PERCOBAAN 5
UJI CEMARAN MIKROBA
DISUSUN OLEH:
3.2 Bahan
IV. PROSEDUR
4.1 Uji Sterilitas Media
Dimasukkan masing-masing 10 mL media NA dan PDB ke dalam tabung
reaksi yang berbeda. Diinkubasikan pada suhu 35-37℃ untuk media NA dan
20-25℃ untuk PDB, diamati selama 1-4 hari. Pengerjaan dilakukan duplo.
4.2 Uji Fertilitas
Bakteri Bacillus subtilis diinokulasikan pada media NA dan
diinkubasikan pada suhu 35-37℃ , diamati selama 1-4 hari. Candida
albicans diinokulasikan pada media PDB pada suhu 20-25℃ , diamati
selama 1-4 hari. Pengerjaan dilakukan duplo.
4.3 Uji Bakteriostatik dan Fungistati
Media NA diinokulasikan dengan Bacillus subtilis dan sediaan,
diinkubasikan pada suhu 35-37℃ , diamati selama 1-4 hari. Media PDB
diinokulasikan dengan Candida albicans dan sediaan uji tetes mata insto,
diinkubasikan pada suhu 20-25℃ , diamati selama 1-4 hari. Pengerjaan
dilakukan duplo.
4.4 Uji Sterilitas Cara Inokulasi Langsung
Diinokulasikan 1 mL sediaan uji kedalam 9 mL media pada tabung
reaksi. Media NA dan PDB masing-masing diinokulasikan dengan 1 mL
sediaan uji tetes mata insto. Diinkubasikan di suhu 35-37℃ untuk NA dan
20-25℃ untuk PDB, diamati selama 1-4 hari. Pengerjaan dilakukan duplo.
V. HASIL PENGAMATAN
Pada percobaan uji sterilitas kali ini, terdiri dari empat tahap yaitu, uji sterilitas
media, uji fertilitas, uji bakteriostatik dan fungistatik, dan uji sterilitas cara inokulasi
langsung atau cara penyaringan membran. Pada percobaan atau tahap pertama yaitu uji
sterilitas media, dengan dimasukkan masing-masing 10 mL media NA dan PDB ke dalam
tabung reaksi yang berbeda. Tujuan dilakukannya uji sterilitas media yaitu untuk memastikan
bahwa media yang digunakan dalam percobaan mikrobiologi benar-benar bersih dari
kontaminan mikroorganisme. Sehingga hasil percobaan dapat sesuai dan hasil data yang
diperoleh menjadi lebih akurat(Bhojwani, 2013). Kemudian diinkubasikan pada suhu 35-
37℃ untuk media NA dan 20-25℃ untuk PDB. Setelah itu, diamati selama 1-4 hari, dengan
pengerjaan dilakukan duplo. Tujuan inkubasi pada kisaran suhu 35-37°C pada pengujian
sterilitas mikrobiologi atau uji sterilitas adalah untuk memungkinkan tumbuhnya bakteri
mesofilik aerob (Putri, 2015).
Pada Percobaaan kedua yaitu uji fertilitas dilakukan Bakteri Bacillus subtilis
diinokulasikan pada media NA dan diinkubasikan pada suhu 35-37℃ , diamati selama 1-4
hari. Candida albicans diinokulasikan pada media PDB pada suhu 20-25℃ , diamati selama
1-4 hari. Pengerjaan dilakukan duplo. Tujuan dari uji kesuburan yang dilakukan dalam
percobaan adalah untuk mengetahui apakah media yang digunakan memenuhi syarat untuk
pertumbuhan mikroba yang diuji atau tidak. Prinsip uji fertilitas didasarkan pada cara bakteri
ditumbuhkan di dalam inkubator penelitian, sehingga fertilitas lingkungan dapat dibuktikan
dengan menginokulasi lingkungan dengan bakteri dan jamur yang dapat memberikan hasil
positif bagi
Pada percobaan atau tahap ketiga yaitu uji bakteriostatik dan fungistatik, dengan
media berupa NA diinokulasikan dengan Bacillus subtilis dan sediaan tetes mata insto.
Prinsip dari uji bakteriostatik berdasarkan cara memberikan efek dengan menghambat
pertumbuhan tetapi tidak membunuh. Senyawa bakteriostatik seringkali menghambat sintesis
protein atau mengikat ribosom. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan antimikroba pada
kultur mikroba yang berada pada fase logaritmik. Setelah penambahan zat antimikroba pada
fase logaritmik didapatkan jumlah sel total maupun jumlah sel hidup tetap (Madigan, 2013).
Kemudian, diinkubasikan pada suhu 35-37℃, dan diamati selama 1-4 hari. Setelah itu, media
berupa PTB diinokulasikan dengan Candida albicans dan sediaan uji tetes mata insto.
Selanjutnya, diinkubasikan pada suhu 20-25℃, dan diamati selama 1-4 hari. Pengerjaan
dilakukan duplo.
Pada percobaan praktikum kali ini adalah uji cemaran mikroba yang pertama
dilakukan adalah media dicairkan terlebih dahulu didalam water bath dengan suhu 40
0
– 50 C hingga media cair. Media yang digunakan pada percobaan ini adalah LB
(Luria bertani) dan PDA (Potato Dextro agar). setelah media cair dinginkan media
hingga skira kira suhu media 50 0 C dinginkan dalam suhu ruangan kemudian dibuat
pengenceran decimal. Pengenceran adalah suatu cara atau metoda yang diterapkan
pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim
dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu
senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari
senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999). Karena jumlah sel bakteri
biasanya sangat tinggi dalam sampel asli. Metode ini memiliki beberapa kelemahan.
(Eema, 2011).
Pada percobaan ini pelarut yang digunakan adalah NaCl 0,9 % b/v steril.
Larutan NaCl 0,9 % b/v harus dalam keadaan steril karena larutan NaCl 0,9 % b/v
sebagai pelarut dari sample uji yang tidak boleh mengandung mikroorganisme lain
yang bias mengkontaminasi sample yang diujikan. Dengan cara mengambil 1 mL
sampel air kran lalu dimasukan kedalam tabung reaksi dan selanjutnya ditambahakan
dengan 9 mL NaCl 0,9 % b/v steril. Pada percobaan ini pengenceran dilakukan
sampai didapatkan pengenceran 10% pengenceran bertujuan untuk mendapatkan koloni
yang lebih sedikit sehingga memudahkan dalam proses perhitungan . Setelah melakukan
pengenceran cawan petri ditandai dengan nama media dan tingkat pengenceran
supaya bisa mempermudah dalam proses pengamatan. Masing – masing pengenceran
yang terdapat dalam lima tabung reaksi di pipet menggunakan pipet mikropipet
sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam cawan petri yang telah ditandai dengan nama
dari masing masing tingkat pengenceran. Setelah cawan petri memuat sample yang
diujikan kemudian masukan media, pada percobaan kali ini media yang di gunakan
adalah LB (Luria bertani) dan PDA (Potato Dextro agar). media LB digunakan
untuk penetapan kadar jumlah bakteri aerob yang di inkubasi pada suhu 37 0C
sedangkan media PDA untuk penetapan jumlah kapang dan kamir yang diinkubasi
pada suhu 20 – 250C. pada percobaan ini teknik yang digunakan adalah teknik tuang
dimana sampel uji dan media hanya dituangkan kedalam cawan petri. Sebenarnya ada
dua teknik dalam pembuatan media ini pada metode tuang dari pengenceran
dimasukkan 1 ml ke dalam cawan petri dan selanjutnya dituang 15-20 ml medium,
jika menggunakan metode sebar, maka medium pertumbuhan dituang ke dalam
cawan dan setelah medium memadat lalu sampel yang telah diencerkan sebanyak 0,1
ml dituang dan diratakan dengan batang gelas/drigalsky pastulat. Setelah media dan
sample uji telah dimasukan kedalam cawan homogenkan dengan cara menggerakan
cawan searah jarum jam sebanyak 5x dan berlawanan arah sebanyak 5x cara ini
dilakukan supaya media dan sample uji dapat dihomogenkan atau tersebarkan dengan
sempurna. Setelah itu biarkan padat, dan bungkus cawan (sampel dan media) dan
membaliknya. Hal ini bertujuan agar sampel yang akan diamati tidak terkontaminasi dengan
mikroorganisme lain. lakukan inkubasi pada sample yang menggunakan media LB
pada suhu 370C selama 18 jam. Inkubasi dilakukan pada suhu 370C karena pada suhu
tersebut mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik selain itu waktu 2 kali 24 jam merupakan
waktu yang cukup untuk mikroorganisme tumbuh karena jika waktunya lebih, maka akan
sulit untuk mengitungnya sebab mikroorganisme perkembangbiakannya cepat. amati
cemaran mikroba yang muncul yang ditandai dengan adanya koloni dan hitung koloni
yang ditimbulkan pada setiap media. Salah satu metode hitungan total mikroba adalah
dengan menggunakan metode hitungan cawan atau SPC (Standard Plate Count).
Dalam metode hitungan cawan yang diamati adalah mikroorganisme yang tumbuh
pada medium dan membentuk koloni yang dapat diamati langsung.
VII. KESIMPULAN
7.1. Pada praktikum ini mahasiswa dapat mengidentifikasi persyaratan sterilitas yang benar.
Suatu bahan dinyatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen
maupun yang tidak, baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam bentuk tidak vegetative
VIII.DAFTAR PUSTAKA
Bhojwani, S. S. (2013). Plant Tissue Culture: And Introductory Text. India: Spinger.
BPOM RI (2019). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No
11 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam
Makanan
Cappuccino, JG. Sherman, N (2014). Manual Laboratorium Mikrobiologi Jakarta EGC
Dwidjoseputro. (2013). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Djambatan
Handayani, D. (2022). Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Matoa (Pometia pinnata J.R
Irmayanti. (2023). Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Bayam Hijau (Amaranthus Hybridus L). Jurnal Insan Tani. Vol. 1 (1): 1-5.
Ismail, D, .(2014). Uji Bakteri Escherichia coli pada Minuman Susu Kedelai Bermerk dan
Tanpa Merek di Kota Surakarta, Naskah Publikasi, Fakultas Kedokteran, Jurusan
Pendidikan Dokter Universitas Muhammadiyah Surakarta
Marcelinus, B. (2018). Pengaruh Linen Bedah Rekondisi Terhadap Self – life Linen Bedah
Steril di CSSD Rumah Sakit Surabaya. Journal Of Pharmacy and Science. Vol. 3
(1): 25-33.
Putra, S. F. (2021). Pembuatan Media Tumbuh Bakteri Berbasis Lokal Material. Jurnal
Prosiding Semnas Bio. Vol. 6 (1): 59-64.
Radji, M. (2011) Buku Ajar Mikrobiology Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran
EGC Jakarta
Riswandi. (2014). Kualitas Silase Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dengan Penambahan
Dedak Halus dan Ubi Kayu. Jurnal Peternakan Sriwijaya. 3(1), pp. 1-6.
Sebagai Upaya Efektivitas dan Efisiensi Sumber Daya. Jurnal Eruditio. Vol. 2 (1):
36-46.
That Obtained From Pasar Pramuka. Jurnal Teknologi Dan Seni Kesehatan. Vol. 12
(2): 186 – 198.