Anda di halaman 1dari 61

BAB 2

STRUKTUR DAN FUNGSI


JARINGAN TUMBUHAN
Biologi SMA/MA Kelas XI
Kompetensi Dasar
1. Menerapkan konsep tentang keterkaitan hubungan
antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan
fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil
pengamatan.
2. Menyajikan data tentang struktur anatomi jaringan pada
tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan untuk
menunjukkan pemahaman hubungan antara struktur
dan fungsi jaringan pada tumbuhan terhadap bioproses
yang berlangsung pada tumbuhan.
Tujuan Pembelajaran Afektif

1. Siswa dapat menunjukkan sikap peduli terhadap


keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan struktur dan fungsi jaringan
pada tumbuhan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
2. Siswa dapat menunjukkan kesadaran dan rasa kagum
terhadap pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses yang terjadi pada tumbuhan.
Tujuan Pembelajaran Kognitif
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristematis
pada tumbuhan.
2. Siswa dapat membedakan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen
(jaringan dewasa).
3. Siswa dapat menjelaskan fungsi berbagai jenis jaringan permanen
(jaringan dewasa).
4. Siswa dapat membandingkan struktur sel berbagai jaringan
tumbuhan pada gambar.
5. Siswa dapat menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ
vegetatif (akar, batang, daun) dan organ generatif (bunga, buah, biji).
6. Siswa dapat menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil
dengan dikotil.
7. Siswa dapat menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan
tumbuhan.
8. Siswa dapat mengemukakan keunggulan pembibitan tanaman
dengan teknik kultur jaringan.
Tujuan Pembelajaran Psikomotor
1. Siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam jaringan
penyusun organ pada tumbuhan monokotil maupun dikotil
melalui pengamatan dengan menggunakan mikroskop.
2. Siswa dapat menseketsa gambar penampang
melintang/membujur organ akar, batang, dan daun dari
hasil pengamatan mikroskopis.
Apa yang Anda ketahui tentang
cara pengembangbiakan
tanaman dalam botol ini?
Jenis Jaringan pada Tumbuhan
A. Jaringan Meristem
• Jaringan meristem atau jaringan embrional adalah jaringan
yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis.
• Jaringan meristem memiliki sifat-sifat, sebagai berikut.
1. Disusun oleh sel-sel muda yang aktif membelah dalam
fase pertumbuhan dan perkembangan.
2. Tidak memiliki ruang antarsel (susunan sel rapat).
3. Sel-sel berbentuk bulat, lonjong, poligonal, kuboid atau
prismatik, dan memiliki dinding sel yang tipis
4. Di dalam sel mengandung banyak protoplasma.
5. Sel memiliki satu atau dua inti sel (nukleus) yang besar.
6. Vakuola sel sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Meristem Primer
• Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan
dewasa yang sel-selnya masih aktif membelah.
• Pada umumnya terdapat di ujung batang (pucuk) dan ujung
akar.
• Meristem ini berasal dari sel-sel inisial yang disebut
promeristem.
• Promeristem adalah jaringan meristem yang sudah ada
ketika tumbuhan masih berada dalam fase embrio.

Meristem Sekunder
• Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang
berubah sifatnya menjadi sel-sel meristematik.
• Contohnya adalah kambium dan kambium gabus
(felogen).
• Kambium merupakan lapisan sel-sel yang aktif membelah
di antara pembuluh angkut xilem dan floem.
• Kambium dapat ditemukan di dalam batang maupun akar
tumbuhan dikotil (Dicotyledoneae), Gymnospermae, dan
beberapa tumbuhan monokotil (misalnya Agave, Aloe,
Yucca sp., dan Dracaena sp).
• Kambium gabus (felogen) adalah jaringan kambium yang
membentuk lapisan pelindung periderm (gabus).
• Kambium gabus terletak di bawah epidermis batang dan
akar yang sudah tua.
• Aktivitas kambium gabus (felogen) ke arah luar akan
membentuk felem (lapisan gabus), sedangkan ke arah
dalam akan membentuk feloderm (korteks sekunder).
Meristem Apikal
• Meristem apikal terdapat di ujung batang (pucuk) utama, ujung batang
(pucuk) lateral, dan ujung akar.
• Meristem apikal menyebabkan pemanjangan batang dan akar, yang
disebut pertumbuhan primer.
• Semua jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan
primer.
• Proses pemanjangan meristem apikal akan menghasilkan daun, bunga,
dan tunas apikal (tunas ujung) yang akan berkembang menjadi cabang
samping.

Meristem Interkaler
• Meristem interkaler terdapat di antara jaringan dewasa atau jaringan
yang sudah berdiferensiasi.
• Contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan golongan rumput-
rumputan (Gramineae), beberapa anggota spesies dari Caryophyllaceae
dan Polygonaceae, serta Equisetum sp.
• Meristem interkaler merupakan daerah meristematik karena terputus
dari daerah meristematik yang terisolasi di subapikal batang, kemudian
berkembang menuju pangkal (besipetal).
Meristem Lateral
• Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaaan
batang atau akar, contohnya kambium pembuluh (kambium
vaskuler) dan kambium gabus (felogen).
• Meristem lateral menyebabkan terjadinya pertumbuhan
sekunder pada batang maupun akar, sehingga batang dan
akar tersebut akan membesar.
• Aktivitas meristem lateral akan membentuk jaringan
sekunder.
B. Jaringan Permanen
• Jaringan permanen adalah jaringan yang berasal dari
pembelahan sel-sel meristem primer maupun sekunder,
yang telah berdiferensiasi atau mengalami perubahan
bentuk sesuai dengan fungsinya.
• Jaringan permanen mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut :
a. Tidak melakukan aktivitas perbanyakan diri.
b. Sel-sel berukuran relatif besar dibandingkan dengan sel-
sel meristem.
c. Sel memiliki vakuola yang besar, sehingga mengandung
sedikit plasma sel.
d. Sel telah mengalami penebalan pada dindingnya sesuai
dengan fungsinya.
e. Terkadang sel-selnya telah mati.
f. Terdapat ruang antarsel.
Jaringan Pelindung (Epidermis)

• Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari


lapisan sel-sel yang menutupi permukaan organ tumbuhan
seperti akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
• Jaringan epidermis disebut sebagai jaringan pelindung,
karena berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari
segala pengaruh luar yang merugikan, misalnya perubahan
suhu, kerusakan mekanik, hilangnya air melalui penguapan,
dan hilangnya zat-zat makanan.
• Ciri-ciri jaringan epidermis :
1. Umumnya terdiri atas satu lapis sel.
2. Memiliki sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang
antarsel.
3. Bentuk sel bervariasi.
4. Sel-sel memiliki banyak vakuola dan protoplas yang
dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.
5. Ketebalan dinding sel epidermis berbeda-beda.
6. Dinding sel epidermis ada yang mengandung lignin,
kutikula, dan pektin.
7. Sel-sel inisial epidermis sebagian dapat berkembang
dan bermodifikasi menjadi alat-alat tambahan lain yang
disebut derivat epidermis
Modifikasi Jaringan Epidermis

Stomata
Modifikasi Jaringan Epidermis

Trikoma
Modifikasi Jaringan Epidermis

Trikoma
nonglanduler
Modifikasi Jaringan Epidermis
Trikoma glanduler
Modifikasi Jaringan Epidermis

Emergensia
Modifikasi Jaringan Epidermis

Spina

Sel kipas
Modifikasi Jaringan Epidermis

Litokis

Sel kersik
Modifikasi Jaringan Epidermis

Velamen
Jaringan Dasar (Parenkim)
• Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari
sel-sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi.
• Jaringan ini bertanggung jawab terhadap segala proses
fisiologis.
• Jaringan parenkim disebut sebagai jaringan dasar karena
dapat dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan.
• Ciri-ciri jaringan parenkim adalah sebagai berikut.
1. Sel hidup, berukuran besar, pada umumnya berdinding
primer tipis dan berbentuk polihedron.
2. Memiliki inti sel dan banyak vakuola.
3. Memiliki ruang antarsel sehingga letak sel tidak rapat.
4. Bersifat meristematik karena sel-selnya dapat membelah
diri bahkan ketika dewasa sehingga berperan penting
dalam regenerasi.
• Berdasarkan fungsinya,
jaringan parenkim dapat
dibedakan menjadi 6
macam.
a. Parenkim asimilasi,
b. Parenkim penimbun,
c. Parenkim air,
d. Parenkim udara
(aerenkim),
e. Parenkim pengangkut,
f. Parenkim penutup luka.
• Berdasarkan
bentuknya, jaringan
parenkim dapat
dibedakan menjadi
empat macam.
a. Parenkim
palisade
b. Parenkim bunga
karang
c. Parenkim
bintang
(aktinenkim)
d. Parenkim lipatan
Jaringan Penyokong (Penguat)
• Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang
bentuk tubuh tumbuhan.
• Ciri-ciri jaringan penyokong, yaitu memiliki dinding sel yang
tebal dan kuat, serta telah mengalami spesialisasi pada sel-
selnya.
• Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan
kolenkim dan sklerenkim.
• Jaringan penyokong berfungsi untuk:
1. Menegakkan batang dan menguatkan daun,
2. Melindungi tumbuhan dari gangguan mekanis.
3. Melindungi embrio di dalam biji,
4. Melindungi jaringan pengangkut (vaskuler),
5. Memperkuat jaringan aerenkim (parenkim penyimpan
udara).
• Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada
organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan.
• Jaringan ini terdapat pada batang, daun, bagian-bagian
bunga dan buah, serta pada akar yang terkena cahaya
matahari.
• Tumbuhan monokotil umumnya tidak memiliki jaringan
kolenkim jika sejak muda selnya sudah membentuk
sklerenkim.
• Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Tersusun dari sel-sel yang hidup.
2. Ukuran dan bentuk sel beragam, ada yang berbentuk
prisma pendek atau panjang seperti serat dengan ujung
meruncing.
3. Penebalan dinding sel tidak teratur.
4. Isi sel dapat mengandung kloroplas dan tanin.
• Jaringan sklerenkim merupakan
jaringan penguat pada organ
tumbuhan yang sudah berhenti
melakukan pertumbuhandan
perkembangan.
• Ciri-ciri jaringan sklerenkim,
yaitu:
1. Sel-selnya memiliki dinding
sekunder yang tebal,
2. Biasanya mengandung zat
• Jaringan sklerenkim
lignin,
dikelompokkan menjadi 2
3. Bersifat kenyal,
jenis, yaitu serabut dan
4. Tidak mengandung sklereid.
protoplas karena sel-selnya
telah mati.
• Serabut (serat) didefinisikan sebagai sel seperti serat yang
panjang, tetapi terdapat pula serat yang relatif pendek.
Serat sklerenkim dapat ditemukan di berbagai bagian
tumbuhan dalam bentuk untaian atau lingkaran.
• Sklereid merupakan sel-sel
yang mati saat dewasa, tetapi
protoplasnya tetap aktif
sepanjang hidup organ
tersebut.
• Sel sklereid umumnya
berbentuk bulat, tetapi variasi
bentuk lain juga dapat
ditemukan.
• Sklereid terdapat pada semua
bagian tumbuhan, terutama di • Sklereid dapat ditemukan pada
dalam kulit kayu, pembuluh tempurung kelapa (Cocos
tapis, serta di dalam buah dan nucifera), kulit kenari, selaput
biji. biji, dan butiran di dalam daging
buah jambu biji (Psidium
guajava).
Perbedaan jaringan
parenkim, kolenkim,
dan sklerenkim
Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
• Jaringan pengangkut adalah jaringan pada tumbuhan
tingkat tinggi yang berfungsi mengangkut air dan garam-
garam mineral, serta zat makanan hasil fotosintesis.
Jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah xilem dan
floem.

• Xilem berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral


dari akar menuju ke daun.
• Sel-selnya telah mati, berdinding tebal, dan mengandung
zat lignin.
• Komponen-komponen pembentuk xilem, yaitu:
1. Unsur trakeal tersusun dari dua macam sel, yaitu
trakeid dan trakea (pembuluh).
2. Serat xilem,
3. Parenkim xilem.
• Floem berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat
makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
• Floem tersusun dari sel-sel yang hidup dan mati.
• Komponen-komponen pembentuk floem, yaitu:
1. Unsur tapis,
2. Sel pengiring (sel tetangga),
3. Serat floem,
4. Parenkim floem
5. Sel albumin
Tipe-tipe berkas
pengangkut
Jaringan Sekretori
• Jaringan sekretori merupakan sekumpulan sel yang
berfungsi menghasilkan suatu zat.
• Pada tumbuhan terdapat beberapa macam jaringan
sekretori, antara lain:
1. Saluran getah merupakan kumpulan sel yang berisi
cairan lateks yang mengandung garam dan asam-asam
organik.
2. Sel-sel resin dan minyak merupakan sel-sel yang
mengandung resin, damar, serta minyak eteris.
3. Sel-sel lendir merupakan sel hidup, inti sel berbentuk
seperti benang, dan memiliki lendir yang dihasilkan oleh
dinding sel.
4. Sel-sel penyamak, berada dalam kelompok atau sel
tunggal, dan menghasilkan zat penyamak.
5. Sel-sel mirosin merupakan sel-sel yang berbentuk
seperti bulu-bulu dan berisi senyawa protein mirosin.
Organ pada Tumbuhan
A. Akar
• Secara umum, akar terdiri atas tudung akar, epidermis,
korteks, endodermis, dan stele.
• Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi
melindungi promeristem dan membantu penetrasi akar
yang tumbuh ke dalam tanah. Tudung akar tersusun dari
sel-sel parenkim yang hidup dan terkadang mengandung
pati.
• Epidermis akar disebut juga epiblem atau lapisan pilifer.
Epidermis terdiri atas sel-sel yang berdinding tipis dan tidak
mengandung kutikula. Epidermis pada akar yang sudah
dewasa akan mengalami kerusakan,fungsinya digantikan
oleh eksodermis (lapisan terluar korteks).
• Korteks tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang kala
mengandung karbohidrat atau kristal. Dinding sel pada
lapisan terluar korteks mengalami penebalan oleh zat
suberin dan berdiferensiasi menjadi eksodermis.
Sementara itu, lapisan terdalam korteks berdiferensiasi
menjadi endodermis.
• Endodermis akar terdiri atas satu lapis sel yang struktur dan
fungsinya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya. Dinding sel
endodermis akar dapat mengalami penebalan berbentuk
titik-titik/pita Caspary atau berbentuk seperti huruf U oleh
zat suberin, kutin, lignin, atau selulosa. Namun, di antara
sel-sel ada yang tidak mengalami penebalan, yang disebut
sel peresap.
• Stele akar merupakan bagian tengah dari akar yang
terletak di sebelah dalam endodermis. Stele terdiri atas
perisikel, berkas pembuluh, dan parenkim.
B. Batang
• Batang memiliki tiga bagian pokok, yaitu epidermis dan
korteks, dan modifikasi stele (silinder pusat). Pada
tumbuhan dikotil, bagian-bagian tersebut tampak jelas.
Namun, pada tumbuhan monokotil batas antara korteks dan
stele kurang jelas.
• Epidermis batang terdiri atas satu lapis sel-sel yang
tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel bagian luar
mengalami penebalan dari zat kutin. Epidermis batang
memiliki berbagai macam modifikasi, yaitu stomata,
trikoma, sel silika, dan sel gabus. Stomata kelak akan
berkembang menjadi lentisel yang berfungsi untuk
pertukaran gas dan penguapan.
• Korteks tersusun dari parenkim, kolenkim, sklerenkim
yang berupa serabut dan sklereid, serta idioblas (sel-sel
yang bentuk dan fungsinya berbeda dengan sel-sel di
sekitarnya). Bagian korteks yang paling dalam disebut
floetherna. Pada batang dikotil muda lapisan floetherna
berisi zat tepung yang disebut sarung tepung. Floetherna
dapat mengalami penebalan membentuk pita Caspary
yang disebut lapisan endodermis.
• Stele terletak di sebelah dalam endodermis. Stele terdiri
atas perikambium (perisikel), parenkim, berkas
pengangkut, dan empulur (pith). Empulur merupakan
bagian terdalam dari batang tumbuhan berpembuluh, yang
memiliki karakteristik parenkim. Jaringan empulur muda
berwarna putih atau cokelat pucat, dan menjadi gelap jika
sudah tua.
C. Daun
• Secara umum daun tersusun dari jaringan pelindung
(epidermis dan modifikasinya), jaringan dasar (mesofil),
jaringan pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan
sekretori.
• Epidermis daun terdapat di permukaan atas dan bawah,
biasanya terdiri atas selapis sel, tetapi ada pula yang terdiri
atas beberapa lapis sel (epidermis ganda).
• Mesofil terdapat di antara epidermis atas dan epidermis
bawah. Pada tumbuhan dikotil, mesofil berdiferensiasi
menjadi jaringan tiang (parenkim palisade) dan jaringan
bunga karang (parenkim spons). Jaringan palisade
tersusun dari selapis atau lebih sel-sel yang berbentuk
silindris, tersusun rapat, dan banyak mengandung klorofil.
Jaringan bunga karang tersusun dari sel-sel yang
bentuknya tidak teratur, berdinding tipis, mengandung lebih
sedikit klorofil daripada jaringan palisade, dan memiliki
ruang antarsel yang besar untuk pertukaran gas.
• Jaringan pengangkut pada daun berupa tulang daun.
Tulang daun pada tumbuhan dikotil terdiri atas satu tulang
utama yang bercabang-cabang membentuk jala, sedangkan
tulang daun tumbuhan monokotil berderet sejajar sumbu
daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil.
• Jaringan penguat daun berupa kolenkim dan sklerenkim.
Kolenkim terdapat di dekat tulang daun yang besar di
bagian sisi dalam lapisan epidermis dan tepi daun
tumbuhan dikotil. Serat sklerenkim banyak ditemukan pada
berkas pengangkut tumbuhan monokotil. Epidermis yang
sel-selnya rapat dan memiliki lapisan kutikula juga
merupakan jaringan penguat daun.
• Jaringan sekretori dapat berupa kelenjar, sel resin, sel
tanin, atau sel mirosin. Kelenjar dapat ditemukan pada
daun-daun lebar berupa massa sel-sel parenkim yang
padat di ujung berkas pembuluh.
D. Bunga
• Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan.
Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan
benang sari (alat reproduksi). Bunga lengkap adalah bunga
yang memiliki alat reproduksi dan perhiasan bunga, seperti
kelopak dan mahkota.
• Secara anatomi daun kelopak dan daun mahkota
mempunyai struktur yang sama, yaitu memiliki epidermis
atas dan bawah, parenkim dasar (mesofil), berkas
pembuluh, dan sel-sel idioblas (saluran getah). Daun
kelopak tersusun dari sel-sel yang berklorofil dan mesofil
yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan tiang atau
jaringan spons. Sel epidermis daun kelopak dilapisi zat
kutin serta memiliki stomata dan trikoma.
• Benang sari (stamen) terdiri atas tangkai sari (filamen) dan
kepala sari (antera). Benang sari memiliki empat ruangan
yang berisi serbuk sari (polen). Ruang serbuk sari disebut
mikrosporangium karena menghasilkan mikrospora.
Mikrospora akan tumbuh menjadi buluh dan menghasilkan
gamet jantan (sel sperma).
• Putik biasanya mengalami diferensiasi menjadi tiga bagian,
yaitu bagian basal yang menggelembung (ovarium atau
bakal buah), bagian yang memanjang (tangkai putik atau
stilus), dan bagian ujung putik (kepala putik atau stigma).
Di dalam ovarium terdapat satu atau lebih ovul (bakal biji).
Pada ovul terdapat kandung lembaga (megasporangium)
yang akan menghasilkan gamet betina (ovum).
E. Buah
• Buah merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal buah.
Berdasarkan sifat dinding buah (perikarpium), buah dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu buah kering pecah
(misalnya famili Fabaceae, kedelai), buah kering tidak pecah
(misalnya padi, dan jagung), dan buah berdaging (misalnya buah
persik atau peach, jeruk, dan mentimun). Perikarpium tumbuh dari
dinding ovarium.
F. Biji
• Biji merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal biji.
Kulit biji (testa) merupakan diferensiasi dari integumen, yang
berfungsi untuk melindungi embrio dan endosperma yang
berada di dalamnya. Struktur kulit biji bervariasi, biasanya
terdiri atas jaringan epidermis, jaringan makrosklereid dan
osteosklereid, sel-sel parenkim, sel kristal, serta sel
berpigmen. Berdasarkan ada tidaknya endosperma, biji
dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu endosperma
(memiliki endosperma) dan nonendosperma (tidak memiliki
endosperma). Biji tipe endosperma, misalnya terdapat pada
Zea mays (jagung) dan Ricinus communis (jarak). Biji tipe
nonendosperma, misalnya terdapat pada Piper nigrum
(merica) dan Cucurbita sp. (labu kuning).
Perbedaan Anatomi Tumbuhan Monokotil dengan
Dikotil
Sifat Totipotensi dan Kultur Jaringan
• Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk
tumbuh menjadi individu baru yang sempurna.
• Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan
cara mengisolasi bagian tanaman (seperti jaringan akar,
batang, daun, dan mata tunas), kemudian
menumbuhkannya pada media buatan yang kaya nutrisi
dan zat pengatur tumbuh (hormon) secara aseptik (steril),
dalam wadah tertutup yang tembus cahaya (misalnya botol-
botol kaca), pada suhu tertentu sehingga bagian tanaman
dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi
tanaman lengkap.
A. Jenis Kultur Jaringan

1. Meristem culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan


menggunakan eksplan dari jaringan muda atau meristem.
2. Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan
dengan menggunakan eksplan dari serbuk sari atau
benang sari.
3. Protoplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan
menggunakan eksplan dari protoplasma (sel hidup yang
telah dihilangkan dinding selnya).
4. Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan
menggunakan eksplan kloroplas untuk tujuan perbaikan
sifat tanaman dengan membuat varietas baru.
5. Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu
penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu,
kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman yang
mempunyai sifat baru.
B. Teknik Kultur Jaringan (Mikropropagasi)
1. Sterilisasi. Segala kegiatan pada kultur jaringan harus dilakukan di
tempat yang steril, yaitu di laminar air flow cabinet dengan
menggunakan alat-alat yang juga steril.
2. Pembuatan media. Komposisi media yang digunakan bergantung
pada jenis tanaman yang akan dikultur. Media yang digunakan
biasanya terdiri atas garam mineral, vitamin, hormon, dan bahan
tambahan seperti agar-agar dan gula.
3. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang
akan dikultur. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah
tunas.
4. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman
dengan menanam eksplan pada media.
5. Pengakaran adalah fase saat eksplan akan menunjukkan adanya
pertumbuhan akar, yang menandai bahwa proses kultur jaringan
yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
6. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari
ruangan aseptik ke bedeng.
C. Keunggulan Pembibitan dengan
Teknik Kultur Jaringan
• Pembibitan dengan teknik kultur jaringan memiliki beberapa
keunggulan, antara lain:
1. Dapat diperoleh bibit yang bersifat identik dengan
induknya.
2. Tidak membutuhkan tempat yang luas.
3. Kualitas dan kesehatan bibit lebih terjamin.
4. Bibit yang dihasilkan seragam.
5. Bibit akan lebih cepat pertumbuhannya.
6. Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim.
7. Dengan waktu yang singkat bisa mendapatkan bibit
dalam jumlah yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai