• Peredam gempa pada prinsipnya berfungsi untuk menyerap energy
gempa yang dipikul oleh elemen-elemen struktur, sehingga struktur bangunan menjadi lebih elastis dan terhindar dari kerusakan gempa yang parah. Alat Peredam Gempa
1. Bantalan Karet Tahan Gempa (Seismic Bearing)
Bantalan karet sering dikenal sebagai base isolation dimana penggunaannya semakin banyak karena tergolong murah dan bukan merupakan alat berteknologi tinggi.
Dalam aplikasinya, bantalan karet dipasang pada setiap kolom yaitu
diantara pondasi dan bangunan. Bantalan karet ini berfungsi untuk mengurangi getaran akibat gempa, sedangkan lempengan baja digunakan untuk menambah kekakuan bantalan karet sehingga penurunan bangunan saat bertumpu diatas bantalan karet tidak terlalu besar. Alat Peredam Gempa
2. LUD (Lock Up Devices)
Beberapa daerah rawan gempa suah mulai mengaplikasikan teknologi peredam gempa berteknologi tinggi dari mancanegara. Salah satu penggunaannya adalah jalan layang Pasupati, Bandung. Perangkat yang diaplikasikan pada jalan layang ini adalah teknologi peredam gempa shock transmission unit, dipilih jenis Lock Up Devices yang berasal dari Perancis. Alat Peredam Gempa
2. LUD (Lock Up Devices)
Prinsip kerja LUD sangat sangat sederhana, jika diibaratkan tiang dan badan jalan layang sebagai huruf T. Dimana garis melintang sebagai badan jalan. Gerak redam LUD pada saat terjadi gempa, akan berlangsung dari arah kiri ke kanan atau sebaliknya. Dengan penggunaan cairan khusus (gel silikon) yang menjadi bantalan pada LUD, guncangan ekstrem akibat gempa, pada saat tertentu mengakibatkan LUD terkunci, dan mengakibatkan seluruh badan jalan dan tiang akan bergerak serentak ke arah yang sama seperti huruf T, ke kanan dan ke kiri. Sistem ini, juga bisa meredam gerakan liar, akibat guncangan yang disebabkan oleh getaran lainnya. Kekuatan LUD dengan gaya horizontal, adalah 3.400 kN/unit. Alat Peredam Gempa 3. FVD (Fluid Viscous Damper) Fungsi utama dari peralatan ini, adalah menyerap energi gempa dan mengurangi gaya gempa rencana yang dipikul elemen-elemen struktur. Sehingga, struktur bangunan menjadi lebih elastis dan mampu meredam guncangan gempa. Dengan mengaplikasikan peralatan FVD, gempa rencana yang dipikul elemen struktur menjadi lebih kecil. Sehingga, dengan kondisi tersebut diharapkan tidak terjadi kerusakan struktur bangunan ketika gempa terjadi. FVD merupakan alat peredam gempa yang berfungsi sebagai disipator energi, dengan cara memberikan perlawanan gaya melalui pergerakan yang dibatasi. Gaya yang diberikan oleh FVD timbul, akibat adanya gaya luar yang berlawanan arah, bekerja pada alat tersebut. Peralatan ini bekerja, dengan menggunakan konsep mekanika fluida dalam mendispasikan energi. Pada perkuatan FVD kolom berfungsi sebagai pegas. FVD mampu mereduksi tegangan dan defleksi yang terjadi secara simultan (bersamaan), karena gaya FVD yang bekerja sebanding dengan perubahan kecepatan stroke-nya (stroking velocity). Mekanisme kerja ini, dianalogikan seperti suspensi atau shock absorbser pada mobil, yang digunakan untuk mengatur pergerakan pegas di posisi tumpuan. Gaya redaman yang dibutuhkan relatif kecil, dibandingkan gaya yang dipikul pegas, akibat beban kendaraan dan beban guncangan. FVD (Fluid Viscous Damper)
Adapun kelebihan FVD, yaitu
• Dapat mereduksi tegangan, gaya geser dan defleksi pada struktur, dapat bekerja secara pasif (tidak membutuhkan peralatan atau sumber daya dalam penggunaannya). • Dapat bekerja dengan tekanan fluida lebih tinggi, sehingga bentuknya semakin kecil dan praktis. Alat Peredam Gempa 4. HiDAM (High Damping Device) Sekilas mengenai prinsip kerja HiDAM, secara umum hampir sama dengan FVD taylor device . Yakni kedua alat ini sama-sama menggunakan prinsip viskositas dalam menciptakan gaya redaman. Berdasarkan hasil penelitian terhadap alat peredam gempa HiDAM ini, rasio redaman struktur, mampu ditingkatkan oleh HiDAM pada kisaran 10 – 20 %. Angka ini, sangat signifikan dalam mengurangi respon struktur terhadap gempa dan kerusakan bangunan, serta telah memenuhi kriteria konvensional gempa di Jepang.