Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Junior ERIA

Penyaji :
Selvi Destaria

Supervisor :
dr. M. SupriatnaTS, Sp.A(K)
dr. Yusrina Istanti, Msi, Med, Sp.A(K)
dr. Dewi Ratih, Msi. Med, Sp.A(K)

PPDS I ILMU KESEHATAN ANAK


FK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2019
PENDAHULUAN
Memastikan keamanan
dan kenyamanan bayi Secara khusus, opioid dan
dan anak-anak yang
benzodiazepin yang biasa
sakit kritis yang
didukung oleh ventilasi digunakan untuk sedasi pediatrik
mekanis merupakan dapat mengganggu penilaian
bagian integral dari neurologis, menekan ventilasi
praktik perawatan anak- spontan, dan memperpanjang
anak kritis. ventilasi mekanis.

KEPENTINGAN PENELITIAN: Protokol sedasi meningkatkan


hasil klinis pada orang dewasa yang menderita sakit kritis,
tetapi efeknya pada anak-anak tidak diketahui 2
METODE
Metode Randomized Clinical Trial

Tempat 31 unit perawatan intensif anak-anak AS (PICU)

Waktu Data dari anak yang dirawat di PICU selama 2009 - 2013

Sampel Sebanyak 2.449 anak-anak (usia rata-rata, 4,7 tahun; rentang, 2 minggu hingga 17
tahun) yang diberikan ventilasi mekanis untuk kegagalan pernapasan akut dilakukan
pada 2009-2013 dan ditindaklanjuti hingga 72 jam setelah opioid dihentikan, setelah 28
hari, atau setelah keluar dari rumah sakit.

4
PASIEN
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Pasien berusia 2 minggu Pasien yang lamanya ventilasi


hingga 17 tahun mekanis tidak mungkin
menerima ventilasi diubah oleh manajemen sedasi;
mekanis invasif untuk misalnya, pasien yang
penyakit saluran menjalani ventilasi hanya
nafas akut dan / atau untuk perawatan pasca
penyakit parenkim operasi atau yang
paru-paru diharapkan diekstubasi dalam
24 jam
5
INTERVENSI
 Intervensi pada PICU (17 situs; n = 1.225
pasien) menggunakan protokol yang
meliputi sedasi yang ditargetkan, penilaian
rangsangan, pengujian kesiapan ekstubasi,
penyesuaian sedasi setiap 8 jam, dan
weaning sedasi.
 Kontrol PICU (14 situs; n = 1224 pasien)
mengelola sedasi dengan perawatan biasa
 Outcome primer adalah durasi dari ventilasi
mekanik.
 Outcome sekunder termasuk waktu untuk
pemulihan dari gagal napas akut, durasi
weaning dari ventilasi mekanik, uji neurologis,
lama rawat PICU dan rumah sakit, mortalitas
di rumah sakit, efek samping terkait sedasi,
ukuran paparan sedasi (bangun, nyeri,
agitasi), dan terjadinya withdrawal iatrogenic.
Hasil
 Tidak ada perbedaan antara durasi ventilasi mekanik tidak pada 2 kelompok (intervensi: median, 6,5 [IQR,
4,1-11,2] hari; kontrol: median, 6,5 [IQR, 3,7-12,1] hari).
 Efek samping terkait sedasi termasuk nyeri dan manajemen sedasi yang tidak memadai, withdrawal
iatrogenik yang signifikan secara klinis, dan pemasangan endotrakeal tube/jalur invasif yang tidak
direncanakan tidak berbeda secara signifikan antara kedua kelompok
 Pasien yang diintervensi mengalami stridor pasca-esktubasi lebih banyak (7% vs 4%; P = .03)
 Lebih sedikit stage 2 atau mengalami ulkus dekubitus terkait imobilitas yang lebih buruk (<1% vs 2%; P
= .001)
 Dalam analisis eksplorasi, pasien intervensi memiliki lebih sedikit hari pemberian opioid (median, 9 [IQR,
5-15] hari vs 10 [IQR, 4-21] hari; P = 0,01)
 Terpapar kelas obat penenang yang lebih minim (median, 2 [IQR, 2-3] kelas vs 3 [IQR, 2-4] kelas; P <.001)
 Lebih sering terjaga dan tenang saat diintubasi (median, 86% [IQR, 67% -100%] dari hari vs 75% [IQR,
50% -100%] hari; P = 0,004) masing-masing dibandingkan pasien kontrol
 Namun, pasien intervensi memiliki lebih banyak hari dengan laporan adanya nyeri dengan skor ≥ 4
(median, 50% [IQR, 27% -67%] hari vs 23% [IQR, 0% -46%] hari; P <. 001)
 Laporan adanya agitasi (median, 60% [IQR, 33% -80%] vs 40% [IQR, 13% -67%]; P = .003)
Diskusi
 Penelitian multisenter kelompok acak ini
dari 2.449 pasien anak-anak dengan
kegagalan pernapasan akut tidak
menunjukkan perbedaan dalam durasi
ventilasi mekanik untuk pasien yang
dikelola per protokol sedasi dibandingkan
dengan pasien yang menerima perawatan
biasa
 Analisis eksplorasi dari beberapa hasil sekunder menunjukkan
bahwa protokol sedasi dikorelasikan dengan perbedaan dalam
pengalaman sedasi pasien;
 Pasien dalam kelompok intervensi dapat dikelola dengan aman
dalam keadaan lebih terjaga dan tenang saat diintubasi,
menerima lebih sedikit hari paparan opioid dan lebih sedikit
kelas obat penenang tanpa peningkatan nyeri yang tidak
memadai atau manajemen sedasi atau withdrawal iatrogenik
yang signifikan secara klinis dibandingkan dengan pasien yang
menerima perawatan biasa,
 Tetapi mereka memiliki lebih banyak hari dengan laporan rasa
sakit dan agitasi, menunjukkan hubungan yang kompleks
antara kesadaran, rasa sakit, dan agitasi
KETERBATASAN DAN
REKOMENDASI PENELITIAN
Keterbatasan Rekomendasi

Menggunakan kriteria pendaftaran


Kelompok intervensi mendaftarkan lebih eksplisit, memantau praktik sedasi pada
banyak pasien yang lebih muda dari 2 tahun kedua kelompok, mengikuti hasil yang
dan lebih banyak pasien dengan bronchiolitis terdefinisi dengan baik termasuk
— pasien yang sering sulit untuk dibius kejadian buruk yang telah ditentukan
sebelumnya, dan menggunakan rencana
analisis statistik yang dirancang
menyesuakan dengan kelompok usia,
skor PRISM III-12 , dan kesehatan
Bias seleksi mungkin terjadi fungsional pada saat pendaftaran dan
dicatat sebagai variabel
karena percobaan unblinded kluster/kelompok untuk PICU

18
KESIMPULAN

Di antara anak-anak yang menjalani ventilasi mekanis untuk


kegagalan pernafasan akut, penggunaan protokol sedasi,
dibandingkan dengan perawatan biasa tidak mengurangi durasi
dari ventilasi mekanis. Analisis eksplorasi hasil sekunder
menunjukkan hubungan yang kompleks antara bangunnya pasien,
rasa sakit, dan agitasi

19

Anda mungkin juga menyukai