ABSTRAK
Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO 2 dan H2O) pada
tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu
fase I yang berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan NADPH 2 serta fase II yang
berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat. Molekul air tidak dipecah dalam
fotosintesis primitif dan setelah evolusi molekul air dipecahkan melalui 2 fotosistem sehingga O 2
dilepaskan ke atmosfir. Fotosintesis berkembang menjadi lebih kompleks secara biokimia sampai
terjadinya pemisahan antara respirasi dan fotosintesis beserta regulasinya. Evolusi tipe-tipe
fotosintesis seperti C4 dan CAM merupakan akibat menurunnya rasio CO 2/O2 dan radiasi yang
intensif pada atmosfir.
Kata kunci: C3, C4, CAM
ABSTRACT
Photosynthesis is the synthesis process of carbohydrate from inorganic materials (CO 2 dan H2O)
in plants with pigments using light energy. There are 2 phases of photosynthesis, i.e. phase I that
occurs in grana and results in ATP dan NADPH 2 and phase II that occurs in stroma and results in
carbohydrate. The water molecule was not split apart in the primitive photosynthesis and after
evolution the water molecule was oxidized via 2 photosystems, so that O 2 was released to the
atmosphere. Photosynthesis developed biochemically to be more complex until photosynthesis
and its regulation was separated from respiration. The evolution of photosynthesis types, such as
C4 and CAM, was resulted from the decrease of ratio CO 2/O2 and the intensive radiation in the
atmosphere.
Keywords: C3, C4, CAM
hijau dan kuning hijau (500-600 nm) TUMBUHAN C3, C4 DAN CAM
(Sasmitamihardja dan Siregar, 1996). Klorofil
Fotosintesis pada tumbuhan tingkat
merupakan komponen kloroplas yang utama
tinggi terdiri atas 2 fase (Sasmitamihardja dan
dan kandungan klorofil relatif berkorelasi
Siregar, 1996; Wirahadikusumah, 1985),
positif dengan laju fotosintesis (Li et al.,
yaitu:
2006). Klorofil disintesis di daun dan
a. Fase I: reaksi fotokimia, reaksi fotolisis,
berperan untuk menangkap cahaya matahari
reaksi Hill, reaksi fotofosforilasi, reaksi
yang jumlahnya berbeda untuk tiap spesies.
terang
Sintesis klorofil dipengaruhi oleh berbagai
Reaksi ini berlangsung di grana dan
faktor seperti cahaya, gula atau karbohidrat,
membutuhkan cahaya. Energi matahari
air, temperatur, faktor genetik, unsur-unsur ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya
hara seperti N, Mg, Fe, Mn, Cu, Zn, S dan O dan diubah menjadi bentuk energi kimia,
(Hendriyani dan Setiari, 2009). Karotenoid yaitu ATP dan senyawa pereduksi, yaitu
menunjukkan absorpsi kuat untuk panjang NADPH. Atom hidrogen dari molekul
gelombang biru dan ungu; memantulkan dan
H2O dipakai untuk mereduksi NADP +
mentransmisikan panjang gelombang hijau,
kuning, lembayung, merah (kombinasi menjadi NADPH dan O2 dilepaskan
warna-warna tersebut tampak kuning) sebagai hasil sampingan reaksi
(Sasmitamihardja dan Siregar, 1996). fotosintesis. Reaksi juga dirangkaikan
dengan reaksi pembentukan ATP dari
Kompleks protein-klorofil
ADP dan Pi. Fase ini dapat ditulis
merupakan komponen fotosintesis yang
sebagai persamaan reaksi:
penting (van der Mescht et al. 1999). Radiasi energi matahari
cahaya yang diterima oleh tanaman dalam H2O + NADP+ + ADP + Pi
fotosintesis diabsorbsi oleh klorofil dan O2 + H+ + NADPH + ATP
pigmen tambahan yang merupakan kompleks Pembentukan ATP dari ADP dan Pi
protein-klorofil. Selanjutnya energi radiasi merupakan mekanisme penyimpanan
akan ditransfer ke pusat reaksi fotosistem I energi matahari yang diserap dan
dan II yang merupakan tempat terjadinya kemudian diubah menjadi energi kimia,
perubahan energi cahaya menjadi energi sehingga fase ini disebut fotofosforilasi.
kimia (Li et al., 2006). Dua mekanisme yang Fase I ini melibatkan 2 tipe kelompok
terlibat dalam pembentukan kompleks pigmen fotosintesis, yaitu
protein-klorofil adalah distribusi klorofil yang 1) Pigmen utama (pigmen primer, pusat
baru disintesis dan redistribusi klorofil yang reaksi): bentuk-bentuk klorofil a, seperti
sudah ada. Klorofil b adalah hasil biosintesis klorofil a 680 (P680) dan klorofil a 700
dari klorofil a dan berperan penting dalam (P700),
reorganisasi fotosistem selama adaptasi 2) Pigmentambahan/pigmenantena
terhadap kualitas dan intensitas cahaya. Oleh (accessory pigment): berperan
sebab itu hilangnya klorofil a dan b meneruskan energi cahaya ke pigmen
berpengaruh negatif terhadap efisiensi utama, seperti klorofil a lainnya, klorofil
fotosintesis (van der Mescht et al., 1999). b ( 455-640 nm), karotenoid ( 430-490
Fotosintesis mengalami evolusi nm)
sehingga dikenal adanya tumbuhan C3, C4 b. Fase II: reaksi termokimia, reaksi
dan CAM yang dapat diamati sebagai variasi fiksasi/reduksi CO2, reaksi gelap
dalam fotosintesis fase II atau reaksi fiksasi Reaksi ini berlangsung di stroma dan
CO2. Tulisan ini akan menguraikan sering kali disebut reaksi gelap, karena
penggolongan tumbuhan C3, C4 dan CAM, reaksi ini dapat berlangsung tanpa
proses evolusi fotosintesis yang berkaitan adanya cahaya, walaupun tidak harus
dengan perubahan kondisi atmosfir bumi berlangsung dalam keadaan gelap. Hal
berserta faktor-faktor lingkungan yang ini disebabkan karena enzim-enzim
menguntungkan bagi keberadaan tumbuhan stroma kloroplas tidak membutuhkan
dengan tipe-tipe fotosintesis tersebut. cahaya untuk aktivitasnya, tetapi
membutuhkan ATP dan NADPH2. Fase
II fotosintesis ini berlangsung pada
stroma dan menghasilkan karbohidrat.
Dalam reaksi ini senyawa kimia
30 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 12 No. 1, April 2012
berenergi tinggi yang dihasilkan pada yang hidup di daerah kering, mempunyai
fase I, yaitu NADPH dan ATP dipakai daun tebal dengan rasio permukaan
untuk reaksi reduksi CO2 yang terhadap volume rendah, laju transpirasi
menghasilkan glukosa dengan persamaan rendah, sel-sel daun mempunyai vakuola
reaksi: relatif besar dan lapisan sitoplasma yang
CO2 + NADP + H+ + ATP tipis. Fiksasi yang menghasilkan asam
glukosa + NADP+ + ADP + Pi malat terjadi pada malam hari pada saat
Ada 4 macam reaksi fiksasi CO2 stomata terbuka dan daur Calvin yang
(Sasmitamihardja dan Siregar, 1996), menghasilkan glukosa terjadi pada siang
yaitu: hari pada saat stomata tertutup. Jadi
1) Daur C3 (daur Calvin) fiksasi CO2 pada tumbuhan CAM mirip
Daur reaksi ini disebut daur C 3 karena dengan tumbuhan C4, perbedaannya pada
senyawa yang pertama kali dihasilkan tumbuhan C4 terjadi pemisahan tempat
adalah senyawa dengan 3 atom karbon sedangkan pada tumbuhan CAM terjadi
yaitu asam fosfogliserat dari CO2; pemisahan waktu.
ribulosa-1,5-bifosfat dan H2O. Tumbuhan Kemampuan tumbuhan melaksa-
yang melaksanakan daur tersebut disebut nakan daur CAM ditentukan secara genetis,
tumbuhan C3. Dalam daur ini satu tetapi kemampuan ini juga dikontrol oleh
molekul fosfogliseraldehida (PGAL) lingkungan. Umumnya CAM berlangsung
dibentuk dari fiksasi 3 molekul CO 2. lebih cepat pada siang hari yang panas dengan
Reaksi keseluruhan adalah sebagai tingkat cahaya yang tinggi dan malam hari
berikut: yang dingin dan tanah yang kering seperti di
3 CO2 + 9 ATP + 6 NADPH2 PGAL + gurun. Fiksasi CO2 pada beberapa tumbuhan
9 ADP + 8 iP + 6 NADP CAM dapat beralih ke daur C 3 setelah hujan
Selanjutnya PGAL akan diubah menjadi atau suhu malam hari yang lebih tinggi
glukosa. Daur ini terjadi pada gandum, daripada biasanya karena stomata terbuka
padi dan bambu. lebih lama pada pagi hari (Campbell et al.,
2) Daur C4 (daur Hatch dan Slack) 2006).
Daur reaksi ini disebut daur C 4 karena Penggolongan tumbuhan menjadi
sebagian besar senyawa yang pertama tumbuhan C3 dan C4 adalah didasarkan pada
kali dihasilkan adalah senyawa dengan 4 senyawa yang diubah dari CO2 pada fase II
atom karbon yaitu asam malat dan asam dari fotosintesis (reaksi fiksasi atau reduksi
aspartat dan tumbuhan yang CO2). Pada tumbuhan C3, CO2 diubah menjadi
melaksanakan daur tersebut disebut
senyawa C3 yaitu asam 3-fosfogliserat yang
tumbuhan C4. Yang termasuk tumbuhan selanjutnya akan diubah menjadi glukosa.
C4 adalah beberapa spesies Gramineae di CO2 + H2O
daerah tropis termasuk jagung, tebu, Ribulosa-1,5-bifosfat --------------------->
sorghum. Anatomi daun tumbuhan C4 Enzim rubisco
unik yang dikenal dengan anatomi Kranz, 3-fosfogliserat + 3-fosfogliserat
yaitu terdapat sel-sel seludang parenkim
yang mengelilingi ikatan pembuluh dan Sedangkan pada tumbuhan C4, CO2
memisahkannya dengan sel-sel mesofil.
diubah menjadi senyawa C4 yaitu asam
Pada tumbuhan C4 terdapat pembagian
oksaloasetat yang selanjutnya diubah menjadi
kerja antara sel-sel mesofil dan sel-sel asam malat dan asam aspartat.
seludang parenkim, yaitu pembentukan
CO2 + H2O
asam malat dan aspartat dari CO2 terjadi Fosfoenol piruvat -------------------->
di sel-sel mesofil, sedangkan daur Calvin fosfoenolpiruvat
berlangsung di sel-sel seludang karboksilase
parenkim. asam oksaloasetat
3) Daur CAM (Crassulacean Acid
Metabolism)
Daur CAM merupakan fiksasi CO 2 pada
spesies sukulen anggota famili
Crassulaceae (misalnya kaktus, nenas)
EVOLUSI FOTOSINTESIS
NADPH2 NAD+ Bukti-bukti geologis untuk evolusi
oksaloasetat ---------- --------> malat fotosintesis sangat sedikit, karena
NADPH2 NAD++CO2 malat dehidrogenase fotosintesis merupakan proses biokimia
------------------> piruvat yang melibatkan protein dan molekul-
malat dehidrogenase molekul organik lain yang cepat
piruvat dikinase mengalami dekomposisi.
> aspartat
oksaloasetat ------------------
(dioksidasi menghasilkan CO2
untuk daur C3)
yaitu:
a) Jalur glikolat terjadi pada 3 tempat,
yaitu kloroplas, peroksisom dan
mitokondria.
b) Reaksi oksidasi ini membentuk
glikolat dan produk sampingan H2O2
dan oksidan kuat yang beracun ini
diuraikan oleh katalase dalam
peroksisom.
c) Asam amino glisin dan serin
dihasilkan.
d) Satu molekul CO2 dihasilkan dan
satu molekul O2 diserap untuk tiap
dua molekul glikolat yang
dioksidasi. Oleh sebab itu daur
glikolat disebut juga fotorespirasi
karena terjadi pengambilan O2 dan
pembentukan CO2 oleh jaringan
yang berfotosintesis pada saat ada
cahaya (Sasmitamihardja dan
Siregar, 1996).
Nio Song: Evolusi Fotosintesis pada Tumuhan
31
pemisahan antara respirasi dan fotosintesis 2. Sintesis glukosa berlangsung lebih luas
beserta regulasinya. Fotosintesis membentuk per satuan luas daun,
biosfir baik secara langsung maupun melalui 3. Berlangsung lebih efisien dalam keadaan
pengaruhnya pada iklim dan geologi bumi. intensitas cahaya yang tinggi,
Unsur karbon dari fotosintesis menyusun 4. Afinitas enzim fosfoenolpiruvat
minyak, batu bara dan gas, sehingga CO 2 di karboksilase yang besar terhadap CO2,
atmosfir menurun dan rasio O2/CO2 5. Proses fotosintesis dapat berlangsung
meningkat. Kondisi ini mungkin tidak dengan cukup baik pada saat
menguntungkan bagi fotosintesis karena konsentrasi CO2 yang sangat sedikit
enzim ribulosa bifosfat karboksilase yang di udara,
mengfiksasi CO2 bekerja kurang efisien. Di 6. Tidak terjadi atau sedikit sekali terjadi
daratan hilangnya air dari tumbuhan yang fotorespirasi (pernafasan dalam keadaan
dicegah dengan adanya kutikula yang tebal, terang di kloroplas).
juga mengurangi persediaan CO2. Evolusi Enzim rubisco tidak dapat bekerja
tipe-tipe fotosintesis seperti C4 dan CAM secara efisien pada saat konsentrasi CO 2 yang
mungkin merupakan respons terhadap rendah dan konsentrasi O2 yang tinggi di
menurunnya rasio CO2/O2 dan atmosfir yang udara. Konsentrasi CO2 yang rendah di udara
lebih kering dengan radiasi yang intensif. akan meningkatkan fotorespirasi yang lebih
Aktivitas manusia pada saat ini meningkatkan banyak terjadi pada tumbuhan C 3. Keadaan
konsentrasi CO2 di atmosfir dengan ini menguntungkan untuk perkembangan
membakar bahan bakar fosil (Lawlor, 1993). tumbuhan C4. Bukti-bukti morfologi,
Hal ini mungkin memperbaiki pertumbuhan ekogeografi dan molekular (analisis urutan
tumbuhan dalam waktu singkat dan juga akan nukleotida yang mengkode subunit glisin
mempengaruhi iklim dunia. dekarboksilase) menunjukkan bahwa
tumbuhan C4 berkembang dari tumbuhan C3
EVOLUSI DAN DISTRIBUSI melalui evolusi konvergen (Lambers et al.,
TUMBUHAN C4 2008)
Tumbuhan tingkat tinggi yang ada di Di samping konsentrasi CO2 yang
rendah di udara, faktor-faktor lingkungan lain
bumi terdiri dari 5% tumbuhan C4, 85% juga menentukan evolusi dan distribusi
tumbuhan C3 dan 10% tumbuhan CAM. tumbuhan C4. Analisis komposisi karbon
Fotosintesis C4 pertama kali ditemukan pada isotop pada komponen lapisan lilin daun
rumput-rumputan 24-35 tahun yang lalu dan menunjukkan bahwa iklim regional
pada tumbuhan dikotil 15-21 juta tahun yang
menentukan kepadatan relatif tumbuhan C 3
lalu. Konsentrasi CO2 di udara yang menurun
sangat berpengaruh terhadap evolusi dan C4. Faktor-faktor lingkungan yang
dimaksud antara lain daerah kering dengan
tumbuhan C4. Penurunan konsentrasi CO2 di latituda (garis lintang) rendah, temperatur
udara disebabkan oleh aktivitas fotosintesis tinggi dengan kondisi kering dan kadar garam
dan perubahan tektonik yang diikuti oleh
tinggi akibat pemanasan global dan
perubahan geokimia. Tabrakan daratan India
mengakibatkan terangkatnya Plateau Tibet, kebakaran. Tumbuhan C4 banyak ditemukan
sehingga bagian kerak bumi yang terpapar di daerah tropis dengan altituda rendah
pada udara bebas menjadi lebih luas. Reaksi (ketinggian dari permukaan laut), padang
kimia yang terjadi pada kerak bumi ialah rumput di dataran rendah baik di daerah
CaSiO3 + CO2 CaCO3 + SiO2. tropis maupun daerah temperata dengan curah
Reaksi ini menyebabkan penurunan hujan tinggi di musim panas (Lambers et al.
2008).
konsentrasi CO2 di udara yang menyolok dan
Tidak seperti halnya tumbuhan C3,
kondisi ini menguntungkan bagi tumbuhan C 4
(Lambers et al., 2008). tumbuhan C4 tumbuh subur di di ekosistem
Beberapa hal penting dalam proses yang terbuka dengan temperatur tinggi. Hal
ini disebabkan karena enzim rubisco pada
pengikatan CO2 pada tumbuhan C4
tumbuhan C3 akan lebih banyak berikatan
dibandingkan dengan tumbuhan C3 (Lambers
et al. 2008) adalah sebagai berikut: dengan O2 daripada dengan CO2, sehingga
terjadi fotorespirasi dan mengurangi atau
1. Membutuhkan lebih banyak ATP,
menghambat reaksi fiksasi atau reduksi CO 2.
Kondisi ini akan mengakibatkan laju
34 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 12 No. 1, April 2012
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece & L.G. Mitchell.
2006. Biology. Concepts &
Connections. 5th Ed. Addison Wesley
Longman Inc. pp 118.
Lambers, H., T.L. Pons & F.S. Chapin III.
2008. Plant Physiological Ecology.
2nd Ed. Springer Science + Bussiness
Media LLC. New York. USA. pp 73-
75.