Farland Standard,
9. Reagen H2O2,
10. Reagen VP 1 dan VP 2,
11. Reagen NIT 1 dan NIT 2,
12. Reagen ZYM A dan ZYM
13. B.
SKEMA PENGUJIAN
Hasil media TSA setelah monitoring, lalu
diinkubasi pada 32,5°C selama 2 hari (cawan
dibalik) lalu dilanjutkan pada suhu 22,5°C
(cawan tidak dibalik) selama 4 hari

Media TSA sebelum


digunakan untuk monitoring

Dilakukan identifikasi
dengan Kit API

Hasil pewarnaan Gram yang diamati dengan mikroskop


Data Percobaan
DATA
PERCOBAAN
Pesryaratan kesimpulan saran

Berdasarkan Instruksi Kerja


Laboratorium Mikrobiologi BBPOM di
Jakarta
Berdasarkan pengujian diperoleh jumlah
koloni pada ruang BSC didapatkan hasil 0
CFU/4 jam, Ruang Uji Sterilitas 2,5 CFU/4 1. Sebaiknya melakukan
jam; R. antara 1, 2 CFU/4 jam, R. antara 2, monitoring secara berkala
5 CFU/4 jam; R. antara 3, 1 CFU/4 jam; minimal satu bulan sekali,
Air shower 24 CFU/4 jam. Dari seluruh sehingga pengujian yang
pengujian ditemukan mayoritas bakteri dilakukan di dalam
adalah dari kelompok Staphylococcus dan
laboratorium bisa
Micrococcus. Sehingga dapat disimpulkan
Monitoring Cemaran Mikroba pada Ruang
memberikan hasil yang
Uji Sterilitas di Laboratorium Mikrobiologi absah.
memenuhi batas Persyaratan Instruksi  
Kerja Laboratorium Mikrobiologi Balai 2.
Besar POM di Jakarta
Daftar pustaka

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.
2. Badan POM. Suplemen I: Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan RI; 2009.
3. Eleftheriadou M, C. TK. Eurachem guide: Accreditation for Microbiological Laboratories Second Edition. European University Cyprus.; 2013.
4. Prabowo K, Muslim B. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan Penyehatan Udara. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
5. International Organization for Standardization. ISO 14644-2 Cleanrooms and associated controlled environtments-Part 2, Specifications for testing and
monitoring to prove continued compliance with ISO 1464-1. Switzerland: The International Organization for Standardization.; 2000.
6. Sandle T. Biocontamination Control for Pharmaceuticals and Healthcare. London: Elsevier Ltd; 2019.
7. Mudatsir. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba dalam Air. J Kedokt Syiah Kuala. 2007;7 (1):23–29.
8. Palawe B V., Kountul C, Waworuntu O. Identifikasi Bakteri Aerob di Udara Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Prof. dr. R. D. Kandao
Manado. J e-Biomedik. 2015 Sep 11;3(3).
9. Iswadi, Samingan, Yulisman H. Identifikasi Jenis Bakteri Udara di Ruangan Bersistem HVAC (Heating Ventilation and Air Conditioning). Pros Semin Nas
Biot. 2014;288–93.
10. Radji M. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta: EGC; 2010.
11. Lignell U. Characterization of Microorganisms in Indoor Environments. Findland: National Public Health Institute, Department of Environmental Health,
and Department of Environmental Sciences, University of Kuopio.; 2008.
12. Ashour M, Mansy M, Eissa M. Microbiological Environmental Monitoring in Pharmaceutical Facility. Egypt Acad J Biol Sci G Microbiol. 2011;3:63–74.
13. Firmazona I. Skripsi: Model Pola Distribusi Aliran Udara dan Temperatur Ruang Operasi Rumah Sakit “X” Menggunakan FLOVENT V7. 2009. 13–17 p.
14. Clayton N, Eaton T. The Micronclean Cleanroom Handbook. 1st ed. Clayton N, editor. United Kingdom: Micronclean Limited; 2011. 0–124 p.
15. Sughiarta IGE. Karya Akhir: Perbandingan Hasil Identifikasi Metode Analytical Profile Index (API) dan Tes Kepekaan Antibiotika Konvensional dengan
Metode Technical Dedicated Reasonable (TDR)-300B. 2016.
16. Biomerieux. Identification system for Staphylococci, Micrococci and related genera. France: Biomerieux SA; 2010.
17. Cappuccino JG, Sherman N. Microbiology A Laboratory Manual. Tenth Edition. United States of America: Pearson Education, Inc; 2014.
18. International Organization for Standardization. ISO 14698-1 Cleanrooms and associated controlled environtments-Biocontamination control- Part 1,
General principles and methods. Switzerland: The International Organization for Standardization; 2003.
19. Difco and BBL Team. Manual of Microbiological Culture Media. Second Edition. New York: Becton, Dickinson and Company.; 2009.
20. Sanders ER. Aseptic laboratory techniques: Plating methods. J Vis Exp. 2012 May 11;(63):1–18.
21. Beuchat LR, Chiou RY-Y. Comparison of Media and Influence of Petri Plate Position (Inverted or Upright) for Determining Fungal Populations in Bulk-
Stored, Dry, Seed-Based Foods. J Food Sci [Internet].
22. Fajariyanoor M, Muthmainah N, Rahmiati. Identifikasi Jamur Kontaminan Udara di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSD Idaman Banjarbaru.
Homeostasis. 2018;2 No.1:67–72.
23. Barrow, G.I, Feltham R.K.A . Cowan and Steel’s Manual for the Identification of Medical Bacteria. New York: Cambridge University Press; 1993.
24. Badan POM. Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat Yang Baik Jilid II. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI; 2014.
25. Sandle T. Settle plate exposure under unidirectional airflow and the effect of weight loss upon microbial growth. Eur J Parenter Pharm Sci. 2015;20(2):45–
50.
26. Badan POM. Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat Yang Baik Jilid I. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan RI; 2012.
27. World Health Organization. Environtmental Monitoring of Clean Rooms in Vaccine Manufacturing Facilities. Geneva, Switzerland; 2012.
28. Susilowati A, Listyawati S. Keanekaragaman Jenis Mikroorganisme Sumber Kntaminasi Kultur In vitro di Sub-Lab.Biologi Laboratorium MIPA Pusat
UNS. Biodiversitas. 2001;2 No.1:110–4.
29. Dwijoseputro D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan; 2003.
30. Musyarifah Z, Agus S. Proses Fiksasi pada Pemeriksaan Histopatologik. J Kesehat Andalas. 2018;7 No.3:443–53.
31. Wade W. Unculturable Bacteria—The Uncharacterized organisms that Cause Oral Infections. J R Soc Med [Internet].
32. Nurhidayati S, Faturrahman F, Ghazali M. Deteksi Bakteri Patogen Yang Berasosiasi Dengan Kappaphycus alvarezii (Doty) Bergejala Penyakit Ice-ice. J
Sains Teknol Lingkung. 2015 Dec 15;1(2):236565.
33. Baird-Parker AC. A classification of Micrococci and Staphylococci based on physiological and biochemical tests. J Gen Microbiol. 1963;
34. Leboffe MJ, Pierre BE. A Photographic Atlas for the Microbiology Laboratory Forth Edition. Morton Publishing Company; 2011.
35. Candra Setiawati T, Paniman Asna Mihardja dan. Identifikasi dan Kuantifikasi Metabolit Bakteri Pelarut Fosfat dan Pengaruhnya terhadap Aktivitas
Rhizoctonia solani pada Tanaman Kedelai. Vol. 13, J. Tanah Trop. 2008.
36. Faturrahman MA, Kurniatuhadi R, Biologi PS, Tanjungpura U. Deteksi Keberadaan Bakteri Staphylococcus di Udara Dalam Ruangan Pasar Tradisional
Kota Pontianak. 2019;8:30–4.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai