ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.MG DENGAN HIV/AIDS DISERTAI
KOMPLIKASI PNEUMOCYSTIS CARINII PNEUMONIA (PCP) DI RUANG PERAWATAN C3 RSU PROF. R. D. KANDOU MANADO
Mahasiswa Profesi Ners UNSRAT Angkatan XI T.A 2019/2020
OLIEVIA EKA WIDIE HARDNATA
PENDAHULUAN Pemeriksaan mikroskopis mengungkapkan
Pneumocystis carinii pneumonia bahwa Pneumocystis melekat pada epitel (PCP) merupakan infeksi oportunistik alveolar tipe I yang memungkinkan jamur tersering pada pasien HIV terutama pasien dengan CD4 <200 sel/uI atau jika limfosit total untuk mengubah trofik dari bentuk kecilnya ke turun di bawah 1.200. Kebanyakan kasus PCP bentuk kistik besar. Perkembangan terjadi pada pasien yang tidak mengetahui Pneumocystis menyerang jaringan fibrosa status HIV nya atau pasien yang tidak paru-paru dengan tanda penebalan alveolar mengonsumsi ARV (anti retroviral). PCP septa dan alveoli, oksigen kurang mampu relatif jarang pada orang yang memiliki sistem berdifusi kedalam darah dan mengakibatkan imunitas normal, biasanya diantara orang hipoksia dan tubuh mengompensasi kondisi dengan kelemahan sistem imunitas, seperti hipoksia dengan dispneu untuk memenuhi bayi premature, anak dengan status nutrisi kebutuhan oksigen. Hal ini menyebabkan yang rendah, individu yang menjalani terapi cedera paru-paru secara signifikan dan immunosuppressif, pasien yang baru gangguan pertukaran gas yang dalam keadaan menjalaini transplantasi organ. berat kemungkinan terjadi gagal pernapasan. PCP atau dengan nama lain pneumocystis Penatalaksanaan antipneumocystis digunakan jirovecii pneumonia disebabkan oleh agen bersamaan dengan steroid dengan tujuan untuk fungi P.Jirovecii yang spesifik kepada menghindari peradangan dan dilakukan dalam manusia. Pasien dengan PCP biasanya waktu 21 hari. menderita gejala seperti demam, batuh tanpa dahak, kehilangan berat badan, nafas cusmaul, KASUS bahkan dibeberapa kasus terjadi distress Senin, 9 september 2019 diruangan C3 pernapasan. Pada pemeriksaan darah vena (hari ke 12 di ruang perawatan), perawat terdapat peningkatan LDH (inflamasi +), dan mengkaji seorang pasien laki-laki Tn.MG pemeriksaan CT Scan thoraks .PCP ditularkan berusia 46 tahun yang berdasarkan gejala dari pasien ke orang lain melalui udara. klinis dirawat dengan diagnosa medis positif RVD, PCP, dan TB Paru dengan berat badan memberikan posisi semifowler, 43kg, tinggi badan 160cm, IMT 16,7 kg/m2, mengajarkan relaksasi napas dalam, kesadaran compos mentis, TD 90/70 mmHg, N melayani nebulizer di hari ketiga sampai 123x/m, SB 36,3 °C, R 30x/m. Klien kelima untuk mengatasi sekret di jalan mengeluh lemah badan, sesak napas, merasa napas klien. Perkembangan klien sangat sulit untuk mengeluarkan dahak dan terasa baik, di hari ke 5 klien sudah dapat nyeri saat hendak batuk. Obserasi klien menggunakan O2 nasal kanul untuk tampak sesak, wajah meringis saat mencoba persiapan pulang. batuk, fase ekspirasi memanjang, purse lips, b) Nyeri akut batuk-batuk, kurus dan lemah. Saat Nyeri dirasakan di dada saat klien hendak pemeriksaan fisik ditemukan adanya luka akan batuk, nyeri terasa seperti tertindih tekan pada bagian perianal. Klien terpasang beban dengan skala 6 yang berkurang IVFD asering 500 ml 20 tpm, O2 NRM ketika klien beristirahat. Intervensi yang 10L/m. diberikan perawat yaitu mengajarkan dan melatih teknik relaksasi napas dalam dan NURSING CARE PLAN distraksi, serta menganjurkan klien untuk Perawat mengangkat 8 diagnosa bersikap tenang dan tidak panik. keperawatan berdasarkan masalah yang c) Kerusakan integritas kulit ditemui pada saat pengkajian : Pada saat pengkajian ditemukan adanya 1. Gangguan pertukaran gas luka tekan di daerah sacrum klien, setelah 2. Pola napas tidak efektif dilakukan perawatan luka setiap pagi 5 3. Bersihan jalan napas tidak efektif hari menggunakan teknik konvensional 4. Nyeri akut luka tekan mulai menampakkan perubahan 5. Kerusakan integritas kulit dan sebagian mulai mengering. Selain itu 6. Gangguan pola tidur perawat menganjurkan kepada klien untuk 7. Keletihan merubah posisi tidur dari terlentang ke 8. Defisit nutrisi posisi miring kiri dan kanan. d) Gangguan pola tidur Oleh perawat diberikan intervensi keperawatan Saat pengkajian klien mengeluh sulit untuk selama 5 hari (selasa sampai dengan sabtu) tidur karena sesak yang dialami, setelah dengan catatan perkembangan untuk diagnosa: intervensi diberikan dan pola napas a) Gangguan pertukaran gas, Pola napas tidak membaik, waktu tidur klien ikut berubah. efektif, Bersihan jalan napas tidak efektif : Jam tidur yang sebelumnya hanya sekitar Tiap hari perawat memberikan latihan 15 menit meningkat menjadi hingga 2-3 untuk penggunaan O2 nasal kanul ± 15-30 jam dalam sehari. menit atau sesuai kemampuan klien, e) Keletihan Keletihan merupakan kondisi dimana kebutuhan dasar klien, juga pemenuhan perasaan/kondisi tubuh yang lemah dan dari sisi meosional dan psikologis klien tidak teratasi dengan istirahat. Yang sendiri. Dari kami (mahasiswa) baru belajar perawat lakukan adalah dengan tentang hal ini, meskipun demikian kami memaksimalkan energi yang dimiliki tetap berusaha agar lewat laporan kasus ini dengan tetap melakukan teman teman sejawat dapat memiliki mobilisasi/aktivitas meskipun hanya gambaran yang tepat tentang bagaimana ditempat tidur. Memonitor jam tidur dan perawatan pada klien dengan PCP yang asupan nutrisi klien. tetap harus memperhatikan bio-psiko- f) Defisit nutrisi sosial-spiritual dalam intervensi yang akan Secara observasi ditemui bahwa kondisi dilaksanakan. tubuh klien sangat kurus dengan berat Selama 5 hari perawatan dengan intervensi badan 43 kg, tinggi badan 160 cm, IMT yang diberikan klien menunjukkan 16,7 kg/m2. Perawat mengkaji pola makan perubahan kondisi/respon klinis yang baik, klien yang ditemui hanya makan sekitar 2 ini semua tidak terlepas dari kerjasama tim sendok makan bubur tiap jam makan perawat, doter, gizi dan farmasi. (pagi/siang/malam) selain itu keluarga klien mengatakan kadang diselingi buah buahan. DAFTAR PUSTAKA Perawat mengedukasikan pentingnya Berkas Rekam Medik kebutuhan nutrisi untuk proses pemulihan Pengkajian oleh perawat tubuh dari penyakit yang dialami. Truong, J., & Ashurst, J. V. (2019). Diharpkan dengan ini dpaat meningkatkan Pneumocystis (Carinii) Jiroveci Pneumonia. motivasi klien untuk makan dan minum. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing. Saat evaluasi ditemui bahwa porsi makan Agustina, D. R., Efiyanti, C., klien terus meningkat tiap harinya, bahkan Yunihastuti, E., Ujainah, A., & Rozaliyani, A. dihari ke 5 klien sudah mampu (2017). Diagnosis dan Tata Laksana menghabiskan porsi bubur yang diberikan Pneumocystis Carinii Pneumonia oleh tim gizi rumah sakit. (PCP)/Pneumocystis Jirovecii Pneumonia pada pasien HIV: Sebuah Laporan Kasus. Jurnal DISKUSI Penyakit Dalam Indonesia, 4(4), 209-213. Laporan kasus ini dibuat sebagai https://id.scribd.com/doc/251574795/L pertangungan jawab atas tugas yang P-pcp diberikan oleh penanggung jawab ruangan C3 untuk perawatan pada klien dengan PCP. Kasus PCP pada klien dengan RVD positive mrupakan kasus yang sangat kompleks, mulai dari pemenuhan LAMPIRAN Perkembangan Luka tekan Hari 1 perawatan luka hari 5 perawatan luka