Anda di halaman 1dari 51

BEKERJA DENGAN

LANDASAN KEIMANAN
KAJIAN BINTAL BETA
PENGERTIANNYA
Bekerja dengan iman artinya bekerja yang dilandasi iman.
Sehingga berkonsekwensi atas pekerjaannya dunia dan akhirat.
Berdampak pada aktifitas harian kerjanya yang bertanggung
jawab, disiplin, rapih, bermanfaat, untuk kemashalahatan dan
tidak merugikan orang lain.
KISAH MANISNYA
IMAN
KAJIAN BINTAL BETA
KISAH MANISNYA IMAN
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Dinar, bahwa pada suatu hari dia
berjalan dengan Khalifah Umar bin Khattab ra. Dari Madinah
menuju kota Mekah, di tengah perjalanan mereka berjumpa
dengan seorang anak gembala, yang sedang turun dari tempat
pengembalaan dengan kambing-kambingnya yang banyak.
Khalifah Umar bin Khattab ra. Ingin menguji anak tersebut,
sampai dimana anak gembala tersebut bersifat amanah.
KISAH MANISNYA IMAN
Lalu Khalifah Umar bin Khattab menyapa anak gembala tersebut.
Dan antara keduanya terjadi percakapan sebagai berikut:
”Wahai gembala, juallah kepadaku seekor anak kambing dari
ternakmu itu.”
“Aku ini hanya seorang budak.”
”Katakan saja nanti kepada tuanmu, anak kambing itu telah
dimakan serigala.”
“Faainallaah (kalau begitu dimana Allah)?”
KISAH MANISNYA IMAN
Jawaban anak gembala tersebut pendek, namun mengandung
makna yang luar biasa. Sampai-sampai khalifah Umar bin Khattab
ra. beserta rombongan kaum muslim kala itu, merinding
mendengar jawaban anak gembala tersebut. Seakan-akan anak
gembala itu berkata:
“Memang, tuan saya yang memiliki ternak ini, akan bisa saja saya
tipu, dia tidak melihat apa yang saya lakukan di sini, tetapi
bagaimana saya akan menipu Allah!” Bukankah Allah melihat apa-
apa yang saya perbuat, maka Allah swt. mengetahui apa yang
terguris dalam hati seseorang, dimanapun ia berada."
KISAH MANISNYA IMAN
Tidaklah heran, apabila waktu itu Khalifah Umar bin Khattab ra.
bercucuran air mata lantaran terharu atas jawaban anak gembala
tersebut. Kemudian beliau mengajak anak gembala tersebut
menjumpai tuannya pemilik kambing-kambing tersebut.
Langsung ditebusnya kemerdekaan anak gembala tersebut. Umar
sebutkan, “Kalimat ‘faainallah’ inilah yang memerdekakan kamu
di dunia ini, semoga kelak dengan kalimat itu pula akan
memerdekakan kamu di akhirat.”
MAKNA IMAN
KAJIAN BINTAL BETA
KEAJAIBAN IMAN

KEIMANAN MEMBERIKAN EFEK PERILAKU


Iman adalah sumber energi jiwa yang senantiasa memberikan kita
kekuatan untuk bergerak menyemai kebaikan, kebenaran dan
keindahan dalam zaman kehidupan, atau bergerak mencegah
kejahatan, kebatilan dan kerusakan dipermukaan bumi.
KEAJAIBAN IMAN

KEIMANAN MEMBERIKAN EFEK PERILAKU


Iman adalah gelora yang memberi inspirasi kepada pikiran-pikiran
kita, maka lahirlah “bashirah”. Iman adalah cahaya yang
menerangi dan melapangkan jiwa kita, maka lahirlah “taqwa”.
Iman adalah bekal yang menjalar di seluruh bagian tubuh kita,
maka lahirlah “harakah”.
KEAJAIBAN IMAN

KEIMANAN MEMBERIKAN EFEK PERILAKU


Iman menetramkan perasaan, menguatkan tekad dan
menggerakkan raga kita.
KEAJAIBAN IMAN

IMAN MENGUBAH KARAKTER INDIVIDU


Iman mengubah individu menjadi baik, dan kebaikan individu
menjalar dalam kehidupan masyarakat, maka masyarakat
menjadi erat dan dekat.
Yang kaya diantara mereka menjadi dermawan, yang miskin
menjadi “iffah” menjaga kehormatan dan harga diri.
KEAJAIBAN IMAN

IMAN MENGUBAH KARAKTER INDIVIDU


Iman mengubah yang berkuasa menjadi adil, yang ulama menjadi
takwa, yang kuat menjadi penyayang, yang pintar menjadi
rendah hati, yang bodoh menjadi pembelajar. Ibadah mereka
menjadi sumber kekuatan dan kemudahan, kesenian menjadi
sumber inspirasi dan semangat kehidupan.
APLIKASI IMAN
KAJIAN BINTAL BETA
APLIKASI IMAN
Jika anda bertanya, mengapa Bilal dapat bertahan di bawah
tekanan batu karang raksasa dengan terik matahari padang pasir
yang membakar tubuh? Mengapa ia membunuh majikannya
dalam perang Badar? Mengapa ia tadinya seorang budak bisa
berubah menjadi pembesar Islam?
APLIKASI IMAN
Lalu, mengapa Abu Bakar yang lembut menjadi sangat keras dan
tegar saat Perang Riddah?
Mengapa Umar bin Khattab yang terhormat mau dengan sukarela
membawa gandum ke rumah seorang perempuan miskin di
malam hari?
APLIKASI IMAN
Mengapa Khalid bin Walid lebih menyukai malam-malam dingin
dalam jihad fisabilillah daripada seorang seorang perempuan
cantik di malam pengantin?
Mengapa Ali bin Abi Thalib mau memakai selimut Rasulullah saw.
dan tidur di kasur beliau saat dikepung menjelang hijrah, atau
hadir di pengadilan saat beliau menjadi khalifah untuk
diperkarakan dengan seorang warganya yang yahudi?
APLIKASI IMAN
Mengapa pula Utsman bin Affan bersedia menginfakkan seluruh
hartanya, bahkan membiayai sebuah peperangan di masa
Rasulullah seorang diri?
Jawaban semua pertanyaan itu ada di sini: IMAN.
SAAT IMAN BERSEMAYAM DALAM
DADA
Sejarah Islam sepanjang lima belas abad ini mencatat, kaum
muslimin meraih kemenangan-kemenangan dalam berbagai
peperangan, menciptakan kemakmuran dan keadilan,
mengembangkan berbagai macam ilmu pengetahuan dalam
peradaban. Apa yang membuat mereka mencapai semua itu?
Itulah saat dimana iman mewarnai seluruh aspek kepribadian
setiap individu muslim dan mewarnai seluruh aspek kehidupan.
SAAT IMAN HANYA HIASAN BIBIR
Sebaliknya dalam sejarah, Pasukan Tartar membantai 80.000 orang
kaum muslimin di Baghdad, pasukan Salib menguasai Al Quds
selama 90 tahun, surga Andalusia hilang dari genggaman kaum
muslimin dan direbut kembali oleh kaum Salib, Daulah Utsmaniyah
di Turki dihancurkan gerakan Zionisme Internasional. Apa
penyebab kehancuran ini?
Itulah saat di mana iman hanya menjadi ucapan lisan dan tidak
mempunyai hakikat di dalam jiwa dan pikiran, tidak memberi
vitalitas dan dinamika dalam kehidupan, lalu tenggelam dalam
lumpur syahwat.
DINAMIKA IMAN
KAJIAN BINTAL BETA
DINAMIKA IMAN
Ada dua hal yang perlu dipahami ketika membahas masalah
keimanan.
Pertama, Karakter Iman;
Kedua, Karakter Hati sebagai wadah bersemayamnya iman.
KARAKTER IMAN
Iman mempunyai karakter yang fluktuatif, terkadang naik dan
tinggi, tetapi terkadang turun dan rendah.

“Iman itu bisa bertambah bisa berkurang, maka perbaharuilah


imanmu dengan Laa Illaaha Illallah.” (H.R. Ibnu Islam).
KARAKTER HATI
Sedangkan hati sebagai wadahnya iman memiliki karakter
terbolak-balik dan tidak tetap. Hati atau kalbu berasal dari bahasa
Arab, Qolbu. Qolbu sendiri berasal dari kata qolaba–yanqolibu–
qolbun; yang artinya terbolak-balik.
Maka Rasulullah saw. pernah bersabda:
“Ya Allah, Wahai Zat Yang Maha Membolak-balikkan, tetapkanlah
hatiku dalam dien-Mu dan di dalam ketaatan pada-Mu.”
HARAP DAN CEMAS KEIMANAN
Dari kedua karakteristik di atas, iman dan hati, membuat kita tak
pernah boleh yakin dan puas akan kadar keimanan kita yang kita
miliki sekarang.
Setidaknya tumbuh dua perasaan, harap dan cemas di dalam hati
kita. Harapan agar kelak Allah mematikan kita dalam keimanan
yang tinggi dan benar. Cemas dan takut kalau Allah mematikan
kita dalam kondisi keimanan sedang menurun.
HAKIKAT IMAN
KAJIAN BINTAL BETA
HAKIKAT IMAN
Hakikat iman menurut ulama Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah
mengikrarkan dengan lisan, membenarkan dengan hati dan
mengerjakan dengan anggota badan.
Ketiga hal ini merupakan pengertian iman. Satu dengan lainnya
tidak dapat dipisahkan. Iman adalah keyakinan amal.
HAKIKAT IMAN
Uyainah berkata tentang iman, “Al iman, qaulan wa ‘amalun,
yazidu wa yanqush.” Artinya: “Iman, adalah ucapan dan
perbuatan, kadang meningkat dan kadang menurun.”
HAKIKAT IMAN
Iman bukanlah angan-angan. Melainkan apa yang tertanam
menghujam di dalam sanubari dan dibenarkan oleh amal
perbuatan. Bukan semata-mata teori, sebagai konsumsi otak,
yang sinarnya tidak sampai menembus hati dan tidakdapat
mengerakkan iradah (keinginan). Iman juga bukan sesuatu yang
menjejali ingatan dengan istilah-istilah sepert: rabb, ilah, dien,
ibadah, tauhid, thagut, dsb. Lalu merasa bangga dan hebat
karena sudah menguasai artinya. Hampir semua nash Al Quran
dan Hadits selalu mengaitkan keimanan dengan amal.
IMAN YANG BENAR
َ َ ‫ين َءا َم ُنوا ِباهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه ُث َّم َل ْم َيرْ َتابُوا َو َجا َه ُدوا ِبأ‬
‫مْوالِ ِه ْم‬ َ ‫إِ َّن َما ْالم ُْؤ ِم ُن‬
َ ‫ون الَّ ِذ‬
َ ُ‫ك ُه ُم الصَّا ِدق‬
‫ون‬ َ ‫يل هَّللا ِ أُولَ ِئ‬
ِ ِ‫ب‬ ‫س‬
َ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ‫م‬
ْ ‫ه‬ ُ
ِ ‫َوأ‬
‫س‬
ِ ‫ف‬ ْ
‫ن‬ َ
“Orang-orang mukmin itu hanyalah mereka yang beriman kepada
Allah dan rasul-Nya, kemudian mereka tak ragu sedikitpun dan
mereka berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka.
Mereka inilah orang-orang yang benar” (QS. Al Hujurat ayat 15)
‫‪MANISNYA IMAN‬‬
‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل َثاَل ٌ‬
‫ث‬ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه َعنْ ال َّن ِبيِّ َ‬ ‫ْن َمالِكٍ َر ِ‬ ‫ب‬ ‫س‬ ‫َ‬
‫َعنْ أ ِ ِ‬
‫ن‬ ‫َ‬
‫ون هَّللا ُ َو َرسُولُ ُه أَ َحبَّ إِ َل ْي ِه ِممَّا ِس َوا ُه َما‬
‫ان أَنْ َي ُك َ‬ ‫َمنْ ُكنَّ ِفي ِه َو َجدَ َحاَل َو َة اإْل ِي َم ِ‬
‫َوأَنْ ُي ِحبَّ ْال َمرْ َء اَل ُي ِح ُّب ُه إِاَّل هَّلِل ِ َوأَنْ َي ْك َر َه أَنْ َيعُو َد ِفي ْال ُك ْف ِر َك َما َي ْك َرهُ أَنْ‬
‫ار‬
‫ِ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬
‫ِ‬ ‫ف‬‫َ‬ ‫َ‬
‫ذ‬ ‫ْ‬
‫ق‬ ‫ُي‬
MANISNYA IMAN
Dari Anas bin Malik berkata Rasulullah saw, “Tiga golongan yang
merasakan manisnya iman: (1) mencintai Allah dan rasulNya,
melebihi dari kecintaannya kepada yang lainnya, (2) mencintai
orang lain hanya karena Allah dan (3) merasa benci kembali
kepada kekufuran setelah diselamatkan Allah, sebagaimana ia
benci jika dilemparkan ke dalam neraka.” (H.R. Bukhari Muslim).
IMAN MOTIVASI KEHIDUPAN
Keimananlah yang menjadi motivasi manusia untuk melakukan
perbuatan. Baik buruknya perbuatan manusia tergantung pada
baik buruknya keimanan.
Kondisi iman yang buruk akan menghasilkan perbuatan yang
buruk. Kondisi iman yang baik akan melahirkan perbuatan yang
baik pula.
KEUNTUNGAN
OANG BERIMAN
KAJIAN BINTAL BETA
PERTAMA
DIBERIKAN GAN JARAN SYURGA YANG ABADI
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan
berbuat kebaikan bahwasannya mereka itu akan memperoleh surga
yang dibawahnya mengalir beberapa sungai.” (Q.S. Al-Baqarah (2):25)
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya tingkatan surga yang paling
rendah ialah yang memiliki 80.000 pembantu dan 72 istri dan
dibangunkan baginya kubah dari mutiara permata dan yakut seperti
apa yang ada antara Al-Jabiyah dan Shan’a.” (Diriwayatkan At
Tirmidzy)
KEDUA
DILIMPAHKAN KETENANGAN DAN KEBAHAGIAAN
Kebahagiaan sejati tak dapat diperoleh dengan rumah megah, mobil
mewah, pakaian parlente ataupun perhiasan yang kemilau. Tetapi ia
diperoleh dari dalam diri sendiri. Kuncinya di perasaan iman dan
takwa kita kepada Allah. Karena Allah-lah yang mengaruniai
kebahagiaan. Karena itu beruntunglah orang-orang yang bertaqwa
dan beriman kepada Allah.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh maka
Tuhan yang Maha Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka
kasih sayang.” (Q.S. Maryam (19):96)
RUKUN IMAN
KAJIAN BINTAL BETA
RUKUN IMAN
Rukun Iman merupakan basis konsepsional atau landasan ideal
yang mendasari pemikiran, ucapan dan tindakan seoarang
muslim.
Maknanya ialah setiap muslim yang beriman maka pemikiran,
ucapan dan tindakannya tidak akan bertentangan dengan
keimanannya kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Taqdir dan
Kiamat.
Orang yang beriman haruslah beriman kepada enam rukun iman.
RUKUN IMAN DALAM AL QUR’AN
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-
kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan
yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami
dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya
Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali" (Q.S.
AlBaqarah (2):285)
RUKUN IMAN DALAM HADITS
Ketika Nabi ditanya Malaikat Jibril tentang Iman, maka jawab
Nabi: “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada
Malaikat, kepada kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya,
kepada Hari Kiamat dan hendaklah engkau beriman kepada
Qadar yang baik dan yang buruk” (H.R. Muslim). Maka barang
siapa yang mengingkari salah satunya maka ia telah mengingkari
seluruh Rukun Iman.
PENJABARAN
RUKUN IMAN
KAJIAN BINTAL BETA
PERTAMA
Iman kepada Allah Swt. Konsekuensinya yaitu: mencintai Allah
Swt (Q.S. Al-Baqarah (2):165). Tanda-tandanya disebut dalam
Q.S. Al-Anfal (8) ayat 2,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang
bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila
dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
Akibatnya ikhlas dalam menjalankan perintah-perintah-Nya.
KEDUA
Iman kepada malaikat (Q.S. Qaf (50):16-18). Konsekuensinya
tidak mungkin seorang mukmin berbuat maksiat karena selalu
ditongkrongi malaikat.
KETIGA
Iman kepada kitab-kitab (Q.S. Al-Baqarah (2):2) dan QS Thaaha
(20):1-3). Konsekuensinya menjadikan Al Quran sebagai pedoman
hidup.
KEEMPAT
Iman kepada nabi dan rasul (Q.S. Al-Ahzab (33):40).
Konsekuensinya mencintai dan mengikutinya (Q.S. Ali Imran
(3):31-32)
KELIMA
Iman kepada hari akhir (Q.S. Ali Imran (3):185). Konsekuensinya
mempersipkan diri untuk menghadapinya.
KEENAM
Iman kepada takdir (Q.S. Al-Hajja (22):7). Konsekuensinya
berprinsip bahwa “Janganlah kita mempersoalkan apa-apa yang
Allah ingin lakukan terhadap kita, tetapi kita harus melakukan
apa-apa yang Allah ingin dari kita.”
KEJAYAAN IMAN
KAJIAN BINTAL BETA
KEJAYAAN IMAN
“Saat kejayaan adalah saat iman, dan saat keruntuhan adalah saat
hilangnya iman. Sebagaimana iman menciptakan keajaiban di
alam jiwa, seperti itu juga ia menulis cerita keajaiban di alam
kenyataan. Semangat dalam jiwa pun menjelma menjadi prestasi-
prestasi sejarah.”
(Abdul Hasan Ali Al Hasani Al Nadwi)
JANGAN MERASA HINA KARENA
IMAN
“Jangan kamu merasa hina dan susah, kamu adalah orang-orang
yang lebih tinggi kalau sekiranya kamu benar-benar BERIMAN.”
(Q.S. Ali Imran (3):139)

Anda mungkin juga menyukai