Anda di halaman 1dari 24

JOURNAL READING

Insight on the Impact of Rehabilitation


Medicine on COVID-19
Management

Jianan Li - Medical Rehabilitation Center, The First Affiliated Hospital of Nanjing Medical University, Nanjing 210029, China
Disusun Oleh :

Ramadhaningtyas Maghfirotul G991908016


Khalisah Atma Aulia G991905033
Indah Berliana Fayen G992003075
Kurniati Fadila B G992003089
Rebecca Gracela Atmaja G992003124

PEMBIMBING:
Dr. dr. Noer Rachma, SpKFR
1 Telaah Kritis

1 2 : Sistematic Review
Desain 2 Subjek : Penelitian ini dilakukan pada
subjek yang menderita Covid-19

3 Judul : Tepat, Lugas, Eksplisit

Abstrak : Jelas, singkat,


4
Penulis : Tertulis jelas beserta 5 merangk-um isi penelitian
institusi asal
Analisis PICO Comparison
Penelitian ini memberikan gambaran
efek dari rehabilitasi medik berupa
Population bed positioning, respiratory training,

P Desain penelitian systematic review


dengan mencari artikel yang C breathing training, exercise dan
mobilisasi, terapi modalitas fisik,
membahas mengenai peran terapi okupasi, terapi wicara dan
rehabilitasi medik pada COVID-19. menelan, fisioterapi, serta teknik
Populasi merup-akan pasien Chinese traditional medicine pada
COVID-19 tahap akut dan tahap pemulihan
pasien COVID-19.
Outcome
Intervention
I Tidak dilakukan intervensi O Rehabilitasi medik berupa
respiratory training, mild aerobic
training, dan Chinese traditional
exercise memberikan efek positif
dalam mempertahankan
kemampuan exercise dan fungsi
mental pada tahap akut dan tahap
pemulihan pasien COVID-19.
Analisis VIA
Validity
Penelitian ini menggunakan desain penelitian
systematic review yang menunjukkan hasil
signifikan pada pemulihan fungsi pada pasien
COVID-19 tahap akut dan tahap pemulihan,
serta pasien COVID-19 post operasi
transplantasi paru

Importance Applicability
Secara sistematik menjelaskan Studi ini dapat diaplikasikan pada
program rehabilitasi medik yang populasi lokal, tetapi studi lanjutan
bergu-na bagi pasien COVID-19 di populasi lokal harus dilakukan
ka-rena penelitian ini berasal dari
luar negeri
Tabel Telaah Kritis
Did the study address a clearly focused issue? V
Was the cohort recruited in an acceptable way? V
Was the exposure accurately measured to minimize bias? V

Was the outcome accurately measured to minimize bias? V

Have the authors identified all important cofounding factors? V

Have they taken account of confounding factors in the design and/or analysis? V

Was the follow up of subjects complete and long enough? V

Do you believe the result? V


Can the result be applied in local population? V
Do the result of this study fit with other available evidence? V

What are the implications of this study for practice? V


ABSTRAK
 COVID-19 adalah sebuah penyakit baru dengan
karakteristik adanya kerusakan paru yang
meliba-tkan berbagai jaringan dan organ tubuh
 Rehabilitasi memiliki efek tertentu yang mengunt-
ungkan pada fase akut
 Program Rehabilitasi yang masuk akal memerlu-
kan penelitian ilmiah untuk menghindari
kesimpul-an yang sewenang-wenang/ tidak
berdasar
PENDAHULUAN

 Banyak pasien COVID-19 terutama dengan gejala berat,


masih belum mampu merawat diri mereka sendiri dan beraktivitas

normal dan bekerja seperti sediakala setelah dipulangkan


dari RS
 Rehabiltasi adalah sebuah disiplin ilmu yang bertujuan meningkat-
kan fungsi dan merupakan sebuah “jangkar”dari sistem kesehatan
yang preventif, kuratif, dan rehabilitatif di Cina.
 Bagaimana caranya membuat rehabilitasi dapat berperan secara
utuh dalam tatalaksana COVID-19 dan membuahkan hasil yang
sukses.
Disfungsi yang berkaitan dengan COVID-19

Fungsi Respirasi Fungsi Fungsi Motorik Perawatan diri Gangguan


Jantung dalam aktivitas Psikologis
sehari-hari
Fungsi Respirasi
Kerusakan paru akibat COVID-19
membuat ketidakadekuatan
pertukaran
udara di alveoli

Dilaporkan banyak pasien


mengalami dispneu dan rasa
sesak di
dada

Fibrosis pulmo merupakan faktor


penting lain yang memberi dampak
pada fungsi paru jangka panjang
Fungsi Jantung
peningkatan Troponin I serum, kreatin
kinase (CK), CK isoenzim (CKMB),
laktat dehidrogenase, dan alfa
dehydroksibu-tirat dehidrogenase secara
signifikan pada
beberapa pasien dengan klinis berat dan
kritis

Hal ini perlu menjadi perhatian khusus


apakah kerusakan tersebut dapat
membuat disfungsi jangka panjang.
Fungsi Motorik

Kelemahan dan penurunan kapasitas


latihan adalah gejala dan disfungsi
yang paling umum terjadi

Penyebabnya : penurunan fungsi


kardiorespirasi, atrofi otot yang di-
sebabkan karena imobilisasi
jangka panjang
Perawatan Diri dalam Aktivitas Sehari-hari

mayoritas pasien COVID-19


berusia paruh baya dan lanjut

banyak diantaranya yang


memiliki komorbid pada
jantung, otak, hati, dan ginjal

Hal tersebut akan memperburuk adanya


disfungsi setelah pasien dipulangkan dari RS
Gangguan Psikologis

Beberapa diantara pasien mengalami


kecemasan dan depresi dengan derajat
tertentu pada fase akut dan fase
penyembuhan
Dampak Rehabilitasi pada Tiap Fase
Penyakit Covid-19 (Preventif)

Tersier
Primer Sekunder -Selama penyembuhan dan +
Tingkatkan imunitas Sembuh?Rehab yang gejala sisa Covid-19 cegah
tubuh dengan olahraga sesuai untuk cegah
untuk cegah infeksi komplikasi dan disfungsi lebih lanjut dan/
dan penyakit kronik mengurangi disfungsi atau rekurensi penyakit
tubuh post-ICU COVID-19 -Tingkatkan self-care of daily
living activity
-edukasi
Rehabilitasi pada fase akut
 Belum ada bukti ilmiah yang kuat, namun berdasarkan konsensus:
Mild COVID-19: bisa dilakukan di bed maupun bedside
respiratory training
mild aerobic exercise
Chinese traditional exercise
Rehab ini ada dampak positifnya dalam mempertahankan aktivitas fisik dan fungsi
mental sehingga pasien dapat Kembali fungsinya seperti sediakala pasca ranap.
Severly or Critically ill COVID-19
belum ada strong evidence mengenai latihan otot pernapasan, latihan
batuk efektif, dan aerobik
Sementara ini:
-latihan napas prone/semi-recumbent di bed.
-Moderate head-up positioning
-Mobilisasi alat gerak
-Sit and stand or walking on bed or bedside
Perhatikan ada tidaknya komorbid maupun komplikasi pada
pasien:
• Misal jika ada CVD atau DM edukasi dan intervensi
rehab yg sesuai
• Komplikasi ulkus decubitus, disfungsi kandung kemih dan
DVT juga dilakukan intervensi rehab yang sesuai
• Rehab juga kondisi psikis pasien sangat berpengaruh
besar pada oucome pasien
Rehabilitasi pada fase recovery
Penelitian di Tiongkok:
 Pasca ranap, sebanyak 63.6% pasien mengalami gangguan tidur,
poor endurance exercise (61.4%), dispnea ringan (57.9%), anxiety
(62.1%), ketakutan (50%) dan poor motivation (41.8%).
 Hampir seluruh pasien ingin melakukan rehab medik fokus ke
latihan pola makan, fisioterapi, living guidance.

Improvement pada self-care untuk aktivitas sehari-hari, bekerja, belajar,


dan penanganan pada komplikasi dan komorbid juga sangat penting.
Untuk pasien post-COVID-19 mild: di masa pandemi, metode rehab
jarak jauh menjadi pilihan alternative untuk tetap rehab di rumah maupun
di komunitas pasca rawat inap
Untuk pasien post-COVID-19 berat: pelaksanaan telerehabilitation
lebih sulit untuk dilakukan di rumah, sehingga perlu datang ke
rumah sakit.
Penting untuk diingat: jangan hanya melihat kesembuhan pasien
dari negatifnya tes virologi maupun terkontrolnya inflamasi pada
jaringan paru
 Perlu juga dilihat adanya perbaikan fungsional dan
kemampuan pasien untuk kembali terjun ke lingkup
sosialnya seperti atau mendekati kondisi sediakala
merupakan
tujuan akhir penyembuhan pada pasien
Pentingnya rehabilitasi dalam
sistem kegawatdaruratan nasional

 Sejak 2008, tim bencana nasional telah memasukkan ahli rehabilitasi di


dalamnya, namun pada kasus COVID 19 ahli rehab belum dimasukkan di
dalam tim.
 The National Health Commission of China telah mengusulkan mengenai
pentingnya pencegahan awal dari rehabilitasi, termasuk didalamnya yaitu
mengurangi panjang waktu rawat inap di rumah sakit, mencegah dan
mengelola komplikasi, mengurangi disfungsi, meningkatkan fungsi dan
efikasi klinisi.
 Rehab medik terbukti dapat memberikan keuntungan ketika dimasukkan
dalam tim penanganan COVID-19.
Formulasi program rehabilitasi

• Rehabilitasi paru harus berdasar kestabilan kondisi pasien


• Rehab paru pada pasien COVID-19 dapat berupa bed
pos-itioning, latihan pernafasan, exercise dan mobilisasi,
modalitas fisik, okupasi terapi, terapi wicara dan menelan.
Fokus pada Telerehabilitasi

Karena adanya karantina,


pasien diharuskan melakukan
latihan rehab di rumah.

Muncul jenis pendekatan


rehabilitasi jarak jauh
menggunakan aplikasi dan
virtual reality.
.
Era baru dari
smart rehabilitation.
Penemuan terbaru pada alat-alat smart
rehabilitation

• Berbagai macam robot (aktivitas dan exercise,


membantu dalam kehidupan, psikologi, komunik-
asi dan logistic), alat-alat komunikasi, transmisi
data yang besar (teknologi 5G), dan artificial
intel-ligence analisis adalah hal-hal besar yang
mem--bantu dalam kontrol dan pencegahan
penyakit, perawatan medis, dan rehabilitasi.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai